Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Ibing Pencak Silat Gaya Cimande di Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Muhammad Bangun Prasetyo Widodo; Yuliawan Kasmahidayat
SENDRATASIK UNP Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : FBS Padang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/js.v12i2.122790

Abstract

Pencak silat can be said as a martial art that has been included in the presentation of performing arts. Because Ibing pencak Silat already contains aesthetic aspects which are distilled into a form of motion for the needs of performing dance. The movement structure of pencak silat has its own technique, broadly speaking it contains attack and defense techniques arranged in such a way as to create a beautiful style. Along with the development of the era of pencak silat, it also follows its development, which now, apart from being a martial art, pencak silat also doubles as a performing art. The purpose of this research was to obtain data and information about the influence of Cimande style pencak silat on the development of Ibing pencak Silat in Jampangkulon. This study uses a qualitative approach with descriptive analysis method. Data collection techniques are carried out by means of observation, interviews, and also documentation. The results of this study show that the Cimande martial arts school is the oldest of several martial arts schools on the island of Java and is known as a large school. Silat Cimande is known as a style of silat that uses and relies more on bare hands, every movement showing movements that explore the limbs of the human body as a gift from God. Cimande's pencak silat can be called one of the parents of the currently circulating pencak styles, and Cimande's movements are also some of the basics of movements that have been developed now. With this research, it is possible to obtain and obtain information about several pagurons in Jampangkulon by studying and discovering the movements resulting from the development of Cimande style pencak silat movements.
Pengembangan Seni Tradisi Sebagai Penguatan Wisata Budaya Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung Yuliawan Kasmahidayat; Rizki Januar Herliawan
ABMAS Vol 23, No 1 (2023): Jurnal Abmas, Juni 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/abmas.v23i1.57292

Abstract

Kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas prodi di Universitas Pendidikan Indonesia antara Prodi Pendidikan Seni Tari, Pendidikan Seni Musik, Pendidikan Seni Rupa, Pendidikan Pariwisata, dan Teknik Mesin.  Bentuk kegiatan merupakan pendampingan program pengembangan seni tradisi sebagai unggulan  wisata budaya di kawasan Tanjungjaya. Model pelatihan yang dikembangkan dalam kegiatan PKM ini, juga menitikberatkan pada pelatihan materi dan manajemen SDM. Ketersediaan fasilitas di desa binaan ini terbilang cukup, namun belum didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan dan memaksimalkan sarana dan prasarana yang tersedia. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain bentuk pengembangan seni tari dan musik sebagai icon daerah wisata, artikel ilmiah, serta penyajian hasil pelatihan dalam desiminasi hasil kegiatan PKM. Target capaian dari kegiatan ini di antaranya juga peningkatan kualitas dari SDM setempat, sehingga dapat memaksimalkan potensi alam serta budaya yang ada menjadi wisata unggulan sesuai dengan tujuan desa wisata.
Angklung Art: Reflection of Mutual Cooperation Culture (Case Study on Angklung Playing and Learning at SMAN 1 Lembang, West Bandung, West Java) Kasmahidayat, Yuliawan; Pamungkas, Rully
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 4 (2023): Desember 2023
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Angklung art is a unique form of Indonesian art originating from West Java. It is deeply rooted in the staple food of rice and the myth of Nyi Sri Pohaci, the Goddess Sri who gives life to the Sundanese people and helps them manage agriculture and cultivation. While Angklung music is a form of entertainment, it also teaches the value of cooperation in the community. The research approach used in this study was arts education and cultural studies, with a descriptive-analytical research method using a qualitative approach. The study shows that arts education can contribute to the development of the cultural character of cooperation in society through Angklung music. The results of the study indicate the effectiveness of arts education in reflecting the culture of cooperation in communities across various regions, particularly in the Sundanese area. It was concluded that the use of Angklung art as a learning medium has been found to be effective in reflecting a culture of cooperation as well as community characters and skills. Abstrak Kesenian angklung merupakan kesenian khas Indonesia berasal dari Jawa Barat. Seni angklung bersumber pada makanan pokok berupa padi, mitos Nyi Sri Pohaci sebagai Dewi Sri pemberi kehidupan bagi masyarakat Sunda, dalam mengelola pertanian dan perladangan. Musik Angklung selain sebagai permainan, juga sebagai pembelajaran yang mencerminkan karakter gotong royong masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendidikan seni dan kajian budaya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian berupa kontribusi pendidikan seni dalam menumbuh-kembangkan karakter budaya gotong royong pada masyarakat melalui media angklung. Hasil penelitian menunjukan efektifitas dari pendidikan seni dalam pencerminan budaya gotong royong pada masyarakat di berbagai wilayah khususnya di tatar Sunda. Disimpulkan melalui media pembelajaran dan permainan musik angklung, diperoleh efektivitas terhadap pencerminan budaya gotong royong,pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat.
PAGEBLUG: “RUWATAN DALAM SENI PERTUNJUKAN BEROKAN” Apriliyani, Dwi; kasmahidayat, Yuliawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 4, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v4i2.74321

