Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

FORMULASI GEL TRANSDERMAL ASETOSAL MENGGUNAKAN BASIS HPMC Nirwati Rusli
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asetosal merupakan zat kimia yang digunakan sebagai obat antiplatelet pada dosis rendah 30 mg. Akan tetapi penggunaan asetosal secara oral dapat menyebabkan first pass effect dalam hati. Oleh karena itu untuk menghindari kekurangan tersebut, asetosal dibuat dalam rute transdermal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui asetosal dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel transdermal menggunakan HPMC sebagai basis gel yang memenuhi syarat uji evaluasi fisik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan membuat sediaan gel  transdermal  asetosal  menggunakan basis HPMC dengan variasi konsentrasi 4%, 4,5% dan 5% dengan uji evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa ketiga sediaan gel transdermal asetosal tidak stabil pada suhu 4°C akan tetapi stabil pada suhu kamar hingga suhu 40°C. hasil  uji  pH menunjukkan  range pH 4,7-5,1  dan memenuhi standar  evaluasi  pH  sediaan. Uji  homogenitas  menunjukkan  hasil yang  baik dengan warna bening pada konsentrasi 4% dan 4,5% serta berwarna putih pada konsentrasi 5% sebelum dan sesudah cycling test. Dari ketiga formula tersebut gel asetosal dengan konsentrasi basis HPMC 4,5% menunjukkan hasil yang paling optimum.
FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT DARI MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth) Nirwati Rusli
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 10, No 1 (2018): AS-SYIFAA Jurnal Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.995 KB) | DOI: 10.33096/jifa.v10i1.325

Abstract

Solid soap is a soap made from fat saponification reaction of solid sodium hydroxide, which is used to cleanse the body. Patchouli essential oil content of patchouli alcohol discount antibacterial and anti-inflammatory. One dosage appropriate to formulate patchouli essential oils to antibacterial soap is in the form of a solid. This research aims to create a solid soap preparation patchouli essential oils as antibacterial soap. Research conducted an experiment with solid soap making preparations to test a physical evaluation of solid soap include organoleptic test is the color, shape and scent, pH test, test foam height and stability test (cycling test). The results showed that the preparations are made which have different colors and scents are the same, because the process used for solid soap that is by the saponification reaction for 2 hours with temperature 70-800C, with the variation of patchouli essential oil 1%, 2%, 3% (b / b) as an ingredient additives and make use of the type of NaOH. From the result of the concentration of essential oils nilam varied, which makes different colors with the same scent, obtained pH between 7.77 to 9.70 with a height of 9 cm foam inside.
FORMULASI SEDIAAN GEL LENDIR IKAN LELE (Clarias Gariepinus L) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA DENGAN VARIASI BASIS KARBOPOL 934 Nirwati Rusli; Niluh Yeniati
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.036 KB) | DOI: 10.37874/ms.v3i2.57

Abstract

Ikan lele mengandung banyak protein yaitu 17,7%. Berdasarkan penelitian Nigeria tahun 2013 lendir ikan lele telah menunjukan aktivitas dalam biomedis sebagai penyembuh luka, oleh karena itu lendir ikan lele memudahkan penggunaannya dalam bentuk gel menggunakan basis carbopol 934. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah lendir ikan lele dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan menggunakan variasi basis carbopol 934 yang memenuhi syarat uji evaluasi fisik sediaan gel. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan memformulasikan sediaan gel lendir ikan lele dengan variasi konsentrasi carbopol 934 0,5%, 1 %, 1,5% kemudian dilakukan evaluasi fisik sediaan, dengan parameter pengujian yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, dan uji stabilitas fisik menggunakan metode cycling test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa formula gel lendir ikan lele dengan variasi konsentrasi basis carbopol 934 0,5%, 1%, 1,5% dapat dibuat menjadi gel, hasil evalusi fisik dari ketiga formula gel lendir ikan lele tidak memenuhi syarat secara organoleptik, homogenitas, ph, dan cycling test, dan hasil uji daya sebar sediaan gel lendir ikan lele masuk dalam range daya sebar yaitu 5-7 cm.
PEMANFAATAN DAUN TAWALOHO SEBAGAI MAKANAN SEHAT DALAM SEDIAAN BISKUIT UNTUK MASYARAKAT MEKAR BARU SULAWESI TENGGARA Musdalipah Musdalipah; Eny Nurhikma; Suhikma Sofyan; Nirwati Rusli; Nursaadah Daud; Lilis Yusriani; Syamsu Alam
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.787 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.5132

