Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

TRAITS OF MASCULINITY AS DEPICTED IN AVENGERS: ENDGAME MOVIE Puspa Indah Aditya Pratama; Tri Wahyu Retno Ningsih
ISLLAC : Journal of Intensive Studies on Language, Literature, Art, and Culture Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um006v5i22021p251-261

Abstract

The concept of masculinity has broadened as a result of gender equality. Masculinity refers to a culture in which men's and women's social roles are clearly defined. This research objective was to find out traits of masculinity of male characters in Avengers: Endgame movie based on the theory proposed by David & Brannon, Beynon (2007). The research method used a descriptive qualitative method. The data of this research are dialogues and scenes in Avengers: Endgame movie. The results represent that there were seven traits of masculinity found in the male characters of Avengers: Endgame movie were be a big wheel, be a sturdy oak, give 'em hell, new man as nurturer, new man as narcissist, new lad, and metrosexual men. The researcher also found out the dominant traits of masculinity namely new man as nurturer. Keywords: gender, masculinity, traits of masculinity, movie.
DIAGNOSA DISLEKSIA MENGGUNAKAN APLIKASI PREDIKSI KATA Tri Wahyu Retno Ningsih; Ichwan Suyudi
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5390.969 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v4i1.21

Abstract

Aplikasi word prediction adalah suatu alat bantu pengetikan kata secara otomatis untuk memprediksi kata yang akan diketik. Tujuan penelitian ini adalah menguji aplikasi prediksi kata untuk proses pemerolehan kata pada anak. Aplikasi ini dapat mengoreksi huruf yang salah sehingga dapat meminimalkan kesalahan pengetikan. Dengan aplikasi ini anak dapat memilih kata yang diinginkan berdasarkan daftar kata yang muncul di layar komputer sehingga anak tidak perlu mengetik alfabet berikutnya. Anak yang mempunyai kendala visual dapat terbantu dengan mengenali huruf yang akan dipilih untuk mengetik kata yang diinginkan.
ANALISIS FRAMING MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN MUI BOIKOT PRODUK PERANCIS PADA BERITA DETIK.COM DAN CNNINDONESIA.COM Tri Wahyu Retno Ningsih; Dwi Asih Haryanti
Jurnal Broadcomm Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.382 KB) | DOI: 10.53856/bcomm.v3i2.219

Abstract

Presiden Perancis, Emmanuel Macron mendapat kecaman dari para umat Islam di seluruh penjuru dunia karena telah menghina umat Islam dengan karikatur dan ujaran kebencian terhadap Nabi Muhammad SAW, hal ini menjadikan sebuah kontroversi yang sangat fenomenal terutama bagi kaum umat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembingkaian media online terhadap berita pemboikotan MUI terhadap produk Perancis. Metode analisis yang digunakan  adalah analisis framing model Pan dan Kosiscki. Sumber berita adalah Detik.com dan CNNIndonesia.com. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap media memiliki caranya tersendiri dalam mengkonstruksi pemberitaan MUI dalam memboikot produk Perancis. Dalam berita Detik.com, MUI menegaskan untuk melakukan boikot produk-produk dari Perancis dan menuntut permintaan maaf dari Presiden Macron kepada seluruh umat Islam di dunia. Sementara itu, berita CNNIndonesia.com MUI mengatakan kepada pemerintah RI untuk memberi peringatan keras kepada pemerintah Perancis dan berencana untuk melakukan boikot produk Perancis jika Macron tidak menghormati dan tidak bersikap toleran kepada umat Islam di seluruh dunia.Kata Kunci : MUI, Boikot, Produk Perancis, Analisis Framing, Media Online
SARCASM USED BY NETIZENS ON TWITTER CASE OF ELECTION BIDDEN-TRUMP ERA Ezra Melita Sitanggang; Tri Wahyu Retno Ningsih
ISLLAC : Journal of Intensive Studies on Language, Literature, Art, and Culture Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um006v6i12022p68-78

Abstract

Sarcasm is the crudest style of the syndicate language, and its delivery always shows something that is not pleasant to hear. The intent of the research is to discover types of sarcasm from netizens on Twitter during American Election 2020. The data consist of sentences, phrases, and words that contain sarcasm. The researcher uses sarcasm theory of Camp (2011) that secluded into 4 types they are Propositional Sarcasm, Lexical Sarcasm, Like-Prefixed Sarcasm, and Illocutionary Sarcasm to define depicted of sarcasm that used by netizens on Twitter. After analyzing sarcasm on Twitter, the researcher found an amount types of sarcasm they are 22 tweets contain proporsitional sarcasm, 13 tweets contain lexical sarcasm, 5 tweets contain like-prefixed sarcasm, and 10 tweets contain illocutionary. Proporsitional sarcasm becomes dominant type that found out in this research.
HEDONISM PRACTICES AS REFLECTED THROUGH MAIN CHARACTER IN THE WOLF OF WALL STREET MOVIE Muhammad Ridho; Tri Wahyu Retno Ningsih
ISLLAC : Journal of Intensive Studies on Language, Literature, Art, and Culture Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um006v6i12022p1-10

