Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Dukungan Psikologi/ Sosial Menurunkan Tingkat Kecemasan Penderita Pasca Covid-19 Di Kota Semarang Fiktina Vifri Ismiriyam; Mukhamad Musta’in
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i2.346

Abstract

The corona virus or known as Covid-19 has become a pandemic disease because this virus has spread to various countries and is almost infecting all over the world, including Indonesia. WHO defines a pandemic as a condition of the world's population and the potential to cause falls and illness. The Covid-19 pandemic has had an impact on various sectors of life such as the economy, education and social life. Covid-19 cases in the city of Semarang as of August 17, 2021, there were 84,978 confirmed cases, 197 confirmed cases, 65,396 recovered cases and 4,307 deaths. Sambiroto Village is included in the yellow zone. In the Sambiroto sub-district, not a few have also experienced Covid-19, although without showing symptoms of the disease, it has an impact on the psychology of the residents. Various psychological reactions shown by residents with the presence of Covid-19, ranging from mild anxiety to stress/panic. The purpose of this community service is to provide psychological/ social encouragement to post-Covid-19 sufferers so that they lead to adaptive behavior. The results of the service showed that most of the participants were women, the most type of work was housewives, the most education was high school and psychological/ social support was able to reduce the level of anxiety in residents in the Sambiroto village, Semarang City.
Edukasi Kesehatan Sebagai Intervensi Masalah Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan Lansia Dengan Riwayat Penyakit Kronis Menuju Kualitas Hidup Lansia Yang Optimal Wulansari; Mukhamad Musta’in; Fiktina Vifri Ismiriyam
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i2.350

Abstract

Readiness to improve health management is one of the nursing problems in the behavioral category and a subcategory of counseling and learning regarding the pattern of regulation and integration of health programs into daily life that is sufficient to meet health goals. Health achievement in the elderly with chronic diseases can be improved by health education. Readiness of health management in the elderly group with chronic or degenerative diseases can occur, provided that the elderly are willing to take part in the treatment program and are curious about their own care. The purpose of providing health education has an influence on the readiness of better health management towards optimal health. The implementation method is carried out by health education including health counseling, providing alternative sources of information, as well as teaching a healthy lifestyle, and nursing therapy therapy according to problems and fulfillment of psychological health. The results of the activity show that most of the elderly have nursing problems in the prosperous category as evidenced by the level of good knowledge about their illness as much as 83% and where the elderly have understood their own care for chronic diseases. Health education is given to support the achievement of optimal health and the provision of comprehensive care. the conclusion of the activity is that all groups, both groups of nursing problems in the categories of disorders, risks and prosperity, still require health education to support health. Health workers who are around the community always provide health education
Pemanfaatan Permainan Dakon Bervisi Sets Dalam Menanamkan Karakter Siswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh Ela Suryani; Kartika Yuni Purwanti; Fiktina Vifri Ismiriyam
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i2.495

