Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA CILOK DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH Rizki Andalia
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v2i1.41

Abstract

Cilok merupakan makanan menyerupai bakso yang berbentuk bulat terbuat dari tepung kanji / tapioka (aci) dan campuran daging sapi atau daging ayam serta bahan dapur lainnya sehingga mempunyai rasa gurih dan kenyal. Cilok tidak memiliki daya simpan yang panjang sehingga memungkinkan penambahan zat kimia berbahaya seperti boraks untuk mempertahankan masa simpan yang lama. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya senyawa boraks dalam cilok yang dijual di Wilayah Kota Banda Aceh yang dilakukan menggunakan metode uji nyala api, uji kertas kurkumin dan uji Endapan AgNO3. Sampel dalam penelitian ini adalah 5 cilok yang dijual di wilayah kota Banda Aceh yang di ambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian terhadap ke lima sampel dengan menggunakan kertas kurkumin, uji nyala api dan AgNO3 negatif terhadap boraks yang berarti tidak teridentifikasi adanya kandungan senyawa bahan kimia boraks.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Mulia Aria Suzanni; Rizki Andalia; Rasiana Sauza
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v2i2.67

Abstract

Secara tradisional daun Pepaya banyak digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, mengobati demam, keputihan, sakit gigi, jerawat dan malaria. Pada penelitian ini ingin dilihat apakah ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan E. coli dan S. aurues. Penelitian in bertujuan untuk mengetahui daya hambat dan konsentrasi optimum ekstrak n- heksan daun pepaya (Carica papaya L) terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aurues. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan metode difusi disk (difusi cakram). Sampel yang diambil adalah daun pepaya tua yang segar berwarna hijau yang diambil pada tangkai ke 5 dan 6 dari pucuk. Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun pepaya tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli tetapi mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aurues pada konsentrasi 10% (7 mm), 25% (8 mm) 50% (10 mm), 75% (11 mm) dan 100% (13 mm). Kemampuan daya hambat ektrak daun pepaya pada konsentrasi 10%, 25% dan 50% termasuk kategori sedang, pada konsentrasi 75% dan 100% termasuk kotegori kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus.
UJI CEMARAN MIKROBA PADA KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL ONLINE SECARA ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) Rizki Andalia; Rinaldi; Qotrun Nada Mudita Sari
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v3i1.78

Abstract

Krim pemutih merupakan jenis kosmetik yang digunakan pada bagian tubuh seperti wajah, tangan, kaki dan bagian lainnya yang berfungsi untuk memutihkan atau memudarkan noda hitam sehingga menjadikan kulit putih dan bersinar. Sediaan krim pemutih sering digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga kemungkinan sediaan tersebut terjadi kontaminasi dengan mikroorganisme. Kosmetik yang baik atau berkualitas merupakan kosmetik yang terbebas dari cemaran mikroba dan cemaran logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Angka Lempeng Total (ALT) pada krim pemutih wajah yang dijual secara online. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan penentuan Angka Lempeng Total (ALT) secara teknik cawan tuang pada 2 merek krim pemutih wajah yang dijual secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel 1 diperoleh total bakteri sebanyak 98x103 koloni/gram dan pada sampel 2 sebanyak 1,17x103 koloni/gram. Menurut peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 tahun 2014 tentang Persyaratan Cemaran Bakteri dan Cemaran Logam bahwa nilai angka lempeng total pada kosmetik tidak boleh melebihi dari angka 103 koloni/ml atau koloni/gram. Mengacu pada peraturan tersebut maka 2 krim pemutih wajah yang dijual secara online tercemar bakteri dengan Angka Lempeng Total melebihi persyaratan yang diperbolehkan.
STUDI FORMULASI DAN UJI STABILITAS OBAT GOSOK BALSEM DARI MINYAK PALA (Myristica fragrans Houtt) Rinaldi; Azmalina Adriani; Rizki Andalia; Irma Zarwinda
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v3i2.106

