Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Bochary, Lukman; Larengi, Farid
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan industri kapal kayu di Indonesia mengalami kesulitan material bahan baku kapal, khususnya untuk pembentukan rangka kapal. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil gading baja yang cocok digunakan sebagai alternatif pengganti gading kayu pada pembangunan kapal kayu 30 GT serta bagaimana teknik mengikat gading baja dengan kulit kapal kayu. Selain itu, dikaji pula peralatan penunjang yang dibutuhkan untuk membuat gading baja pada pembangunan kapal kayu tradisional. Metode yang dipakai adalah membandingkan model sampel yang dibuat berdasarkan bentuk, waktu pengerjaan, metode pengikatan, kelebihan, dan kekurangan dari masing-masing model sampel yaitu, (L1, L2 dan T). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga pilihan model sampel profil gading baja yang dibuat dalam bentuk maket, dipilih salah satu model yang efisien dan efektif untuk dijadikan gading pada pembuatan kapal kayu.
ANALISIS PEMILIHAN LOKASI GALANGAN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BARRU Bochary, Lukman; Facruddin, Farianto; Prayudhi, Multazam
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki wilayah pesisir yang panjang, kabupaten Barrumemiliki perkembangan industri pembuatan kapal kayu yang cukup pesat. Namun lajuperkembangan tersebut masih terhambat oleh lamanya waktu pembuatan akibat tidak adanyasarana pembangunan berupa galangan kapal kayu yang baik. Hal mendasar yang perlu diperhatikandalam pembangunan sebuah industri yakni pemilihan lokasi. Berdasarkan hal tersebut makadilakukan penelitian mengenai pemilihan lokasi optimal untuk pembangunan galangan kapal kayudi Kabupaten Barru. Terdapat berbagai metode untuk melakukan pemilihan lokasi, salah satunyaAnalytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dipilih karena sangat memudahkan pengambilansebuah keputusan. Metode ini memilah beberapa pilihan ke sejumlah kriteria terkait sesuai jenisnya.Dengan menggunakan metode AHP didapatkan hasil akhir berupa skala prioritas untuk tiapalternatif. Skala prioritas tersebut didapat dari matriks berpasangan dari setiap kriteria dansubkriteria. Dimana Kecamatan Tanete Rilau mendapat skala 40,56%, Kecamatan Barru sebesar34,20%, dan Kecamatan Ballusu sebesar 25,24%. Berdasarkan skala tersebut, dapat terlihat bahwalokasi optimal untuk pembangunan galangan kapal kayu di Kabupaten Barru adalah KecamatanTanete Rilau.
ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN Bochary, Lukman; Idrus, Misliah
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.022 KB)

Abstract

Pembangunan ekonomi sebuah daerah sangat ditentukan oleh sistem transportasi atau jasa angkutan yang memadai, baik angkutan darat, laut, maupun udara. Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan mengangkut penumpang atau barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan pembangunan nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang keluar masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan itu berada. Pelabuhan Paotere adalah pelabuhan rakyat yang terletak di bagian Utara Kota Makassar. Pelabuhan ini sebagai salah satu pintu gerbang pembangunan kota Makassar yang melayani tidak hanya pelayaran nasional tetapi juga internasional akan tetapi utilitas pelabuhan yang terbatas sehingga permasalahan yang muncul beberapa tahun yang akan datang adalah bagaimana dermaga pelabuhan Paotere dalam menangani pelayanan kapal pada tahun 2025. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejauh mana dermaga Pelabuhan Paotere menangani pelayanan kapal hingga tahun 2025. Sehingga diperoleh Manfaat yaitu sebagai bahan rujukan bagi perencanaan Pelabuhan Paotere dalam pengembangannya, khususnya kinerja dermaganya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada tahun 2025 jumlah Call kapal di Pelabuhan Paotere menurun. Penurunan jumlah Call kapal tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya, kecelakaan kapal tidak mendapat penggantian asuransi, proses pembuatan kapal yang relatif lama dan kapal yang berkunjung ke pelabuhan tidak terus menerus. Persentase BOR di Pelabuhan Paotere pada tahun 2025 sebesar 8.50%. Nilai ini berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh UNCTAD untuk 6-10 dermaga yang identik nilai maksimal BOR yang diijinkan adalah 70 %. Sehingga nilai ini tidak mengharuskan Pelabuhan Paotere untuk menambah panjang dermaganya.
STUDI PENGARUH PERUBAHAN SARAT TERHADAP OLAH GERAK KAPAL DI ATAS GELOMBANG ., Rosmani; Bochary, Lukman
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.332 KB)

