Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Phytochemical Screening and Antioxidant Activity of Selekop (Lepisanthes amoena) Fruit Heriad Daud Salusu; Farida Ariani; Ernita Obeth; Mark Rayment; Edy Budiarso; Irawan Wijaya Kusuma; Enos Tangke Arung
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 39, No 2 (2017): JUNE
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v39i2.810

Abstract

Selekop (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) plant leaves are used by the Dayak tribe of East Kalimantan as traditional cosmetics. Selekop fruit is also edible, but not well known. This study was conducted to obtain the phytochemical content and antioxidant assay in flesh, seed and pericarp extracts from the fruit of Selekop. Phytochemical analysis was conducted on ethanol extract for identification of flavonoid, alkaloid, tannin, saponin, triterpenoid and steroid. The antioxidant activity was done by DPPH assay with ascorbic acid as positive control. The flesh contained flavonoid, saponin, and tannin; the seed contained flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, and tannin; and the pericarp contained flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, and tannin. Analysis of antioxidant activity revealed the following Inhibitory Concentration (IC50 values): 122.51 ppm of flesh, 63.30 ppm of seed, 53.21 ppm of pericarp and 3.06 ppm of ascorbic acid. Based on these results, the ethanol extract of the seed and the flesh had a phytochemical content and antioxidant activity which was better than the flesh extract from Selekop fuit.
Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Daun Pometia pinnata Harlinda Kuspradini; Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan; Irawan Wijaya Kusuma
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.94 KB) | DOI: 10.29244/jji.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.
Aktivitas Anti Mikroba Dari Ekstrak Bawang Tiwai Suroto HS; Irawan Wijaya Kusuma
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 3 No 5 Juni 2009
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.589 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v3i6.1416

Abstract

Bawang tiwai (Eleutherine americana L. Merr) has chemical compound such as carbohydrate, protein, fat, alkaloid, flavonoid, carbocylate acid, aldehyde­ keton, thanin and phenol. Bawang tiwai is used by the ethnic of Dayak in Eas Kalimantan for spicy and medicine. Information about this chemical compound should be studied further and one of the study is to know the characteristic and activity of bawang tiwai as antimicrobial activity. The extract of bawang tiwai using methanol solvent has characteristic of brown concentrated solid (gummy), non crystalin, non aromatic and the extract of bawang tiwai using the solvent of n-tiexene. dietil ether and elit acetate has a characteristic of yellow brownies solid, bit oil, and both extractives are dissolved in acetone and methanol. Repeated seperetion with hexen, etil acetate, benzene-acetone using a coloum chromatography resulted in old yellow to brown fraction and aromatic. The fraclions resulted by step one and two separation are able to resist the growth of salmonella thypi and Bacillus cereus.
Uji aktivitas antibakteri ekstrak propolis lebah Heterotrigona itama dari beberapa lokasi budidaya di Kalimantan Timur terhadap bakteri Propionibacterium acnes Enos Tangke Arung; Sarah Azzara Dikarulin; Dyah Ayu Dewi Listyaningrum; Bayu Susetya Ananda; Tasya Ananda Putri; Rudianto Amirta; Yuliansyah Yuliansyah; Irawan Wijaya Kusuma; Rico Ramadhan; Enih Rosamah; Wiwin Suwinarti
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v6i2.7824

