Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK Dedi Muhtadi; Sukirwan Sukirwan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.183 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v6i1.289

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik (KBKM) dan kemandirian belajar peserta didik melalui implementasi Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri di Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII yang mewakili satu sekolah level tinggi dan satu sekolah level sedang. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes. Instrumen yang digunakan yaitu tes KBKM, skala kemandirian belajar peserta didik, dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis. Dari hasil penelitian disimpulkan: 1) Pencapaian dan peningkatan KBKM kelompok PMR lebih baik dari kelompok PK; dan 2) Pencapaian dan peningkatan kemandirian belajar kelompok PMR lebih baik dari kelompok PK.The purposes of this study are to describe the enhancement and the achievement of students’ Mathematical Creative Thinking Skills (MCTS) and Self Regulated Learning (SRL) through implementation of Realistic Mathematics Education (RME) and Conventional Learning (CL). The population of this study were Junior High School students in Tasikmalaya City. The sample of this study were eighth grade students representing the high school level and the medium school level. This research is a quasi-experimental design with pretest-posttest control group. The instrument used is a test MCTS, scale independence of learners, and the observation sheet. Analysis of data using Kruskal Wallis test. The final conclusion: 1) Achievement and improvement of MCTS RME group is better than CL group; and 2) Achievement and improvement of Self Regulated Learning (SRL) RME group is better than CL group.
Pedagogical Content Knowledge Guru dalam Pembelajaran Matematika Daring Diar Veni Rahayu; Dedi Muhtadi; Irwan Muhammad Ridwan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.337 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v11i2.1386

Abstract

Perkembangan teknologi yang pesat mendorong terjadinya pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran matematika, di mana pembelajaran daring menjadi salah satu pilihan yang sering dilakukan. Hal tersebut berimplikasi pada adanya perubahan kerangka Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerangka PCK guru dalam pembelajaran matematika daring. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten yang digunakan untuk merancang kerangka konseptual PCK guru dalam pembelajaran matematika daring. Analisis konten yang dilakukan berupa literatur review dan penggalian data. Untuk penggalian data, digunakan instrumen berupa angket dan pedoman wawancara dengan subjek sebanyak lima orang guru matematika. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerangka PCK guru dalam pembelajaran matematika daring dapat diadaptasi dan dioperasionalkan dari model PCK Lannin yang meliputi: knowledge of instructional strategies for mathematics, knowledge of student understanding within mathematics, knowledge of curriculum for mathematics dan knowledge of assessment for mathematics. Guru sudah memiliki paradigma, kesiapan dan faktor pendukung yang cukup baik dalam melaksanakan pembelajaran matematika daring, namun masih belum optimal dalam kemampuan dan struktur tugas siswa.Rapid technological developments encourage a paradigm shift in the mathematics learning process, where online learning is one of the choices that is often done. This implies a change in the teacher's Pedagogical Content Knowledge (PCK) framework in learning mathematics. This study aims to describe the PCK framework of teachers in online mathematics learning. This study uses the content analysis method used to design the conceptual framework of teachers' PCK in online mathematics learning. Content analysis is carried out in the form of a literature review and data mining. For data mining, instruments in the form of questionnaires and interview guidelines were used with the subject of five mathematics teachers. The data analysis technique used is triangulation. The results showed that the teacher's PCK framework in online mathematics learning can be adapted and operationalized from Lannin's PCK model which includes: knowledge of instructional strategies for mathematics, knowledge of student understanding within mathematics, knowledge of the curriculum for mathematics and knowledge of assessment for mathematics. Teachers already have a fairly good paradigm, readiness, and supporting factors in implementing online mathematics learning, but they are still not optimal in the abilities and structure of students' assignments.
Proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah geometri berdasarkan teori Van Hiele ditinjau dari gender Iyad Mulyadi; Dedi Muhtadi
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v5i1.661

