Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PANCASILA DI POLITEKNIK PELAYARAN SORONG (Suatu Telaah Pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila) Gigieh Cahya Permady; Gilang Zulfikar; Agus Sulistiono; Bernard Ferdinan Nugroho Laim
JPB : Jurnal Patria Bahari Vol. 1 No. 2 (2021): JPB: NOVEMBER 2021
Publisher : PPPM POLTEKPEL SORONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.352 KB) | DOI: 10.54017/jpb.v1i2.41

Abstract

Pentingnya pembentukan karakter Pancasila di perguruan tinggi. Fokus penelitian ini mengenai tentang mata kuliah Pendidikan Pancasila sebagai salah satu upaya dalam pembentukan karakter kepemimpinan Pancasila pada mahasiswa di Politeknik Pelayaran Sorong. Pentingnya karakter kepemimpinan pancasila ditanamkan kepada mahasiswa agar nilai-nilai Pancasila menjadi barometer kepemimpinan ideal bagi mereka yang kelak akan menjadi seorang pemimpin di bidang profesinya masing-masing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data maupun hasil penelitian dalam bentuk kepustakaan (library research) berupa deskripsi kata-kata. Adapun objek dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran mata kuliah Pendidikan Pancasila seperti RPS dan buku ajar. Hasil penelitian mengungkapkan pembentukan karakter kepemimpinan Pancasila dalam matakuliah Pendidikan Pancasila dapat ditinjau dari RPSnya terlihat capaian pembelajaran matakuliah pendidikan Pancasila menekankan mahasiswa memiliki sifat religius, kemanusiaan, cinta tanah air, serta mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya. Didukung buku ajar dan metode small group discussion dan studi kasus dengan keuntungan mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang keahliannya saja, tetapi juga berkembang keterampilan komunikasi, inisiatif, bekerja dalam kelompok, berbagi informasi, dan penghargaan terhadap orang lain adalah nilai-nilai karakter kepemimpinan Pancasila yang ideal bagi mahasiswa.
Citra Wawasan Kebangsaan Generasi Muda: suatu kajian terhadap sikap anti radikalisme Gilang Zulfikar; Gigieh Cahya Permady
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 7 No. 2 (2021): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v7i2.1063

Abstract

Akses penyebaran informasi dalam interaksi global telah mengubah dunia seolah-olah transparan seakan batas wilayah tidak lagi jadi penghalang. Fenomena globalisasi ini menimbulkan berbagai konsekuensi pada segala segmen aktivitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti halnya dua sisi pada mata uang, yakni dampak dari sisi positif dan sisi negatif. Positifnya, dengan adanya kemajuan teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan umat manusia. Namun dampak negatif yang paling fundamental adalah pergeseran nilai-nilai adiluhung yang menjadi dasar falsafah hidup telah bergeser pada seperangkat nilai-nilai universal yang dibawa arus globalisasi. Hal itu, menimbulkan ancaman konflik yang mengarah pada tantangan disintegrasi bangsa. Artikel ini membahas kajian tentang potret wawasan kebangsaan pada generasi muda. Sikap ini menjadi antitesis terhadap perbuatan-perbuatan yang bersebrangan dengan nilai-nilai persatuan Indonesia. Untuk itu, perlu adanya lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat) yang mendukung bagi generasi muda dalam menumbuhkan karakter bangsanya. Sebab konsep kebangsaan itu sendiri ditujukan sebagai sebuah pengabdian yang didedikasikan terhadap negara dan menerima hidup dalam sebuah perbedaan yang menjadi watak dan karakter bangsanya. Sehingga terbentuklah hubungan antar warga negara itu sendiri, sehingga menciptakan sikap kepedulian kepada seluruh warga negara dan nasib bangsanya.
PENGEMBANGAN NILAI RELIGIOUS PESERTA DIDIK MELALUI GERAKAN MORAL MAGHRIB MENGAJI Hariyanti; Gigieh Cahya Permady
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 10 No. 3 (2022): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini, relatif banyak ditemukan kenakalan remaja seperti tawuran antar pelajar, genk motor dan praktek-praktek prostitusi hingga tindakan kekerasan lainnya yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di masyarakat yang melibatkan pelajar. Salah satu penyebab dari masalah sosial tersebut adalah merosotnya nilai-nilai moral dan spiritual dalam diri peserta didik. Artikel menggunakan metode literature review untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan dan analisis teori dan hasil penelitian terkait permasalahan. Gerakan moral maghrib mengaji merupakan salah satu upaya untuk membina akhlak mulia generasi muda sejak dini dengan penanaman nilai-nilai agama sehingga ia mampu menjadi seorang umat beragama yang taat dan warga negara yang toleran karena agama memberikan petunjuk hidup bagi umatnya dan penuh dengan nilai-nilai universal termasuk dalam hubungan bermasyarakat dan bernegara. Lebih jauh, gerakan moral ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan sisi religiusitas sekaligus rasa kebangsaan peserta didik. Sisi religiusitas terwujud dalam kegiatan pengajian yang dilakukan setiap hari sehabis maghrib sedangkan rasa kebangsaan akan terpupuk dengan sendirinya ketika seseorang telah mampu menjalankan syariat agamanya dengan benar. Gerakan moral ini dapat menjadi salah satu upaya dalam menangkal perilaku menyimpang dengan sasaran menyentuh sisi spiritual peserta didik.
Election Smart House Service as a Voter Education Center for Students in Dumai City Hariyanti Hariyanti; Gigieh Cahya Permady; Filma Alia Sari; Ahmad Eddison
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 8, No 1 (2023): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v8i1.8841

