Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Perkawinan Dibawah Umur dan Keberlangsungan Rumah Tangga, Kubu Rokan Hilir Jumili Arianto; Supentri Supentri; Separen Separen; Hariyanti Hariyanti
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE) Vol 3, No 2 (2021): JULI
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ijsse.v3i2.5473

Abstract

Pernikahan yang sukses akan ditandai dengan kesediaan untuk mengambil tanggung jawab antara kedua belah pihak. Begitu mereka memutuskan untuk menikah, mereka siap menanggung semua beban yang dibawa oleh pernikahan, baik itu mata pencaharian, pengasuhan, atau perlindungan, pendidikan, dan hubungan yang baik, singkatnya: tanggung jawab fisik dan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui dampak perkawinan dibawah umur dan bagaimana keberlangsungan rumah tangganya. Metode penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Adapun hasil penelitiannya adalah dampak pertama yaitu terjadinya perceraian, kedua ego masing-masing, ketiga terjadi konflik dalam rumah tangga.
PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA GUNA MEMBANGUN KECERDASAN BERIDEOLOGI PADA GURU PPKn SMA/SMK KOTA DUMAI Ahmad Eddison; Hambali Hambali; Hariyanti Hariyanti
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 3 (2021): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i3.40431

Abstract

Nilai-nilai Pancasila harus dihayati, diinternalisasi dan diterapkan dalam semua bidang kehidupan warga negara. Diajarkan melalui cara-cara yang edukatif (menghindari cara-cara indoktrinatif) dan tidak lagi dijadikan alat untuk mempertahankan pengaruh politik dan kekuasaan. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Diskusi dan sosialisasi kepada pendidik/ guru PPKn SMA/SMK di Kota Dumai. Diskusi dimulai dengan kegiatan brainstorming, ceramah dan tanya jawab, kemudian internalisasi melalui sosialisasi kartu pintar pengamalan pancasila guna membangun kecerdasan berideologi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan akademisi merupakan satu upaya nyata untuk mengedukasi masyarakat terhadap ideologi, bukan karena lupa dan abai dengan ideologi tetapi memperkuat pemahaman yang telah ada agar pancasila terus lestari dan terjaga. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan setelah kegiatan pengabdian, para peserta memperoleh (1) peningkatan pemahaman mengenai nilai-nilai pancasila sebab disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti serta (2) motivasi untuk terus menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER GUNA MEMBANGUN KECERDASAN BERIDEOLOGI PESERTA DIDIK DI PERSEKOLAHAN Hariyanti
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 10 No. 2 (2022): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penulisan artikel guna mendeskripsikan gagasan pengaktualisasian nilai-nilai pancasila melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk membangun kecerdasan berideologi peserta didik di persekolahan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literature dengan menggunakan teori yang relevan dengan tema penelitian. Di Indonesia, kebersamaan nilai terungkap dalam pancasila yang mampu mempersatukan masyarakat di tengah perbedaan budaya, ras, bahasa, agama maupun keyakinan politik. Pancasila sebagai ideology negara, memberikan orientasi dan wawasan serta pedoman yang normatif dalam seluruh bidang kehidupan. Kecerdasan berideologi diperlukan sehingga dapat menghayati, menginternalisasi dan mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan. Kecerdasan berideologi melalui pendidikan terwujud dalam pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) di sekolah. Revitalisasi PPKn sebagai pendidikan ideology dapat diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bawah koordinasi guru PPKn, dengan kelebihan (1) memberikan pengalaman belajar ideology yang menyenangkan dan mudah dicerna untuk peserta didik; (2) menghindari unsur-unsur indoktrinasi dalam pembelajaran; (3) melibatkan seluruh warga sekolah, dilakukan di tempat terbuka sebab kecerdasan berideologi tidak dapat dibina lewat retorika dan symbol-simbol.
PERANAN MODAL SOSIAL PADA MGMP PPKn DALAM MEMBENTUK KOMPETENSI GURU DI KOTA PEKANBARU Ahmad Eddison; Hambali Hambali; Hariyanti Hariyanti
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 8, No 2 (2021): Bhinneka Tunggal Ika: Kajian Teori & Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v8i2.15606

