Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

POTENSI NUTRIEN LIMBAH KULIT KOPI UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KECAMATAN KEBUN TEBU KABUPATEN LAMPUNG BARAT Ahmad Andresta Aswanto; Muhtarudin Muhtarudin; Fitria Tsani Farda; Liman Liman; Syahrio Tantalo
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Agustus 2023
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2023.7.3.306-311

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah kulit kopi untuk pakan ternak ruminansia di Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini menggunakan metode survei. Adapun metode survei yang digunakan adalah purposive sampling. Kulit kopi yang diteliti potensi nutriennya adalah kopi robusta dalam bentuk segar dan bentuk kering. Kedua jenis kulit kopi tersebut diambil dari tiga desa yang ada di Kecamatan Kebun Tebu. Setiap satu sampel kulit kopi dari tiap Desa diuji dengan analisis proksimat lengkap. Hasil penelitian tiap sampel yang diambil dari enam Desa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan nutrien antara kulit kopi segar dan kulit kopi kering. Kulit kopi kering memiliki nilai kandungan nutrien kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu secara berturut-turut adalah 38,61%, 12,00%, 3,67%, 28,26%, 4,91%. Sementara kandungan kulit kopi segar memiliki nilai kandungan nutrien kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu, secara berturut-turut adalah 10,88%, 15,23%, 2,53%, 25,28%, 6,96%. Berdasarkan tiga sampel buah kopi yang diambil, kulit kopi segar memiliki potensi yang lebih besar sebagai pakan ternak ruminansia jika dibandingkan dengan sampel kulit kopi kering. Kulit kopi segar masih memiliki presentasi bobot kulit kopi yang bisa dimanfaatkan sebesar 85% dari buah kopi. Sementara kulit kopi kering memiliki presentasi bobot sebesar 36%. Kapasitas tampung ternak ruminansia dengan asumsi pemberian 30% sebanyak 3388,79 unit ternak atau 3339 ekor, sementara kulit kopi segar sebanyak 3888,68 unit ternak atau 3.889 ekor. Sedangkan untuk asumsi pemberian 40% 2541,58 unit ternak atau sebanyak 2.541 ekor untuk limbah kulit kopi kering, dan kulit kopi segar yaitu 2916,50 unit ternak atau sebanyak 2.916 ekor.
PENYULUHAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS AYAM KAMPUNG DI KELURAHAN PRINGSEWU BARAT, KABUPATEN PRINGSEWU SYAHRIO TANTALO; Rr RIYANTI; KHAIRA NOVA; RUDY SUTRISNA; DONI RAMADHAN; FITRIA NURUNISA; ETHA 'AZIZAH HASIIB
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.7093

Abstract

Tujuan dari program ini adalah: 1) melaksanakan tri dharma perguruan tinggi; 2) memberikan informasi kepada peternak ayam kampung terkait dengan manajemen pemeliharaan dalam meningkatkan produktivitas ayam kampung; 3) meningkatkan kesadaran masyarakat akan peningkatan produktivitas ayam  kampung sebagai pemenuhan kebutuhan protein hewani dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegitan ini akan dilaksanakan selama 6 bulan di Kelurahan Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu. Sasaran kegiatan ini adalah peternak ayam kampung, dengan perbaikan manajemen dan mengoptimalkan potensi pakan. Tahapan pelaksanan kegiatan adalah survei dan obeservasi lokasi, identifikasi peternak dan pelaksanaan penyuluhan manajamen pemeliharaan dan pendampingan penyusunan ransum, serta evaluasi hasil. Kegiatan penyuluhan manajemenn pemeliharaan ayam kampung  di Kelurahan Prngsewu  Barat Kabupaten Pringsewu telah berhasil dalam hal meningkatkan pengetahuan dan memahami pelaksanaan manajemen pemeliharaan ayam kampung yang baik dan benar secara intensif, meningkatkan pengetahuan dan memahami penerapan manajemen rekording pada peternakan ayam kampung dan meningkatkan pengetahuan dan memahami penggunaan ransum serta membuat formulasi ransum yam kampung.
SURVEI POPULASI KAPANG DAN KADAR HCN PADA ONGGOK DENGAN PROSES PENGERINGAN YANG BERBEDA DI PROPINSI LAMPUNG Fadlilah Ahmad Afrian; Liman .; Syahrio Tantalo
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.348 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v2i2.p%p

