Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENYEBARAN PENYAKIT TIDAK MENULAR BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI Afif, Ahmad; Fahmi, Mohamad Anis
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2021): Maret - Agustus 2021
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/jmpm.v6i1.2076

Abstract

Masalah utama penelitian ini adalah pola penyebaran penyakit tidak menular berdasarkan wilayah Puskesmas di Kota Kediri. Mengetahui pola penyebaran penyakit tidak menular sangat penting untuk keperluan pencegahan dan pengendalian penyakit, sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah analisis korespondensi dengan dua variabel, yaitu variabel penyakit tidak menular dan variabel wilayah Puskesmas di Kota Kediri. Data penelitian ini adalah data sekunder dari hasil pencatatan jumlah angka kesakitan penyakit tidak menular yang terdapat di 8 Puskesmas Induk dengan 1 Puskesmas Perawatan dan 26 Puskesmas Pembantu di Kota Kediri tahun 2019. Grafik korespondensi digambarkan dengan dua dimensi yang menjelaskan keragaman data sebesar 83% dan menghasilkan  lima pola penyebaran penyakit tidak menular berdasarkan wilayah puskesmas di Kota Kediri.Kata kunci: penyakit tidak menular; penyebaran, korespondensi
EVALUASI PROGRAM AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH Mohamad Anis Fahmi
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 8, No 3 (2017): Juli 2017
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.972 KB) | DOI: 10.33846/sf.v8i3.157

Abstract

Kabupaten Temanggung telah melaksanakan audit maternal perinatal (AMP), namun tren kematian ibu dan bayi belum menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi program AMP di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini deskriptif dengan unit analisisnya adalah tahap pencatatan dan pelaporan program AMP. Dilaksanakan di dinas kesehatan, rumah sakit, dan puskesmas. Responden adalah pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Rata-rata umur petugas AMP adalah 42 tahun dan bertugas selama 8 tahun. Sebagian besar berpendidikan D3 (62,50%) dan belum pernah pelatihan pelaksanaan AMP. Sebanyak 20,83% puskesmas yang mempunyai buku pedoman AMP dan 41,67% mempunyai formulir pemberitahuan kematian. Semua puskesmas melakukan otopsi verbal setelah melaporkan kematian kurang dari 24 jam, namun hanya 3 yang menulis dalam formulir. Rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan AMP rutin, namun di puskesmas 50%. Tidak ada grafik dan peta, data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Diperlukan distribusi formulir AMP, pertemuan lintas sektor secara rutin, dan pelatihan AMP kepada pengelola program KIA dalam hal teknis maupun program untuk meningkatkan program AMP di Kabupaten Temanggung.
Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Ruang Rawat Inap Kelas 1 Dan Kelas 2 di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto Tahun 2020-2024 Mayang Erlanda Diwani; Mohamad Anis Fahmi
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf11nk429