Abstract

ABSTRACTThis paper analyzes social capital as an important factor for teachers who are gathered in the MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) organization in the formation of teacher competencies which include; pedagogic competence, personality competence, social competence and professional competence. The purpose of this study is to analyze; 1) social capital and 2) the role of social capital in MGMP-PPKn SMA to form teacher competence in Pekanbaru City. The subjects in this study were administrators and members of the PPKn MGMP, the determination of research subjects (informants) was carried out by purposive sampling technique. Data collection techniques using interviews, observation and documentation. Data analysis techniques through 1) Data Collection 2) Data Reduction 3) Data display, and 4) Data verification. The findings in this study are that the application of social capital in organizations is carried out with three main elements as pillars of togetherness, namely; 1) trust, 2) norms and 3) network. In this study, it does not claim that educator certificates are proof of teacher competence based on policies/laws. However, to get MGMP members to achieve teacher certificates, the findings of this study are that "social capital" has become a part of growing and being maintained and socialized in their togetherness, in other words the social capital in the MGMP organization has played a major role in bringing teachers to achievement, careers and positions in the world of education as a manifestation of the formation of teacher competence itself.Keywords: Social Capital, Teacher Competencies, MGMP, Civic EducationABSTRAKTulisan ini menganalisis modal sosial sebagai faktor penting bagi guru yang terhimpun dalam organisasi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dalam pembentukan kompetensi guru yang meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis; 1) modal sosial dan 2) peran modal sosial dalam MGMP-PPKn SMA membentuk kompetensi Guru di Kota Pekanbaru. Subjek dalam penelitian ini ialah pengurus dan anggota MGMP PPKn, penentuan subjek penelitian (informan) dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui 1) Pengumpulan Data 2) Reduksi Data 3) Display data, dan 4) Verifikasi data. Temuan dalam penelitian ini bahwa penerapan modal sosial pada organisasi dilakukan dengan tiga unsur utama sebagai pilar kebersamaan yaitu; 1) kepercayaan, 2) norma dan 3) jaringan. Dalam penelitian ini sama sekali tidak mengklaim bahwa sertifikat pendidik adalah pembuktian kompetensi guru berdasarkan kebijakan/UU. Namun, untuk sampai anggota MGMP meraih sertifikat guru, maka temuan penelitian ini bahwa ”modal sosial” telah menjadi bagian tumbuh dan terjaga serta tersosialisasi dalam kebersamaan mereka, dengan kata lain modal sosial yang ada dalam organisasi MGMP menjadi andil besar telah mengantarkan guru ke prestasi, karier dan jabatan dalam dunia pendidikan sebagai manifestasi dari terbentuknya kompetensi guru itu sendiri.Kata Kunci: Modal Sosial, Kompetensi Guru, MGMP, PPKn  
Election Smart House (ESH) as a Pre-Voter Political Education Facility To improve the quality of democracy Hariyanti Hariyanti; Filma Alia Sari
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 6, No 1 (2021): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v6i1.3940

