Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Setelah Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lada (Piper Nigrum L.) Rusmini
Buletin Loupe Vol 13 No 01 (2016): Edisi April 2016
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.734 KB)

Abstract

Lada merupakan salah satu dari 12 komoditas prioritas perkebunan yang pemegang peranan penting baik secara historis, ekonomis maupun sosiologis. Saat ini produktivitas lada masih rendah, yaitu sekitar 0.7 ton/ha/tahun dari potensi 2-3 ton/ha/tahun, Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tunas tanaman lada (Piper nigrum L.) setelah pemangkasan dengan menggunakan pupuk kandang ayam sebagai penambah nutrisi hara pada tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di areal kebun milik warga yang terletak di Dusun Tani Maju Desa Batuah Kec. Loa Janan, Kab. Kutai Kertanegara, Propinsi Kalimantan Timur selama 3 bulan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2014. Penelitian ini disusun dalam 4 perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 10 tanaman yang diamati. Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari : P0 = tanpa perlakuan pupuk kandang (kontrol), P1 = perlakuan 2 kg pupuk kandang/tanaman, P2 = perlakuan 3 kg pupuk kandang/ tanaman, P3 = perlakuan 4 kg pupuk kandang/ tanaman. Pengolahan data adalah menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 10 ulangan dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam (broiler) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas pada tanaman lada. Untuk perlakuan pupuk kandang ayam (broiler) berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tunas dan jumlah daun pada tanaman lada masing-masing pada pengamatan minggu ke-6 dan minggu ke-9. Sedangkan perlakuan pupuk kandang P3(pupuk kandang 4 kg) menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan perlakuan P0, P1 dan P2 dapat dilihat dari panjang tunas dan jumlah daun.
Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Udang dan Pestisida Nabati Keong Mas Terhadap Kadar Air dan Persentase Serat Kenaf Rusmini
Buletin Loupe Vol 14 No 02 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.055 KB)

Abstract

Kenaf planting generally uses chemical fertilizers to enhance production although they are harmful to environmental ecosystems. At the same time, agricultural and fishery wastes have been underutilized. Kenaf is environmentally friendly natural fiber-producing plant that can produce diversified products, such as paper, wallcover, car interior, geotextile, soil safer, fiber drain, particle board, and plastic reinforcement as well as biofuel industry raw materials.The objective of this research was to know the water content of kenaf under the provision of organic shrimp fertilizer and natural pesticide of golden snail. The study used a Randomized Block Design with two factors with the first factor compost of shrimp (k) consisting of 3 levels and the second factor was a vegetable pesticide consisting of three levels (p). Each of these studies was repeated as many as 2 replications so that there were 18 treatmentoverall. Variables observed was water content of kenaf stem. The data obtained were analyzed using variance analysis and continued with the smallest real difference test at the 5% test level. The results showed that the best water content was in the combination of the k2p0 treatment of 63.6075%.
KANDUNGAN KIMIA SERAT KENAF DARI KOMPOS KULIT UDANG DENGAN PESTISIDA ALAMI KEONG MAS Rusmini Rusmini; Riama Rita Manullang; Daryono Daryono
Jurnal Hutan Tropis Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Hutan Tropis Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2017
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v5i1.4059

