Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Analysis of Health Behavior of Adolescents in Tuban, Indonesia Titik Sumiatin; Wahyu Tri Ningsih; Su’udi; Aby Yazid Al Busthomy Rofi’i; Roudlotul Jannah; Siti Kotijah
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.14934

Abstract

Adolescence is a period associated with increased risk behaviors such as smoking, sex, fighting, the use ofsharp weapons and so on. These conditions coincide with changes in social and school environment. Thepurpose of this study is to explain how health risk behaviors are to adolescents. The research design usedin this study was analytic with a cross sectional approach. The population was all high school/vocationalschool adolescents with a total of 29,963 boys and girls, with a sample size of 395 using cluster samplingtechnique. The independent variable of the study is risk behavior and the dependent variables of the studyare smoking, bullying, use of sharp weapons, driving, drug consumption, sex, health consultation, nutritionalfulfillment, suicide attempt, alcohol consumption, fighting and physical activity. Data collection was carriedout using a questionnaire adopted from YRBSS (Youth Risk Behavior Surveillance System) which wastranslated into Indonesian. The collected data was tabulated and analyzed using Logistic Regression. Theresults showed that all health behavior including risk behaviors, although based on statistical test resultsthe behavior of alcohol and drug consumption was not significant because (p value) was 0.000>0.005.Smoking behavior had a regression coefficient of 6,904 with a significance level (p value) of 0.000<0.005and an OR (odds ratio) of 996,365, which means that adolescents have 996 times the chance to smoke. Allvariables are included in health risk behaviors; however, smoking is the riskiest health behavior carried outby adolescents
Relation between Workload and Level of Complaints in the Musculoskeletal System through Nordic Body Map (NBM) on E.R. Nurses Su’udi; Aby Yazid Al Busthomy Ro i’i; Titik Sumiatin; Wahyu Tri Ningsih; Teresia Retna Puspita Dewi; Wahyuningsih Triana Nugraheni
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15969

Abstract

Nurse workload is defined as all of the activities performed by a nurse while working in a nursing service unit.Work-related musculoskeletal disorder (WMSD) is a Musculoskeletal disorder (MSD) that becomes moresevere or lasts for a long time due to work-related activities. This study aims to determine the relationshipbetween the workload of emergency room nurses and the level of complaints in the musculoskeletal systemthrough the Nordic Body Map (NBM) method approach in every regional hospital in Tuban City. This studywas carried out using descriptive correlative study method with a cross sectional approach. The numberof respondents that participated in this study were 63 E.R. nurses who worked in regional hospitals inTuban City. Data was collected using a workload questionnaire and the Nordic Body Map (NBM) methodto determine the level of complaints of the musculoskeletal system. Data was then analyzed using ChiSquare test. Results showed that 54% of the respondents had moderate workload and no emergency nursesat hospitals in Tuban City had light workload. 44.4% of emergency nurses at hospitals in Tuban City hadsevere musculoskeletal complaints. According to this data, there is a relationship between the workload ofemergency room nurses and the level of complaints in the musculoskeletal system (P = 0.028). In conclusion,emergency nurses should keep an eye on their workload so that musculoskeletal problems do not occur.
Kecemasan Lansia dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 Titik Sumiatin; Su’udi; Shinta Diah Fatnawati
Nursing Sciences Journal Vol 7 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/nsj.v7i1.4644