Abstract

Abstract. This study aims to describe the Election Smart House (RPP) as a means of pre-voting political education in Pekanbaru City and Dumai City. The study uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of research informants through non-probability sampling techniques with purposive sampling techniques. The data validity testing technique uses triangulation of data sources. The research findings show that pre-voting political education through the use of lesson plans is carried out in two ways, namely (1) a program to disseminate lesson plans to schools. The Election Commission of Pekanbaru City conducted socialization of lesson plans to kindergartens and elementary schools, while junior and senior high schools had not yet done so because of time constraints. While the General Election Commission of Dumai City has never carried out socialization of the RPP to schools, but rather it was carried out in tertiary institutions and; (2) hearings (visits) to the lesson plan. Pre-voter hearing activities have never been conducted in the Pekanbaru City RPP, while the Dumai City RPP has received a one-time visit from the school, namely the Erna City Vocational School in Dumai in December 2019. The RPP as a means of pre-voting political education has not run optimally. This is indicated by the lack of socialization of the RPP to the pre-voters and pre-voter visits to the RPP. In addition, the General Election Commission as the manager of the RPP does not have a special / routine program in educating pre-voters through the use of the RPP. Some efforts are needed to increase the political literacy of pre-voters through the use of RPPs such as the special RPP  program that is carried out periodically through the collaboration of the General Election Commission as the manager of RPPs and schools through PPKn teachers as subjects integrated with electoral and pre-voter visits to RPPs.Keywords: Election Smart House, Political Education, Pre-election, DemocracyAbstrak.  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Rumah Pintar Pemilu (RPP) sebagai sarana pendidikan politik prapemilih di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Penelitian  menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan penelitian melalui teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan politik prapemilih melalui pemanfaatan RPP dilakukan melalui dua cara yakni (1) program kegiatan sosialisasi RPP ke sekolah. Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru melakukan sosialisasi RPP ke taman kanak-kanak dan sekolah dasar, sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA belum dilakukan karena terkendala waktu. Sementara Komisi Pemilihan Umum Kota Dumai belum pernah melakukan sosialisasi RPP ke sekolah, melainkan dilaksanakan di perguruan tinggi dan; (2) audiensi (kunjungan) ke RPP. Kegiatan audiensi prapemilih belum pernah dilakukan di RPP Kota Pekanbaru, sedangkan RPP Kota Dumai pernah menerima kunjungan sekali dari sekolah yakni SMK Erna Kota Dumai pada Desember 2019. RPP sebagai sarana pendidikan politik prapemilih belum berjalan secara optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan minimnya sosialisasi RPP kepada prapemilih maupun kunjungan prapemilih ke RPP. Selain itu, Komisi Pemilihan Umum sebagai pengelola RPP tidak mempunyai program khusus/rutin dalam mengedukasi prapemilih melalui pemanfaatan RPP. Diperlukan beberapa upaya untuk meningkatkan literasi politik prapemilih melalui pemanfaatan RPP seperti adanya program khusus RPP yang dilaksanakan secara berkala melalui kerjasama Komisi Pemilihan Umum sebagai pengelola RPP dan sekolah melalui guru PPKn sebagai mata pelajaran yang terintegrasi dengan kepemiluan serta kunjungan prapemilih ke RPP.Kata Kunci: Rumah Pintar Pemilu, Pendidikan Politik, Prapemilih, Demokrasi.
Pre-voters' Political Education Activities at the Election Smart House amidst the Covid-19 Pandemic Hariyanti Hariyanti; Hambali Hambali; Ahmad Eddison; Jumili Ariyanto
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 3 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i3.7938

Abstract

Pre-voters are a group that will prepare to become novice voters in the next few years; it is important to prepare them to become intelligent and rational voters, one of which is through the existence of the Election Smart House. The research design employed a qualitative descriptive method. The researcher describes in-depth and comprehensively the activities of pre-voter political education at the Election Smart House of the Pekanbaru City of General Elections Commission during the Covid-19 pandemic. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation. Research informants include the commissioner of the General Election Commission of Pekanbaru City, the Elecivicction Smart House of Pekanbaru City manager, and Pancasila and Civic Education teachers teaching at Senior High Schools in Pekanbaru City. The results showed that during the Covid-19 pandemic, from 2020 until now, the activities in the Election Smart House were not very active. It was noted that during the pandemic in the last two years, there were no visits from students to the Election Smart House of the Pekanbaru City owned by the General Elections Commission or visits from the City’s Election Smart House to high schools in Pekanbaru. Therefore, to overcome this situation, the Election Smart House manager initiated a creative idea by procuring Voter Education Podcasts in the Election Smart House by inviting resource persons and broadcasting them through the Pekanbaru City KPU (General Election Commission) YouTube channel. This activity is one way to educate the public without violating the health protocol and an effort to keep the Election Smart House as the center of community political education, especially students as pre-voters.
Sosialisasi tentang Pengentasan Stunting dan Sanitasi Hariyanti; Anggi Fauziah Harahap; Adiva R.M Sinaga; Anisyah Saputri; Ayu Lestari; Camelia Esperanza; Primasakti Yudhistira; Rita Fronika Lumban Gaol; Sindy Arfilia Deshinta; Wulanika Apriananda Widi; Zahwa Anugrah Putri
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.425 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.1936