Abstract

Kenaf cultivation generally uses chemical fertilizers and pesticides to increase production despite the adverse effects of those chemicals toward environmental ecosystem. Meanwhile, there are a lot of unutilized wastes produced from agriculture and fishery. Kenaf is an environmentally friendly producer of natural fibers and can produce diversified products, such as paper, wallcover, car interior, geotextile, soil safer, fiber drain, particle board, and plastic reinforcement as well as biofuel industry raw materials. The research aims to produce chemistry fiber kenaf best with the provision of organic fertilizer shrimp compost and natural pesticide snail mas. The study used a Randomized Block Design with two factors with the first factor compost of shrimp (k) consisting of 3 levels and the second factor was vegetable pesticide consisting of three levels (p). In each of these studies repeated as many as 2 replications so that there are 18 overall treatment. The observed variables of chemical fiber content include holocellulose, cellulose and lignin. Data obtained, analyzed using analysis of variance  and continued with the smallest real difference test at 5% test level. The results showed that there was holocellulose content in the best kenaf fiber in the treatment of p2 k2 that was equal to 80,28005, for the best cellulose content was p0ko taht was equal to 40,5695 %while for lignin was not continued further test because it showed no real difference.Penanaman  tanaman  kenaf  umumnya menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi, padahal pupuk kimia berbahaya bagi ekosistem lingkungan, sementara banyak sekali limbah pertanian dan perikanan yang tidak termanfaatkan bahkan  menjadi sampah.   Kenaf merupakan tanaman penghasil serat alam yang ramah lingkungan dan bisa menghasilkan berbagai produk diversifikasi, seperti : kertas, pelapis dinding, interior mobil, geotekstil, soil safer, fiber drain, particle board, dan reinforcement plastik serta bahan baku industri biofuel.  Penelitian bertujuan menghasilkan kandungan kimia serat kenaf terbaik dengan pemberian pupuk organik kompos kulit udang dan pestisida alami keong mas.  Penelitian  menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan  dua faktor dengan faktor pertama kompos dari kulit udang (k) yang terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua adalah pestisida nabati yang terdiri dari tiga taraf (p). Pada setiap penelitian ini  diulang sebanyak 2 ulangan sehingga keseluruhan ada 18 perlakuan.  Variabel yang diamati kandungan kimia serat yang meliputi kadar air batang, holosellulosa, sellulosa dan lignin.  Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil pada taraf uji 5%.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kandungan holosellulosa pada serat kenaf yang terbaik pada perlakuan p2  dan k2 yaitu 81,2800 %, untuk kandungan sellulosa yang terbaik adalah p0 dan ko yaitu 40,5695% sedangkan untuk lignin tidak dilanjutkan uji lanjut karena menunjukkan tidak beda nyata.
KOMBINASI MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI BIOAKTIVATOR KOMPOS Combination of Local Microorganism as Compose Bioactivators Riama Rita Manullang; Rusmini Rusmini; Daryono Daryono
Jurnal Hutan Tropis Vol 5, No 3 (2017): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 5 NOMER 3 EDISI NOVEMBER 2017
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v5i3.4793

Abstract

Peran MOL sebagai dasar komponen pupuk, mikroorganisme tidak hanya bermanfaat bagi tanaman juga bermanfaat sebagai agen dekomposer bahan organik, limbah pertanian, limbah rumah tangga dan industri. Penelitian ini dilatar belakangi dengan banyaknya limbah buah-buahan yang tidak termanfaatkan, limbah bonggol pisang yang dibiarkan menumpuk tanpa dilakukan pengolahan menjadi lebih bermanfaat, keong mas yang selalu dianggap sebagai hama pada tanaman dan rumen sapi yang terbuang begitu saja dan upaya mengatasi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimia dapat dilakukan dengan meningkatkan peranan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bioaktivator kompos dan mikroorganisme yang terdapat pada mol. bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL adalah bonggol pisang, limbah buah-buahan , keong mas, rumen sapi, urin sapi, air kelapa , air cucian beras (leri), terasi, gula merah untuk MOL I sedangkan Untuk MOL II hanya dibedakan dengan menggunakan gula putih. Pembuatan bioaktivator dilaksanakan di Laboratoriuam Produksi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Bioaktivator dibuat dengan cara difermentasikan. Fermentasi bahan-bahan MOL I dan MOL II pada hari ke sepuluh seluruh permukaan mol telah ditumbuhi oleh benang-benang berwarna putih, dan berbau aroma tape. Sedangkan hasil identifikasi mikroorganismen pada bioaktivator pada kombinasi MOL I terdapat 4 jenis bakteri, yaitu Clavibacter, Agrobacterium, Clostridium, Pseudomonas berfluorescens, sedangkan untuk MOL II terdapat 3 jenis bahteri yaitu Pseudomonas berfluorescens, Erwinia dan ClavibacterKata Kunci : Bioaktivator; mikroorganisme lokal; limbah buah-buahan; bonggol pisangThe role of MOL as a basic component of fertilizer, microorganisms not only beneficial to plants are also useful as decomposers agents of organic materials, agricultural waste, household waste and industry. This research is based on the amount of untreated fruit waste, the waste of banana hump which is left to accumulate without the processing becomes more useful, the golden snail which is always considered as a pest on crops and cattle rumen that just wasted and efforts to overcome the dependence on fertilizer and chemical pesticides can be done by increasing the role of microorganism. This study aims to produce bioactivators of compost and microorganisms found in moles. the ingredients used in the manufacture of MOL are banana sticks, fruit waste, golden snail, cow rumen, cow urine, coconut water, rice laundry water (lery), terrace, brown sugar for MOL I whereas For MOL II only differentiated by using sugar white. Preparation of bioactivators carried out in the Laboratory of Production Polytechnic of Agriculture State of Samarinda. Bioactivators are made by fermentation. Fermentation of MOL I and MOL II materials on the tenth day of the entire surface of the mole has been overgrown with white threads, and smells of tape. Fermentation of MOL I and MOL II materials on the tenth day of the entire surface of the mole has been overgrown with white threads, and smells of tape. While the results of microorganisms identification on bioactivator in combination of MOL I there are 4 types of bacteria, namely Clavibacter, Agrobacterium, Clostridium, Pseudomonas berfluorescens, while for MOL II there are 3 types of Pterudomonas fluorescens, Erwinia and Clavibacter
APLIKASI ZPT URINE SAPI TERHADAP KEBERHASILAN STEK SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz) F. Silvi Dwi Mentari; Nur Hidayat; Yuanita Yuanita; Faradilla; Riama Rita Manullang; La Mudi; Rusmini
JURNAL AGRIMENT Vol 7 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v7i2.1730