Abstract

Pada performa kapal, interaksi antara kapal dengan gelombang sangat dipengaruhi oleh bentuk kapal dan kondisi perairan, sehingga kapal yang dirancang perlu untuk dikaji dan diteliti performanya khususnya mengenai Seakeep. ing., khususnya kapal perintis 750 DWT sebagai objek penelitian Pada proses disain kapal, aspek ship respon di gelombang sangat penting untuk diprediksi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakter performa kapal di atas gelombang berdasarkan gerak heaving dan pitching. Metode yang digunakan dalam analisis adalah simulasi numerik dengan bantuan software Maxsurf, dimana hasil simulasi menunjukkan bahwa respon gerak kapal tiap perubahan sarat akan meningkat seiring dengan pertambahan panjang gelombang, dimana RAO heaving tertinggi berada pada sarat 3,5 meter dengan panjang gelombang 1.6L yaitu 1,626 untuk tinggi gelombang 1 meter dan 1,600 untuk tinggi gelombang 4 meter. RAO heaving mulai menurun pada panjang gelombang 1.7L sampai 2L. Sedangkan RAO pitching pada tinggi gelombang 1 m tendensi kurva RAO pitching tiap perubahan sarat menunjukkan pola yang hampir sama, dan RAO pitching tertinggi berada pada sarat 2,75 meter dipanjang gelombang 2L yaitu 1,137 pada tinggi gelombang 1 meter dan 4 meter. Nilai tertinggi Amplitudo Heaving pada sarat 3,5 m. yakni untuk tinggi gelombang 1 meter adalah 0.813 meter pada panjang gelombang 1.6L dan untuk tinggi gelombang 4 meter adalah 3,2 meter pada panjang gelombang 1.6L. Sedangkan untuk Amplitudo Pitching tertinggi pada sarat 2,75 m. dimana untuk tinggi gelombang 1 meter adalah 4.8380 pada panjang gelombang 1.5L dan untuk tinggi gelombang 4 meter adalah 19,8140 pada panjang gelombang 1.5L.
ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN Lukman Bochary; Misliah Idrus
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol. 14 No. 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.022 KB)

Abstract

Pembangunan ekonomi sebuah daerah sangat ditentukan oleh sistem transportasi atau jasa angkutan yang memadai, baik angkutan darat, laut, maupun udara. Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan mengangkut penumpang atau barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan pembangunan nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang keluar masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan itu berada. Pelabuhan Paotere adalah pelabuhan rakyat yang terletak di bagian Utara Kota Makassar. Pelabuhan ini sebagai salah satu pintu gerbang pembangunan kota Makassar yang melayani tidak hanya pelayaran nasional tetapi juga internasional akan tetapi utilitas pelabuhan yang terbatas sehingga permasalahan yang muncul beberapa tahun yang akan datang adalah bagaimana dermaga pelabuhan Paotere dalam menangani pelayanan kapal pada tahun 2025. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejauh mana dermaga Pelabuhan Paotere menangani pelayanan kapal hingga tahun 2025. Sehingga diperoleh Manfaat yaitu sebagai bahan rujukan bagi perencanaan Pelabuhan Paotere dalam pengembangannya, khususnya kinerja dermaganya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada tahun 2025 jumlah Call kapal di Pelabuhan Paotere menurun. Penurunan jumlah Call kapal tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya, kecelakaan kapal tidak mendapat penggantian asuransi, proses pembuatan kapal yang relatif lama dan kapal yang berkunjung ke pelabuhan tidak terus menerus. Persentase BOR di Pelabuhan Paotere pada tahun 2025 sebesar 8.50%. Nilai ini berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh UNCTAD untuk 6-10 dermaga yang identik nilai maksimal BOR yang diijinkan adalah 70 %. Sehingga nilai ini tidak mengharuskan Pelabuhan Paotere untuk menambah panjang dermaganya.
STUDI PENGARUH PERUBAHAN SARAT TERHADAP OLAH GERAK KAPAL DI ATAS GELOMBANG Rosmani .; Lukman Bochary
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol. 14 No. 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.332 KB)