Abstract

The SETS vision dakon game is a form of traditional game combined with a learning process by linking science, environment, technology, and society. With the SETS vision dakon game, it is hoped that teachers will be able to instill character values ​​during distance learning because this game can be done at home. The method used is community development through the following stages: 1) preparation; 2) introduction; 3) implementation; 4) monitoring; and 5) evaluation. The results of this PkM show that the character values ​​that have been embedded in the sixth grade students of SDN Susukan are 1) honest as much as 90.9% in the very good category, 2) intelligent as much as 63.6% in the good category, 3) fair as much as 77, 2% in good category, 4) cooperation as much as 86.3% in very good category, 5) firm as much as 68.1% in good category, 6) imagination as much as 59% with good enough category, 7) ambitious as much as 100% with very good category, 8) brave as much as 81.8% with very good category, and 9) attention as much as 86.3% with very good category.
Gambaran Pendekatan Keluarga Dalam Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Perawatan Penyakit Kronis Fiktina Vifri Ismiriyam; Wulansari
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The family approach is one form that can be taken by health workers to empower the potential of a family in increasing involvement in overcoming health problems. Family involvement in overcoming health problems is very necessary to increase the potential that exists within a family. Family potential will be optimal if the level of knowledge about care increases, and one way of increasing knowledge about health is obtained by providing health education. Family health problems will occur in families with a history of chronic disease in their family members. The aim of this research is to determine the level of knowledge of caring for a family with chronic disease health problems through health education using a family approach method. The method used is a pre-experimental research method, one group pretest-posttest. At the beginning of the activity, an assessment of family knowledge regarding caring for family members was carried out. Next, health education is carried out for the family and ends with a posttest assessment. The family approach chosen involves the involvement of some or all family members in health education activities. The results obtained from this activity were an increase in family knowledge about caring for family members with chronic illnesses. The conclusion is that health education with a family approach has an influence on increasing family knowledge. The suggestion is that the family approach be implemented sustainably and can use indirect face-to-face as well Abstrak Pendekatan keluarga merupakan salah satu bentuk yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk dapat memberdayakan potensi dari sebuah keluarga dalam meningkatkan keterlibatan dalam mengatasi masalah kesehatan. Keterlibatan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan potensi yang ada di dalam sebuah keluarga. Potensi keluarga akan optimal jika Tingkat pengetahuan tentang perawatan meningkat, dan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan salah satunya didapatkan dengan cara pemberian Pendidikan kesehatan. Masalah kesehatan keluarga akan terjadi pada keluarga dengan Riwayat penyakit kronis pada anggota keluarganya. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat pengetahuan perawatan sebuah keluarga dengan masalah kesehatan penyakit kronis melalui pendidikan kesehatan dengan metode pendekatan keluarga. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian pra eksperimen one group pretest-posttest. Pada awal kegiatan dilakukan penilaian pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga. Selanjutnya dilakukan edukasi kesehatan pada keluarga dan diakhiri dengan penilaian posttest. Pendekatan keluarga yang dipilih melalui keterlibatan Sebagian atau seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan Pendidikan kesehatan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang sakit penyakit kronis. Kesimpulannya bahwa pendidikan kesehatan dengan pendekatan keluarga memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan keluarga. Sarannya adalah pendekatan keluarga dilaksanakan keberlanjutan dan dapat menggunakan tatap muka tidak langsung juga.
Gambaran Self Acceptance pada Klien Lansia yang Terdiagnosis Diabetes Mellitus Wulansari, Wulansari; Fiktina Vifri Ismiriyam, Fiktina
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 1 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jkbs.v1i1.2164

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang cukup ditakuti oleh masyarakat umum, dikarenakan dianggap sebagai penyakit yang bisa menimbulkan penyakit lain khususnya penyakit pembusukan luka hingga pemotongan atau penghilangan bagian tubuh yang mengalami pembusukan. Penyakit DM merupakan penyakit kronis yang memerlukan perubahan gaya hidup dan perawatan yang teratur untuk perawatan dan pengobatannya.  Aspek emosional yang nantinya akan mempengaruhi perawatan adalah penerimaan diri terhadap penyakit. Klien yang mendapatkan diagnose sakit DM dan tidak menunjukkan penerimaan diri  akan melakukan penyangkalan dan mengabaian kondisi. Penerimaan diri  yang tidak optimal akan masalah kesehatan akan berpengaruh pada efektivitas perawatan diri dan kontrol dari glukosa darah yang kurang. Lansia merupakan tahapan kehidupan yang secara alami akan mengalami proses degeneratif dan juga perburukan kondisi kesehatan dan DM salah satu penyakit yang menyertai atau muncul pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk lebih mengetahui gambaran secara langsung tentang penerimaan diri akan diagnosa DM oleh khususnya lansia. Penelitian ini bersifat diskriptif. Penelitian ini menggunakan kuesioner penerimaan diri sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang terdiagnosa DM  menunjukkan penyangkalan akan diagnosa dan  pengabaian perawatan  karena diagnose yang disampaikan dirasa tidak benar karena lansia merasa tidak sakit atau badan biasa saja. Bentuk pengabaian yang dilakukan adalah  pola hidup yang tidak berubah dari sebelumnya. Kesimpulannya adalah perlu edukasi lebih lanjut tentang diagnose DM pada lansia sebagai upaya pencegahan perburukan kondisi hingga berakibat pada munculnya komplikasi DM.
Pendewasaan Usia Perkawinan ( PUP ) Dengan Pendekatan Active Learning di SMK PGRI 1 Salatiga Listiyaningsih, Moneca Diah; Veftisia, Vistra; Ismiriyam, Fiktina Vifri
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.034 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.755