Abstract

Abstrak Stunting merupakan masalah gizi global, terutama di negara berkembang dan miskin. Stunting dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas, serta perkembangan otak yang kurang optimal, termasuk keterlambatan perkembangan keterampilan motorik dan intelektual. Stunting menggambarkan suatu kondisi kekurangan gizi kronis sejak masa kanak-kanak dan seterusnya selama pertumbuhan dan perkembangan. Keterlambatan perkembangan pada anak di bawah usia 5 tahun dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: B. Karakteristik dan faktor sosial ekonomi anak di bawah usia 5 tahun. Penelitian observasional ini dilakukan di Desa Rimba Sekampong, Kecamatan Dumai Kota, Kota Dumai. Karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang stunting, mahasiswa KKN Universitas Riau bekerjasama dengan Kerlahan untuk kembali mengikutsertakan warga dalam kegiatan penyuluhan anti stunting. Kegiatan ini mencakup advokasi pencegahan stunting dan penanganan yang tepat. Kedua, dampak kesenjangan yang terjadi bila tidak menerapkan pola hidup sehat dan bersih yang dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang pada anak. Diperagakan di masyarakat untuk memberikan sosialisasi terkait stunting. Dalam kegiatan ini, prestasi dan tujuan yang harus dicapai mahasiswa KKN adalah orang-orang yang sangat antusias agar kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar. Penduduk desa tidak lagi asing dan tahu bagaimana mencegah stunting. Kata Kunci: Edukasi, Stunting, Sosialisasi Abstract Stunting is a global nutrition problem, especially in developing and poor countries. Stunting may increase the risk of morbidity and mortality, as well as suboptimal brain development, including delayed motor skills Developmental and intellectual disability. Stunting describes a condition of chronic malnutrition from childhood onwards during growth and development. Developmental delay in children under the age of 5 can be caused by many factors, including: B. Characteristics and socioeconomic factors of children under 5 years of age. This observational study was conducted in Rimba Sekampong Village, Dumai Kota District, Dumai City. Due to the lack of public knowledge about stunting, students from the University of Riau Community Service Program worked with Kerlahan to re-engage residents in anti-stunting counseling activities. This activity includes advocating for stunting prevention and proper management. Second, the effects of gaps that occur when not adopting a healthy and clean lifestyle that can cause growth retardation in children. Demonstrated in the community to provide socialization related to stunting. In this activity, the achievements and goals that KKN students should achieve are people who are very enthusiastic about making this outreach work go smoothly. Villagers are no longer strangers and know how to prevent stunting. Keywords: Education, Stunting, Socialization
Penguatan Peran Desa dalam Konvergensi Pencegahan Stunting Terintegrasi di Desa Tandun Barat Kabupaten Rokan Hulu Hariyanti; Adriano Megumi; Devi Safitri Pasaribu; Emia Kezia Aginta Br. Karo-karo; Hafif Anugerah; Muhammad Fadhal Al Giffari; Nur Mahmudah; Reci Sartika; Rika Enjelina Simatupang; Vera Anjeliana Simanjuntak; Wahyu Nur Khasanah
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.695 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.1995