Abstract

This study aims to determine the thinking process of students in solving geometric problems based on Van Hiele's theory in terms of gender. The subjects in this study were 6th grade VII students in one of the public MTs in Pangandaran Regency, which consisted of 3 male and 3 female students, each of whom was capable of high, medium and low. The method used is qualitative research. Data collection techniques were carried out by test and interview methods. The results showed that in terms of gender high-ability male students are at level 2 (informal deduction), male students are capable of being at level 1 (analysis), while low-ability male students are at level 0 (visualization). The female students with high and moderate abilities are at level 1 (analysis), and low-ability female students are at level 0 (visualization). Keywords: Thinking process, geometry, van Hiele's theory, gender
Bahasa Matematis dalam Penentuan Waktu Siang - Malam menurut Tradisi Sunda Dedi Muhtadi; Rochmad Rochmad; Isnarto Isnarto
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v1i2.1221

Abstract

Tasikmalaya merupakan wilayah Tatar Sunda yang julukannya sebagai: “Sang Mutiara Priangan Timur”, memiliki peran penting di Provinsi Jawa Barat Selatan. Peran ini sangat berpengaruh terhadap potensi masyarakat, termasuk di bidang kebudayaan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, budaya tersebut kurang dikenal oleh generasi muda saat ini. Tujuan dari penelitian adalah untuk melestarikan budaya masyarakat Sunda khususnya di Tasikmalaya agar budaya tersebut tetap terjaga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang bersumber dari studi literatur, observasi lapangan dan wawancara dengan seorang ahli budaya Sunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bahasa matematis dalam penentuan waktu sehari semalam yang digunakan oleh masyarakat Sunda di Tasikmalaya dan hal itu dapat menjadi sebagai titik tolak untuk acuan dalam pembelajaran matematika. Tasikmalaya is a Sundanese region whose nickname is: "The Pearl of East Priangan", an important role in South West Java Province. This role is very influential on the potential of the community, including in the field of culture. But along with the times, this culture is less well known by today's young generation. The purpose of this research is for the culture of the Sundanese people, especially in Tasikmalaya so that the culture is maintained. This study uses a qualitative approach with an ethnographic approach derived from literature studies, field observations and interviews with a Sundanese cultural expert. The results of the study indicate that there is a mathematical language in the right time of day and night that is used by the Sundanese people in Tasikmalaya and it can be a starting point to be used as a reference in learning mathematics.
STUDI LITERATUR REVIU: DINAMIKA PENALARAN DAN ARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sukirwan Sukirwan; Dedi Muhtadi
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i2.4344

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi literatur berkenaan dengan dinamika dan berbagai upaya penelitian tentang bagaimana seseorang bernalar dengan sebenarnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa problematika penalaran berkaitan dengan kritik terhadap kekakuan dalam membangun argumentasi formal. Hal tersebut telah memberikan tantangan bagi para praktisi pembelajaran matematika untuk mengkaji tentang bagaimana penalaran dan argumentasi dibangun dalam suatu aktivitas pembuktian matematis dan menempatkan matematika sebagai aktivitas manusia. Penelitian ini menggunakan metode SLR (Systematic Literature Review). Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan dan mereviu berbagai artikel yang berkaitan dengan penalaran dan argumentasi serta penalaran dan bukti matematis pada rentang waktu antara 2012-2022 termasuk artikel-artikel babon yang ditemukan pada kurun waktu sebelumnya. Sintesis artikel dilakukan pada 10 artikel jurnal internasional yang diperoleh dari database Mendeley, Sciencedirect, dan Google Schoolar menggunakan aplikasi Publish or Perish 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penalaran dan argumentasi dibangun dalam format dan konstruksi yang berbeda, antara lain: struktur argumentasi, taksonomi bukti, tipe argumentasi, kualitas penalaran, dan justifikasi argumentasi. 
Proses Berpikir Kritis Matematis Siswa Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Rindu Rudianti; Aripin Aripin; Dedi Muhtadi
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.915 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v10i3.1038

