Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pengukuran Kecerahan Langit Arah Zenit di Medan dan Serdang Bedagai Menggunakan Sky Quality Meter Abu Yazid Raisal; Hariyadi Putraga; Muhammad Hidayat; Arwin Juli Rakhmadi
JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah) Vol 5 No 1 (2021): May Edition
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30599/jipfri.v5i1.835

Abstract

Light pollution is a worldwide problem that affects fewer stars that can be seen at night. This study aims to measure the brightness of the sky in the zenith direction to minimize the effect of light pollution in observing celestial bodies. The research used the observation method of sky brightness level with SQM. Measurement of sky brightness was carried out in two places, namely in Medan and Serdang Bedagai. The SQM is mounted in a zenith direction and set to retrieve data every two seconds. Observations were made on November 10-13, 2018, during the new moon phase. The average value of sky brightness obtained in Medan is 18.05 mpsas and the NELM value is 4.00. Based on the Bortle scale, Medan is included in the ninth class area, namely the inner-city sky. Meanwhile, the average value of sky brightness obtained in Serdang Bedagai is 19.69 mpsas and the NELM value is 5.26. Based on the Bortle scale, Serdang Bedagai belongs to the sixth class area, namely bright suburban sky.
Posisi matahari pada saat ekuinoks, summer solstice, dan winter solstice di observatorium ilmu falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Abu Yazid Raisal; Hariyadi Putraga; Muhammad Hidayat; Rizkiyan Hadi
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika Vol 7, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.255 KB) | DOI: 10.12928/jrkpf.v7i1.15772

Abstract

Abstrak. Selama satu tahun, Matahari tidak selalu berada di daerah khatulistiwa, namun terkadang berada di daerah utara khatulistiwa serta daerah selatan khatulistiwa. Kedudukan Matahari di khatulistiwa disebut ekuinoks, kedudukan Matahari saat berada di titik terjauh di utara dari khatulistiwa disebut solstis musim panas (summer solstice), kedudukan Matahari saat berada di titik terjauh di selatan dari khatulistiwa disebut solstis musim dingin (winter solstice). Matahari di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menunjukkan posisi yang berbeda saat ekuinoks, summer soltice, dan winter solstice. Matahari terbit di arah timur dan terbenam di arah barat hanya terjadi pada saat ekuinoks. Meskipun saat ekuinoks, namun Matahari tidak dapat menunjukk arah timur dan barat sepanjang hari. Hal ini disebabkan pergerakan Matahari tidak tegak lurus terhadap horizon melainkan miring sesuai dengan lintang tempat.Kata kunci: summer sosltice, winter sosltice, ekuinoksAbstract. During one year, the Sun is not always in the equator, but sometimes it is in the north of the equator and the south of the equator. The position of the Sun at the equator is called the equinox, the position of the Sun when it is at its farthest point north of the equator is called the summer solstice, the position of the Sun when it is at the farthest point south of the equator is called the winter solstice. The Sun at Obervatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara shows a different position during the equinox, summer solstice, and winter solstice. The sun rises in the east and sets in the west only at the equinox. Even at the equinox, the Sun can't show east and west all day. This is due to the movement of the Sun not perpendicular to the horizon but tilted in accordance with the latitude of the place.Keywords: summer sosltice, winter sosltice, equinox
Pemanfaatan Media Rubu' Al-Mujayyab Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar; Hasrian Rudi Setiawan; Muhammad Hidayat
Idrak: Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2020): Idrak
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Ar-Raudlatul Hasanah, Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rubu’ Al-Mujayyab adalah instrumen astronomi klasik berbentuk seperempat lingkaran dengan desain yang sederhana. Alat ini berfungsi secara spesifik sebagai penentu ketinggian dan pengukur waktu. Dalam artikel ini, dideskripsikan pemanfaatan alat klasik tersebut dalam membantu siswa dalam memahami hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar. Secara khusus, ia diformat untuk membantu siswa mempelajari, memahami dan meningkatkan hasil pembejaran matematika di sekolah, yang secara khusus dipergunakan pada materi Trigonometri dan Kesebangunan. Dengannya, diharapkan muncul peningkatan kemampuan matematika khususnya pada pokok bahasan kesebangunan pada pembelajaran di sekolah.
PENGAMATAN HILAL SIANG MENGGUNAKAN METODE OLAHAN FILTER WARNA PADA SOFTWARE IRIS Hariyadi Putraga; Abu Yazid Raisal; Muhammad Hidayat; Arwin Juli Rakhmadi
JURNAL SPEKTRA Vol 7, No 1 (2021): SPEKTRA: Jurnal Kajian Pendidikan Sains
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika, FITK, UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/spektra.v7i1.187

