Claim Missing Document
Check
Articles

Gastropod in Mangrove and Seagrass of PentaduTimur Village Wawan S Husa; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 7 ISSUE 2 | JUNE 2019
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.083 KB) | DOI: 10.37905/.v7i2.4878

Abstract

This study aims to determine the condition of gastropod in the area of mangrove and seagrass in the waters of the District of Tilamuta Pentadu Timur village, Gorontalo province. This study was conducted in November 2015 to April 2016. The method used is the 1x1 m transect quadrant. Data analysis included diversity index, Frequency type and Gastropod Similarity Index Efipauna and Treefauna. The results showed that the mangrove ecosystem, has gastropod species Epifauna of 17 types and 15 types for Treefauna. While on seagrass, consists of nine types Epifauna and 6 types Treefauna. Gastropod diversity index value Epifauna on mangrove ecosystems are 0.55 and 0.70 whereas Treefaunaie on seagrass for gastropods Epifauna is 0.77 with a high diversity categories and Treefauna is 0.18 with a low diversity category. Sulcata terrebralia species has the highest value of the frequency of attendance either in mangrove and seagrass ecosystems. Gastropod similarity index in mangrove and seagrass ecosystems is 79% with a very similar category. Keywords: mangrove; seagrass; gastropod.
Diversity of Gastropod in Mangrove Ecosystems in Tomini Gulf Mohamad Fahmi Kasim; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 7 ISSUE 4 | DECEMBER 2019
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.668 KB) | DOI: 10.37905/.v7i4.5039

Abstract

The purpose of this research is to know the diversity of gastropod in mangrove ecosystem of East Pohuwato Village, District of Marisa, Pohuwato Regency. This research was conducted in August to November 2015. The method used is a quadrant transect method measuring 1x1 meter. Data analysis includes calculation of diversity index and equality index. The results showed that 11 gastropods were found, namely Telescopium telescopium, Terrebralia palustris, Terrebralias ulcata and Cerithidea cingulata, Cerithium cobelti, Faunus ater, Littorina scabra, Noses planospira, Nasarius corodatus and Nasarius optimus, and Spinidrupa spinosa. The index value of diversity in the study sites ranged from 0.73-0.75 with the category of medium diversity. Epifauna Gastropod similarity index value between Station I and Station II is 70.59% while the similarity index value for gastropod type of treefauna between Station I and Station II is 60% and both are in the same category. In general this shows the similarity of species Epifauna and Treefauna on both Stations Keywords: gastropods; diversity; similarity; mangrove; ecosystem.
Keanekaragaman Jenis dan Indeks Kesamaan Gastropoda Epifauna pada Ekosistem Lamun dan Mangrove di Desa Olimoo’o | Species diversity and similarity index of Gastropod Epifauna in the seagrass and mangrove ecosystems in Olimoo Village Moh Laxmana; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 5 NOMOR 2, JUNI 2017
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.076 KB) | DOI: 10.37905/.v5i2.5277