Abstract

One to measure the inpatient care facility is by BOR (Bed Occupancy Rate) which is a precentage of bed usage with ideal standard of Barber Johnson 75-85%. The 1st and 2nd class hospital wards in Gatoel Hospital have fluctuating BOR value from 2015 to 2019, yet still above the standard. The aim of this research is to predict the bed necessities for the 1st and 2nd class wards in Gatoel Hospital, Mojokerto for 2020 to 2024. The subject in this study were the patients from 1st and 2nd class wards from 2015 to 2019. Data was collected through documentation study method by recording bed capacity, inpatient care duration, the amount of outpatients in SHRI during 2015 to 2019 and the effective days every year in calendar from 2020 to 2024. The result of the research showed that the bed necessity increases every year from 2020 to 2024. It can be concluded that there will be an increase in the number of bed necessities in 2020-2024 caused by inpatient care duration for patient with diagnosed lower back pain, haemorrhage, diabetes mellitus, appendicitis, and benign neoplasm with an average of impatient care duration 22 to 23 days. Thus, supplying more beds is needed in every ward to accumulate profit for Gatoel Hospital so the quality of the hospital will be maintained. Keywords: pediction; beds; indicator of inpatient care facility; barber johnson ABSTRAK Salah satu indikator pelayanan rawat inap yaitu BOR (Bed Occupancy Rate) yang merupakan presentase pemakaian tempat tidur dengan standar ideal Barber Johnson 75-85%. Ruang rawat inap kelas 1 dan kelas 2 di Rumah Sakit Gatoel memiliki nilai BOR yang fluktuatif setiap tahun dari tahun 2015-2019 namun tetap melebihi standar yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat prediksi kebutuhan tempat tidur ruang rawat inap kelas 1 dan kelas 2 di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto tahun 2020-2024. Subjek penelitian ini adalah pasien ruang rawat inap kelas 1 dan kelas 2 tahun 2015-2019. Teknik pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi dengan cara mencatat data tentang kapasitas tempat tidur, hari perawatan, jumlah pasien keluar pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) selama tahun 2015-2019 dan data jumlah hari efektif setiap tahun pada kalender tahun 2020-2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi kebutuhan tempat tidur mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2020-2024. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan tempat tidur pada tahun 2020-2024 yang disebabkan oleh panjangnya lama perawatan pasien dengan diagnosa nyeri punggung bawah, perdarahan, diabetes mellitus, usus buntu dan tumor jinak dengan rata-rata lama perawatan 22-33 hari. sehingga perlu dilakukan penambahan kapasitas tempat tidur pada masing masing ruang rawat inap untuk meningkatkan profit Rumah Sakit Gatoel sehingga kualitas dari rumah sakit tersebut tetap terjaga. Kata kunci: prediksi; tempat tidur; indikator rawat inap; barber Johnson
PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH Mohamad Anis Fahmi
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.536 KB)

Abstract

Latar belakang: Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) pada pasien tuberkulosis akan menghambat kesembuhan pengobatan. Tujuan: Mengetahui prevalensi DM tipe 2 pada pasien tuberkulosis di Kabupaten Temanggung. Metode: Ini merupakan penelitian cross-sectional dengan responden adalah pasien tuberkulosis baru yang berobat di puskesmas di wilayah Kabupaten Temanggung. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dilakukan menggunakan rapid test dengan pembuluh darah kapiler. Responden dengan kadar gula darah sewaktu > 120 mg/dl akan dites kembali menggunakan metode enzimatik dengan pembuluh darah vena. Dikategorikan sebagai DM tipe 2 jika kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil: Sebanyak 33 pasien tuberkulosis diperiksa kadar gula darah sewaktu, rata-rata gula darah dengan rapid test 146.5 (SD ± 69.8) dan enzimatik 120.5 (SD ± 78.9). Prevalensi diabetes pada pasien tuberkulosis 6.3% (CI95%: 2.6-15.1). Simpulan dan saran: Prevalensi DM tipe II pada penderita tuberkulosis di Kabupaten Temanggung tahun 2014 adalah 6.3%. Penelitian selanjutnya sebaiknya perlu ada penjelasan keterkaitan antara penyakit menular dengan penyakit tidak menular seperti halnya diabetes mellitus dan tuberkulosis.
PENYEBARAN PENYAKIT TIDAK MENULAR BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI Ahmad Afif; Mohamad Anis Fahmi
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2021): Maret - Agustus 2021
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/jmpm.v6i1.2076