Abstract

Election Smart House (ESH) is an election organizer innovation designed to improve pre-voter political literacy among students. However, the operation and management of the ESH as a community voter education center is not operating well at present. As a voter education center, ESH provides various attractive services, facilities, and programs. The research design employed a qualitative descriptive method. The researcher intended to describe in-depth and thoroughly the ESH service as a voter education center in Dumai City that strives to promote students' political literacy. Observation, interviews, and documentation were employed in the data collection process. The research informants included Dumai City Election Commission commissioners, Dumai City election smart house (ESH) managers, and Dumai City high school civic education teachers. The study results indicate that ESH services consist of (1) the publication of ESH activities in the mass media and (2) an invitation from the General Election Commission of the City of Dumai for the public, community, or school to visit ESH. ESH can serve as a forum where the election community can discuss elections and democracy. Voter education for students through ESH is a strategic step in educating students about election and democratic materials since ESH offers students materials and additional services that attract visitors.
ANALISA PENGARUH SEKOLAH PELAYARAN YANG BERKUALITAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MAKASAR Siswanto Siswanto; Gigieh Cahya Permady; Muhammad Idris; Muji Setiyono
JPB : Jurnal Patria Bahari Vol. 2 No. 2 (2022): JPB: NOVEMBER 2022
Publisher : PPPM POLTEKPEL SORONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54017/jpb.v2i2.56

Abstract

Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur utama keberhasilan pembangunan dan pengembangan suatu negara, sektor maritim memberikan dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia khususnya dalam pembangunan negara maritim. Dalam penelitian ini berfokus pada instrumen pelayaran yang merupakan bagian dari sektor maritim dimana penelitian berfokus pada peranan SDM dan juga sekolah pelayaran dalam membantu perekonomian Indonesia. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif, variabel  independen SDM Sekolah Pelayaran (X1), Sekolah Pelayaran berkualitas (X2) dan variabel dependen (y) yaitu pertumbuhan ekonomi kota makasar.  Dimana Responden terdiri dari  masyarakat yang tinggal sekitar kota makasar berjumlah 80 orang dengan sampling error sebanyak 12%. Hasil dalam penelitian ini yaitu sekolah pelayaran berkualitas tidak memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan SDM  sekolah pelayaran yang bagus memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.   Kata Kunci : Ekonomi, Makassar, Pelayaran, SDM
KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 4 DAN PENINGKATAN LITERASI NUMERASI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS Hariyanti Hariyanti; Gigieh Cahya Permadi; Saefudin Kartasasmita; Filma Alia Sari; Alrafni Alrafni; Suryanef Suryanef
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13721