Abstract

This study aimed to calculate the speed of growth characterized by the emergence of shoots and percentage of successful growth of red betel cuttings cuttings given plant growth regulator cow urine. The study consisted of two treatments, namely: first treatment, red betel cuttings soaked in concentration 30% cow urine, and second treatment, red betel cuttings soaked in concentration 50% cow urine. The results showed that immersion with cow urine in the first treatment (red betel cuttings soaked using cow urine by concentration 30%) and second (soaking red betel cuttings with concentration 50%) gave the same results in the speed of growth that showed speed buds appear on 5th day, while the best percentage growth of red betel cuttings in the second treatment was 100% followed by the first treatment of 83%.
UTILIZATION OF MOLE (LOCAL MICROORGANISM) OF MAS CONCH AND AGE OF SEED ON RICE GROWTH AND PRODUCTION Zainal Abidin Zainal; Moch. Bintaro; Suwardi Suwardi; Rusmini; La Mudi; Nur Hidayat; Yuanita Yuanita; Riama Rita Manullang; Roby Roby; Daryono; F. Silvi Dwi Mentari; Faradilla Faradilla
JURNAL AGRIMENT Vol 7 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v7i2.1755

Abstract

Rice (Oryza sativa L.) is a food crop as an energy source that is generally consumed by the Indonesian people so that demand continues to increase every year. One of the efforts to increase rice production can be done through the use of young seedlings and microbes to accelerate the process of soil fertilization. This microbe is obtained from the Mas Conch Pest which is processed into Local Microorganisms (MOL). This study aims to determine the effect of giving MOL golden snail and seedling age on the growth and production of rice. This study used a Randomized Block Design (RAK) consisting of 9 treatment combinations and 3 replications. The first factor is the MOL concentration of golden snail, consisting of: 0 ml/L concentration or control, 20 ml/L concentration, and 40 ml/L concentration. The second factor is the age of the seedlings, consisting of: 17 days after sowing), 11 days after sowing and 15 days after sowing. The results showed that the treatment with a concentration of 40 ml/l of Local Microorganisms Conch Mas (M) had a significant effect on the number of productive tillers, the number of pithy grain per panicle and production per hectare. While the age of 7 days after seedling had a significant effect on the number of pithy grain per panicle, weight of 100 grains, and production per hectare. The interaction between the MOL concentration of 20 ml/l golden snail and 7 days after sowing (M1U1) gave a significant effect on the weight of 100 grains.
Kualitas Mikroorganisme Lokal Dari Keong Mas Dengan Berbagai Jumlah Bahan Yang berbeda Zainal Abidin; Rusmini; Riama Rita Manullang; Daryono
AGROSAINTIFIKA Vol. 5 No. 1 (2022): November
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/agrosaintifika.v5i1.3189

Abstract

Golden snail is a snail which is commonly found in rice fields which can cause damage to rice plants. The golden snail is known as a pest of rice plants because it can damage thousands of hectares of rice seedlings at an early age in a short period of time but will be beneficial if it is managed as a microorganism. Local microorganisms are microorganisms used as starters in the manufacture of solid organic fertilizers and liquid fertilizers as well as fast growing decomposers in agricultural systems. The purpose of this study was to determine the quality of local microorganisms in producing bioactivators from various amounts of different ingredients in the golden snail. This research was conducted in four locations, namely the Agronomy Laboratory of the Samarinda State Agricultural Polytechnic (manufacturing bioactivators), the Production Laboratory of the Samarinda State Agricultural Polytechnic (composting), and at Sucopindo (nutrient analysis). This research used three treatments including golden snail bioactivator I (A1), golden snail bioactivator II (A2), and golden snail bioactivator III (A3). Based on the results of the study, it can be concluded that treatment A3 (Keong Mas III Bioactivator) gave the best results for the parameters of temperature, color, odor and C-organic local microorganism (MOL) for the golden snail, while treatment A1 (Bioactivator Keong Mas I) gave the best results for the parameters Ph.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI BAKTERI DEKOMPOSER LIMBAH KULIT UDANG DAN LIMBAH KELAPA Arief Rahman; Rusmini Rusmini; Daryono Daryono
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 14 No. 3 (2022): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.258 KB) | DOI: 10.33506/md.v14i3.1996