Abstract

This study aimed to compare the populations of fungi and HCN levels in cassava waste drying on thesoil and cement floors. Implementation of the research conducted at September-October. Cassavawaste sample have from East Lampung and Center Lampung. Populations of fungi analysis inLaboratory of Microbiology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,Lampung University. HCN levels analysis in Laboratory and Nutrition, Department of AnimalHusbandry, Faculty of Agriculture, Lampung University. This study used a survey method. Thesampling technique using non-probability samples by purposive sampling. Data populations of fungiare transformed using log x, then data population of fungi and HCN levels were analyzed usingstudent's t-test at 5% significance level.Average populations of fungi in cassava waste drying on the ground is 113.71 103 cfu/gr and thecement floor is 77.60 103 cfu/gr. Average HCN levels in cassava waste drying on the ground is 94.31ppm and cement floor is 77.56 ppm. The results showed that the populations of fungi and HCN levelsin cassava waste with drying on the ground and the cement floor was non significant differences(P>0.05).
SURVEI SIFAT FISIK DAN KANDUNGAN NUTRIEN ONGGOK TERHADAP METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DI DUA KABUPATEN PROVINSI LAMPUNG I Nyoman Ari; Syahrio Tantalo; Liman .
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.918 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v2i2.p%p

Abstract

Cassava into industrial waste which is generated in the form of wet tapioca . Utilization of cassava asanimal feed , usually first dried . The drying process can be done on the cement floor and on theground . The differences in the drying potential to provide different quality of nutrients .This study aimed to compare the nutritional composition and physical properties of the drying cassavaon the ground and the cement floor , and to know the method of drying on the ground or on a cementfloor the better the nutritional composition and physical properties of the onggok.Pelaksanaanresearch conducted at the Laboratory of Nutrition and Animal Feed Animal Husbandry Department ofthe Faculty of Agriculture, University of Lampung . This study uses data obtained will be analyzedusing Student's t-test at the 5% significance level.The results showed that : ( 1 ) there is a significant difference ( P > 0.05 ) in ash content, BETN levels; ( 2 ) there is no significant difference ( P < 0.05 ) in moisture content, protein content, fat content,and crude fiber.
KUALITAS FISIK SILASE TEBON JAGUNG YANG MENGGUNAKAN BAHAN ONGGOK DAN LIMBAH KULIT NANAS : Physical Quality of Corn Silage using Pineapple Peel Waste and Onggok as Additive Hasiib, Etha 'Azizah; Erwanto; Syahrio Tantalo; Liman; Muhtarudin; Novi Eka Wati; Della Septia
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 2 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i2.1683

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. mengetahui potensi onggok dan kulit nanas sebagai dalam pembuatan silase tebon jagung; 2. mengetahui kualitas fisik dari silase tebon jagung yang diberi onggok dan kulit nanas; 3. mengetahui level onggok dan kulit nanas yang terbaik sebagai dalam pembuatan silase tebon jagung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan penelitian yang akan dilakukan. T1 : Tebon jagung + 5% kulit nanas + 4% onggok; T2 : Tebon jagung + 10% kulit nanas + 4% onggok; T3 : Tebon jagung + 15% kulit nanas + 4% onggok. Parameter yang diamati meliputi uji organoleptik (warna, tekstur, aroma), uji pH, bahan kering, dan bahan organik. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa pemberian limbah kulit nanas dan onggok tidak berpengaruh nyata terhadap uji organoleptic, kadar bahan kering, dan bahan organik. Namun, pemberian additive berpengaruh terhadap nilai pH silase tebon jagung. Kata kunci: Silase, Tebon Jagung, Additive
DISEMINASI MANAJEMEN KESEHATAN DAN REPRODUKSI KAMBING DI DESA MARGOMULYO KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN: The Dissemination of Health and Reproductive Management of Goats in Margomulyo Village, Tegineneng Subdistrict, Pesawaran Regency. Sirat, Muhammad Mirandy Pratama; Ratna Ermawati; Syahrio Tantalo; Fajar Shodiq Permata
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 3 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i3.1809