Abstract

Masalah utama penelitian ini adalah pola penyebaran penyakit tidak menular berdasarkan wilayah Puskesmas di Kota Kediri. Mengetahui pola penyebaran penyakit tidak menular sangat penting untuk keperluan pencegahan dan pengendalian penyakit, sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah analisis korespondensi dengan dua variabel, yaitu variabel penyakit tidak menular dan variabel wilayah Puskesmas di Kota Kediri. Data penelitian ini adalah data sekunder dari hasil pencatatan jumlah angka kesakitan penyakit tidak menular yang terdapat di 8 Puskesmas Induk dengan 1 Puskesmas Perawatan dan 26 Puskesmas Pembantu di Kota Kediri tahun 2019. Grafik korespondensi digambarkan dengan dua dimensi yang menjelaskan keragaman data sebesar 83% dan menghasilkan  lima pola penyebaran penyakit tidak menular berdasarkan wilayah puskesmas di Kota Kediri.Kata kunci: penyakit tidak menular; penyebaran, korespondensi
CORRELATION BETWEEN SMOKE-FREE AREAS AND SMOKING BEHAVIOR IN INDONESIA Mohamad Anis Fahmi
Jurnal Berkala Epidemiologi Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Berkala Epidemiologi (Periodic Epidemiology Journal)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbe.V8I22020.117-124

Abstract

Background: Low public awareness of the impact of smoking makes the implementation of smoke-free areas (KTR) difficult. Smoke-free areas aim to protect the public from the direct and indirect effects of smoking. Purpose: This study aimed to analyze the correlation between the application of smoke-free areas and the prevalence of active and ex-smokers in Indonesia. Method: This study implemented a cross-sectional design, using secondary data from the Riskesdas 2018 on active and ex-smokers. KTR application data were obtained from the Profile of Non-Communicable Diseases in 2016. A Pearson product-moment test was conducted by a computer application to determine the correlation coefficient (r). This coefficient was used to describe the level of correlation between the two variables; significance was determined as a p value of 5%. Results: This study showed that the average application of KTR throughout Indonesia was 50.83%, active smokers comprised 23.49% of the population, and ex-smokers comprised 4.94%. Most active smokers were in Java and Sumatra, while the majority of ex-smokers were in Java and Sulawesi and the majority of KTR was in Java. This study shows that there is a positive correlation between KTR application and the percentage of ex-smokers (r = 0.46; p value = 0.01). Conclusion: There is a positive correlation between the application of KTR and an increase in ex-smokers. The government needs to increase the application of KTR policies.
Pengolahan Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal Oktovina Rizky Indrasari; Yoanita Indra Kumala Dewi; Nining Tyas Triatmaja; Mohamad Anis Fahmi; Forman Novrindo Sidjabat; Atmira Sariwati; Ekawati Sutikno; Dianti Ias Oktaviasari; Ana Nur Filiya
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tempe merupakan pangan fungsional dengan harga terjangkau yang banyak dikonsumsi sebagai protein nabati. Tempe kedelai lebih dikenal dan disukai oleh banyak orang karena warnanya yang putih dan tekstur yang kompak sehingga lebih menarik untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terkait pangan fungsional berbasis pangan lokal tempe. Upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan peran serta remaja sebagai kader muda sadar kesehatan. Tujuan Kegiatan: meningkatkan pengetahuan, pemamaham dan kemampuan peserta dalam mengedukasi pengolahan pangan fungsional berbasis pangan lokal tempe.Metode Kegiatan: Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, yaitu  penyuluhan meningkatkan pengetahuan, pemamaham dan kemampuan peserta dalam mengedukasi pengolahan pangan fungsional berbasis pangan lokal tempe. Kegiatan ini dilakukan secara daring dengan jumlah peserta sebanyak 47 peserta. Hasil Pengabdian: Rata-rata pengetahuan peserta terkait pengolahan pangan lokal tempe sebelum dilakukannya edukasi adalah 3,78  dan mengalami peningkatan setelah diedukasi, yaitu 4,76. Simpulan dan Saran: Pelatihan daring terkait pengolahan pangan fungsional berbasis pangan lokal tempe dapat meningkatkan pengetahuan peserta. Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya dilakukan metode lain dalam edukasi dengan menggunakan media yang berbeda.
Determinan sosial perilaku merokok usia dewasa di kota Kediri Mohamad Anis Fahmi; Ningsih Dewi Sumaningrum; Ahmad Hidayat
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.45179