Abstract

Keberadaan perangkat lunak yang dapat melakukan pengolahan citra hasil pengamatan menjadi salah satu instrumen yang dapat membantu pengamat untuk melakukan pencarian keberadaan hilal siang hari di dalam citra gambar yang diambil oleh alat penangkap citra atau kamera. Salah satu instrument perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pengolahan citra benda langit adalah software IRIS Astronomy yang berasal dari Astrosurf. Keberadaan perangkat lunak ini membantu pengamat dalam mengolah, mendapatkan citra gambar dan memperjelas dari keadaan benda langit yang terdapat pada citra yang didapat dan diolah tersebut. Dengan keberadaan fitur – fitur yang dapat digunakan untuk mengganti tampilan gambar ke dalam tampilan temperature, ultraviolet dan inverted color, maka dapat mempermudah pengamat dalam menentukan kemungkinan keberadaan hilal pada gambar yang diolah. Pada penelitian ini dilakukan percobaan pengamatan hilal atau bulan sabit pada siang hari (matahari masih diatas ufuk) menggunakan teleskop dengan bantuan software pengolah citra. Kegiatan ini dilakukan dengan mengambil gambar dengan kamera. Kemudian. dilanjutkan dengan mengolah gambar menggunakan IRIS. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan keberadaan dan keterlihatan hilal di siang hari tersebut. 
Pengukuran Diameter dan Kedalaman Kawah Bulan Muhammad Hidayat; Leo Hermawan; Riskiyan Hadi; Hariyadi Putraga; Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol 6, No 1 (2021): JULY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/must.v6i1.7547

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur secara tidak langsung diameter dan kedalaman kawah bulan yang diperoleh saat pengamatan Bulan. Penelitian ini dilakukan di Observatorium Ilmu falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara  dengan menggunakan teleskop William Optics Gt 102, Mounting iEQ45 Pro Kamera CCD QHY 5-II dan Canoon 600D. Penelitian ini fokus pada pengamatan kawah di Bulan, menentukan ukuran diameter dan kedalamannya pada basis foto dan perhitungan sederhana dengan beberapa penyederhanaan matematis. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, didapat nilai untuk diameter (d) dan kedalaman (h) untuk kawah bernama Tycho yaitu  d=102,95; h=6,6. Copernicus d=110,14; h=5,4. Schiller d=28,98; h=8,6. Kepler d=178,82; h=3,8 dengan tingkat kesalahan pengukuran 2%.
Pemanfaatan Astrolabe dalam Perhitungan Waktu Shalat di SMA Sains & Tahfidz Al-Ammar Tanjung Morawa Muhammad Hidayat; Hasrian Rudi Setiawan; Arwin Juli Rakhmadi; Hariyadi Putraga
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i3.7339

Abstract

Jadwal shalat disusun berdasarkan data matahari, baik pada saat yang bersangkutan (jam, hari bulan dan tahun) maupun data rata-rata. Ketepatan penentuan waktu shalat, disamping tergantung pada sistem/ rumus-rumus yang dipergunakan juga tergantung kepada ketepatan pengambilan data seperti data Matahari maupun data lain yang dibutuhkan dalam perhitungan. Ada beberapa instrumen astronomi yang dapat digunakan dalam pengambilan data Matahari maupun penentuan waktu shalat salah satunya yaitu instrumena astronomi yang bernama Astrolabe. Astrolabe merupakan alat yang jarang diketahui dan memilki banyak fungsi dalam kehidupan maupun ibadah umat Islam, sehingga pembelajaran terkait instrumen astronomi khususnya Astrolabe harus terus dikembangkan. Ada tiga tahap metode pelaksanaan yang telah dirancang dalam pengabdian kali ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi program. Berdasarkan hasil pengabdian di SMA Sains & Tahfidz Al-Ammar maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik memahami akan pentingnya instrumen Astrolabe dan dapat menggunakan alat Astrolabe khususnya dalam perhitungan waktu shalat, selain itu para peserta didik juga terdorong untuk meningkatkan pemahaman maupun penggunaan Astrolabe pada materi-materi yang lain sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan, agama, bangsa dan negara.
Peningkatan Kemampuan Belajar Matematika Dengan Menggunakan Media Rubu’ Al-Mujayyab Muhammad Hidayat
Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : University of Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.785 KB) | DOI: 10.30596/jam.v3i2.1525