Abstract

Teenage marriage is still common in Indonesia, even though the impact of it is obvious. This marriage can also cause mental, social and economic problems that may lead to domestic violence. The factor of teenagers’ less knowledge about the age of safe marriage has not been widely understood, so many teenagers are easily influenced by unhealthy relationship, and some of them decide not to continue their study. The implementation of the activity was carried out at SMK PGRI 1 Salatiga with the method of providing health education about PUP by using an active learning approach divided into 3 stages of implementation. The data collection instrument was questionnaires. Before being given the health education about PUP, a small proportion of them had less knowledge about the age of marriage with the score of 67, namely 13 students (14.3%), 2 students (2.2%) got 50 and 58 score (2.2%), most students or 31 students (34.1%) got 75 score, 18 students (19.8%) got 83 score, 20 students (22.0%) got 92 score, and 4 students (4.4%) got 100 score. After getting the health education, 35 students (38.5%) got 83 score, 32 students (35.2%) got 92 score, and 3 students (3.3%) got 100 score. However there were still some students who had less knowledge getting 67 score as many as 4 students (4.4%) and 58 score as many as 3 students (3.3%). Marriage Age Maturing (PUP) is a program that can be implemented to increase students’ knowledge about marriage.AbtrakPernikahan remaja masih banyak terjadi, meskipun dampak pernikahan pada usia remaja ini sudah nyata terlihat. Masalah lainnya adalah masalah mental,sosial dan ekonomi yang bisa berdampak pada kekerasan dalam rumah tangga. Faktor pengetahuan remaja tentang usia perkawinan yang aman belum banyak dipahami, sehingga banyak remaja yang mudah terpengaruh oleh pergaulan yang bebas, dan banyak juga yang memutuskan untuk tidak melanjukankan sekolah. Pelaksanan kegiatan dilaksanakan di SMK PGRI 1 Salatiga dengan metode pemberian promosi kesehatan Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dengan pendekatan active learning yang terbagi menjadi 3 tahap pelaksanaan. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Sebelum diberikan promosi kesehatan pendewasaan usia perkawinan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang tentang usia perkawinan dengan nilai 67 yaitu 13 siswa (14.3%), nilai 50 dan 58 sebanyak 2 siswa (2.2%), siswa memiliki pengetahuan baik tentang usia perkawinan paling banyak siswa mendapat nilai 75 sebanyak 31 siswa (34.1%), nilai 83 sebanyak 18 siswa (19.8%), nilai 92 sebanyak 20 siswa (22.0%) dan ada yang mendapat nilai 100 sebanyak 4 siswa (4.4%)’. Sesudah diberi promosi kesehatan yang memiliki pengetahuan baik tentang usia perkawinan dengan nilai 83 sebanyak 35 siswa (38.5%), nilai 92 sebanyak 32 siswa (35.2%), dan yang mendapat nilai 100 sebanyak 3 siswa (3.3%). Namun masih ada siswa dengan pengetahuan kurang yang mendapat nilai 67 yaitu sebanyak 4 siswa (4.4%) dan nilai 58 3 siswa (3.3%). Pendewasaan Usia Pernikahan ( PUP ) merupakan salah satu program yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pernikahan.
Pendidikan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Pertiwi, Kartika Dian; Lestari, Sri; Ismiriyam, Fiktina Vifri
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.079 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i1.1107