Abstract

Indonesia memiliki beranekaragam jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Terdapat berbagai produk sediaan farmasi yang menggunakan tanaman sebagai bahan baku obat untuk pengobatan tradisional. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu jenis tanaman yang berlimpah di Indonesia terutama di daerah Tapak Tuan propinsi Aceh. Buah Pala dikenal sebagai rempah-rempah dan bahan untuk pengobatan tradisional sebagai obat gososk. Minyak pala memiliki aktivitas sebagai analgesik-antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik formula obat gosok bentuk balsem dari minyak pala pada berbagai konsentrasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental secara laboratorium untuk memformulasikan minyak pala ke dalam bentuk sediaan balsem. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021 di Laboratorium Formulasi Program studi Analisis Farmasi dan Makanan Akafarma Banda Aceh. Sampel yang digunakan yaitu sediaan balsem minyak pala pada formula F1, F2, F3. Parameter uji stabilitas formulasi balsem meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji pH selama 28 hari penyimpanan serta uji iritasi Hasil penelitian menunjukkan sediaan balsem minyak pala berbentuk semi padat, berbau khas minyak pala, berwarna putih, homogen, daya sebar 5-6,5 cm dan memiliki pH 5-6 yang tidak mengiritasi kulit. Dapat disimpulkan bahwa balsem minyak pala (Myristica fragrans Houtt) stabil selama penyimpanan dan memenuhi persyaratan parameter uji sebagai sediaan balsem.
UJI KUALITATIF MERKURI DAN HIDROKUINON PADA HANDBODY LOTION PEMUTIH DOSIS TINGGI YANG DIJUAL DI SHOPEE Rizki Andalia; Azmalina Adriani; Irma Zarwinda; Lisma Luciana
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v3i2.107

Abstract

Hand body lotion dosisi tinggi merupakan sediaan kosmetik berupa lotion yang dibuat sendiri dengan mencampurkan bahan – bahan kimia tertentu tanpa dosis yang aman, dengan tujuan penggunaan untuk memutihkan kulit namun tidak memiliki standar keamanan yang teruji oleh BPOM. Sesuai peraturan Kepala BPOM No. 17 Tahun 2022 tentang persyaratan teknis bahan kosmetik, dinyatakan bahwa merkuri dan hidroquinon serta senyawanya termasuk ke dalam daftar bahan yang tidak diizinkan untuk ditambahkan ke dalam kosmetik. Merkuri termasuk logam berat berbahaya, dapat menyebabkan perubahan warna kulit yaitu bintik-bintik hitam, alergi, iritasi, serta dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kerusakan permanen pada otak dan gangguan perkembangan janin. Hidroquinon merupakan obat keras yang dilarang pengunaannya tanpa resep dokter dan dilarang untuk ditambahkan kedalam kosmetik karena dapat meyebabkan kerusakan pada kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya kandunagn merkuri dan hidroquinon pada handbody lotion dosis tinggi yang dijual di shopee, yang dilakukan secara eksperimental Laboratorium menggunakan uji reaksi warna pada merkuri yaitu dengan pereaksi KI, NaOH dan Amalgam, sedangkan uji pada hidroquinon dilakukan dengan perakasi FeCl3, Benedic dan Ag-amoniacal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap enam sampel handbody lotion dosis tinggi dengan merek yang berbeda tidak menunjukkan hasil reaksi warna spesifik mengandung merkuri, namun dari pengujian dengan pereaksi tertentu lainnya diperoleh hasil mengandung hidroquinon. Dan ini perkuat dengan hasil pengujian yang dilakukan terhadap kontrol positif terhadap masing – masing sampel. Sehingga di dalam enam merek handbody lotion dosis tinggi yang di jual di Shopee mengandung hidroquinon namun tidak mengandung merkuri.
Studi Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan Spray Gel Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Rizki Andalia; Mulia Aria Suzanni; Nurmalia Zakaria; Yulia
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v4i1.131