Abstract

The objective of this research were to find out the hedonism practices through main character dialogues in The Wolf of Wall Street movie based on Weijers’s theory of hedonism and happiness which consist of six types of hedonism, they were folk hedonism, value and prudential hedonism, motivational hedonism, normative hedonism, hedonistic egoism, and hedonistic utilitarianism. This research used descriptive qualitative method to analyze the data. The data were taken from the main character dialogues in The Wolf of Wall Street movie. The result of the research showed that there were five types of hedonism practices found in the main character dialogues of The Wolf of Wall Street movie, they were folk hedonism, value and prudential hedonism, motivational hedonism, hedonistic egoism, and hedonistic utilitarianism.
TYPES AND SCALE OF POLITENESS MAXIMS IN LITTLE WOMEN MOVIE Farha Fahira; Tri Wahyu Retno Ningsih
Journal of Language and Literature Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jll.2022.v10i1.6464

Abstract

The aims of this research were to find out types and scales of politeness maxims that used in the subtitle of Little Women movie. This research used descriptive qualitative method with steps to explain context of situation when the conversation happened then interpret each of data relate to politeness maxim types and explain the scales of politeness that used in the subtitle of the movie. The results showed that there were six types of politeness maxims in the subtitle of Little Women movie, they were 10 generosity maxims, 8 tact maxims, 10 approbation maxims, 3 modesty maxims, 5 sympathy maxims, and 14 agreement maxims. The most frequently maxim that used in the subtitle of Little Women movie was agreement maxim. Agreement maxim became the most frequently maxim that used in the subtitle of Little Women movie was because the characters frequently focused on agreeing someone ideas or avoiding disagreement someone ideas. The results also showed that there were some scales of politeness maxims in the subtitle of Little Women movie, they were 10 cost-benefit scales, 3 optionality scales, 4 authority scales and 33 social distance scales. The most frequency scale that used in the subtitle of Little Women movie was social distance scale. Social distance scale became the most frequently scale that used in the subtitle of Little Women movie was because the most characters in that movie was a family, then the participants knew well or familiarity of each other.
Pemahaman Mahasiswa terhadap Proses Morfologis Komposisi dan Afiksasi Annida Hanifah Elshanti; Tri Wahyu Retno Ningsih; Ayesa Ayesa
Jurnal Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (Jurnal APSMI) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Cakrawala Mandarin
Publisher : Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36279/apsmi.v6i2.198

Abstract

Morfologi adalah salah satu cabang linguistik yang mempelajari tentang kata dan pembentukan kata. Terdapat lima jenis proses morfologis bahasa Mandarin, yaitu derivasi zero, reduplikasi, afiksasi, komposisi, dan  pemendekan. Dari lima proses tersebut, hasil dari proses afiksasi dan komposisi cukup sulit dibedakan oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tingkat 2 Sastra Tiongkok Universitas Gunadarma dalam membedakan kata hasil proses morfologi afiksasi dan komposisi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan survei sebagai teknik pemerolehan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 11 mahasiswa sudah memahami proses morfologi afiksasi dan 3 dari 11 mahasiswa sudah memahami proses morfologi komposisi. Terdapat tiga pola jawaban kuesioner mahasiswa, yaitu: (1) sepenuhnya tepat; (2) dapat mengidentifikasi proses morfologis dengan benar, namun keliru dalam mengidentifikasi morfem pembentuknya; dan (3) sepenuhnya keliru.
Pola Prosodi Pada Anak Autism Spectrum Disorder Menggunakan Pendekatan Fonetik Eksperimental Tri Wahyu Retno Ningsih
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.2452

Abstract

Suprasegmental elements or prosodic of research oriented to the measurement of speech signals and prosodic patterns. Research on  prosody in autistic children has shown atypical or inappropriate prosody Ningsih (2017), Klin & Volkmar (1995); Ehlers & Gillberg (1993); Kanner, (1943). The research showed that the Autism Spectrum Disorder (ASD) often faced up the obstacles in producing the pitch, stress, and intonation. The purpose of this research is to find out prosodic patterns in children with autism spectrum disorder (ASD). This research is using experimental phonetics as it’s method (Boersma dan Weenink, 2001). From this research it is found that the prosodic patterns described with sound wave and contours in Praat and result of the description are different and the differences are varied. The results showed that the subject of the study (ASD children) had indications of disturbances in producing contours. The prosody pattern tends to show a flat pattern.  AbstrakPenelitian unsur suprasegmental atau prosodi bertujuan untuk menghitung sinyal bunyi ujaran dan pola prosodi. Penelitian prosodi pada anak autis menunjukkan prosodi atipikal atau tidak wajar Ningsih (2017), (Klin & Volkmar 1995); Ehlers & Gillberg (1993); Kanner, (1943). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) mempunyai gangguan dalam memproduksi bunyi ujaran (pitch, tekanan, dan intonasi). Tujuan penelitian ini adalah menemukan pola prosodi pada anak dengan ASD menggunakan perangkat lunak Praat (Boersma dan Weenink, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik eksperimental. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pola prosodi yang dideskripsikan melalui gelombang suara dan kontur intonasi pada Praat menunjukkan hasil deskripsi yang berbeda dan perbedaannya bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian (anak ASD) mempunyai indikasi gangguan dalam memproduksi  kontur ujaran. Pola prosodi yang dihasilkan cenderung menunjukkan pola mendatar (flat).
高考 Gāokǎo sebagai penentu masa depan: Tinjauan film Better Days (少年的你 Shào Nián de Nǐ) Dhea Ananda Rakhmatika; Ayesa Ayesa; Tri Wahyu Retno Ningsih
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 7 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v7i1.25314

