Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Faktor Body Image Pada Remaja Kelas X Di SMAN 3 Tuban Happy April Yanita; Padoli; Anita Joeliantina; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1903

Abstract

Body image merupakan gambaran atau penilaian yang dimiliki oleh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya. Body image sendiri terbagi menjadi dua, yaitu body image positif dan body image negatif. Body image remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, media sosial, hubungan interpersonal dan self esteem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor body image pada remaja kelas X di SMAN 3 Tuban. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 3 Tuban yaitu sebanyak 331 remaja. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 154 remaja. Variabel penelitian adalah faktor body image pada remaja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner faktor body image pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) faktor-faktor yang mempengaruhi body image remaja adalah media massa dan berjenis kelamin perempuan. Media massa sangatlah berpengaruh pada body image remaja. Perempuan sangat mudah terpengaruh body image-nya baik melalui media massa, hubungan interpersonal maupun self-esteem. Namun media massa paling besar perannya bagi body image remaja. Remaja harus lebih selektif dalam penggunaan media massa, pembekalan tentang rasa syukur dan body image perlu diajarkan di sekolah maupun keluarga untuk meningkatkan body image yang positif
Aktivitas Fisik Dan Kejadian Hipertensi Pada Remaja Di Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga Khoirunnisa; Teresia Retna Puspitadewi; Yasin Wahyurianto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1914

Abstract

Hipertensi adalah isu kesehatan yang penting di seluruh dunia, termasuk di kalangan anak muda. Peralihan ke gaya hidup modern yang lebih maju disertai dengan kebiasaan buruk yang umum di antara remaja saat ini. Perilaku ini bisa menyebabkan terjadinya hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki lebih dalam hubungan antara aktivitas fisik dan kejadian hipertensi pada remaja di Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga. Penelitian ini mengambil desain korelasional. Populasi dalam penelitian ini meliputi semua mahasiswa Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga tahun akademik 2024/2025, dengan total sampel sebanyak 138 remaja. Sampel diambil secara acak. Kuesioner Aktivitas Fisik Baecke digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square. Temuan penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh remaja melakukan aktivitas fisik ringan dan tidak mengalami hipertensi. Uji potong lintang menghasilkan nilai p sebesar 0,012, yang menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan kejadian hipertensi di kalangan remaja di Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga. Aktivitas fisik berhubungan dengan fluktuasi tekanan darah. Gaya hidup yang aktif memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah, dan sebaliknya. Menjalani gaya hidup yang sehat memberikan banyak keuntungan. Dengan mengubah perilaku saat ini, kita akan mendapatkan manfatnya di kemudian hari.
Self-Efficacy Lansia Dalam Pengobatan Hipertensi Di Puskesmas Wire Kabupaten Tuban Puspita Aliffia; Teresia Retna Puspitadewi; Yasin Wahyurianto; Su’udi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1923

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius, terutama di kalangan lansia. Penyakit ini dikenal sebagai silent-killer karena sering tidak disadari hingga menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Tingginya prevalensi hipertensi pada lansia menunjukkan bahwa pengobatannya masih belum optimal. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya self-efficacy lansia dalam menjalani pengobatan. Berdasarkan survei awal di Puskesmas Wire, dari 10 lansia penderita hipertensi, 8 orang tidak rutin menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui self-efficacy lansia dalam pengobatan hipertensi di puskesmas wire. Desain pada penelitian ini deskriptif, populasi penelitian ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi yang memeriksakan diri di Puskesmas Wire pada tahun 2024, yaitu sebanyak 396 orang, dengan rata-rata kunjungan sebanyak 33 lansia per bulan. Besar sampel 33 lansia. Menggunakan teknik Total Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah self-efficacy lansia dalam pengobatan hipertensi. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Data dianalisis deskriptif dengan tabel frekuensi distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh lansia berusia 60 – 74 tahun, hampir setengahnya berpendidikan sekolah dasar, dan sebagian besar tidak bekerja. Sebagian besar lansia memiliki self-efficacy tinggi dalam pengobatan hipertensi. Lansia berusia 75 – 90 tahun, berpendidikan rendah, dan tidak bekerja cenderung memiliki self-efficacy rendah. Sebaliknya, lansia yang masih aktif bekerja dan berpendidikan lebih tinggi menunjukkan self-efficacy yang tinggi dalam pengelolaan pengobatan hipertensi. Peningkatan self-efficacy dalam pengobatan hipertensi dapat dilakukan melalui dukungan keluarga, edukasi kesehatan berkelanjutan, serta keterlibatan lansia dalam aktivitas produktif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan dan menurunkan risiko komplikasi.
Tingkat Pengetahuan Keluarga Dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Tuban Lintang Padharani Atmajaningtyas; Wahyuningsih Triana Nugraheni; Wahyu Tri Ningsih; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1935