Abstract

Disease prevention and health promotion are essential efforts at a time when the incidence of communicable diseases is still high and the problem of non-communicable diseases is increasing. The increasing burden of public health problems at this time indicates that existing health promotion and prevention cannot contribute to improving the degree of public health. The city of Semarang has been designated as a red zone for covid-19 transmission, therefore it is necessary to make efforts to break the chain of covid-19 transmission by implementing clean and healthy living habits in household arrangements and increasing physical activity through the use of household gardens for family medicinal plants. This community service activity aims to increase knowledge of Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) and the application of the Utilization of Home Yards for Family Medicinal Plants as a Community Movement for Healthy Living (GERMAS). This activity begins with a preparatory stage to obtain an overview of the partner's health condition followed by transfer of knowledge related to Covid-19, PHBS, TOGA, in phase I and II activities. In stage 2, the initiation of a healthy living community movement was also carried out by using the house yard to cultivate TOGA as a form of physical activity for each of the dawis leaders. This service activity has a positive influence on the knowledge of the target community, this is evidenced by the increase in the number of PKK mothers with good knowledge categories and the sustainability of program implementation with partners by utilizing homestead land for planting TOGA.ABSTRAKPencegahan penyakit dan promosi kesehatan merupakan upaya esensial di saat masih tingginya kejadian penyakit menular juga diiringi dengan semakin meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Semakin tingginya beban masalah kesehatan masyarakat saat ini mengindikasikan bahwa promosi kesehatan dan pencegahan yang telah ada kurang dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kota Semarang telah ditetapkan sebagi zona merah penularan covid-19, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pemutusan mata rantai penularan covid-19 dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga serta peningkatan aktivitas fisik melalui pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman obat keluarga. Kegiatan pengambdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk peningkatkan pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan penerapan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Kegiatan ini diawali dengan tahap persiapan untuk memperoleh gambaran kondisi kesehatan mitra dilanjutkan dengan transfer knowledge terkait Covid-19, PHBS, TOGA,  pada kegiatan tahap I dan II. Pada tahap 2 juga dilakukan inisiasi gerakan masyarakat hidup sehat dengan pemanfaatan pekarangan rumah untuk bercocok tanam TOGA sebagai salah satu bentuk aktivitas fisik kepada masing-masing ketua dawis. Kegiatan pengabdian ini memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan masyarakat sasaran , hal ini terbukti dengan peningkatan jumlah ibu PKK dengan kategori pengetahuan baik dan keberlanjutan pelaksanaan program pada mitra dengan pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk bercocok tanam TOGA. 
Upaya Deteksi Penyakit Degeneratif untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat pada Warga RT 03, RW 01 Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Minardo, Joyo; Haryani, Siti; Pujiastuti, Ana; Maksum, Maksum; Ismiryam, Fiktina Vifri
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.135 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1600