Abstract

Abstrak Stunting merupakan prediktor rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting. Upaya percepatan pencegahan stunting lebih efektif apabila semua program intervensinya dilakukan secara konvergen. Dengan mekanisme konvergensi akan tercipta keterpaduan proses mulai dari proses perencanaan, penganggaran, dan pemantauan program/kegiatan pemerintah dari berbagai lintas sektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbup no.2 tahun 2021 tentang peran desa dalam konvergensi pencegahan stunting terintegrasi di desa Tandun Barat Kabupaten Rokan Hulu. Kebijakan konvergensi percepatan penurunan stunting di Desa merupakan program prioritas nasional, masih terdapat interpretasi implementasi peraturan terkait konvergensi stunting,dan kata lain kolaborasi yang sifatnya saling membutuhkan. Percepatan penurunan stunting di desa diharapkan dapat bebas di desa tahun 2024, tentunya sangat memerlukan mekanisme yang disepakati bersama antara desa dan supradesa dalam penetapan bersama indikator cakupan intervensi konvergensi stunting skala prioritas di desa berdasarkan kewenangan lokal desa. Metode yang diterapkan adalah melalui sosialisasi. Kegiatan sosialisasi tentang stunting dilaksanakan di Desa Tandun Barat Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 10 Agustus 2022. Kegiatan sosialisasi berupa penyuluhan dengan memberikan informasi dan edukasi mengenai stunting,gizi dan pola hidup sehat oleh mahasiswa Kukerta UNRI tahun 2022. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan melalui pendekatan dan penggunaan media yang disesuaikan dengan kondisi Obyektif yang ada di desa, dan dapat dilakukan secara informal maupun formal. Peran mahasiwa Kukerta UNRI 2022 lainnya di wujudkan dalam pembagian makanan tambahan (MT ) bergizi berupa bubur untuk menunjang pertumbuhan gizi setiap balita terbukti dengan adanya data bahwa berat badan dan tinggi balita usia 0-59 dalam keadaan normal dapat di indikasikan bahwa tidak adanya stunting pada anak di desa Tandun Barat. Hal tersebut juga didukung oleh partisipasi masyarakat yang secara rutin ikut serta posyandu. Kata Kunci: Aksi Konvergensi, Stunting, Cakupan Program Perbaikan Gizi, Pemerintah Daerah, Mahasiswa Kukerta UNRI 2022 Abstract Stunting is a predictor of the low quality of human resources, so stunting prevention and control is very important. Efforts to accelerate stunting prevention are more effective if all intervention programs are carried out convergently. The convergence mechanism will create an integrated process starting from the planning, budgeting, and monitoring of government programs/activities from various cross-sectors. This study aims to find out Perbup No. 2 of 2021 regarding the role of villages in the convergence of integrated stunting prevention in Tandun Barat Village, Rokan Hulu Regency. The convergence policy for the acceleration of stunting reduction in villages is a national priority program, there are still interpretations of the implementation of regulations related to stunting convergence, and in other words collaboration that is mutually necessary. The acceleration of stunting reduction in the village is expected to be free in the village by 2024, of course it really requires a mutually agreed mechanism between the village and the supra-village in the joint determination of indicators for the priority scale stunting convergence intervention coverage in the village based on the local authority of the village. The method applied is through socialization. The socialization activity about stunting was carried out in Tandun Barat Village, Rokan Hulu Regency on August 10, 2022. The socialization activity was in the form of counseling by providing information and education about stunting, nutrition and healthy lifestyles by UNRI Kukerta students in 2022. And this is done through an approach and use of media that is adapted to the objective conditions in the village, and can be done informally or formally. The role of other UNRI 2022 Kukerta students is manifested in the distribution of nutritious supplementary food (MT) in the form of porridge to support the nutritional growth of each toddler as evidenced by the data that the weight and height of toddlers aged 0-59 under normal circumstances can indicate that there is no stunting in children. in the village of West Tandun. This is also supported by the participation of the community who regularly participates in the Posyandu. Keywords: Convergence Action, Stunting, Coverage Of Nutrition Improvement Programs, Local Government, UNRI 2022 Kukerta Students.
Pembuatan Apotek Hidup Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Desa Indra Sakti Hariyanti; Fayzil Auliaswan; Gari Ardiansyah; Indah Annisa Ramadhani; Latifah Fitri Siregar; Lifeony Maharani; Luqmanul Hakim; Rahmat Hidayat; T. Nadifa Septiani; Tiara Sapta Audia; Tuti Ramadhani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.95 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.2001