Abstract

Spray gel merupakan sediaan kosmetik berbentuk gel yang biasa digunakan dengan cara menyemprot pada area tubuh seperti tangan, wajah dan sekitarnya. Sediaan kosmetik ini memilikikelebihan diantaranya tingkat paparan langsung jari tangan yang rendah dibanding sediaan lain, praktis, aman, mudah dicuci, dan mengurangi resiko sediaan teroksidasi oleh udara diakibatkan buka tutup wadah. Kulit jeruk purut selama ini hanya dimanfaatkan sebagai penyedap masakan, bahan pembuatan kue dan dibuat manisan, padahal dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan antara lain menghilangkan bekas jerawat, dan dapat membuat kulit segar dan bercahaya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi spray gel dari minyak atsiri kulit jeruk purut (Citrus hystrixDC) dengan kandungan minyak atsiri 10 ml (F1), 15ml (F2) dan 25ml (F3), dan mempelajari mutu fisik dari setiap sediaan yang dibuat. Hasil penelitian menunjukkan spray gel yang dihasilkan dari semua formulasi berwarna kuning keruh, berbentuk cairan sedikit kental, dan berbau khas jeruk purut. Hasil uji homogenitas pada F1, F2, dan F3 tidak homogeny (terbentuk lapisan minyak). Hasil uji daya sebar untuk F0 hingga F3 memenuhi persyaratan nilai daya sebar sediaan spray gel. Untuk hasil uji kondisi semprot keempat formula dinyatakan melekat dengan baik. Hasil uji waktu kering terhadap keempat formulasi memenuhi syarat. Untuk nilai pH dan nilai viskositas keempat formulasi juga memenuhi syarat standar nilai pH dan viskositas untuk sediaan spray gel, dan keempat formulasi yang diperoleh tidak mengiritasi kulit.
Identifikasi Kandungan Formalin dan Boraks Pada Ikan Asin Belanak di Pasar Suboh Pidie Jaya Yuni Dewi Safrida; Rizki Andalia; Rizqa Mulyani; Elfariyanti Elfariyanti
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v4i1.132

Abstract

Ikan asin sangat digemari oleh masyarakat khususnya di Aceh sebagai bahan lauk makanan. Proses pembuatan ikan asin sering sekali menggunakan bahan tambahan berbahaya seperti formalin dan boraks, yang ditambahkan agar tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam ikan asin belanak yang dijual di pasar Suboh Pidie Jaya mengandung formalin dan boraks. Penelitian ini menggunakan asam kromatofat dan pereaksi KMnO4 untuk pengujian formalin serta menggunakan metode uji nyala api dan uji kertas kurkumin untuk pengujian boraks. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 sampel ikan asin belanak yang dijual dipasar suboh Pidie Jaya yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji formalin dengan menggunakan asam kromatofat dan KMnO4 ketiga sampel negatif mengandung formalin, sedangkan pada uji boraks dengan menggunakan uji nyala api dan kertas kurkumin ketiga sampel juga negatif mengandung boraks
Anti-Inflammatory Therapeutic Potential of Papaya Root Waste Extract with an Innovative Dermatological Approach Lisma Luciana; Yulidar; Rita Sunartaty; Rizki Andalia
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 1 (2025): January
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i1.9826