Abstract

Penerapan protokol kesehatan dapat menyebabkan masalah kecemasan pada lansia, termasuk meningkatnya perasaan terisolasi, kesepian, dan terisolasi. Dengan demikian, mereka mungkin mengalami keluhan fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, sesak dada, berkeringat, dan pusing. . Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan lansia dalam menerapkan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 di Desa Paseyan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan jumlah penduduk 203 lansia dan ukuran sampel 135 lansia. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling. Variabel penelitian adalah tingkat kecemasan lansia dalam penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Alat pengumpulan data adalah kuesioner skala HARS. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan persentase dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua lansia tidak mengalami kecemasan (83,7%), lansia yang tidak mengalami kecemasan sebagian besar adalah perempuan (51,3%), mayoritas lansia yang tidak mengalami kecemasan memiliki rentang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) 91,1%, dan sebagian besar lansia yang tidak mengalami kecemasan (77%) tidak memiliki penyakit kronis. Lansia yang mengalami kecemasan dalam menerapkan protokol kesehatan adalah lansia yang memiliki riwayat kesehatan yang mengerikan. Jadi, dalam menjaga jarak dan memakai masker akan menimbulkan gejala kecemasan. Dalam hal ini, dukungan keluarga dapat mengurangi kecemasan dan mendapatkan informasi yang akurat dengan bersosialisasi untuk mencegah COVID-19. Kata kunci: Tingkat Kecemasan, Lansia, Penerapan Protokol Kesehatan
Gambaran Gaya Hidup Yang Menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. R. Koesma Tuban Pratikaning Sari, Reza Sukma; Sumiatin, Titik; Su’udi; Novita Agnes, Yeni Lutfiana
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jumakes.v5i1.4943

Abstract

Di Indonesia penyakit ginjal kronik mengalami peningkatan. Faktor gaya hidup yang menyebabkan terjadinya penyakit Ginjal Kronik diantaranya adalah, mengkonsumsi obat herbal, mengkonsumsi  alkohol, kebiasaan merokok, kurang minum air putih, dan sering mengkonsumsi suplemen berenergi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor gaya hidup yang menyebabkan terjadinya penyakit ginjal kronik. Desain penelitian yaitu analisis deskriptif, dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional dengan teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel yang berjumlah 92 responden yaitu pasien di Ruang Hemodialisa. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dengan uji frequencies.. Jenis penelitian ini menunjukkan dari 120 orang terdapat 92 orang yang sering mengkonsumsi minuman suplemen berenergi. Analisa deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dan presentase. variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu kebiasaan mengonsumsi obat herbal, yaitu kebiasaan minum obat herbal, alkohol, kebiasaan merokok, kurang minum air, dan mengkonsumsi suplemen ber-energi. Berdasarkan Hasil Analis Deskriptif dengan menggunakan uji frequencies dari 92 responden ditemukan bahwa hampir seluruhnya pasien di Ruang Hemodialisa mengkonsumsi minuman suplemen yang berjumlah 75 orang (81,5%). Pada pasien penyakit ginjal kronik, penting bagi semua orang mengetahui memahami dan menerapkan gaya hidup yang sehat seperti mengetahui frekuensi mengkonsumsi obat herbal, minuman alkohol yang diperbolehkan dalam sehari, mengurangi kebiasaan merokok serta minum air putih yang cukup (8 gelas/hari) agar bisa mengurangi kejadian Penyakit Ginjal Kronik.
Pengetahuan Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Gangguan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di SDN Palang Tuban Zuly Ernanda, Intan; Sumiatin, Titik; Su’udi; Kotijah, Siti
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jumakes.v5i1.4988

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut adalah kondisi gigi, jaringan pendukung, serta mulut terbebas dari nyeri serta penyakit, tetapi saat ini kasus gangguan kesehatan gigi serta mulut anak  masih tergolong tinggi, dikhawatirkan dapat menjadi peluang masuknya bakteri dan kuman penyebab gangguan organ tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut pada siswa SDN Palang Tuban.           Desain penelitian menggunakan Analisis Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional, dalam penelitian ini populasi adalah siswa SDN Palang Tuban, pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 103 siswa, Metode analisa data yang digunakan adalah chi-square, Teknik sampling yang di gunakan adalah Total sampling, Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dan lembar observasi gangguan kesehatan gigi dan mulut.           Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan baik dengan presentase 68,9% dan siswa mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 63,1% sehingga dari uji chi-square didapatkan nilai p-value 0,601 (tidak signifikan > 0,05), menunjukan tidak terdapat hubungan terikat antara pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut di SDN palang tuban.           Kesehatan gigi dan mulut tidak dapat ditentukan dari pengetahuan saja tetapi perlu diimbangi dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut, penyuluhan kesehatan tentang pengertian, penyebab, dampak dan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan pemberian motivasi mengenai dampak yang terjadi ketika tidak merawat kesehatan gigi serta mulut, diharapkan perilaku mempunyai keselarasan dengan pengetahuan, sehingga terbebas dari gangguan atau masalah kesehatan gigi  mulut.
Mother's Knowledge Level About Providing Mp-Asi With Nutritional Status To Babies Aged 6 – 24 Months In Banjarworo Village, Working Area Of Bangilan Puskesmas SETYORINI, INDAH; Su’udi; Sumiatin, Titik
JOSAR (Journal of Students Academic Research) Vol 9 No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/josar.v9i1.3246