Abstract

Pertunjukan Berokan terdapat, ruaat atau ruwat merupakan upacara pembersihan diri atau membuang keburukan dari segala macam bahaya, ataupun tolak bala. Ritual ruwat dapat terjadi apabila dalam sebuah rumah tersebut terdapat pageblug. Pageblug merupakan penyakit yang mewabah dinamakan pageblug, kaparag ing salah sawijining lelara (suatu daerah dilanda suatu penyakit). Tujuan penelitian mengkaji mengenai pertunjukan Berokan dalam prosesi ruwaat berbentuk penyajian tari. Seni pertunjukan Berokan terdapat ruwat berfungsi sebagai alternatif pengobatan, dan penangkal marabahaya, Proses penyajiannya ruwat di lakukan di dalam rumah menggunakan sesajen, lalu berokan tersebut melakuan ritual dengan membaca doa-doa sesuai dengan ajaran agama Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis yang dikaji dengan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, studi dokumentasi, serta studi literatur. Hasil yang diperoleh dalam bentuk proses penyajian ruwat, struktur gerak, tata rias, tata busana, dan iringan musik. Prosesi penyajian ruwat sangat sederhana hanya menggunakan sesajen, memohon izin kepada Tuhan, dan leluhur sebagai bentuk sebelum memulai prosesi ruwat. Struktur gerak dalam prosesi ritual ruwat tidak memiliki gerak pakem, gerak nya mengikuti iringan musik. Proses penyembuhan ruwatan dilakukan oleh seorang dalang, dengan cara mengusir roh jahat yang terdapat pada rumah tersebut, dalang mengelilingi rumah, mengambil bantal orang yang sakit, lalu menjemurnya.
PERUBAHAN FUNGSI TARI TAYUBAN SEBAGAI TARI PERGAULAN DI MASYARAKAT Nanda Sukma, Dian Ayu; kasmahidayat, Yuliawan; Kurniati, Fitri
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 4, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v4i2.74384

Abstract

Tari Tayuban adalah salah satu tari berpasangan yang masih eksis dan populer di kalangan masyarakat Cirebon dan dikenal sebagai tarian yang tidak mempunyai pola gerak pakem. Tari Tayuban sebagai Tari Pergaulan yang tidak semata-mata bisa dinikmati dengan hanya dilihat, tetapi Tari Tayuban juga mengarahkan penonton untuk menjadi pelaku dengan ikut berpartisipasi langsung di dalam pertunjukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah dan perkembangan, nilai-nilai sosial, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya nilai-nilai sosial dalam Tari Tayuban Sebagai Tari Pergaulan Di Sanggar Seni Sekar Pandan Kota Cirebon. Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Berdasarkan hasil analisis Tari Tayuban yang dulu hidup di wilayah Keraton dan sekarang mengalami perkembangan hingga ke masyarakat menjadi Tari Pergaulan. Selain itu, Tari Tayuban memiliki nilai-nilai sosial yang terkandung didalamnya. Terbentuknya nilai-nilai sosial dalam Tari Tayuban dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal seperti penari, nayaga, dan sinden sedangkan faktor eksternal seperti penonton, norma sosial dan media sosial. Akibat adanya pengaruh dari faktor internal dan eksternal maka muncullah nilai-nilai sosial seperti saling menghormati, bekerja sama, dan suka memberi nasehat. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perubahan fungsi pada Tari Tayuban sebagai Tari Pergaulan di masyarakat.
MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL Mailina, Agnes Ika; Kasmahidayat, Yuliawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 03 (2023): Desember, 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i03.50204

