Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Produksi Ruang Terbuka Hijau Publik Taman Terpadu dan Respon Warga di Taman Kelurahan Pondok Jaya, Kota Depok Lintang Yuniar Pratiwi; Agus Dharma Tohjiwa; Irina Mildawani
Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Lanskap Indonesia
Publisher : http://arl.faperta.ipb.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jli.v12i2.32521

Abstract

Horizontal Urban Expansions Model significantly contributes to land transformation and affects multiple problems including environtmental damage. Ideally it must be balanced by Urban Green Space supply for sustainability and liveabilty of a City. Society aspect become apart of sustainability’s domain and human factors will be considered through perception. In order to implement as mandatory of Law of Republic of Indonesia no 26/2007 Concerning Spatial Management, local government needs to basically establish local regulation on how to carry it out. The Depok City Government Public Space Regulation has already been arranged through Depok City’s Mission (2016-2021) which Increase the quality of the public services, and building infrastructure and open space including Mayor’s Promise to build urban park in 63 of Depok’s urban village. Since it was on first year, there were disagreement where the inhabitants refused park development around them. This study wants to find out the factors influencing inhabitant’s response to Pondok Jaya Urban Village Park Development. The research is using qualitative method with Case Study and an in-depth interview, analyzing qualitative data by open coding, axial coding and selective coding analysis. The research’s result revealed three category of inhabitant’s response who has different causal factors, they are Strongly Agree (precedent, physical & social benefit), Somewhat Agree (priviledges, maintenance & concept planning) and Strongly Disagree (Intervnetion, Development Process, Existing Condition & authority-function changes). This study may gain knowledge and understanding the way to better formulation of next Depok’s public green space regulation.
ARCHITECTURAL CRITICISM AS A TOOL IN DEFINING ENVIRONMENTAL AESTHETIC Irina Mildawani; Muhammad Farhan Ghazy
Journal of Architecture&ENVIRONMENT Vol 21, No 1 (2022)
Publisher : Department of Architecture, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2355262x.v21i1.a12810

Abstract

The attractiveness of physical settings covers from its initial concentration on ordinary settings to anthropogenic environments, including the beauty of everyday life in the late twentieth century. A mosque is a place of worship that tends to be influenced by the legacy of glorious Islamic civilization in Indonesia. The current modern architectural design shows the existence of environmental aesthetics and local culture without losing the essence of the mosque as a place of worship. This study aims to determine the public's perception of architectural criticism of mosques with unique designs based on modernity and local culture. The method used is a descriptive case study scrutinizing respondents' perceptions in criticizing the mosque building through online questionnaires. Twenty respondents with an architectural background and 20 without architectural knowledge were chosen to answer Likert scale-based questions. The questions refer to three architectural aspects: symbols or characters, attractiveness, and functionality of the mosque. The results showed that respondents with architectural education background dominantly perceived an eminent consensus on the three architectural features compared to the ones of non-architectural environment. This indicates that respondents with an architectural education background understood the symbolic facet of the setting's attractiveness of mosque better when viewed from architectural criticism's point of view.
PENDEKATAN PERANCANGAN BANGUNAN HOTEL TANGGAP BENCANA (DISASTER BUILDING) DI AREA PESISIR PANTAI PELABUHAN RATU SUKABUMI Bima Haryadi; Arief Rahman; Irina Mildawani
UG Journal Vol 16, No 8 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana Tsunami sering melanda pantai selatan Jawa, dikarenakan pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia di selatan Jawa yang menghasilkan gempa tektonik sumber utama tsunami. Daerah Pesisir Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. beriklim tropis, dan lambab dengan temperatur rata-rata 29°C merupakan salah satu daerah wisata pantai di Jawa Barat. karena memiliki pantai yang indah, sumber daya pesisir, dan situs bersejarah yang menarik wisatawan. Tetapi lepas dari potensi wisata dan keindahannya, Pesisir Pelabuhan Ratu ini juga memiliki bahaya bencana yang dapat timbul yaitu bencana Tsunami. Gelombang tsunami dari daerah ini memerlukan waktu 50 sampai 100 menit untuk mencapai pantai sehingga pernah menewaskan korban jiwa, manusia, termasuk wisatawan yang tersapu dari hotel mereka. Rupanya, hotel resort yang dibangun di dekat pantai, tidak memiliki rencana keselamatan untuk menyelamatkan tamu mereka selama tsunami. Tragedi itu, menunjukkan pentingnya menanggapi dan bereaksi terhadap bencana alam karena upaya tersebut dapat mengurangi, dan mungkin mencegah, jumlah korban jiwa manusia. Karena pendeknya rentang waktu untuk proses penyelamatan diri dan kurangnya rencana keselamatan pada bangunan (Hotel), maka penelitian ini diperlukan untuk mengembangkan konsep bangunan (Hotel) yang tanggap akan bencana tsunami sebagai tempat evakuasi sementara (TES) di daerah Pelabuhan Ratu. Tak lepas dari fungsinya, rencana Hotel ini juga menerapkan bangunan Green Building serta kekhasan arsitektur setempat.
PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI CITRA ARSITEKTUR PECINAN DI JALAN KISAMAUN TANGERANG Kurnia Nurazizah; Irina Mildawani
UG Journal Vol 16, No 8 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Pecinan yang kini lebih dikenal dengan Pasar Lama memiliki nilai sejarah dalam perkembangan komunitas Tionghoa di Kota Tangerang. Seiring berjalannya waktu, peninggalan tersebut telah mengalami perubahan bentuk, fungsi bahkan kehancuran yang kemudian menjadikan area tersebut kehilangan identitas bangunannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi serta preferensi masyarakat yang terdiri diri pengunjung, pedagang dan masyarakat sekitar terhadap citra bangunan yang dapat mencerminkan karakter dari bangunan setempat. Penelitian ini menggunakan metode campuran antara kualitatif dan kuatitatif yang digunakan sebagai bentuk triangulasi dari metode analisis kualitatif yang dilanjutkan ke metode analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa masyarakat merasa tidak nyaman dengan segala permasalahan yang terjadi di Pusat Kuliner Pasar Lama, salah satunya yaitu kemacetan. Mereka mengharapkan adanya bangunan yang mampu mewadahi seluruh aktifitas yang terjadi di Pasar Lama serta dengan menerapkan gaya arsitektur akulturasi antara arsitektur Cina dan arsitektur masa kini supaya bangunan tersebut dapat memberikan citra/karakter khas Pecinan Kota Tangerang.
Kajian Genius Loci Pecinan Suryakancana Sebagai Potensi Wisata Budaya di Kota Bogor Muhammad Andia Rasyid; Irina Mildawani
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2023): SADE April 2023
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v2i1.33