Abstract

AbstrakPenelitian dilakukan mengingat pentingnya memperhatikan kemampuan berpikir kritis dan tipe kepribadian untuk menunjang keberhasilan belajar matematika. Penelitian ini mendeskripsikan proses berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Metode penelitian yaitu kualitatif eksploratif, dengan  subjek sebanyak empat siswa kelas XII teknik busana butik salah satu SMK Negeri di Rajadesa. Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan berpikir kritis matematis, wawancara, dan angket tipe kepribadian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek ekstrovert lebih cepat dibandingkan dengan introvert dalam menyelesaikan masalah, tetapi kurang teliti dalam menyelidiki permasalahan. Subjek ekstrovert juga menggunakan konsep yang salah ketika menarik kesimpulan, mereka tidak tepat dalam mengaitkan informasi yang ada dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sedangkan subjek introvert, cenderung tenang, teliti, hati-hati, dan memikirkan kembali solusi sebelum menarik kesimpulan. Siswa introvert mampu mengembangkan argumen dengan mengembangkan informasi yang ada dan memberikan pernyataan yang mengarah pada langkah-langkah yang diambil dalam menyelesaikan masalah, meskipun tidak dapat menuliskannya dengan tepat. Students' Mathematical Critical Thinking Process Judging from Extrovert and Introvert Personality TypesAbstractThe research was conducted considering the importance of paying attention to critical thinking skills and personality types to support the success of learning mathematics. This study describes students' mathematical critical thinking processes in terms of extrovert and introvert personality types. The research method is qualitative exploratory, with the subject as many as four students of class XII fashion boutique engineering one of the SMK in Rajadesa. The instruments used are mathematical critical thinking ability tests, interviews, and personality type questionnaires. The results showed that extroverted subjects were faster than introverts in solving problems but less thorough in investigating problems. Extroverted subjects also use the wrong concept when concluding, they are not right in relating the existing information to the knowledge they have. While introverted subjects tend to be calm, thorough, careful, and rethink solutions before concluding. Introverted students can develop arguments by developing existing information and providing statements that lead to the steps taken in solving problems, even though they cannot write them down correctly.
Utilization of Yard Land for Agriculture in Supporting Household Food Security of The Community Cigantang Village, Mangkubumi District, Tasikmalaya City Mega Nur Prabawati; Siska Ryane Muslim; Dedi Muhtadi; Yulia Sofiani
Catimore: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 3 (2022): Catimore: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LSM Catimore dan Sahabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56921/cpkm.v1i3.28

Abstract

Persoalan manajemen sampah rumah tangga pemanfaatan lahan pekarangan menjadi problem utama masyarakat Kelurahan Cigantang. Luas lahan pertanian berbanding terbalik dengan produktivitas warga dalam hal pemanfaatan lahan, hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dan informasi terhadap cara mengelola dan memanfaatkan lahan tak terpakai, yaitu lahan pekarangan rumah dapat dijadikan sebagai tempat dalam menanam sayuran seperti lobak dan tanaman lainnya. Kegiatan ini menjadi sumber pemenuhan kebutuhan rumah tangga serta sebagai pendapatan sampingan masyarakat. Dalam pelaksanaan menggunakan empat metode yaitu edukasi, pelatihan, pengelolaan, dan pendampingan. Dimulai dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola dan memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami sayuran melalui proses sosialisasi yang melibatkan masyarakat. Kemudian masyarakat diajarkan cara pengolahan lahan agar dapat digunakan untuk menanam sayuran serta memperkenalkan jenis-jenis sayuran yang mudah ditanam dan memiliki nilai ekonomis, serta memiliki jangka waktu panen yang relatif singkat. Mendampingi masyarakat dalam hal manajemen sampah, penanaman dan perawatan sayuran dan tanaman hias yang ditanam di pekarangan rumah, serta pendampingan dalam mengelola hasil panen.
DESAIN PEMBELAJARAN MATERI MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN MELALUI DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA Yuni Fitriani; Dedi Muhtadi; Depi Setialesmana
Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika Vol. 3 No. 3 (2022): Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistik
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/lb.v3i3.176

Abstract

There are still many students who have difficulty understanding the concept of comparing and sorting fractions. This is because learning is emphasized only on procedural knowledge and is separated from students' daily life experiences. The research objective was to determine the role of the context of school activities and produce learning trajectories to assist students in understanding the concept of comparing and ordering fractions through geogebra-assisted discovery learning. The research method uses design research with the stages of preliminary design, teaching experiment and retrospective analysis. The results showed that: (1) the use of the context of school activities through geogebra-assisted discovery learning can help students' understanding of concepts in the material of comparing and ordering fractions; and (2) the learning trajectories that are generated in studying the material of comparing and ordering fractions, namely: (a) understanding the concept of fractions as part of a whole, (b) changing fractions to other forms (mixed fractions, decimals, percents) and vice versa, (c ) found how to compare common fractions, (d) found how to compare decimals, and (e) found how to order fractions
Kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear tiga variabel berdasarkan kriteria watson Hamid Hamid; Ebih AR. Arhasy; Dedi Muhtadi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/powermathedu.v2i2.3094