Abstract

Interaksi sosial siswa di kelas I Sekolah Dasar (SD) masih tergolong rendah, maka perlu diantisipasi dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam pembelajaran seni tari yang salah satunya melalui permainan tradisional. Tujuan dari penulisan ini, yaitu penulis ingin memberikan data dan informasi tentang pengembangan interaksi sosial anak melalui permainan tradisional yang dilakukan dalam pembelajaran tari. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dan studi pustaka. Subjek pada penelitian ini merupakan seluruh siswa dan siswi di kelas IB SDN 085 Ciumbuleuit yang berjumlah 28 siswa. Hasil yang ditemukan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu pada kegiatan pra-siklus hingga kegiatan siklus 2 mengalami peningkatan, dimana terlihat rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada pra-siklus adalah 2,18 dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus 2 adalah 2,81 sehingga terbukti bahwa interaksi sosial siswa yang dilakukan melalui permainan tradisional dalam pembelajaran tari mengalami peningkatan mencapai 28,89%. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial siswa dapat meningkat melalui permainan tradisional dalam pembelajaran tari. Oleh karenanya, penulis memberikan rekomendasi bahwa untuk meningkatkan interaksi sosial siswa salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui permainan tradisional dalam pembelajaran tari.
Religious Transformation Of Seni Dodod At Mekar Wangi Village South Banten Yuliawan Kasmahidayat
PANGGUNG Vol 22 No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v22i3.73

Abstract

Selama proses transformasi budaya ditemukan adanya persinggungan antara seni tradisi dengan seni modern di luar wilayah seni Dodod. Dewasa ini terbentuk Gubahan Seni Dodod yang berfungsi sebagai sarana upacara perkawinan dan khitanan. Proses enkulturasi dilakukan secara formal di sekolah dengan menerapkan Gubahan Seni Dodod sebagai materi pembelajaran seni budaya. Pe­ nerapan Seni Dodod dalam bentuk asli serta gubahannya merupakan pewarisan non formal yang dilakukan di sanggar Seni Dodod, kalangan remaja, dan warga desa. Pemaknaan religiusitas Seni Dodod   terekspresikan dalam kehidupan masyarakat desa Mekar Wangi, didasarkan pada pemak­ naan yang dilakukan oleh para pimpinan pondok pesantren. Pemaknaan didasarkan pada penjelasan, yang menerangkan, menampakkan, menyibak, serta merinci tujuh ayat Al­Qur’an, yang melahirkan pemaknaan pada keutuhan ragam gerak, kostum yang digunakan, syair pantun Lutung Kasarung, dan mantra atau do’a yang digunakan dalam Seni Dodod, serta Seni Dodod sebagai kebudayaan dan kesenian Islam. Tampaknya kedudukan Seni Dodod dewasa ini mengalami pergeseran yang semula sebagai sarana ritual pertanian, kini menjadi bagian penting dalam upacara perkawinan dan khita­ nan, namun tidak sampai menjadi seni yang sekular. Kata Kunci: Transformasi religiusitas, seni dodod  
Analisis Proses Pembelajaran Membatik di Sanggar Batik Cikadu Tanjunglesung: Nilai-Nilai Budaya dan Nilai Pendidikan Amalia, Selvi; Kholifah, Zahrah Luthfi; Juliani, Novita Sausan; Kasmahidayat, Yuliawan
KOLEKTIF: Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran Vol. 1 No. 2 (2024): December
Publisher : CV ALFA EDU KARYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70078/kolektif.v1i2.45