Abstract

Tujuan:  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor determinan sosial perilaku merokok di Kota Kediri. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, dilakukan pada jenis kelamin laki-laki usia dewasa 25-64 tahun yang ada di Kota Kediri. Variabel-variabel determinan sosial yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan, lama pendidikan, penghasilan rumah tangga, pekerjaan dan lokasi tempat tinggal. Analisis statistik dilakukan univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui prevalensi perokok dan determinan sosial. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui odds ratio (OR) dan p-value variabel determinan sosial dengan merokok. Software statistik yang digunakan adalah SPSS. Hasil: Penelitian dilakukan pada 425 responden, didapatkan prevalensi perokok pada laki-laki dewasa di Kota Kediri adalah 79.53%. Variabel determinan sosial yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok adalah tingkat pendidikan rendah (OR: 3.63; p-value: 0.001) dan sedang (OR: 3.48; p-value: 0.000) dibandingkan dengan pendidikan tinggi. Variabel lain tidak ada yang berpengaruh secara signifikan. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan merupakan determinan sosial yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok. Meningkatkan pengetahuan dapat merubah perilaku merokok pada orang dewasa di daerah penghasil rokok seperti Kota Kediri. Puskesmas dan dinas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan rutin.
Penyebaran Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Wilayah Puskesmas di Kota Kediri Menggunakan Analisis Korespondensi Afif, Ahmad; Fahmi, Mohamad Anis
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 6 No 1 (2021): March - August 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/jmpm.v6i1.2076

Abstract

Masalah utama penelitian ini adalah pola penyebaran penyakit tidak menular berdasarkan wilayah Puskesmas di Kota Kediri. Mengetahui pola penyebaran penyakit tidak menular sangat penting untuk keperluan pencegahan dan pengendalian penyakit, sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah analisis korespondensi dengan dua variabel, yaitu variabel penyakit tidak menular dan variabel wilayah Puskesmas di Kota Kediri. Data penelitian ini adalah data sekunder dari hasil pencatatan jumlah angka kesakitan penyakit tidak menular yang terdapat di 8 Puskesmas Induk dengan 1 Puskesmas Perawatan dan 26 Puskesmas Pembantu di Kota Kediri tahun 2019. Grafik korespondensi digambarkan dengan dua dimensi yang menjelaskan keragaman data sebesar 83% dan menghasilkan  lima pola penyebaran penyakit tidak menular berdasarkan wilayah puskesmas di Kota Kediri.
Prediksi Penambahan Kasus Covid-19 di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing Damayanti, Aryanti Dwi Astuti; Fahmi, Mohamad Anis
Ficco Public Health Journal Vol. 1 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Ficco Scientific Corner

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11080764

Abstract

Background: Since the first case in Wuhan, there has been a daily increase in COVID-19 cases in China, peaking between late January and early February 2020. One method that can be used for time series data is exponential smoothing. The aim of this research is to predict the increase of COVID-19 cases at Pesantren II Health Centre in Kediri City using the exponential smoothing method. Methods: This research is a descriptive observational study. The research site is UPTD Islamic Boarding School II Community Health Centre. Data collection techniques were carried out using secondary data and primary data. The secondary data used are COVID-19 cases. Results: Based on the plot results above, it shows that the pattern of COVID-19 incidence has increased over a period of time. Based on the resulting Sum Square Error (SSE) value, where the lowest SSE value indicates that the method is suitable for use. Based on the table above, the best model is double exponential smoothing as it produces the lowest SSE value, 17931.84. Descriptively, it shows that the incidence of COVID-19 increases each month. Conclusion: Forecasting from 2022 to 2023, the number of COVID-19 cases at the Islamic Boarding School II Health Centre will increase using the double exponential smoothing method. People are expected to be able to start a new lifestyle, not underestimate the information and news circulating, and follow the advice and infrastructure in the situation and conditions of the COVID-19 pandemic.