Abstract

Abstrak: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan peranan program kampus mengajar Angkatan 4 (KM 4) dalam meningkatkan literasi numerasi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) di SDN 001 Air Tiris. KM 4 merupakan program yang diinisiasi oleh kementerian Pendidikan kebudayaan dan Pendidikan tinggi sebagai sebuah upaya pengabdian civitas akademika di persekolahan. Pengabdian tim KM4 di SDN 001 Air Tiris dilaksanakan pada bulan Agustus- Desember 2022. Tim KM4 terdiri dari 5 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di kota Pekanbaru dan seorang dosen pendamping lapangan (DPL) yang berasal dari Universitas Riau. Kegiatan pengabdian dimulai dari analisis kebutuhan sekolah, penyusunan program, hingga kegiatan pendampingan belajar PDBK. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa (1) program KM 4 terdiri dari literasi, numerasi, adaptasi teknologi dan administrasi; dan (2) program kampus mengajar berperan dalam membantu PDBK dalam belajar membaca, berhitung, dan bernyanyi, melalui pendampingan khusus. Hal ini dibuktikan dari pernyataan kepala sekolah saat kegiatan penutupan KM 4 maupun dari skor kepuasan yang diberikan pihak sekolah melalui guru pamong terhadap tim KM4 di akun MBKM sehingga peserta KM dapat mencapai nilai 92 (baik sekali).Abstract: This article aims to describe the role of the campus teaching program Batch 4 (KM 4) in improving the numeracy literacy of students with special needs (PDBK) at SDN 001 Air Tiris. KM 4 is a program initiated by the Ministry of Culture and Higher Education as an effort to serve the academic community in schools. The KM4 team's service at SDN 001 Air Tiris was carried out in August-December 2022. The KM4 team consisted of 5 students from various tertiary institutions in the city of Pekanbaru and a field assistant lecturer (DPL) from the University of Riau. Community service activities start from analyzing school needs, preparing programs, to PDBK learning assistance activities. The results of the dedication show that (1) the KM 4 program consists of literacy, numeracy, technology adaptation and administration; dan (2) the teaching campus program plays a role in assisting PDBK in learning to read, count, and sing, through special assistance. This is evidenced from the statement of the school principal during the closing activity of KM 4 and from the satisfaction score given by the school through the tutor to the KM4 team in the MBKM account so that KM participants can achieve a score of 92 (very good).
Existence of Local Wisdom Based on Pancasila Values Amidst the Dynamics of Global Issues Hariyanti Hariyanti; Irma Irayanti; Lisa Retnasari; Anif Istianah; Gigih Cahya Permady; Saepudin Karta Sasmita
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 8, No 2 (2023): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v8i2.10611

Abstract

This study aims to analyze and describe local wisdom in the form of the traditional game Pacu Tabang Duck along with Pancasila values that can be explored in it, amidst the onslaught of dynamics of global issues. Pacu tabang ducks is a typical tradition of Luak fifty which consists of the district of fifty cities and the city of Payakumbuh. This study used a qualitative design with a descriptive method. Research data were collected through observation, in-depth interviews and documentation studies. The research findings show that (1) the tradition of spurring tabang itiak is a hereditary tradition in the luak fifty community; (2) the existence of the pacu tabang itiak tradition can be maintained because of the Pancasila values contained therein. The implementation of the duck racing tradition is not only a tradition of the local community but through local government policy, this tradition has become a tourist calendar event for the fifty cities and towns of Payakumbuh so that it attracts tourists to attend and witness it every year. The implementation of the Pacu Tabang Duck tradition brings economic blessings to the local community because of the large number of tourists who attend.
Pembentukan Karakter Kepemimpinan melalui Social Movement pada Organisasi Kemahasiswaan Gigieh Cahya Permady; Gilang Zulfikar
SOSIETAS Vol 11, No 1 (2021): Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.687 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v11i1.36091