Abstract

Degenerative disease is a health condition that deteriorate tissues or organs over time. Degenerative disease can be classified into three groups, namely cardiovascular, neoplastic, and nervous system.. WHO stated that degenerative disease is the most common cause of death in the world that has become a global epidemic, especially in countries with medium and small income. The residents of RT 03 RW 01 Candirejo Sub-district have the potential to suffer degenerative disease caused by unhealthy lifestyle. This service activity was aimed to help the residents receive proper information about degenerative disease and detect its indicators by checking blood pressure, blood sugar, cholesterol, and uric acid that can be used as a reference for their health status. The approach method is by giving health education about various degenerative diseases and its prevention, as well as medical examination. From the results after conducting service activity on the residents, most of the residents’ knowledge about degenerative disease and its prevention by improving healthy lifestyle are at value 33.3% for very good understanding, 47.6% good understanding, and 19.1% sufficient understanding. Additionally, the results of medical examination shows that 15 people have increased blood pressure from minor to medium, 5 people have increased blood sugar above normal, 5 people have increased cholesterol above normal, and 3 people have increased uric acid.From the results above, , the residents knowledge and understanding of degenerative diseases have increased. Furthermore, from the medical examination results, there are some residents who have increased their blood pressure, blood sugar, cholesterol, and uric acid above normal.ABSTRAKPenyakit degenerative adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ tubuh memburuk dari waktu kewaktu. Penyakit degenerative diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu kardiovaskular, neoplastic, dan system saraf. WHO menyatakan penyakit degenerative merupakan penyakit penyebab kematian terbesar didunia yang telah menjadi epidemic global terutama dinegara dengan tingkat pendapatan sedang dan kecil. Warga masyarakat RT 03 RW 01 kelurahan candirejo termasuk warga masyarakat yang mempunyai potensi mengalami penyakit degenerative yang diakibatkan oleh faktor resiko gaya hidup tidak sehat. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian ini agar para warga mendapatkan informasi yang benar tentang penyakit degenerative dan deteksi terhadap indicator terjadinya penyakit degenerative pada warga melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pemeliharaan terhadap status kesehatanya Metode pendekatan yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang macam penyakit degenerative dan upaya pencegahannya serta melakukan pemeriksaan kesehatan Hasil dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan didapatkanhasil sebagian besar warga pemahamnanya baik tentang penyakit degenerative dan upaya pencegahanya dengan memperbaiki pola hidup sehat sebesar 33.3 % pemahamnan sangat baik, 47,6 % pemahamannya baik, serta 19.1 % pemahamannya cukup. Sedangkan hasil pemeriksaan kesehatan pada warga didapatkan hasil ada 15 warga mengalami peningkatan tekanan darah dari ringan sampai sedang, 5 warga gula darah meningkat diatas normal, 5 warga kolesterol meningkat diatas normal, dan 3 warga mengalami peingkatan asam urat. Kesimpulan pengabdian kepada masyarakat terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuannya tentang penyakit degenerative dan upaya pencegahanya, serta terdapat beberapa warga yang hasil pemeriksaan terhadap tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat mengalami peningkatan diatas normal.
Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Peningkatan Pemahaman Intervensi Pencegahan Depresi Wulansari; Fiktina Vifri Ismiriyam; Mukhamad Mustain
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i1.3080

