Posttraumatic stress disorder is a disorder with re-experiencing, avoidance, negative beliefs and hyperarousal symptoms that occur after experiencing extreme events, in this case dating violence in early adult women. The assessments used are clinical interviews, observation with PCL-5, Wechsler Adult Intelligence Scale, Sacks Sentence Completion Test, Graphic Test, Thematic Apperception Test. This case study with intervention model aims to study the role of Cognitive Behavior Therapy in developing adaptive beliefs and behavior to reduce PTSD symptoms due to dating violence. In line with the hypothesis, the result is CBT intervention can reduce PTSD symptoms when individuals develop new meanings for the traumatic events and thoughts that are more adaptive to the current situation, resulting in more adaptive physiological responses and reduced avoidance behavior. Physical health also improves with better sleep quality after engaging in productive activities. Individuals also successfully learn new skills that can be used to prevent relapse. Gangguan stres pascatrauma merupakan gangguan dengan gejala-gejala mengalami kembali, penghindaran, keyakinan negatif, dan hiperarousal yang terjadi setelah mengalami kejadian ekstrem, dalam hal ini kekerasan dalam pacaran pada wanita dewasa awal. Asesmen yang digunakan adalah wawancara klinis, observasi dengan PCL-5, Skala Kecerdasan Dewasa Wechsler, Tes Penyelesaian Kalimat Sacks, Tes Grafis, Tes Apersepsi Tematik. Studi kasus dengan model intervensi ini bertujuan untuk mempelajari peran Terapi Perilaku Kognitif dalam mengembangkan keyakinan dan perilaku adaptif untuk mengurangi gejala PTSD akibat kekerasan dalam pacaran. Sejalan dengan hipotesis, hasilnya adalah intervensi CBT dapat mengurangi gejala PTSD ketika individu mengembangkan makna baru untuk kejadian dan pikiran traumatis yang lebih adaptif dengan situasi saat ini, sehingga menghasilkan respons fisiologis yang lebih adaptif dan mengurangi perilaku penghindaran. Kesehatan fisik juga membaik dengan kualitas tidur yang lebih baik setelah terlibat dalam kegiatan produktif. Individu juga berhasil mempelajari keterampilan baru yang dapat digunakan untuk mencegah kekambuhan.