Abstract

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, terutama menyerang paru-paru. Meski penanggulangan terus dilakukan, kasus TBC Paru di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan keluarga dalam mencegah penularan. Di wilayah Puskesmas Tuban, kasus TBC meningkat dari 51 (2022), menjadi 69 (2023), dan 75 kasus (2024). Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat pengetahuan keluarga dalam pencegahan penularan TBC Paru. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan Crossectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga pasien tuberkulosis paru tahun 2024 di Pukesmas Tuban berjumlah 75 orang dengan sampel 64 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan keluarga dalam pencegahan penularan tuberkulosis paru. Data diambil dengan kuesioner dan diolah dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (95%) keluarga penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuban berusia 19–59 tahun, sebagian besar (58%) berpendidikan SMA, dan sebagian besar (55%) memiliki pekerjaan. Namun, hampir setengahnya (41%) keluarga penderita memiliki pengetahuan yang kurang dalam pencegahan penularan TBC. Namun, seluruhnya (100%) keluarga penderita dengan pengetahuan kurang berumur 10–19 tahun, seluruhnya (100%) keluarga penderita berpendidikan SD, dan hampir setengahnya (48%) keluarga penderita dengan pengetahuan kurang memiliki pekerjaan. Upaya menurunkan angka TBC Paru dapat dilakukan melalui motivasi dan konseling selama pengobatan, serta peningkatan penyuluhan, motivasi, dan pelayanan oleh tenaga kesehatan, khususnya kepada keluarga yang memiliki anggota terinfeksi TBC Paru.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Jantung Koroner Di Poli Jantung RSUD Dr. R Koesma Tuban Juliarti Indah Putri; Su’udi; Titik Sumiatin; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1945

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) termasuk salah faktor kematian paling signifikan secara global, termasuk di Indonesia. PJK berkontribusi terhadap gangguan kardiovaskular yang timbul dari pembuluh darah koroner, sehingga mengurangi asupan oksigen dan nutrisi otot jantung. Berdasarkan data nasional dan internasional, prevalensi PJK terus meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner di Poli Jantung RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Jumlah total pasien PJK dalam penelitian ini adalah 112 pasien, sampel 87 pasien. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Variabel yang diteliti mencakup berbagai faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung koroner di poli jantung RSUD Dr. R Koesma Tuban. Lembar kuisioner digunakan sebagai instrumen penelitian. Data penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian didapatkan pasien penyakit jantung koroner di RSUD Dr. R Koesma Tuban Sebagian besar berusia 40 - 65 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Hampir seluruhnya pasien PJK di poli jantung tidak ada riwayat keluarga penyakit jantung koroner. Sebagian besar tidak merokok/berhenti merokok. Sebagian besar memiliki faktor riwayat hipertensi. Hampir seluruhnya pasien PJK di poli jantung tidak ada riwayat diabetes mellitus. sebagian besar tidak obesitas. Sebagian besar memiliki faktor aktifitas fisik teratur. Hampir seluruhnya tidak mengalami stres. Faktor usia, jenis kelamin, dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap terjadinya PJK. Upaya pencegahan PJK sebaiknya difokuskan pada edukasi rutin kepada pasien tentang pentingnya pemantauan kondisi kesehatan secara berkala, terutama pada kelompok usia produktif, sebagai upaya mencegah PJK.
Perilaku Pencegahan Gastritis Pada Remaja Di SMA Negeri 3 Tuban Zahra Aulia Sari; Teresia Retna Puspitadewi; Yasin Wahyurianto; Wahyuningsih Triana Nugraheni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1952