Abstract

Abstrak: Daun tawaloho, atau daun kedondong hutan digunakan masyarakat Mekar Baru untuk menambah cita rasa pada masakan. Daun kedondong hutan tumbuh di sebagian pekarangan rumah masyarakat. Informasi terkait kandungan kimia dan farmakologi pada tumbuhan belum banyak diketahui oleh masyarakat. Daun kedondong hutan memiliki aktivitas antioksidan, antidiabetes, antihipertensi, anticancer dan antikolesterol. Tujuan kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pemanfaatan daun tawaloho sebagai biskuit makanan sehat. Metode kegiatan dilakukan dengan sosialisasi pembuatan biskuit tawaloho pada 50 orang masyarakat Mekar Baru. Adanya pandemik covid 19, kegiatan dilakukan secara terbatas pada beberapa rumah warga yang cukup luas. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pemberian kuesioner tentang cita rasa biskuit meliputi uji organoleptik dan uji kesukaan (bau dan warna), kerenyahan, dan kekerasan biskuit. Hasil kegiatan menunjukkan masyarakat Mekar Baru sangat antusias mengikuti pembuatan biskuit tawaloho. Hasil pengujian organoleptik sediaan biskuit menunjukkan berwarna kuning kecoklatan dengan aroma bau khas susu, rasa khas biskuit dan berbentuk padat. Uji kesukaan pada biskuit menunjukkan rasa suka (90%) dan tidak suka (10%). Uji kerenyahan menunjukkan rasa renyah (94%) dan tidak renyah (6%). Pada uji kekerasan menunjukkan rasa keras pada biskuit (0%) dan lembut dikonsumsi (100%). Hasil kegiatan memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi masyarakat tentang cara pengolahan daun tawaloho dalam sediaan biskuit yang dapat dijadikan makanan sehat.Abstract:  Tawaloho leaves or forest kedondong leaves are used by the Mekar Baru community to add flavor to dishes. The leaves of the forest kedondong grow partly in the yards of people's homes. Information related to chemical and pharmacology in plants is not widely known by the public. Forest kedondong leaves have antioxidant, antidiabetic, antihypertensive, anticancer and anticholesterol activities. This goal is carried out as one of the community services in the context of utilizing tawaloho leaves as healthy food biscuits. The method of activity was carried out by socializing the making of tawaloho biscuits to 50 people from the Mekar Baru community. Due to the COVID-19 pandemic, the activities carried out are limited to a number of residents' houses which are quite large. The evaluation was done by giving a questionnaire about biscuits taste including organoleptic and preference tests (smell and color), crunchiness, and hardness of biscuits. The results of the activity showed that the people of Mekar Baru were very enthusiastic in participating in the making of tawaloho biscuits. The results of organoleptic testing of biscuit preparations showed a brownish yellow color with a distinctive smell of milk, a distinctive taste of biscuits, and a solid form. The liking test on biscuits showed likes (90%) and dislikes (10%). The crispness test showed crunchy (94%) and not crunchy (6%). In the hardness test, the biscuits tasted hard (0%) and soft (100%). The results of the activity are new insights and knowledge for the community about how to process tawaloho leaves in biscuit preparations that can be used as healthy food.
FORMULASI PERMEN JELI SARI BUAH SINGI (Dillenia serrata Thunbr) KOMBINASI MADU MENGGUNAKAN GELATIN Nirwati Rusli
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i2.3707

