Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Karya Pengabdian Teknik Mesin

PENYULUHAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI SMA 1 KOTA BIMA i made suartika; hendry sakke tira; I made mara; I kade wiratama; made wijana -
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 1, No 2 (2019): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.142 KB)

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat di SMA 1 Kota Bima adalah memberikan penyuluhan tentang pemahaman tata cara, model, dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaan sampah. Siswa sebagai sumber sampah di sekolah perlu diberikan pemahamam tentang pentingnya pengelolaan sampah. Dengan bertambahnya pemahaman siswa terhadap pengetahuan dan teknologi, diharapkan dapat meningkatkan peran aktif masyarakat (siswa) dalam pengelolaan sampah. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Dengan berkurangnya sampah dari sumbernya akan membantu kinerja (efisiensi, efektifitas) pemerintah dalam pengelolaan sampah dan sekaligus dapat meningkatkan kualitas fungsi lingkungan.Metode yang digunakan dalam  kegiatan ini adalah metode penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan cara mengumpulkan siswa kemudian diberikan ceramah mengenai bahaya dan manfaat sampah, model dan teknologi pengelolaan sampah. Kata Kunci: Sampah, Metode Pengelolaan Sampah, Teknologi Pengelolaan Sampah
Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Pendekatan Ergonomis di UMKM Anak Agung Alit Triadi; Paryanto Dwi Setyawan; Rudy Sutanto Sutanto; Made Wijana Wijana; Syahrul Syahrul Syahrul
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 4, No 1 (2022): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.354 KB)

Abstract

Implementasi Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dengan pendekatan ergonomis bekerjasama dengan Mitra UKM yaitu Workshop Ponks Gallery dengan sasaran intinya adalah karyawan dan pemilik usaha. Berdasarkan hasil pendahuluan dengan cara observasi diketahui bahwa mitra (pengrajin kayu limbah) lebih banyak bekerja dalam sikap kerja yang statis. Pekerja juga mempunyai karakteristik yang berbeda seperti jenis kelamin, usia dan masa kerja yang memungkinkan adanya kelelahan setelah bekerja. Selama bekerja, para perajin sering tidak menggunakan alat keselamatan diri. Berdasarkan kondisi seperti ini perlu dilakukan sosialisasi metode kerja yang ergonomis serta pemanfaatan alat keselamatan diri sehingga program K3 di mitra terealisasi. Alat keselamatan diri seperti helm, sarung tangan, kaca mata, masker, alat pelingdung telinga dan sepatu).Kegiatan implemetasi dan demonstrasi di lokasi mitra berlangsung selama 1 hari dengan melibatkan seluruh karyawan dan pemilik usaha. Materi yang diberikan yaitu pengenalan metode kerja ergonomis (posisi, waktu dan gerak) dan pengenalan alat pendukung keselamatan kerja, fungsi, dan cara menggunakan secara benar. Kuisioner di awal dan akhir penyuluhan akan memberikan gambaran bagaimana perubahan tingkat kesadaran karyawan terhadap kenyamanan dan keselamatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah minimal 90 % karyawan mau sadar dan menerapkan metode kerja ergonomis serta menggunakan alat keselamatan kerja secara rutin sehingga mampu menunjang pelaksanaan penerapan K3 di tempat kerja.Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini terlaksana dengan baik dan mitra sangat antusias berinteraksi serta bersifat terbuka menerima transfer iptek dari tim. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang prioritas untuk menjaga kelangsungan usaha mitra. 
Penerapan Teknologi Briket pada Pengusaha Arang Tempurung Kelapa Tradisional Anak Agung Alit Triadi; Arif Arif Mulyanto; I Wayan Joniarta; Made Wijana; I Made Nuarsa
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 4, No 1 (2022): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1751.037 KB)