Abstract

Gastritis merupakan kondisi peradangan pada dinding lambung dan menimbulkan gejala nyeri perut, mual, dan muntah. Secara umum, penyakit ini dikenal dengan istilah maag dan sering dijumpai di kalangan masyarakat luas terutama banyak dialami usia remaja dan dewasa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran Perilaku Pencegahan Gastritis pada Remaja di SMA Negeri 3 Tuban. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi yang diteliti adalah seluruh siswa kelas 10 di SMAN 3 Tuban sebanyak 252 remaja, dengan sampel sebanyak 155 remaja yang dipilih. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Variabel yang diteliti adalah perilaku pencegahan gastritis pada remaja. Data dikumpulkan melalui pembagian kuesioner, kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS untuk menganalisis persentase hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (67%) remaja berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar (52%) penghasilan orangtua remaja berdasarkan UMR ≤ 3.000.000. Perilaku pencegahan gastritis pada remaja di SMAN 3 Tuban sebagian besar (56%) memiliki perilaku cukup. Sebagian besar (63%) remaja berjenis kelamin laki laki dan sebagian besar (61%) remaja dengan penghasilan orangtua UMR ≤ 3.000.000 memiliki perilaku cukup dalam pencegahan gastritis. Perilaku pencegahan gastritis pada remaja di SMAN 3 Tuban menunjukkan Perilaku Cukup, dimana masih banyak remaja yang mengabaikan tentang kesehatan lambungnya seperti tidak makan tepat waktu, kebiasaan konsumsi makanan pedas dan asam yang dapat mengiritasi lambung. Remaja SMAN 3 Tuban bisa mencari informasi tentang penyakit gastritis melalui beberapa media yang baik dan benar guna menambah informasi mengenai penyakit gastritis dan perilaku pencegahan gastritis.
Pengetahuan Dengan Perilaku Sadari Pada Siswi Kelas XII Di SMA Negeri 2 Tuban Nabila Nur Cahyani; Yasin Wahyurianto; Teresia Retna Puspitadewi; Binti Yunariyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1957

Abstract

Kanker payudara adalah topik yang cukup peka di Indonesia. Sumber dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (2024), sasaran yang diputuskan adalah 19,6% individu Indonesia menjalankan skrining kanker payudara, tetapi tingkat aktualnya hanya 13,7%. Demikian pula, PPTM (2024), setiap bulan wanita dapat melakukan pengecekan payudara melalui upaya SADARI (Periksa Payudara Sendiri), tepatnya tujuh hari setelah menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI pada siswi kelas XII di SMA Negeri 2 Tuban. Studi ini mengadopsi pendekatan potong lintang dengan analisis korelasi. Dari 183 siswi yang terdaftar, 126 dipilih berlandaskan kriteria inklusi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Perilaku SADARI menjadi variabel terikat, sedangkan pengetahuan dianggap sebagai variabel bebas. Data diperoleh dari angket kuesioner dan ditinjau menggunakan uji peringkat spearman. Hasil penelitian diketahui hampir seluruh siswi memiliki pengetahuan kategori baik, dan sebagian besar menerapkan perilaku SADARI kategori cukup. Dari uji peringkat spearman dihasilkan nilai p=0,248, yang menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku SADARI pada siswa kelas XII di SMA Negeri 2 Tuban. Perilaku tidak hanya terpengaruh oleh pengetahuan. Berbagai aspek lain termasuk usia, latar belakang, asal informasi, pekerjaan, dan pengalaman juga berperan. Remaja sedang dalam proses belajar mencerna dan memahami informasi, sehingga penting untuk menyediakan pendidikan yang berkesinambungan. Dengan demikian, program pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan supaya remaja tidak hanya mengetahui, tetapi juga sanggup melaksanakannya secara koncensional dan teratur.
Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Yang Dapat Di Kontrol Pada Rukun Nelayan Di Desa Palang Shafira Salsa Adinda; Yasin Wahyurianto; Teresia Retna Puspitadewi; Binti Yunariyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1959

Abstract

Masalah hipertensi di kalangan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan, menjadi isu kesehatan yang mendesak untuk ditangani. Tingginya angka prevalensi hipertensi di kelompok ini menimbulkan kekhawatiran karena dampaknya yang serius terhadap kualitas hidup dan produktivitas nelayan. Di Desa Palang, nelayan menghadapi berbagai faktor risiko yang dapat dikendalikan, seperti konsumsi makanan tinggi natrium, kebiasaan minum alkohol, tingkat stres yang tinggi, serta kurangnya aktivitas fisik, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kejadian hipertensi. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban menunjukkan tren peningkatan jumlah penderita hipertensi di Kecamatan Palang selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2022 tercatat 11.461 penderita, dan angka ini naik menjadi 11.512 pada tahun 2023. Kenaikan ini menandakan perlunya perhatian lebih dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi di wilayah tersebut, terutama di kalangan nelayan yang rentan terhadap faktor risiko tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik korelasi dengan desain cross-sectional untuk mengkaji hubungan antara faktor risiko yang dapat dikendalikan dengan kejadian hipertensi pada anggota Rukun Nelayan di Desa Palang. Sampel sebanyak 80 nelayan dipilih melalui teknik stratified purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, pengukuran tekanan darah, dan lembar observasi, kemudian dianalisis dengan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mayoritas responden berusia 20–35 tahun, dengan hampir separuh memiliki riwayat keluarga hipertensi, dan sebagian besar mengalami hipertensi. Faktor risiko utama yang ditemukan meliputi pola konsumsi makanan tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, tingkat stres tinggi, dan kurangnya aktivitas fisik. Analisis menunjukkan hubungan signifikan antara pola makan dan kejadian hipertensi. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi edukasi kesehatan, perubahan gaya hidup, dan pengelolaan stres untuk menurunkan prevalensi hipertensi di komunitas nelayan. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi faktor risiko lain serta mengembangkan program intervensi berbasis komunitas.
Aktivitas Fisik Dan Kejadian Hipertensi Pada Nelayan Di Desa Palang Kecamatan Palang Muflihatul Maisah; Teresia Retna Puspitadewi; Yasin Wahyurianto; Wahyu Tri Ningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1963