Abstract

Papaya (Carica papaya L.) is a tropical plant known for its various health benefits. Almost all parts of this plant, including its roots, contain phytochemical compounds such as flavonoids, alkaloids, saponins, and papain enzymes with potential anti-inflammatory properties. This study aimed to develop an anti-inflammatory cream based on papaya root waste extract, providing a natural therapeutic solution for skin inflammation. Papaya roots were obtained from Laweung, Pidie Regency, and processed using maceration with 96% ethanol solvent, yielding an extract with a 26% recovery rate. Phytochemical analysis revealed the presence of flavonoids, phenolics, tannins, alkaloids, terpenoids, and saponins.The cream formulation was developed with varying extract concentrations: F0 (control), F1 (1.2 g), F2 (1.6 g), and F3 (2.0 g). Based on organoleptic testing, the cream formulations showed good stability in terms of color, aroma, and texture during storage. The added rose oil provided a pleasant fragrance that meets the SNI cosmetic standards. The pH test results indicated that all formulations (F0 to F3) were within the safe range for skin application, between 5.2 and 6.4. Formula F3 had the lowest pH (5.2), but it still complied with the SNI standard. The spreadability test showed varying results, with F0 having the highest spreadability (8.1 cm), while formulas with papaya extract (F1 to F3) showed spreadability ranging from 6.06 to 7.1 cm. The viscosity of the cream increased with higher extract concentrations, with F0 having the lowest viscosity (10,000-10,800 cPs) and F3 the highest (19,000 cPs). Homogeneity testing confirmed that all formulations had uniform distributions without phase separation. In conclusion, the cream based on papaya root waste extract has potential as a natural anti-inflammatory product with physicochemical stability suitable for topical use and adds value to plant waste.
Formulasi dan Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Hand Cream Dari Ekstrak Kulit Pepaya (Carica papaya L.) Andalia, Rizki
JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 4 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/jifs.v4i2.751

Abstract

Papaya peel extract (Carica papaya L.) has antioxidant content that functions as a sunscreen and can moisturize the skin of the hands. However, it is rarely used in cosmetic preparations such as hand creams. This study aims to increase the utilization of papaya peel waste, determine that papaya peel extract can be formulated as a hand cream preparation, and determine the physical properties of the hand cream preparation produced. This research method is experimentally laboratory, formulating a hand cream with a variation in the concentration of papaya peel extract as an active substance, namely F1 (1%), F2 (1.5%), and F3 (2%). The evaluation of the physical quality of hand cream emulsion type test, organoleptic test, pH test, homogeneity test, dispersibility test, adhesion test, and viscosity test. The results showed that papaya peel extract with concentrations of 1%, 1.5%, and 2% could be formulated as a hand cream preparation. The results of the physical quality evaluation in the three formulations showed that the type of A/M emulsion (cream) is yellow in color, semi-solid, and has a distinctive smell of papaya peel. All homogeneous formulations have a pH value of 6.4 – 7, dispersion ability of 5.3 cm – 7 cm, adhesion ability ≥ 4 seconds, and a viscosity value of 1800 cPs – 5000 cPs. The results of the evaluation test of hand creams containing papaya peel extract of 1%, 1.5%, and 2% meet the physical quality requirements of hand cream preparations.
Studi Formulasi Sediaan Masker Gel Peel Off Dari Sari Wortel (Daucus carota L) dan Madu (Mel depuratum) Sebagai Antioksidan Rinaldi; Adriani, Azmalina; Andalia, Rizki; Afna, Zawatul
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v5i1.157

Abstract

Wortel (Daucus carota L.) diketahui memiliki senyawa aktif antioksidan, vitamin C, vitamin A, yang berpotensi dijadikan masker gel peel-off untuk melembabkan kulit. Madu memiliki kandungan vitamin B kompleks, vitamin C, asam amino dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sediaan Masker gel peel of dari sari wortel (Daucus carota L.) dan madu (Mel depuratum) serta mengukur aktivitas antioksidannya. Maker gel peel off dalam penelitian ini dibuat sebanyak 3 (Tiga) formula dengan perbandingan persentase sari wortel dan madu masing-masingnya F1 (1:0,5); F2 (3:1,5); dan F3 (5:2,5) serta F0 sebagai pembanding. Parameter yang dievaluasi adalah uji orgnoleptis, homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji waktu kering dan uji antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji organoleptis menunjukkan masker gel peel-off pada formula F1 bentuk semi padat (gel) berwarna pink pudar, dan berbau khas wortel, formula F2 dan F3 bentuk semipadat (gel), warna Pink, dan berbau khas wortel. Nilai pH semua formula adalah 7. Semua formula homogen. Hasil daya sebar masker gel peel-off berkisar antara 7,7 - 9,0 cm, memiliki waktu mengering 10-13 menit. Hasil uji antioksidan didapatkan berturut-turut sebesar 148,6