Abstract

Desa Margomulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu desa yang masyarakatnya beternak kambing sebagai salah satu mata pencaharian utama. Survei pendahuluan menunjukkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait manajemen kesehatan dan reproduksi kambing. Tim PKM Unila bertujuan untuk berkontribusi dalam pencapaian SDGs Indonesia dan percepatan penurunan stunting serta memberikan solusi atas permasalahan budidaya kambing di masyarakat dengan diseminasi informasi terkait manajemen kesehatan dan reproduksi kambing melalui penyuluhan, diskusi dan evaluasi melalui kuesioner pre-test dan post-test. Kegiatan diikuti oleh 26 orang peternak kambing di Desa Margomulyo. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini yaitu 1) Diseminasi manajemen kesehatan dan reproduksi kambing dapat meningkatkan serapan pengetahuan peserta masing-masing sebesar 52,27% dan 43,08%; 2) Tingkat pengetahuan peternak kambing berdasarkan umur peternak bahwa semakin muda umur peternak maka semakin tinggi asupan serapan pengetahuan terhadap kegiatan pengabdian; dan 3) Tingkat pengetahuan peternak kambing berdasarkan jumlah kepemilikan ternak bahwa semakin sedikit jumlah kepemilikan ternak kambing maka semakin tinggi asupan serapan pengetahuan terhadap kegiatan pengabdian. Kata kunci: Diseminasi, Kambing, Manajemen kesehatan, Manajemen reproduksi, Penyuluhan
PRODUKTIVITAS DAN NILAI KOMPOSISI KIMIA FODDER JAGUNG DENGAN PENGGUNAAN LEVEL URIN SAPI YANG BERBEDA SEBAGAI MEDIA PENYIRAMAN: Productivity and Chemical Composition of Maize Fodder Irrigated with Varying Levels of Cow Urine Syahrio Tantalo; Liman; Etha 'Azizah Hasiib; Anggi Derma Tungga Dewi; Restu Jelitha
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2533

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan urin sapi dengan level yang berbeda sebagai media penyiraman terhadap produktivitas dan komposisi kimia fodder jagung (Zea mays). Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan, yaitu P0 (tanpa urin), P1 (1000 ml), P2 (750 ml), P3 (500 ml), dan P4 (250 ml), masing-masing dengan empat ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, biomassa segar, serta kandungan bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 menghasilkan biomassa tertinggi (2221,01 g), sedangkan perlakuan P3 memberikan tinggi tanaman tertinggi (118,37 cm), kandungan PK tertinggi (17,94%), dan SK terendah (21,36%). Penggunaan urin sapi dalam jumlah moderat (500–750 ml) terbukti meningkatkan produktivitas dan kualitas nutrisi fodder jagung secara signifikan. Dengan demikian, urin sapi berpotensi menjadi pupuk cair organik alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam budidaya hijauan pakan ternak.   Kata kunci: fodder jagung, urin sapi, produktivitas, komposisi kimia, pupuk organik cair
Evaluasi Kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar, dan Nilai Fleigh pada Silase Kulit Buah Kakao yang ditambah Molasses dan Tepung Gaplek: Evaluation of Crude Protein, Crude Fat, Crude Fiber, and Fleigh Score Content in Cocoa Pod Husk Silage Supplemented with Molasses and  Cassava Flour Anggi Derma Tungga Dewi; Ririn Angriani; Etha Azizah Hasiib; Syahrio Tantalo
Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Vol. 23 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
Publisher : Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jintp.23.2.%p

Abstract

Cocoa pod husks still contain several nutrients, making them potentially useful as livestock feed. Nonetheless, cocoa pod husks face limitations such as low crude protein and high crude fiber content. This study aimed to explore the effectiveness of molasses and cassava flour in cocoa pod husk silage on nutrient quality. A Completely Randomized Design (CRD) was applied, with each treatment replicated three times. The treatments consisted of 0% (P0), 10% molasses (P1), 10% cassava flour (P2), and 5% molasses + 5% cassava flour (P3). The observed nutrient qualities were crude protein, crude fiber, and crude fat. The data were analyzed at a 5% level of significance and followed up with the least significant difference test. The results showed that the addition of molasses and cassava flour to cocoa pod husk silage had a statistically significant effect (p < 0.05) on crude fiber content and fiber value, but no significant effect on crude protein or crude fat content. The combination of 5% molasses and 5% cassava flour resulted in the lowest crude fiber content with a good Fleigh value. It can be concluded that the combination of 5% molasses and 5% cassava flour produces the best quality cocoa pod husk silage. Key words:           cassava flour, crude fat, crude fiber, crude protein, cocoa pod husk silage, fleigh score, molasses