Abstract

Nutritional knowledge is knowledge related to food that affects a person's nutritional status. Nutritional status is still a major problem in Indonesia with cases of undernutrition and malnutrition in children being found. One of the factors that affect nutritional status is the provision of MP-ASI. This study aims to determine the relationship between mother's level of knowledge about complementary feeding with nutritional status in infants aged 6 – 24 months in Banjarworo Village.The research design used is analytical correlation with a crosssectional approach. The residents of the study are all mothers with 6 – 24 month old babies in the flood Banjarworo village, which number 116 mothers with 90 samples obtained from simple randomly sample collecting techniques. The method of data collection is to distribute questionnaires and analyze using a test correlation spear.The results showed that almost half of mothers who had babies aged 6-24 months in Banjarworo Village had good knowledge of 35 mothers (38.9%) and almost half of infants in Banjarworo Village had poor nutritional status as many as 26 infants (28.9%). From the results of the Spearman Rank Correlation test, it was found that p = 0.004 with p< 0.05 indicating a positive relationship (0.299) between mother's knowledge about complementary feeding and nutritional status in infants aged 6-24 months in Banjarworo Village, Bangilan Health Center working area.Mother's knowledge about good complementary feeding can affect good nutritional status, if given correctly and appropriately. Not only that, mothers can also take part in counseling conducted by cadres to increase knowledge about the provision of MP-ASI with nutritional status in order to increase mother's knowledge about giving MP-ASI.
Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Mental di SMP Negeri 2 Tuban Putri Riza Azuwin; Sumiatin, Titik; Su’udi; Triana, Wahyuningsih
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.189

Abstract

Menurut kutipan SDGS Indonesia pada “Policy Dialogue; Renewed Challenges, Exploring Solutions 2023” menuturkan bahwa krusialnya kesehatan mental masyarakat Indonesia untuk menggapai pembangunan berkelanjutan serta Indonesia maju. Sampai saat ini masalah terkait kesehatan mental khususnya pada remaja mengalami penambahan kasus dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan mental di SMP Negeri 2 Tuban. Desain penelitian mempergunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ialah keseluruhan siswa SMP Negeri 2 Tuban Tahun Ajaran 2023/2024 yang berjumlah 760 siswa. Sampel 262 siswa. Teknik sampling yang diterapkan simple random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner google formulir. Hasil Penelitian didapatkan sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Tuban berusia 15 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Hampir seluruhnya siswa SMP Negeri 2 Tuban memiliki tingkat pengetahuan kategori baik. Sebagian siswa SMP Negeri 2 Tuban yang memiliki tingkat pengetahuan baik hampir seluruhnya berusia 15 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Pengetahuan memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku individu terkait kesehatan mental. Artinya, semakin baik pengetahuan remaja, semakin rendah pula tingkat krisis kesehatan mental pada remaja karena dengan pengetahuan yang baik, remaja mampu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan sehingga terwujud perilaku yang sehat.
Penggunaan Gadget Dengan Prestasi Belajar Remaja Di SMA Negeri 4 Tuban Ardena Regita Pramesti; Titik Sumiatin; Su’udi; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1892