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika dengan menggunakan media Rubu’ Al-Mujayyab pada siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 48 Medan T.P 2015/2016.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dan memiliki beberapa tahap yang merupakan suatu siklus. Agar permasalahan tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi penelitiannya pada pelajaran matematika materi kesebangunan dengan menggunakan media Rubu’ Al-Mujayyab.Hasil penelitian ini menunjukkan dengan menggunakan  media Rubu’ Al-Mujayyab kemampuan belajar matematika siswa meningkat, hal ini dapat ditunjukkan  dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 54% pada siklus I meningkat menjadi 70% Pada siklus II kemudian pada siklus III meningkat menjadi 87% Karena tingkat ketuntasan secara klasikal yaitu 75%  Sudah terpenuhi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media Rubu’ Al-Mujayyab dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 48 Medan T.P 2015/2016.Kata Kunci: KemampuanBelajarMatematika, Rubu’ Al-Mujayyab
Development of Learning Tools to Improve Students Self-Efficacy Muhammad Hidayat; Suvriadi Panggabean
JMEA : Journal of Mathematics Education and Application Vol 1, No 2 (2022): Juni
Publisher : JMEA : Journal of Mathematics Education and Application

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.184 KB) | DOI: 10.30596/jmea.v1i2.10620

Abstract

This research is included into development research type. This research uses a 4-D model (define, design, develop, and disseminate) Thiagarajan (1974). This research is organized by learning media and instruments, namely: the students handbook, the teachers handbook, lesson plan, the students exercise sheet, the students mathematical problem-solving ability test and self-efficacy questionnaires. Tests conducted on grade X as many as 26 people in Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 1 Medan. The results of this research indicate that: Improvement of students' self efficacy after learning produces an average value of 84.5.
Perbandingan Perhitungan Waktu Shalat Menggunakan Astrolabe RHI dan Accurate Times Hasrian Rudi Setiawan; Arwin Juli Rakhmadi; Muhammad Hidayat; Abu Yazid Raisal; Hariyadi Putraga
Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum Vol. 6 No. 2 (2021): Al-Ahkam: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum
Publisher : IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/alahkam.v6i2.3416

Abstract

This study aims to determine the comparison of the calculation of prayer times using the RHI Astrolabe and Accurate Times Software. In addition, this study also describes in detail the steps in determining prayer times using the RHI Astrolabe and Accurate Times Software. The research method used in this study is experimental. The results of this study indicate that there is a difference in the calculation of prayer times on December 20 between the RHI Astrolabe and Accurate Times Software. The difference between Asr is 8 minutes, Isha 6 minutes and Fajr 1 minute. Meanwhile, during Zuhr, Maghrib and Shuruq there is no difference in the calculation of the RHI Astrolabe with the Accurate Times Software.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perhitungan waktu shalat menggunakan Astrolabe RHI dan Software Accurate Times. Tujuan penelitian lainnya adalah untuk menjelaskan secara rinci langkah-langkah dalam menentukan waktu shalat menggunakan Astrolabe RHI dan Software Accurate Times. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat selisih perbedaan perhitungan waktu shalat pada tanggal 20 Desember antara Astrolabe RHI dengan Software Accurate Times. Adapun selisih pada waktu Ashar 8 menit, Isya 6 menit dan Subuh 1 menit. Sedangkan waktu Zuhur, Maghrib dan Syuruq tidak ada perbedaan pada perhitungan menggunakan Astrolabe RHI dan Software Accurate Times.
DESIGN OF REMOTING TELESCOPE IN OBSERVATORIUM ILMU FALAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Ajraini Nazli; Hariyadi Putraga; Muhammad Hidayat; Arwin Juli Rakhmadi
Proceeding International Seminar of Islamic Studies INSIS 3 (February 2022)
Publisher : Proceeding International Seminar of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disruption of technology is able to provide wider access in astronomy field. One of them through access the observation by using various remoting intruments. The easier way to use instrument particularly telescopes will facilitate data collection for both amateur and professional astronomers. In addition, the open access can increase public interest toward astronomy. Therefore, Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) designs and develops remote telescope service based on the internet network. The system controls telescope via computer. The system consists the Astronomical Imaging System (AIS) and Human-machine Interface (HMI). The telescope designed with remote system is the Bresser Messier AR-152L (Diameter 152 mm dan focal ratio f/7,9) and Losmandy G11 Gemini mount. The system uses two computers. First computer is connected to the telescope devices and the second is used for remote control. The remoting telescope requires a stellarium, sharpcap, and teamviewer, as well as WiFi connection. The research is expected to help and give solution for researchers restricted by access and distance to observe celestial object using remoting telescope.Keywords: Telescope, Remote, OIF UMSU