Abstract

Abstrak Desa Indra Sakti merupakan daerah dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian dibidang perkebunan. Sebagian besar masyarakat belum memahami jenis-jenis tanaman obat serta khasiatnya. Tanaman obat banyak dijumpai, namun pemanfaatannya belum optimal. Tujuan pembuatan apotek hidup adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang manfaat tanaman obat serta sarana dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Indra Sakti. Tahapan yang digunakan antara lain persiapan, survei lapangan, pembuatan apotek hidup dan pemeliharaan. Jenis tanaman obat yang dibudidaya adalah jahe (Zingiber officinale), lengkuas (Alpinia pyramidata), kencur (Kaemferia galangal), kunyit (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendl), sirih (Piper battle L.), sirih merah (Piper ornatum), binahong (Anredera cordifol) dan betadine (Jatropha multifida L.) Program kerja pengabdian masyarakat di Desa Indra Sakti, Kecamatan Tapung ini menghasilkan apotek hidup sebagai sarana dalam budidaya tanaman obat. Kata Kunci: Apotek Hidup, Tanaman Obat, Indra Sakti Abstract Indra Sakti Village is an area with the majority of the population working in the plantation sector. Most people do not understand the types of medicinal plants and their properties. Many medicinal plants are found, but their utilization is not optimal. The purpose of making a live pharmacy is to provide information and knowledge about the benefits of medicinal plants and facilities in improving the health of the people of Indra Sakti Village. The stages used include preparation, field surveys, manufacture of live pharmacies and maintenance. The types of medicinal plants cultivated are ginger (Zingiber officinale), galangal (Alpinia pyramidata), kencur (Kaemferia galangal), turmeric (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), citronella (Cymbopogon nardus (L.) Rendl), betel (Piper battle L.), red betel (Piper ornatum), binahong (Anredera cordifol) and betadine (Jatropha multifida L.) This community service work program in Indra Sakti Village, Tapung District produces live pharmacies as a means of cultivating medicinal plants. Keywords: Living Pharmacy, Medicinal Plants, Magic Senses
Strategi Pengembangan Economic Civic di Lingkungan Persekolahan Guna Mendorong Peserta Didik Sebagai Wirausaha Muda Hariyanti; Filma Alia Sari
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.748 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.2034

Abstract

Abstrak Sumber Daya Manusia yang berkualitas dihasilkan dari system pendidikan yang mampu membekali lulusannya dengan kemampuan intelektualitas yang bermutu, keterampilan soft skill maupun hard skill dan karakter yang matang, artinya SDM yang berkualitas harus memiliki civic competences yang menyatu dalam dirinya. Artikel ini menggunakan metode literature review dalam menganalisis permasalahan melalui kajian teori dan hasil penelitian yang relevan untuk membuah sebuah solusi. Tahun 2045, Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk yang berusia produktif cukup tinggi. Economic civic merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan warga negara yang berkualitas dan berdaya saing sehingga tidak hanya menjadi konsumen produk negara lain tetapi menjadi produsen yang mampu mendatangkan income. Economic civic dibangun dalam lingkungan sekolah karena nilai-nilai entrepreneurship harus dibekali sejak dini, dilakukan secara kontiniu dan terbina. Economic civic dapat dikembangkan melalui (1) infiltrasi dalam mata pelajaran di sekolah; (2) membentuk kegiatan ekstrakurikuler entrepreneurship di sekolah yang peminatannya bersifat pilihan bagi peserta didik; (3) sinergi antara pihak sekolah dan pemerintah daerah untuk mengikutsertakan dan mendorong peserta didik untuk membuat dan menjual produk/karya mereka dalam kegiatan ekonomi kreatif. Kata Kunci: Economic Civic, Sekolah Abstract Quality human resources are produced from an education system that is able to equip graduates with quality intellectual abilities, soft skills and hard skills and mature characters, meaning that quality human resources must have civic competences that are integrated within them. This article uses the literature review method in analyzing problems through theoretical studies and relevant research results to produce a solution. In 2045, Indonesia is estimated to experience a demographic bonus, where the number of people of productive age is quite high. Economic civic is one of the efforts to prepare qualified and competitive citizens so that they are not only consumers of other countries' products but also producers who are able to bring in income. Economic civic is built in a school environment because entrepreneurship values ​​must be provided from an early age, carried out continuously and nurtured. Economic civic can be developed through (1) infiltration in subjects at school; (2) establishing entrepreneurship extracurricular activities in schools whose specialization is optional for students; (3) synergy between schools and local governments to involve and encourage students to make and sell their products/works in creative economic activities. Keywords: Economic Civic, School.