Abstract

Perkembangan teknologi informasi, terutama gadget, telah memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan remaja, termasuk dalam hal prestasi belajar. Penggunaan gadget yang tidak terkontrol berpotensi menyebabkan kecanduan dan memengaruhi konsentrasi serta performa akademik siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan gadget dengan prestasi belajar pada remaja di SMA Negeri 4 Tuban. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja sebanyak 250 orang. Sampel penelitian ini Sebagian 156 remaja yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan dua variabel, variabel independent penggunaan gadget dan variabel dependen prestasi belajar remaja. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner penggunaan gadget dan dokumentasi nilai rapor sebagai data prestasi belajar. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan gadget dengan prestasi belajar siswa (p < 0,05). Siswa dengan tingkat penggunaan gadget tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang penggunaan gadgetnya lebih rendah. Penggunaan gadget berkaitan erat dengan prestasi belajar remaja. Artinya, saat remaja penggunaan gadget yang tinggi, maka kemungkinan besar prestasi belajar remaja kurang baik. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif orang tua dan pihak sekolah dalam membatasi dan mengarahkan penggunaan gadget secara bijak agar tidak mengganggu proses belajar.
Hygiene Genitalia Wanita Dengan Kejadian Fluor Albus Pada Remaja Putri Di Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga Arifah Nursanti; Su’udi; Titik Sumiatin; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1894

Abstract

Masalah kesehatan remaja yang umum ditemukan merupakan permasalahan kesehatan reproduksi berupa peradangan vagina rasa gatal hingga keputihan. Saat ini, banyak wanita khususnya remaja putri masih mengalami keputihan. Beberapa perempuan, terutama remaja putri, sering mengalami keputihan. Keputihan ini bisa bersifat fisiologis (normal) atau patologis. Menjaga kebersihan pribadi, terutama kebersihan genital, merupakan langkah awal menuju kesehatan reproduksi. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis hubungan antara kejadian keputihan dan kebersihan genital perempuan pada remaja putri yang terdaftar dalam Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Tuban. Pendekatan penelitian kuantitatif yang dipakai ialah analisis korelasi cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah 187 perempuan muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan sampel acak langsung untuk 128 perempuan muda. Variabel dependen dalam penelitian ini ialah Kejadian Fluor Albus pada remaja putri, sedangkan variabel independen yakni Hygiene Genitalia Wanita. Data dikumpulkan melalui survei menggunakan metode uji Chi-Square. Hasil uji statistic Chi-Square nilai signifikansi p-value=0,001 dengan p- value=<0,05, maka bisa dikatakan bahwa ada korelasi antara Hygiene Genitalia Wanita dengan Kejadian Fluor Albus pada Remaja Putri di Program Studi Keperawatan Tuban Program Diploma Tiga. Diskusi: Prevalensi fluor albus pada remaja putri berkorelasi signifikan dengan kebersihan genital perempuan. Untuk mencegah fluor albus, penting untuk meningkatkan kesadaran serta memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan genital.
Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita Hipetensi Di Puskesmas Tuban Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Salsabilla Dyah Arifin; Su’udi; Titik Sumiatin; Wahyu Tri Ningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1898

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang meningkat pada lansia, berdampak pada risiko komplikasi dan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Puskesmas Tuban Kabupaten Tuban. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh lansia penderita hipertensi yang rutin mengikuti program PROLANIS di Puskesmas Tuban, dengan jumlah populasi 40 orang dan sampel sejumlah 36 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independen adalah aktivitas fisik, diukur dengan kuesioner Baecke. Variabel dependen adalah kualitas hidup, diukur dengan kuesioner WHOQOL-BREF. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan akan dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya (33,3%) lansia anggota program prolanis yang beraktifitas fisik berat memiliki kualitas hidup yang baik. Setelah dilakukan uji Chi-Square antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia anggota program prolanis menunjukkan nilai P-value = <0,001, Dimana nilai P-value<a (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi. Hubungan antara aktivitas fisik dan kualitas hidup pada lansia penderita hipertensi bersifat timbal balik dan saling menguatkan. Aktivitas fisik yang memadai dapat meningkatkan kontrol tekanan darah, mengurangi risiko komplikasi, dan memperbaiki kesehatan fisik secara keseluruhan, yang akan meningkatkan kemampuan fungsional, kemandirian, dan kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, promosi aktivitas fisik yang sesuai menjadi strategi kunci dalam upaya komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup lansia penderita hipertensi.