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk karakter kepemimpinan berlandaskan ideologi pancasila pada generasi muda khususnya mahasiswa sebagai leader of future. Pembentukan karakter kepemimpinan dapat dilakukan melalui organisasi mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan (Ormawa) merupakan sarana pembinaan dan pengembangan diri mahasiswa guna membentuk karakter kepemimpinan. Salah satu ormawa ialah Himpunan Mahasiswa Islam yang sudah terbukti berhasil melahirkan pemimpin dan tokoh-tokoh nasional, dan salah satu ormawa yang tertua di Indonesia dan masih eksis hingga saat ini, kemudian juga solid dikarenakan memiliki wadah untuk para alumni yang telah habis masa anggotanya yaitu Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
Human rights awareness education to prevent bullying behavior at school Hariyanti Hariyanti; Gigieh Cahya Permady; Anif Istianah; Saepudin Kartasasmita
Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 10, No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jpsd.v10i2.a28268

Abstract

The prevalence of bullying, a serious issue in primary and secondary schools, underscores the need for effective prevention strategies. This study aims to develop a human rights education model to address this concern. The primary objective is to design a comprehensive human rights education model tailored for school environments. This model aims to prevent bullying behavior by fostering a culture of respect and empathy among students. A literature review methodology was employed to analyze existing problems related to bullying and identify potential solutions. Theoretical frameworks and empirical research findings were utilized to develop the proposed human rights education model. The results of this research suggest the development of prevention strategies and the creation of a pocketbook containing human rights education materials accessible to students. Additionally, it suggests the use of engaging learning media to facilitate a better understanding of human rights concepts, which are often abstract and challenging to grasp through traditional teaching methods. The human rights education model presented in this study is adaptable for both primary and secondary education. It emphasizes the importance of early intervention to prevent bullying from becoming entrenched in school cultures. By targeting students' moral and cognitive development, this model aims to break the cycle of victimhood and aggression associated with bullying. This study contributes to the field of education by proposing a practical and holistic approach to addressing bullying in schools. The proposed human rights education model provides educators with a framework to promote a safe and inclusive learning environment
Analysis of the Role and Constraints of Field Supervisors in Kampus Mengajar Program at School Hariyanti Hariyanti; Gigieh Cahya Permady; Anif Istianah; Saepudin Kartasasmita; Filma Alia Sari; Irma Irayanti
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 9, No 2 (2024): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v9i2.14192

Abstract

This paper aims at  describing the role and identify the obstacles encountered by field supervisors in Kampus Mengajar  program from Batch 3, 4, 5, and 6. The research was conducted in Riau Province with the main informants, namely several DPLs assigned to several elementary schools in Riau province in addition to the students participating in Kampus Mengajar , the research was conducted in the time span of February 2022-December 2023.The research data were collected through interviews and documentation studies. The data analysis technique uses the miles and Huberman model which consists of data collection, verification and data reduction, conclusion drawing. The triangulation technique uses data source triangulation. The results of the study found that there are several roles of DPL, namely (1) communicator, in this role DPLs are required to always coordinate with the Education office and target schools to explain the usefulness and smooth running of Kampus Mengajar  program; (2) facilitator, meaning facilitating students to discuss with each other about the design, implementation and evaluation of Kampus Mengajar  program and; (3) mentor, meaning guiding students to follow the program according to the direction of the ministry but still be able to innovate and develop creativity for the success of the program. The obstacles encountered by DPLs are (1) the remote location of the target schools; (2) Kampus mengajar students who do not obey the rules, making it difficult for DPL positions; (3) the honorarium for Kampus Mengajar program which is compensated and sometimes late in disbursement.