Abstract

Singi fruit is a fruit that contains citric acid compound vitamin C and beta carotene which can have an effect for health. Honey nutritious produce energy, increase endurance and stamina. Gelatin as gelling agent can produce the chewy candy. This research aims to make preparations jelly candy fruit juice Singi honey combination using gelatin and gelatin choose the most optimum concentration and see if candy is unfit for consumption. Research conducted experiment, the sample series then made into 3 formulas with gelatin concentration variation 9%, 10% and 11%. The results showed that the candy is made of orange-brown, distinctive smell, with a sweet and sour taste and chewy texture. Preparations candy jelly with gelatin optimum concentration is candy with a concentration of 10% gelatin. Microbiological test results showed that the jelly candy qualify Total Plate Count is 3 x 103 and Figures Fungus Yeast 1 x 102 qualified food SNI namely Total Plate Count 3 x 103 and Figures Fungus Yeast 1 x 102
Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Nirwati Rusli; Yolanda Wirayani Rante Rerung
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v4i1.26

Abstract

aromaterapi secara inhalasi yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri. Daun nilam dan buah jeruk nipis mengandung minyak atsiri yang berfungsi sebagai aromaterapi dan repelen. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lilin aromaterapi sebagai anti nyamuk dari minyak atsiri daun nilam kombinasi minyak atsiri buah jeruk nipis. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan membuat sediaan lilin aromaterapi dengan uji evaluasi fisik lilin meliputi uji organoleptik yaitu warna dan aroma, uji kualitas lilin yaitu titik leleh dan waktu bakar, uji efektifitas lilin terhadap nyamuk, dan uji kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki warna sama dan aroma berbeda, karena konsentrasi minyak atsiri yang bervariasi, titik leleh antara 44 ?C – 57 ?C sesuai syarat evaluasi fisik lilin menurut SNI 42 ?C – 60 ?C, waktu bakar formula A yang paling lama karena konsentrasi minyak atsiri lebih sedikit, efektifitas lilin cukup optimal dalam mengusir nyamuk, dan formula yang paling disukai adalah formula C.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Edukasi GEMA CERMAT: Penggunaan Antibiotik Menggunakan Media Booklet dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) Musdalipah Musdalipah; Nur Saadah Daud; Eny Nurhikma; Karmilah Karmilah; Nirwati Rusli; Reymon Reymon; Selfyana Austin Tee; Muhammad Azdar Setiawan; Yulianti Fauziah; Rifcha Selviana Puput; Muh. Ilyas Yusuf; Nurhikma Nurhikma
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i4.9431

Abstract

The high use of inappropriate antibiotics in the community is due to a lack of knowledge about antibiotics, thereby increasing the problem of antibiotic resistance. These problems can be overcome through community empowerment with Gema Cermat education through booklet media using the CBIA method. The Smart Society Using Drugs (Gema Cermat) is one of the educational efforts to increase public awareness, concern and understanding about how to use drugs properly and correctly. The purpose of the activity is to increase knowledge about the use of antibiotics using booklet media in the Punggolaka village, Puuwatu district, Kendari City. The method of activity is through Gema Cermat education with the CBIA method, pre and posttest questionnaires, booklets, pocket books, and power point presented by the pharmacist. The results show that an increase in knowledge in the good category of 100%. This is shown in the knowledge of the community at the pretest of 10.25% and increased by 100% after the posttest. Based on the results of the activity, it was concluded that Gema Cermat activities could increase public knowledge
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK DAUN WALAY (MEISTERA CHINENSIS) ASAL SULAWESI TENGGARA Eny Nurhikma; Randa Wulaisfan; Musdalipah Musdalipah; Yulianti Fauziah; Nirwati Rusli
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.V10I2.19864