Abstract

Salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia adalah hipertensi, terutama di kalangan pekerja keras seperti nelayan. Melakukan aktivitas fisik yang berat secara berulang tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan stres fisiologis, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Nelayan merupakan populasi berisiko tinggi terkena hipertensi karena pekerjaan mereka mengharuskan aktivitas fisik intensif dalam jangka waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi prevalensi hipertensi dan aktivitas fisik di kalangan nelayan di Desa Palang, Kabupaten Palang. Analisis potong lintang dan desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan purposive sampling, 80 nelayan dipilih dari 100 nelayan di Desa Palang yang merupakan populasi. Aktivitas fisik dan prevalensi hipertensi merupakan variabel penelitian. Pembacaan tekanan darah dan kuesioner aktivitas fisik Baecke digunakan untuk mengumpulkan data, yang kemudian dilakukan analisis univariat. Semua nelayan (100%) berpartisipasi dalam latihan fisik yang berat, menurut data tersebut. Dari nelayan tersebut, 45% tidak menderita hipertensi dan 55% menderita hipertensi. Berdasarkan hal tersebut, mayoritas nelayan sebagian besar dengan aktivitas fisik berat cenderung mengalami peningkatan tekanan darah, aktivitas fisik berat yang dilakukan secara berulang, monoton, dan tanpa pemulihan yang memadai menjadi faktor risiko utama terjadinya hipertensi pada nelayan. Faktor pendukung lain seperti berat badan, kurang istirahat, kebiasaan merokok, dan konsumsi kopi berlebihan turut memperburuk kondisi. Diperlukan edukasi kesehatan, pengaturan beban kerja, serta pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk menurunkan risiko hipertensi pada nelayan.
Pengetahuan Dan Sikap Pasien Diabetes Melitus Tentang Pencegahan Komplikasi Tuberculosis Paru Mamluatun Ni’mah; Yasin Wahyurianto; Teresia Retna Puspitadewi; Wahyu Tri Ningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 8 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penurunan imunitas pada pasien Diabetes Melitus dapat meningkatkan resiko infeksi Tuberculosis Paru. Berdasarkan hal tersebut maka perlu penatalaksanaan seperti diet DM, aktivitas fisik dan olahraga, serta farmakologi agar tidak menimbulkan komplikasi. Dari catatan puskesmas Wire tahun 2023 terdapat 4 dari 654 penderita Diabetes Melitus yang memiliki komplikasi Tuberculosi Paru. Hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2024 dari 10 pasien Diabetes Melitus 6 diantaranya tidak mengetahui komplikasi Tuberculosis Paru pada pasien Diabetes Melitus. Tujuan penelitian mengetahui pengetahuan dan sikap pada pasien Diabetes Melitus tentang pencegahan komplikasi Tuberculosis Paru di Puskesmas Wire. Desain pada penelitian ini deskriptif. Populasi penelitian adalah jumlah rata – rata tiap bulan pasien DM di Puskesmas Wire yang berjumlah 55 orang. Besar sampel 55 pasien menggunakan teknik Total Sampling. Pengambilan data dengan kuesioner dan analisis deskriptif dengan table frekuensi. Hasil penelitian didapatkan pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Wire hampir sebagian memiliki pengetahuan tentang pencegahan komplikasi Tuberculosis Paru kurang (49,1%), sedangkan sebagian besar masih memiliki sikap negatif (58,2%). Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan pasien Diabetes Melitus belum mengetahui tentang komplikasi Tuberculosis Paru. Diharapkan pasien membaca dan memahami mengenai komplikasi – komplikasi yang dapat terjadi pada pasien Diabetes Melitus, salah satunya yaitu Tuberculosis Paru serta di beri penyuluhan informasi yang benar untuk pengetahuan sehingga terjadi perubahan sikap yang positif, informasi bisa di dapatkan melalui media masa agar menambah pengetahuan mengenai dampak, pencegahan, dan komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada pasien Diabetes Melitus.