Abstract

Understanding of depression prevention intervention is one of the efforts that can be done as an effort to prevent depression. Understanding Depression prevention interventions can be applied to the elderly. By understanding depression prevention interventions, the elderly able to make their own efforts to prevent depression. There, the elderly a group that is very vulnerable to experiencing depression. To be able to implement the intervention well, understanding is needed from education, knowledge and training on the intervention. The ultimate goal of understanding interventions to prevent depression in the elderly is to prevent depression so as to achieve a good quality of life. Actions are carried out through stages from counseling to training by paying attention to the stages of knowledge and skills transfer The results of this activity from a total of 64 elderly participants, at the end of the session or evaluation stage the level of knowledge was found to be sufficient knowledge at 17 (26.6%) and good at 47 (73.4%). At the level of quality of life in the value range 3-4. Where 3 was 30 (46.9%), and 4 was 34 (53.1%). Conclusion, this activity was successfully carried out and its objectives were achieved. Suggestions that can be made for activities with the elderly are to involve younger families or close family members. This is related to the elderly's cognitive abilities which can decline and also the family as a support system.   ABSTRAK Pemahaman Intervensi pencegahan depresi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai Upaya untuk mencegah terjadinya depresi. Pemahaman Intervensi pencegahan depresi dapat diterapkan pada lansia. Dengan pemahaman intervensi pencegahan depresi para lansia mampu melakukan Upaya mendiri dalam mencegah depresi. Yang mana, Lansia merupakan satu kelompok yang sangat rentan mengalami depresi.  Untuk dapat diterapkan intervensi dengan baik diperlukan pemahaman yang didapatkan dari edukasi pengetahuan hingga pelatihan dari intervensi intervensi tersebut. Tujuan akhir dari dengan pemahaman intervesi pecegahan depresi pada lansia adalah  dapat dicegahnya depresi sehingga tercapainya kualitas hidup yang baik. Tindakan yang dilakukan melalui tahapan dari penyuluhan hingga pelatihan dengan memperhatikan tahapan transfer pengetahuan dan keterampilan Hasil dari kegiatan ini dari total peserta yaitu 64 lansia, pada akhir sesi atau tahap evaluasi tingkat pengetahuan didapatkan menjadi pengetahuan cukup sebesar 17 (26,6%) dan baik 47 (73,4%). Pada tingkat kualitas hidup pada rentang nilai 3-4. Dimana 3 sebanyak 30 (46,9%), dan nilai 4 sebanyak 34 (53,1%). Sehingga kesimpulannya, kegiatan ini berhasil terlaksana dan tercapai tujuannya. Saran yang dapat dilakukan untuk kegiatan dengan lansia adalah melibatkan keluarga yang usianya lebih muda atau keluarga terdekat. Hal ini terkait kemampuan kognitif lansia yang dapat turun dan juga keluarga sebagai support system.
Gambaran Penyebab Perilaku Cenderung Beresiko Mengalami Masalah Kesehatan pada Lansia dengan Diagnosis Kondisi Baru Penyakit Diabetes Melitus Wulansari; Fiktina Vifri Ismiriyam
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, July 2024
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Elderly is the final stage of the human life cycle whose physiological functions decline. Health in the elderly is influenced by social support, lifestyle choices and exposure to health information. Inappropriate care makes the elderly undergo Health behavior that tends to be at risk of experiencing health problems. Risky behavior itself is a nursing diagnosis in the psychological category with a subcategory of ego integrity. Knowing the description of the cause of health problems will facilitate the determination of further treatment. Elderly people who have just been diagnosed with Diabetes mellitus need to improve their health status and this requires knowing the description of previous behavior. The purpose of this study was to determine the description of the causes of risky behavior in the elderly with a diagnosis of DM. The research method is a descriptive research design. Data collection method by interview. The population is with purposive sampling. The results of the study of risky behavior, one of which is related to the condition of being newly diagnosed with the disease by 100%, and the percentage of causes is 50% due to lack of exposure to information, 25% due to inadequate social support, 25% due to unhealthy lifestyle choices. The conclusion is that if there are nursing problems that arise in the elderly with a new diagnosis, intervention is needed, and the advice that can be given is that health workers who convey a new diagnosis to patients must be followed up with information about the disease, its treatment, lifestyle and family support.   ABSTRAK                 Lansia merupakan tahap akhir siklus kehidupan manusia yang fungsi fisiologisnya menurun. Kesehatan pada lansia dipengaruhi oleh dukungan sosial, pemilihan gaya hidup dan paparan informasi kesehatan. Ketidaktepatan perawatan membuat lansia menjalani perilaku Kesehatan cenderung beresiko mengalami masalah kesehatan. Perilaku cenderung beresiko itu sendiri merupakan diagnosis keperawatan kategori psikologis dengan subkategori integritas ego.  Mengetahui gambaran penyebab masalah kesehatan akan mempermudah penentuan penanganan selanjutnya. Lansia yang baru terdiagnosis Diabetes melitus memerlukan perbaikan status Kesehatan dan ini diperlukan mengetahui Gambaran perilaku sebelummnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari penyebab perilaku cenderung beresiko pada lansia dengan diagnosis DM. Metode penelitian adalah desain penelitan deskriptif. Metode Pengambilan data dengan wawancara. Populasinya dengan purposive sampling Hasil penelitian perilaku cenderung beresiko salahsatunya terkait kondisi baru terdiagnosis penyakit oleh 100%, dan prosentase penyebab adalah 50% karena kurang terpapar informasi, 25% karena ketidakadekuatan dukungan sosial, 25 % karena pemilihan gaya hidup tidak sehat. Simpulannya adalah adanya masalah keperawatan yang muncul pada lansia dengan diagnosis baru maka diperlukannya intervensi, dan saran yang dapat diberikan adalah tenaga Kesehatan yang menyampaikan diagnosis baru pada pasien harus diikuti dengan paparan informasi tentang penyakit, perawatannya, gaya hidup dan dukungan keluarga.