Abstract

Masker gel peel off merupakan salah satu jenis masker praktis yang bermanfaat untuk merawat kulit wajah, melembabkan kulit serta membersihkan, dan memberi nutrisi sehingga kulit menjadi lebih bersih. Daun walay (Meistera chinensis) merupakan salah satu tumbuhan termaksud dalam famili Zingiberacea yang memiliki kandungan kimia yaitu senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, fenol, tanin, steroid dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun Walay dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan masker gel peel off yang memenuhi syarat evaluasi fisik dan uji stabilitas sediaan. Ekstraksi daun Walay dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol ekstrak daun Walay diformulasi ke dalam tiga formula yaitu formula F1 konsentrasi 1%, F2 konsentrasi 3%, dan F3 konsentrasi 5%. Uji evaluasi fisik terhadap sediaan dilakukan dengan beberapa parameter pengujian yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji waktu mengering, uji iritasi dan uji cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Walay pada konsentrasi 1%, 3% dan 5% dapat dibuat dalam bentuk sediaan masker gel peel off  dan  memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan, namun tidak stabil pada pengujian cycling test uji organoleptik bentuk sediaan dan uji daya sebar.
Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun Meistera chinensis dengan Metode DPPH (1,1 –difenil-2-pikrilhidrazil) Nirwati Rusli; Muh. Syaiful Saehu; Fatmawati Fatmawati
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i1.296

Abstract

Meistera chinensis merupakan tanaman dari famili Zingiberaceae yang memiliki manfaat sebagai penambah rasa pada makanan, nyeri, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan nilai IC50 pada fraksi etil asetat daun Meistera chinensis dengan menggunakan metode DPPH. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pembuatan ekstrak daun Meistera chinensis menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol kemudian dilakukan fraksinasi menggunakan metode partisi dengan pelarut etil asetat. Jumlah aktivitas antioksidan pada sampel dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 515 nm. Penelitian ini dilakukan dengan dibuat variasi konsentrasi fraksi etil asetat daun Meistera chinensis yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dengan variasi konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm dan sebagai blanko digunakan metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun Meistera chinensis memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 66,71 mg/L dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 2,05 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun Meistera chinensis memiliki aktivitas antioksidan.
Pemberdayaan Kader Posyandu Tentang Swamedikasi dengan Edukasi GEMA CERMAT Menggunakan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Puskesmas Lepo-Lepo Kendari Musdalipah Musdalipah; Eny Nurhikma; Reymon Reymon; Randa Wulaisfan; Esti Badia; Nirwati Rusli; Karmilah Karmilah; Selfyana Austin Tee; Muhammad Syaiful Saehu; Anisa Arfan
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2023): NADIKAMI: Januari 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Swamedikasi merupakan salah satu pengobatan alternatif untuk mengatasi gejala penyakit tanpa resep dokter dan pertolongan dari tenaga kesehatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Salah satu metode alternatif dalam melakukan swamedikasi melalui edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT). Dalam upaya memaksimalkan GEMA CERMAT, kader kesehatan berperan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait penggunaan obat. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu tentang swamedikasi dengan edukasi GEMA CERMAT menggunakan metode CBIA (cara belajar insan aktif) di wilayah kerja puskesmas Lepo-lepo, Kendari. Kader posyandu yang aktif yang diseleksi menggunakan metode Purposive Sampling sebanyak 30 orang. Alat yang digunakan berupa angket (kuesioner) dan paket obat sebagai alat peraga. Hasil kegiatan memperlihatkan bahwa pengetahuan kader posyandu pada saat pretest di Puskesmas Lepo-lepo sebesar 12,27 (61,3 %) dengan kategori cukup dan pada saat post test sebesar 17,03 (85,2 %) dengan kategori baik. Hasil analisis statistik menggunakan Paired samples test diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 bahwa ada perbedaan yang bermakna antara hasil pretest dengan posttest dalam edukasi GEMA CERMAT pada kader posyandu.