Abstract

Suryakancana merupakan salah satu kawasan Pecinan serta termasuk dalam kawasan Heritage di Kota Bogor yang memiliki identitas dan kekhasan yang berbeda dengan kawasan lainnya, identitas dan kekhasan kawasan ini akan membuat nilai sebuah kota menjadi kuat. Namun peninggalan kebudayaan dan bangunan-bangunan tua di Kawasan Pecinan perlahan tapi pasti terus berkurang dan mengancam identitas kawasan bersejarah ini. Pertumbuhan Kota yang diiringi dengan pertumbuhan penduduk serta tingginya alih fungsi bentuk bangunan yang disebabkan oleh biaya pemeliharaan yang tinggi, menjadikan perubahan bentuk Kawasan Suryakencana menjadi pusat kota lama yang tidak terkendali sehingga mengurangi bentuk karakter kawasan. Salah satu ciri dari penanda identitas kawasan ini ialah bangunan-bangunan di dalam kawasan itu sendiri, pada bangunan tersebut dapat memberikan ciri khas maupun suasana tempat (Genius Loci) yang berarti pada lingkungan atau kawasannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, menerangkan dan menjelaskan secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam unsur Genius Loci yang melekat pada bangunan di kawasan tersebut sebagai potensi wisata budaya di Kota Bogor.
Preferensi Pengguna terhadap Konsep Biophilic Design untuk Meningkatkan Produktivitas pada Bangunan Perkantoran Joppy Dwiprasetya; Irina Mildawani
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2023): SADE April 2023
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v2i1.34

Abstract

Produktivitas pekerja merupakan sumber untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan merupakan faktor penting untuk memaksimalkan sumberdaya. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas seorang pekerja, dimana salah satu faktornya adalah Work Environment atau Lingkungan Kerja. Manusia Ketika diberikan pilihan mereka akan memilih untuk lebih dekat dengan alam atau berada di lingkungan alami sehingga mereka dapat merasa lebih baik, sama seperti definisi Biophilia yaitu kecenderungan manusia yang memiliki hubungan dengan alam yang memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan mental dan fisik manusia. Pengaplikasian Biophilic kedalam bangunan perkantoran dapat meningkatkan tingkat produktivitas, menurunkan tingkat stress, mendorong kebahagiaan, kreativitas dan mengurangi tingkat kehadiran. Dalam pengaplikasian Biophilic Design kedalam bangunan terdapat beberapa pertimbangan seperti tujuan, pengguna, jenis bangunan hingga lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pengguna terhadap Konsep Biophilic Design untuk meningkatkan produktivitas. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada pelaku ekonomi kreatif dengan jumlah responden 270 orang. Hasil dari data kuesioner yang didapatkan menunjukkan terdapat 5 kaidah Biophilic Design yang paling banyak dipilih oleh responden yang dapat meningkatkan produktivitas. Yaitu, Kaidah Non-Visual Connection with Nature, Dynamic & Diffuse Light, Visual Connection with Nature, Non-Rhythmic Sensory Stimuli, dan Connection with Natural System.