Abstract

高考 Gāokǎo adalah sistem ujian masuk perguruan tinggi nasional di Tiongkok. Sistem ujian 高考 gāokǎo menjadi salah satu fenomena di Tiongkok karena dianggap penting untuk menentukan masa depan siswa (Liu, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urgensi 高考 gāokǎo sebagai penentu masa depan siswa di Tiongkok dalam film “Better Days” atau dalam Bahasa Mandarin berjudul 《少年的你 Shào Nián de Nǐ》. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan paradigma fenomenologi. Data penelitian ini menggunakan transkripsi data tekstual berupa dialog Bahasa Mandarin antar tokoh-tokoh film “Better Days”. Data dianalisis menggunakan teori Liu (2006) mengenai peran penting ujian 高考 gāokǎo. Melalui empat belas data berupa dialog yang berkaitan dengan ujian, diketahui bahwa 高考gāokǎo dianggap penting bagi guru, orang tua, dan siswa itu sendiri. Dari sudut pandang guru, 高考 gāokǎo sebagai pembimbing pengajaran dan pembelajaran di sekolah menengah dan juga mengangkat derajat guru dan sekolah. Selanjutnya, dari sudut pandang orang tua yaitu kelak dapat memperbaiki kehidupan perekonomian dan mengangkat derajat keluarga. Terakhir, dari sudut pandang siswa, 高考 gāokǎo menjadi harapan untuk mengubah status sosial di masa depan dan kehidupan yang sejahtera.   高考 Gāokǎo is The National College Entrance Examination which is held in China. It has become a phenomenon in China since it is considered important to determine students’ future (Liu, 2006). The aim of this study is that to know the urgency of  高考 gāokǎo as a determinant of the students’ future in China in the film “Better Days” or in Mandarin entitled 《少年的你 Shào Nián de Nǐ》. Furthermore, this study was a descriptive qualitative research by using a phenomenological paradigm. The data of this study used transcription of textual data in the form of dialogues in Mandarin between the characters in the film “Better Days”. Moreover, the data were analyzed by using (Liu, 2006) theory regards to the important role of the高考gāokǎo examination. Through fourteen data in the form of dialogues related to exams, it shows that高考gāokǎo is considered important for teachers, parents, and the students themselves. Meanwhile, from the teacher’s point of view, 高考gāokǎo has function to guide teaching and learning in senior high schools; besides, it has function to elevate teachers and schools. In addition, from the parents’ point of view, it can improve economic life in the future and elevate the degree of the family. Finally, from student’s point of view, 高考gāokǎo is a hope for changing social status in the future and a prosperous life.
Ambon City of Music Identity Based on Local Wisdom Noviawan Rasyid Ohorella; Edy Prihantoro; Tri Wahyu Retno Ningsih; Susilowati Dyah K; Emilianshah Banowo
Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/wartaiski.v6i1.209

Abstract

Kota Ambon dikenal sebagai destinasi wisata bahari, budaya, dan musik. Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) musikal masyarakat Kota Ambon yang dikenal dengan ciri khas musik tradisionalnya membuat UNESCO menetapkan Ambon sebagai kota musik. Label kota musik inilah yang menjadikan identitas bermusik masyarakat Kota Ambon beragam dan ini merupakan bagian dari pengembangan kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan menganalisis identitas kearifan lokal dalam pengembangan dan pengelolaan Ambon sebagai kota musik. Teori dalam penelitian ini adalah teori difusi inovasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan FGD. Hasil penelitian yang didapatkan adalah kota musik Ambon tidak hanya sebatas identitas kota tetapi merupakan wujud dari keunikan musik masyarakat Ambon dan juga nilai kearifan musik berbasis tradisi yang dikemas dengan berbagai genre lagu. Kota musik Ambon juga mewakili berbagai elemen, baik musisi maupun lagu dan alat musik yang ada. Momentum Ambon sebagai kota musik dunia semakin memperkenalkan bahwa identitas masyarakat Ambon adalah music, dan musik di Ambon tidak hanya sebatas karya tetapi merupakan bagian dari mediasi perdamaian.