Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Abdi Insani

PEKAN EDUKASI DAN LITERASI KESEHATAN REPRODUKSI SEBAGAI MEDIA PSIKOEDUKASI PADA REMAJA Tiara Diah Sosialita
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i1.476

Abstract

Reproductive health problems and risky behavior in the context of adolescents are increasingly being considered worldwide, as the results of the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) reveal that adolescents throughout Indonesia experience sexuality problems. A similar condition is shown by adolescents in the target areas where knowledge of reproductive health and sexual risk behavior is low with a proportion of 10.26% for boys and 10% for girls out of a total of 40 adolescents surveyed. This educational program aims to increase awareness and knowledge of adolescents about reproductive health and risky sexual behavior. Activities in the form of seven (7) online sessions via Instagram Live during 24 July – 8 August 2021 covering material: adolescent sexual behavior, adolescent development, adolescent reproduction, sexually transmitted diseases and HIV/AIDS, early marriage, unwanted pregnancy, and risky behavior. teenager. The results of the activity showed that the target youth (72% girls and 28% boys aged 11-19 years) had adequate awareness and knowledge about reproductive health and the impact of risky behavior. Educational activities were able to increase knowledge of reproductive health in adolescents after the provision of materials with a fairly high effectiveness (ES = 1.45).
PSIKOEDUKASI KESEHATAN MENTAL DAN PSYCHOLOGICAL FIRST AID (PFA) PADA ANGGOTA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ORANG DENGAN HIV/AIDS Dyah, Rokhmah Kusumaning; Sosialita, Tiara Diah
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 3 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i3.2333

Abstract

HIV/AIDS masih menjadi permasalahan kesehatan yang signifikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Jawa Timur termasuk dalam lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi berdasarkan data pelaporan dari tahun 2010 - 2022 bersama dengan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua (Kemenkes,2022). Orang dengan HIV (ODHIV) sendiri menghadapi berbagai tantangan dan masalah tidak hanya berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik saja, namun juga masalah psikologis dan sosial. Hal ini berkaitan dengan kondisinya sehingga rentan mengalami pikiran-pikiran negatif misalnya mengenai  kehidupan di masa depan, ketakutan akan kematian, efek samping obat antiretroviral (ARV) yang dikonsumsi, atau perubahan gaya hidup. Secara sosial, ODHIV juga dan rentan mengalami permasalahan sosial seperti mendapatkan stigma dan diskriminasi yang dapat mengarah pada ketidaksejahteraan hidup dan munculnya masalah psikologis atau gangguan kesehatan mental. Untuk itu, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas hidup ODHIV melalui program psikoedukasi mengenai kesehatan mental, bantuan psikologis awal atau psychological first aid (PFA), dan dasar-dasar konseling sederhana pada anggota kelompok dukungan sebaya ODHIV di Surabaya. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi secara luring pada 12 orang anggota kelompok dukungan sebaya ODHIV. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa program kegiatan psikoedukasi yang dilakukan bermanfaat pada terjadi peningkatan pengetahuan peserta berdasarkan evaluasi kognitif skor pretest post-test.
PSIKOEDUKASI KONSELING SEBAYA DAN PERTOLONGAN PERTAMA PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL REMAJA DI SMP NEGERI 16 GRESIK Nisa, Valina Khiarin; Tak, Khairudin Che; Izdihar, Hana; Setiawan, Muhammad Aldo; Damayanti, Andini; Sosialita, Tiara Diah
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 3 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i3.2456

Abstract

Salah satu permasalahan yang muncul pada remaja di Kecamatan Kedamean Gresik adalah meningkatnya kasus perundungan dan kekerasan seksual. Berdasarkan wawancara dengan Kepala SMP N 16 Gresik, terjadi peningkatan kasus perundungan sebesar 20 persen di tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Penulis berinisiatif untuk mengadapakan pelatihan konselor sebaya dan pertolongan pertama psikologis untuk mencegah kasus perundungan dan kekerasan di SMP N 16 Gresik. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja, melatih kemampuan dasar menjadi pendengar yang baik dan kemampuan memberikan pertolongan pertama psikologis, serta mencegah terjadinya kasus perundungan di kalangan sekolah. Penulis menggunakan metode penelitian mix-method (kualitatif berupa wawancara semi terstruktur dan kuantitatif berupa analisis t-test untuk mengetahui efektivitas pelatihan). Wawancara semi terstruktur dilakukan untuk mendapatkan informasi narasi pengalaman peserta pasca mengikuti pelatihan. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan, wawancara dan analisis data uji data t-test, pelatihan konselor sebaya dan pertolongan psikologis pertama terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran kesehatan mental remaja, meningkatkan pemahaman pencegahan perundungan dan peningkatan kemampuan siswa untuk menjadi pendengar yang baik. Selama 4 sesi pelatihan, peserta berpartisipasi secara aktif dalam menerapkan tiga prinsip pertolongan pertama psikologis, yaitu melihat, mendengar dan menghubungkan ke profesional. Pelatihan ini juga direncanakan menjadi program tahunan OSIS SMP N 16 Gresik, sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang untuk kesehatan mental remaja dan pencegahan perundungan di kawasan SMP N 16 Gresik. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan psikoedukasi konselor sebaya dan pertolongan pertama psikologis terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran remaja terhadap pentingnya menjadi pendengar yang baik dan kepedulian kesehatan mental remaja.
PENINGKATAN KAPASITAS KADER PALANG MERAH REMAJA (PMR) SEBAGAI KONSELOR SEBAYA PADA AGEN PEDULI KESEHATAN MENTAL SEBAYA Sosialita, Tiara Diah; Nisa, Valina Khiarin; Surjaningrum, Endang Retno
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i1.1436

Abstract

This community service activity was carried out based on the results of a needs analysis of the incidence of psychological problems at SMK 4 Pancasila Ambulu, Jember Regency. Guidance and Counseling (BK) revealed a total of 84 cases found during the first trimester in 2023, including conflicts with families, bullying among teenagers, academic stress, and interpersonal conflicts that led to psychological problems in students. This is faced with limited resources so that the range of handling of students' psychological problems is ineffective. Therefore, this community service aims to form agents of change who care about mental health to help deal with adolescent psychological problems through increasing the capacity of PMR cadres as peer counselors. The activities were carried out in several forms, including Instagram Live for a total of 2 (two) sessions with the topics of Variety of Adolescent Mental Disorders and Detection of Adolescent Mental Disorders, peer counselor training, as well as discussion forums and peer counselor role-play to equip cadres with the knowledge and skills to carry out their role as counselors. The results showed that the capacity of the cadres had significantly increased in knowledge and skills as peer counselors (ES = 1.54). Along with increased capacity as peer counselors, cadres are able to effectively carry out their role as agents of peer mental health care. The cadres have handled the psychological problems of students at SMK 4 Pancasila Ambulu under the supervision of a psychologist. The empowerment of PMR cadres as peer mental health agents also received support and commitment from the school by formally establishing peer mental health care agents. The activities carried out by peer mental health care agents are expected to continue consistently so as to fully support student well-being.