Abstract

Propolis merupakan produk penting bagi lebah yang banyak digunakan sebagai salah satu alternatif pengobatan alami karena mengandung senyawa bioaktif yang dapat memberikan efek positif pada tubuh. Sebagai produk yang dihasilkan lebah untuk menutupi sarangnya dan mencegah predator maupun infeksi bakteri atau virus dari luar, propolis memiliki salah satu manfaat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak propolis lebah Heterotrigona itama yang berasal dari 4 lokasi budidaya (perkebunan, persawahan, hutan sekunder, dan perkotaan) di Kalimantan Timur terhadap bakteri Propionibacterium acnes atau P.acnes dengan metode difusi lubang/sumuran pada media nutrient broth (NB) dengan kloramfenikol sebagai kontrol positif dan aseton sebagai kontrol negatif. Propolis diekstrak menggunakan metode maserasi dengan larutan etanol 96% yang kemudian dibuat dalam 3 (tiga) konsentrasi yaitu 500ppm, 250 ppm, dan 125 ppm. Hasil penelitian menunjukanfitokimia dari propolis di 4 lokasi budidaya dominan mengandung alkaloid, flavonoid dan kumarin. Uji bakteri pada konsentrasi 500 ppm,propolis H.itama dari lokasi perkebunan dan persawahan tergolong dalam kategori kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri, dari lokasi hutan sekunder tergolong sedang, dan dari lokasi perkotaan tergolong rendah.
Pengaruh Lama Penyimpanan dan Pengenceran Lindi Hitam Terhadap Karakteristik Lignin Kraft Acacia mangium Faizatul Falah; Rikna Naila Salsabila; Wita Pradiani; Azizatul Karimah; Muhammad Adly Rahandi Lubis; Arief Heru Prianto; Nissa Nurfajrin Solihat; Fahriya Puspita Sari; Rita Rusman; Irawan Kusuma Wijaya; Widya Fatriasari
Jurnal Riset Kimia Vol. 13 No. 2 (2022): September
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v13i2.506

Abstract

This study aimed to investigate the effects of storage time and dilution of black liquor (BL) from Acacia mangium kraft pulping on the characteristics of isolated Lignin. Lignin isolation was carried out by 1 and 2 steps of isolation using HCL 1M to precipitate Lignin, diluted before isolation. Isolated Lignin was analyzed for its acid-soluble Lignin (ASL), insoluble acid lignin (AIL), functional groups by FTIR, solubility in dioxane and NaOH and thermal properties. The effect of BL storage time was also evaluated on the characteristics of the Lignin produced. The results suggest that the longer BL is stored, the higher the lignin yield. When compared to the isolation approach without dilution, the dilution process produced a higher yield and ash content up to 84% and 21%, respectively. Without dilution, the AIL isolated was lower than the dilution during BL storage. The longer the storage duration, the higher the lignin purity. Compared to two-step lignin isolation, dilution treatment in single-step isolation improves yield and purity. The thermal stability of lignin isolation without dilution (184 ⁰C and 167 ⁰C for 1 and 2 steps, respectively) was higher than that of isolated Lignin with dilution (154.8 ⁰C and 160.9 ⁰C for 1 and 2 steps, respectively), according to thermal study. Both lignin isolates with and without dilution have comparable functional groups, as shown by FTIR spectra. Due to the high yield and purity of isolated Lignin, BL dilution could be a viable alternative in lignin isolation from BL. Moreover, the properties of isolated Lignin are also influenced by BL storage.
Karakteristik dan Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Daun Actinodaphne borneensis Terhadap Mikroorganise Penyebab Karies Gigi Muhammad Akmal Rizqullah; Farida Fitriani Purba; Irawan Wijaya Kusuma; Harlinda Kuspradini
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 2 (2023): TEKNOTAN, Agustus 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jtvol17n2.6

Abstract

Pencarian bahan alami sebagai alternatif pengobatan terhadap infeksi penyebab karies gigi terus dilakukan, salah satunya yaitu menggunakan minyak atsiri. Actinodaphne borneensis merupakan spesies tumbuhan hutan penghasil minyak atsiri dari famili Lauraceae yang tersebar luas di hutan Borneo khususnya Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik minyak atsiri daun A. borneensis yang dihasilkan dan mengetahui potensi aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur penyebab karies gigi. Minyak atsiri daun A. borneensis diisolasi dengan distilasi water and steam distillation. Minyak atsiri yang diperoleh diuji sifat fisik dan dilakukan identifikasi senyawa penyusunnya menggunakan GC-MS. Aktivitas antimikroba diuji menggunakan metode difusi agar dengan konsentrasi uji 100%, 10% dan 1%. Empat mikroorganisme uji yang digunakan antara lain bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus dan jamur Candida albicans. Hasil karakteristik minyak atsiri yang dihasilkan menunjukkan rendemen sebesar 0,1507%, berwarna kuning, nilai indeks bias 1,441 dan larut dalam alkohol 1:2,4 bagian. Berdasarkan hasil analisis GC-MS menunjukkan komponen kimia penyusun minyak atsiri yang mendominasi diantaranya spathulenol, β-ocimene, (+)-aromadendren, D-limonene dan epiglobulol. Aktivitas antimikroba tumbuhan A. borneensis berpotensi dapat menghambat pertumbuhan S. aureus, S. mutans, S. sobrinus dan C. albicans, dengan zona hambat masing-masing 15,11, 19,78, 20,56, dan 16,77 mm.
Antioxidant Assay of the Ethanolic Extract of Three Species of Rattan Fruits using DPPH Method Heriad Daud Salusu; Farida Aryani; Edy Budiarso; Irawan Wijaya Kusuma; Enos Tangke Arung; Abdul Rasyid Zarta
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 4 No. 4 (2018): J. Trop. Pharm. Chem.
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jtpc.v4i4.170