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pelestarian budaya batik di tengah arus globalisasi yang mengancam keberlanjutan tradisi lokal, khususnya di Sanggar Batik Cikadu, Pandeglang, Banten. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami proses pembelajaran membatik serta menggali nilai-nilai budaya dan pendidikan yang terkandung dalam setiap aktivitas di sanggar tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membatik tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal, seperti kesabaran, ketelitian, dan gotong royong, yang diinternalisasi melalui praktik langsung. Pembelajaran ini berperan penting dalam melestarikan warisan budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan identitas budaya mereka. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan kurikulum yang lebih terintegrasi dengan kearifan lokal serta pemanfaatan teknologi digital untuk menarik minat generasi muda terhadap seni batik, sehingga keberlanjutan budaya batik dapat terjaga dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
Integrasi Seni dan Pendidikan dalam Manajemen Pertunjukan Festival Tanjungjaya 2024: Pemantik Desa Wisata untuk Berkesenian dan Berbudaya Pratiwi, Siti Karenina; Munte, Maria Engelika; Togatorop, Riama Greace Tiodora; Rahman, Sefia Oktaviani Nur; Kasmahidayat, Yuliawan
KOLEKTIF: Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran Vol. 1 No. 2 (2024): December
Publisher : CV ALFA EDU KARYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70078/kolektif.v1i2.49

Abstract

Festival Tanjungjaya 2024 dengan tema “Harmonia in Cultura” merupakan inisiatif strategis yang digagas oleh kelompok mahasiswa KKN P2MB Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk mempromosikan Desa Tanjungjaya sebagai desa berbudaya dan berkesenian. Artikel ini membahas strategi manajemen pertunjukan yang diterapkan selama festival berlangsung, meliputi perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan. Dengan pendekatan berbasis partisipasi masyarakat, program ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya lokal melalui berbagai pertunjukan seni tradisional dan modern. Penelitian ini menggunakan mix method. Observasi kelompok KKN P2MB selama 78 hari menjadi metode kualitatif karena pada observasi ini tim peneliti (Kelompok KKN P2MB) terjun langsung dalam proses persiapan festival. Kami juga menggunakan metode pendekatan kuantitatif yang dilakukan oleh tim peneliti, yaitu survei hasil kepuasan audiens terhadap festival yang telah dilaksanakan. Hasil menunjukkan bahwa pendekatan kombinasi ini memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai efektivitas kegiatan KKN dalam menyelenggarakan festival dan respons audiens terhadap acara tersebut. Kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat lokal, dan pemerintah desa berhasil menciptakan festival yang inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini menyimpulkan bahwa manajemen pertunjukan yang terstruktur dapat menjadi pemantik transformasi Desa Tanjungjaya menjadi pusat budaya dan seni, sekaligus meningkatkan potensi wisata lokal.
Model bermain peran sebagai upaya meningkatkan percaya diri dalam pembelajaran seni tari Kasmahidayat, Yuliawan; Barnas, Beben; Nurdin, Nurdin
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 22, No 2 (2024): October
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v22i2.66226

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model bermain peran dapat meningkatkan percaya diri siswa dalam pembelajaran seni tari kelas VIII di SMPN 44 Bandung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pre-eksperimental design (One Group Pre test-Post test). Objek penelitian ini adalah penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran seni tari. Teknik pengumpulan data yang digunakan mencakup beberapa teknik, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model bermain peran dapat meningkatkan percaya diri siswa SMPN 44 Bandung dengan hasil analisis dari rata-rata penilaian sebelum penerapan berada pada kategori rendah, sementara hasil post-test melalui penerapan model bermain peran meningkatkan rata-rata nilai dengan kategori tinggi.