Abstract

Pada performa kapal, interaksi antara kapal dengan gelombang sangat dipengaruhi oleh bentuk kapal dan kondisi perairan, sehingga kapal yang dirancang perlu untuk dikaji dan diteliti performanya khususnya mengenai Seakeep. ing., khususnya kapal perintis 750 DWT sebagai objek penelitian Pada proses disain kapal, aspek ship respon di gelombang sangat penting untuk diprediksi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakter performa kapal di atas gelombang berdasarkan gerak heaving dan pitching. Metode yang digunakan dalam analisis adalah simulasi numerik dengan bantuan software Maxsurf, dimana hasil simulasi menunjukkan bahwa respon gerak kapal tiap perubahan sarat akan meningkat seiring dengan pertambahan panjang gelombang, dimana RAO heaving tertinggi berada pada sarat 3,5 meter dengan panjang gelombang 1.6L yaitu 1,626 untuk tinggi gelombang 1 meter dan 1,600 untuk tinggi gelombang 4 meter. RAO heaving mulai menurun pada panjang gelombang 1.7L sampai 2L. Sedangkan RAO pitching pada tinggi gelombang 1 m tendensi kurva RAO pitching tiap perubahan sarat menunjukkan pola yang hampir sama, dan RAO pitching tertinggi berada pada sarat 2,75 meter dipanjang gelombang 2L yaitu 1,137 pada tinggi gelombang 1 meter dan 4 meter. Nilai tertinggi Amplitudo Heaving pada sarat 3,5 m. yakni untuk tinggi gelombang 1 meter adalah 0.813 meter pada panjang gelombang 1.6L dan untuk tinggi gelombang 4 meter adalah 3,2 meter pada panjang gelombang 1.6L. Sedangkan untuk Amplitudo Pitching tertinggi pada sarat 2,75 m. dimana untuk tinggi gelombang 1 meter adalah 4.8380 pada panjang gelombang 1.5L dan untuk tinggi gelombang 4 meter adalah 19,8140 pada panjang gelombang 1.5L.
Pengayaan Keterampilan Pembangunan Perahu Kecil Fiberglass untuk Sarana Produksi Usaha Mikro Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Jeneponto Wahyuddin Mustafa; Syamsul Asri; Farianto Fachruddin; Syarifuddin Dewa; Lukman Bochary; Ganding Sitepu; Rosmani -; Wihdat Djafar; A. Ardianti; Moh. Rizal Firmansyah
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): Aplikasi Teknologi untuk Hidup Masyarakat yang Lebih Baik
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.985 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v2i2.92

Abstract

Generally, people who live along the coast of Jeneponto regency do the seaweed cultivation both in group or in person. One of the group is Pattontongan city group in the area of Pattontongan, Binamu subdistrict. They used both wooden boat and FRP boat for the activities. Of the latter, they got their FRP boat from the Indonesian government as it to expensive to buy them in person. In order to maintain their FRP boat, a training for repairing their FRP boat have been conducted by the team of lecturers from the Departmen of Naval Architecture Engineering Faculty, Unhas for the group. To improve their skills, a further training have been conducted recently as well. The training focus on how to build the FRP boat from beginning. The result of the training shows that the participants which are the seaweed farmers are being able to 1) read a boat design, 2) transfer the boat design into full scale design, 3) make the boat mould, 4) layering the boat using hand lay-up method. By being able to do all those activities, the seaweed farmers have improved their skills of making the FRP boat. The skills have opened an opportunity for the seaweed farmers to increase their well being by getting an order of repairing and building FRP boat.
Pelatihan Reparasi Perahu Fiberglass bagi Nelayan Kabupaten Takalar Zulkifli Yusuf; M. Rusydi Alwi; Ganding Sitepu; Andi Haris Muhammad; Baharuddin -; Andi Husni Sitepu; M. Iqbal Nikmatullah; Lukman Bochary; Misliah -
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2020): Penguatan Aplikasi Teknologi untuk Masyarakat pada Masa Pandemi
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v3i2.135