Abstract

Konsep pertanian berkelanjutan adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan alami atau organik dan mikroorgansime sebagai dekomposer dan penyedia unsur hara bagi tanaman. Limbah-limbah seperti limbah udang dan kelapa merupakan bahan alami yang bisa menjadi aktivator alami pengurai bahan organik atau sebagai bahan pengomposan. Limbah tersebut berpeluang untuk menghasilkan bakteri positif untuk pengurai bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi karakteristik morfologi bakteri pada limbah kulit udang dan limbah kelapa. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agronomi Jurusan Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dari bulan Juli sampai dengan September 2022. Isolasi bakteri dilakukan dengan metode serial dilution kemudian ditumbuhkan di media NA (Nutrient Agar) menggunakan metode spread plate. Identifikasi bakteri dilakukan dengan mengamati morfologi koloni. Isolat yang berhasil diperoleh sebanyak 44 isolat bakteri dengan isolat bakteri terbanyak berada pada perlakuan A2L2 sebanyak 9 isolat bakteri. Berdasarkan karakteristik morfologi bakteri isolat bakteri yang diperoleh termasuk ke dalam kelompok genus Bacillus dan Pseudomonas.
APLIKASI RIZOBAKTERI ASAL RIZOSFER KELAPA SAWIT TERHADAP VIGOR BENIH PADI La Mudi; Rusmini Rusmini; Gusti Ayu Kade Sutariati; Tresjia Corina Rakian; Mani Yusuf
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i3.6657

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi berbagai isolat rizobakteri asal rizosfer kelapa sawit dalam meningkatkan vigor benih padi. Penelitian ini dilaksankan pada bulan Juni sampai Juli 2022, di Laboratorium Agronomi pada Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 21 perlakuan (20 isolat rizobakteri + 1 kontrol) dengan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh 63 unit percobaan. Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu daya berkecambah, indeks vigor benih, kecepatan tumbuh relatif, keserempakan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, T50, Berat kering kecambah normal dan panjang akar. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan hasil analisis yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRTα=0.05. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rizobakteri asal rizosfer kelapa sawit dapat memacu viabilitas dan vigor benih padi. Perlakuan rizobakteri isolat P01 secara konsisten mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih padi, diikuti isolat S05, SK02 dan TA2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isolat rizobakteri asal rizosfer sawit berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
PENINGKATAN KUALITAS BIOAKTIVATOR KEONG MAS DENGAN PENAMBAHAN RUMEN KAMBING YANG BERBEDA Rusmini Rusmini; Daryono Daryono; La Mudi; Rusli Anwar; Ali Sadikin
Jurnal Hutan Tropis Vol 11, No 2 (2023): Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 2 Edisi Juni 2023
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v11i2.16764

Abstract

Keong mas merupakan hama bagi tanaman padi tetapi dapat dijadikan sebagai bioaktivator.  Bioaktivator keong mas sebelumnya hanya mengandung bakteri Pseudomonas flourescens dan kandungan unsur hara masih rendah.  Rumen kambing merupakan limbah dari peternakan yang kebanyakan malah menjadi limbah yang mencemari lingungan.   Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas bioaktivator keong mas yang dikombinasikan dengan rumen kambing baik dari sifat fisik, kandungan unsur hara dan jenis mikroorganisme.  Penelitian terdiri dari dua perlakuan yaitu pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing cair (r1),  dan pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing padat (r2). Pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing dengan cara difermentasi selama 18 hari. Sifat fisik bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing cair dan padat  diamati mulai dari awal pembuatan bioaktivator keong mas sampai jadi.  Uji analisa kimia bioaktivator  keong mas meliputi pH, dan kandungan unsur hara makro  N, P dan K dan uji analisa kandungan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing hasil analisis unsur hara N, P, dan K untuk kedua  perlakuan bioaktivator keong mas  denga Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing lebih baik karena telah jadi pada hari ke-18, kandungan unsur hara bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing pada kedua taraf perlakuan meliputi unsur  N, P, dan K sudah memenuhi standar Pupuk Permentan No.28 Permentan/SR.130/5/2009 dan peningkatan jumlah bakteri sebanyak 7 jenis pada taraf perlakuan r1 dan 8 jenis pada taraf perlakuan r2.