Abstract

The bioactivity of some species of rattan fruit has been previously studied and it was found that it has potential antioxidant agents. This study was conducted to determine the antioxidant content in three species of edible rattan fruit, namely Calamus manan Miq., Calamus ornatus Bl. and Calamus caesius Bl by using the DPPH method, whereby the test was carried out on the pericarp, flesh, and seeds of each fruit. The research findings revealed that phytochemical compounds, i.e. flavonoids, tannins, and triterpenoids are found almost in all parts of the fruit, while steroid is not found in any of the three species of the fruit. The antioxidant activity found in the fruit of C. caesius Bl is strong, meanwhile the antioxidant activity in the fruit of C. manan Miq only strong in its pericarp and seeds, but it is moderate in its flesh. The antioxidant activity found in the fruit of C. ornatus Bl. is strong in its pericarp and seeds, but it is moderate in its flesh. Therefore, these three species of rattan fruit are potential as antioxidant agents.
The Effect of Drought Stress on Growth and Total Flavonoid Content of Tabat Barito Plant (Ficus deltoidea Jack) Hetty Manurung; Wawan Kustiawan; Irawan Wijaya Kusuma; Marjenah
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.559 KB) | DOI: 10.29244/jhi.10.1.55-62

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan kadar flavonoid total tumbuhan tabat barito. Penelitian dilakukan di rumah kaca Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan kapasitas lapang air (KL) yaitu: KL 100%, KL 80%, KL 60% dan KL 40%. Setelah tanaman berumur 9 bulan dilakukan pengamatan terhadap peubah pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, diameter batang, biomassa). Perlakuan cekaman kekeringan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter batang dan biomassa tanaman. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak daun tabat barito mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid, steroid dan kumarin. Kadar total flavonoid ekstrak daun tertinggi dihasilkan pada perlakuan KL 40% sebesar 430.77 μg Catechin Equivalen (CE) mg-1 ekstrak daun dan berbeda nyata dengan perlakuan KL 100%, 80% dan 60%. Kadar flavonoid total terendah terdapat pada perlakuan KL 100% sebesar 282.05 μg CE mg-1 ekstrak. Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan secara nyata menghambat pertumbuhan dan meningkatkan kadar total flavonoid ekstrak daun tabat barito. Kata kunci: budidaya, cekaman kekeringan, flavonoid, tabat barito (Ficus deltoidea)
UJI FITOKIMIA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL PROPOLIS LEBAH KELULUT (Tetragonula iridipennis) DARI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Binti Khairunnisa; Enih Rosamah; Harlinda Kuspradini; Irawan Wijaya Kusuma; Sukemi Sukemi; Nataniel Tandirogang; Enos Tangke Arung
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung sekolah tinggi ilmu kesehatan samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51352/jim.v6i1.309

Abstract

The study aims to identify the secondary metabolite compounds contained in the ethanol extract Propolis Tetragonula Iridipennis and determine the antioxidant activity. Propolis is extracted from the beehive of Kelulut (Tetragonula Iridipennis) with a method of maceration of ethanol 96% produce a yield of 66.73%. Propolis extract contains alkaloid compounds, flavonoids, triterpenoids, tannins and carbohydrates. Propolis extract tested its antioxidant activity using the DPPH method (1.1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) with a wavelength of 514 nm. Results showed a percentage of propolis extract free radicals 59% in concentrations of 100 ppm with IC50 33.74 ppm so that propolis extract is potentially as an antioxidant.
Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Daun Pometia pinnata Harlinda Kuspradini; Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan; Irawan Wijaya Kusuma
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.