Abstract

Arang yang diproduksi oleh masyarakat pemanfaatannya terbatas untuk pembakaran sate dan pemanasan setrika. Harga jual per kg sebesar Rp. 3000. Arang yang dibuat masih banyak kelemahannya diantaranya umumnya berdebu, jika dipegang tangan menjadi hitam, dan nilai ekonomis masih rendah. Pemanfaatan arang dapat ditingkatkan melalui diversifikasi produk menjadi briket. Sifat-sifat umum briket arang yang dilihat secara kualitatif diantaranya adalah : bersih tidak berdebu, cukup keras, tidak terlihat adanya retak atau pecah, mengeluarkan sedikit asap dan tidak berbau, abu sisa pembakaran kecil, menghasilkan kalor panas yang tinggi dan konstan serta menyala terus tanpa dikipas. Arang tempurung kelapa yang diperoleh dari hasil proses pengarangan dihancurkan dengan mesin penghancur tepung (disk mill) dengan kombinasi ayakan jagung dan ayakan kopi sehingga diperoleh serbuk arang dengan ukuran mesh 20 – 40. Selanjutnya arang serbuk dicampur dengan perekat kanji (3 - 4% berdasarkan berat). Serbuk arang dan lem kanji diaduk sampai rata menjadi adonan yang bisa dikepalkan. Fungsi lem adalah untuk merekatkan antar butir serbuk arang sehingga memudahkan proses pembuatan briket. Briket arang yang dihasilkan masih basah, maka dilakukan pengeringan udara, bila ada oven dapat dikeringkan dalam oven pada suhu 600C, selama 4 jam. Dari kegiatan ini, masyarakat sudah mampu untuk membuat bahan bakar briket dari arang tempurung kelapa, khususnya sisa-sisa hasil sortiran. Dimensi briket berbentuk silinder dengan diameter 1,25 inchi dan panjang 2,25 inchi.
Pemberdayaan Nelayan Tradisional Dengan Menerapkan Lampu Pemanggil Ikan di Kabupaten Lombok Barat I Made. Suartika; - Pandri. Pandiatmi; I G.A.K Chatur Adhi W.A; - - syahrul; - Made. wijana
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 3, No 2 (2021): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9408.969 KB)

Abstract

Kegiatan program kemitraan masyakakat (PKM) nelayan tradisional dengan penerapan lampu pemanggil ikan di Lombok Barat ini bertujuan untuk meningkatkan jam operasional nelayan dan mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang.  Dengan menerapkan lampu diharapkan nelayan dapat melaut di malam hari sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan. Kegiatan PKM diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Pelaksanaan PKM menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) yaitu; melibatkan masyarakat kelompok nelayan secara langsung dalam kegiatan mulai dari penyiapan, perencanaan, dan pembuatan maupun pengoperasian alat sehingga nelayan dapat melaksanakan sendiri pembuatan lampu pemanggil ikan. Hasil kegiatan adalah terpasangnya lampu perahu nelayan yang berfungsi sebagai penerangan dan mengundang ikan.
Pengaruh Penyuluhan Pada Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Energi Terbarukan Sebagai Energi Alternatif di SMAN 4 Praya Made Wijana; I.G.A.K Chatur A.W.A; I Wayan Joniarta; I.M.A Sayoga; I.D.K Okariawan
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 2, No 1 (2020): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.91 KB)

Abstract

Pengetahuan masyarakat akan energi alternatif perlu di kembangkan sehingga pola pikir bisa dimulai sejak usia sekolah. diantaranya adalah siswa sekolah di SMAN 4 Praya. Dimana sekolah ini sangat berpotensi untuk di kembangkan menjadi sekolah Go-Green dan Enviromental Energy Friendly, sehingga bisa menjadi percontohan dalam penggunaan energi baik di lingkungan sekolah maupun di rumah siswa masing-masing. Metode yang digunakan pada program ini yaitu metode ceramah dan diskusi. Pada kegiatan ini dilakukan juga evaluasi untuk mengetahui % tingkat pemahaman siswa melalui quisioner yang dilakukan sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan skala likert. Berdasarkan evaluasi tingkat pemahaman siswa, program ini dapat dinilai berhasil. Setelah dilakukan penyuluhan,  ada  peningkatan pemahaman siswa terhadap semua jenis energy rata-rata sebesar 35.40 %. Peningkatan pemahaman siswa yang tertinggi pada energy Air yaitu 37.60 %, diikuti oleh energy biomassa sebesar 36.00 %, energy surya sebesar 34.40 %   dan yang terendah adalah  energi angin yaitu sebesar 33.60 %.