Abstract

The “Karya Bersama” Fishermen Group is one of the fishermen groups in Galesong Kota Village, Galesong District, and Takalar Regency who uses fiberglass boats for fishing activities. The fiberglass boats used are very helpful for fishermen in increasing their catch. Based on field observations, it was found that several fiberglass boats belonging to partners were damaged. The damage to the fiberglass boats they use cannot be avoided due to the unclean waters of the fishing location and the large waves. They cannot do proper fiberglass boat repair independently because their knowledge and skills in fiberglass boat repair techniques are still low. This service activity aims to improve partners' knowledge and skills in fiberglass boat repair techniques. The activity was carried out in two stages, namely 1) Counseling about fiberglass material technology, types of damage to fiberglass boats and repair techniques. 2) Fiberglass boat repair training. Evaluation of the increase in participants' knowledge was carried out by means of a pre-test and post-test after counseling. Evaluation of participants' skills is carried out during hands-on training. The results of the activity showed that 90% of the 10 participants who took part in the training had good knowledge of fiberglass materials and fiberglass boat repair techniques and were able to properly repair damaged fiberglass boats.
Pembuatan Floating Cage Berbahan PVC Sebagai Sarana Alternatif Usaha Mikro Budidaya Rumput Laut di Lingkungan Pattontongan Kabupaten Jeneponto Wahyuddin Mustafa; Syamsul Asri; Farianto Fachruddin; Lukman Bochary; Ganding Sitepu; Rosmani -; Moh. Rizal Firmansyah; Hamzah -; A. Ardianti
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2020): Penguatan Aplikasi Teknologi untuk Masyarakat pada Masa Pandemi
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v3i2.143

Abstract

Generally, seaweed farmers on the Jeneponto coast, including the Pattontongan City seaweed farmer group, use the long line method instead of other seaweed cultivation methods. Alternative cultivation methods need to be introduced to increase their production capacity. One of the methods that can be offered to the farmers is the floating cage method. The development of the floating cage method by several researchers has revealed that seaweed's average growth rate is much better when compared with the long-line method. Initial attempts to introduce this method were carried out in the form of training by showing the shape or model of a floating cage and how to assemble it. Training is carried out online and offline. Online is used during material description while offline when the floating cage structure is assembled, launched, and anchored. The floating cage structure uses PVC as its material, while the adhesive bonding technique is used to connect the structural components. The floating cage model's characteristics have the dimensions of 2 x 2 x 0.5 meters, with a buoyancy of 0.13 m3, the structure weight of 43.18 kg, and the displacement of 134.23 kg. After attending this training, participants were able to (1) read the floating cage design, (2) mark (full scale) and cut the PVC pipe structure, (3) do the initial assembly and the final assembly in the form of splicing using adhesive bonding techniques, and (4) perform the process of launching and anchoring the floating cage structure. The skill of making their floating cage will save costs when they are about to apply the floating cage method instead of the long line method in their seaweed cultivation
Penggunaan Kobalt-Aerosil Komponen Fiberglass Pada Pelapisan Lambung Perahu Nelayan Rumput Laut Dusun Pattontongan Jeneponto Farianto Fachruddin; Syamul Asri; M. Risal Firmansyah; Wahyuddin Mustafa; Zulkifli Yusuf; Lukman Bochary; Misliah Idrus; Abdul Haris Djalante; Fadhil Riski Clausthaldi
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Community Empowerment through Health Awareness in the New Normal
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i2.211

Abstract

Seven sub-districts in Jeneponto Regency are located in coastal areas and are producers of seaweed. Binamu District is the largest producer of seaweed in Jeneponto Regency (14% of total seaweed production). “Cahaya Laut” consists of ten members from a group of fishermen and seaweed farmers in Binamu District, (Pattontongan village). Small boats are the operational means of seaweed cultivation which often experience hull damage due to landings. These boats are generally made of wood or fiberglass. This activity aims to introduce fiberglass material components as reinforcement for the outer layer and function as a substitute for boat hull paint. This component can be a solution to the problem of fishermen/cultivators. The component is cobalt-aerosil or known as HDK (trade namely). This material serves to increase the viscosity and strength of the resin polymer as a fiberglass-forming matrix. The implementation of this service consists of two activities, namely: first, providing counseling and explanations related to the function, purpose, showing the form of Cobalt-Aerosil (HDK) and the theory of its use. Second, materials are implementing on the damaged boat hull as an exercise. From this activity, the participants seemed very enthusiastic and just understood that so far in the use of fiberglass material, they have never used HDK components. From the results of the repair of the boat's hull, it can be seen that they are happy because the hull layer has been colored as desired without needing to be painted and has a fairly high hardness. As a follow-up to this service activity, fishermen/cultivators will repair their boats by using HDK components together with resin and coloration as the hull lining.