Abstract

Student errors in solving math problems generally vary depending on the level of student understanding of the subject matter. The purpose of this research is to describe the types of mistakes made by students in solving word problems based on Watson's criteria and the causal factors. Research using qualitative research methods. Data collection techniques using tests and interviews. The research instrument uses a test that has been validated by the validator and interviewer. Subject taking technique using purposive sampling, there are 3 students in class X MIPA 8 SMAN 1 Singaparna. The test results were analyzed based on Watson's criteria to explore the causal factors. Based on the results of data analysis on the three subjects obtained conclusions subject 1 includes inappropriate data (id), inappropriate procedure (ip), skill hierarchy problem (shp), and omitted conclusion (oc) the causes are lack of thoroughness and difficulties in making mathematical models, lack of understanding of the use of substitution concepts, and not interested in continuing the work. Subject 2 errors include inappropriate data (id), skill hierarchy problem (shp), and omitted conclusion (oc), the causes are difficulty in making mathematical models, and not being careful in calculating. Subject error 3 includes inappropriate data (id), and skill hierarchy problem (shp), the cause is lack of skill in manipulating mathematical models.Kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika umumya berbeda-beda bergantung pada tingkat pemahaman peserta didik pada materi pelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita spldv berdasarkan kriteria Watson dan faktor penyebabnya. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan tes uraian yang telah divalidasi oleh validator dan pedoman wawancara. Teknik pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling yaitu 3 peserta didik kelas X MIPA 8 SMAN 1 Singaparna. Hasil tes dianalisis berdasarkan Kriteria Watson untuk digali faktor penyebabnya. Berdasarkan hasil analisis data pada ketiga subjek diperoleh simpulan kesalahan subjek 1 meliputi data tidak tepat (id), prosedur tidak tepat (ip), masalah hirarki keterampilan (shp), dan kesimpulan hilang (oc) faktor penyebabnya yaitu kurang teliti dan kesulitan dalam membuat model matematika, kurang memahami penggunaan konsep substitusi, dan tidak berminat melanjutkan pengerjaan soal. Kesalahan subjek 2 meliputi data tidak tepat (id), masalah hirarki keterampilan (shp), dan kesimpulan hilang (oc), faktor penyebabnya yaitu kesulitan dalam membuat model matematika, kurang teliti dalam menghitung, waktu tidak cukup. Kesalahan subjek 3 meliputi data tidak tepat (id) dan masalah hirarki keterampilan (shp), faktor penyebabnya yaitu kurang terampil dalam memanipulasi model matematika.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF MATERI HIMPUNAN BERBASIS ARTICULATE STORYLINE 3 Seli Intan Oktoviyani; Dedi Muhtadi; Depi Setialesmana
Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistik
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/lb.v4i2.320

Abstract

This study aims to describe the development of interactive teaching materials based on articulate storyline 3 and students' responses to the developed teaching materials.The method used is Research & Development (R&D) with the Plomp model, which consists of preliminary investigation; design; realisation/construction; test, evaluation, and revision; and implementation. This research produced interactive teaching materials in the form of an application with the name ZetaZoo Story -Himpunan-. Data collection techniques were conducted through interviews and questionnaires. The data were obtained from two media experts, two material experts, and seventh grade students of SMP Negeri 8 Tasikmalaya. Teaching materials validated by experts are measured based on technical quality as well as content quality and objectives. The results of the validation of teaching materials by media experts through technical quality assessment state that interactive teaching materials are included in the very feasible category. In addition, the material quality assessment by material experts states that interactive teaching materials are included in the very feasible category. Instructional quality assessment is obtained through the implementation of teaching materials to students and gets an average percentage of 80% in the good category. Based on these results, the interactive teaching materials for set materials that have been developed get a good response from students