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis Gastropoda Epifaunapada ekosistem lamun dan ekosistem mangrove di Perrairan Desa Olimoo’o Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2015 sampai November 2015.Metode yang digunakan adalah metode transek garis dengan kuadran berukuran 1x1 pada ekosistem lamun dan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan Gastropoda yang ditemukan pada perairan Desa Olimoo’o pada ekosistem lamun dan mangrove adalah sebanyak 13 jenis yaitu: Ceritium cobelti, Certhidea cingulata, Terrebralia sulcata, Nerita planospira, Psendestematella papyracea, Conus striatellus, Nassarius coronatus, Terrebralia pallustris, Nerita plicta, Spinidrupa spinosa, Vexilium plicarium, dan Thais aculeate. Indeks keanekaragaman Gastropoda pada kedua ekosistem berada pada kategori sedang. Kesamaan Gastropoda pada ekosistem mangrove yang berada pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 memiliki kategori sangat sama (IS=78%), sedangkan kesamaan Gastropoda pada ekosistem lamun baik pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 adalah kategori sama (IS=55%), selanjutnya baik pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 pada ekosistem mangrove dan ekosistem lamun keduanya memiliki kesamaan dengan kategori tidak sama, berturut-turut nilai indeks Sorensen adalah (IS=38%) dan (IS=31%). Namun secara keseluruhan Gastropoda Epifauna pada ekosistem lamun dan mangrove pada kedua stasiun memiliki kategori sama (IS=63%). This study aims to determine the diversity of species of Gastropod Epiphenia in seagrass ecosystems and mangrove ecosystems in Perrairan, Olimoo'o Village, Batudaa Subdistrict, Pantai Gorontal District. mangrove. The results showed that the total gastropods found in the waters of Olimoo'o Village in seagrass and mangrove ecosystems were 13 types, namely: Ceritium cobelti, Certhidea cingulata, Terrebralia sulcata, Nerita planospira, Psendestematella papyracea, Conus striatellus, Nassarius coronatus, Certhidea cingulata, Terrebralia sulcata, Nerita planospira, Psendestematella papyracea, Conus striatellus, Nassarius coronatus, Terrebralia pallris plicta, Spinidrupa spinosa, Vexilium plicarium, and Thais aculeate. Gastropod diversity index in both ecosystems is in the medium category. The similarity of Gastropods in mangrove ecosystems that are at Station 1 and Station 2 have very similar categories (IS = 78%), while the similarity of Gastropods in seagrass ecosystems at both Station 1 and Station 2 are the same category (IS = 55%), then both at Station 1 and Station 2 in the mangrove ecosystem and seagrass ecosystem both have similarities with different categories, respectively Sorensen's index value is (IS = 38%) and (IS = 31%). But overall Gastropod Epifauna in seagrass and mangrove ecosystems at both stations have the same category (IS = 63%). Katakunci: Mangrove; lamun; gastropoda; keanekaragaman; indeks kesamaan. Keywords: Mangroves; seagrass; gastropods; diversity; similarity index.
Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara Nurtin Y. Eki; Femy Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.601 KB) | DOI: 10.37905/.v1i2.1222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan dan keanekaragaman jenis lamun (seagrass) di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara.Desa Ponelo merupakan bagian dari Pulau Ponelo yang memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang beragam, salah satunya adalah ekosistem padang lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober sampai Desember2012. Pengambilan sampel menggunakan metode transek garis (linetransek) dengan cara sistematis dengan menggunakan kuadran 1x1 m. Semua jenis lamun yang terdapat dalam kuadran dihitung dan diidentifikasi. Wilayah kajian dibagi menjadi tiga stasiun yaitu Stasiun I (dekat pemukiman), Stasiun II ( tidak berpemukiman), dan Stasiun III (dekat mangrove). Untuk mengetahui perbedaan antar stasiun dilakukan analisis varians (ANOVA) dengan bantuan SPSS (statistical package for the social sciences) versi 16.Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Desa Ponelo teridentifikasi 8 jenis lamun yang termasuk dalam Famili Potamogetonaceae dan Hidrocaritaceae yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodoceae rontudata, Cymodoceae serrulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium. Tingkat kerapatan jenis cukup bervariasi dengan tingkat tertinggi adalah jenis Thalassiahemprichii mencapai 62,13 tegakan/m2 pada Stasiun II dan terendah jenis Halophila minor dengan nilai 1,33 tegakan/m2 yang terdapat pada Stasiun III. Nilai kerapatan jenis total tertinggi ditemukan pada Stasiun III yaitu sebesar 116,87 tegakan/m2dan yang terendah ditemukan pada Stasiun I yaitu sebesar 96,97tegakan/m2. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada Stasiun I yaitu 0,79, kemudian disusul oleh Stasiun III yaitu 0,77 dengan kategori keanekaragaman tinggi dan yang terendah terdapat pada Stasiun II yaitu 0,56 yang termasuk dalam kategori tingkat keanekaragaman sedang. Parameter lingkungan terukur yaitu suhu berkisar 29,4-30 oC, salinitas 30-35, dan pH berkisar antara 6,81-6,82.
Ekosistem Lamun di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo Irfan Yunus; Femy M. Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 2 NOMOR 3, SEPTEMBER 2014
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v2i3.1262

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Bulan Juli 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis, kerapatan, keanekaragaman, dan pola sebaran lamun (seagrass) yang terdapat di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode transek kuadran berukuran 1x1 meter. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun yaitu stasiun I (dekat tempat wisata), stasiun II (dekat pemukiman penduduk) dan stasiun III (dekat Dermaga Kurinae). Jenis lamun yang terdapat dalam kuadran diidentifikasi dan dihitung jumlah tegakannya. Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, pH, salinitas, arus, kedalaman, kecerahan, dan substrat. Analisis data meliputi komposisi jenis lamun, kerapatan jenis lamun, keanekaragaman, dan pola sebaran lamun. Jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian hanya 2 jenis dari 2 famili, yaitu jenis Thalassia hemprichii dari famili Hydrocaritaceae dan jenis Cymodoceae rotundata dari family Potamogetonaceae, dengan komposisi tertinggi adalah jenis Thalassia hemprichii. Nilai kerapatan lamun pada lokasi penelitian berkisar antara 80-143 ind/m2. Kerapatan tertinggi terdapat pada stasiun I dengan 143 ind/m2, kemudian diikuti oleh stasiun II dengan 129 ind/m2 dan stasiun III dengan 79 ind/m2. Nilai indeks keanekaragaman pada lokasi penelitian berkisar antara 0.22-0.30, dan masuk pada kategori rendah. Nilai indeks dispersi untuk Thalassia hemprichii pada seluruh stasiun penelitian berkisar antara 1.06-1.2, sementara untuk Cymodoceae rotundata berkisar antara 1.04-1.65, yang menggambarkan bahwa kedua jenis bersifat mengelompok. Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukkan bahwa parameter kualitas air masih berada pada batas normal untuk pertumbuhan lamun. Kata kunci: lamun, kepadatan, keanekaragaman, pola sebaran
Kondisi Terumbu Karang di Perairan Dulupi, Kabupaten Boalemo Femy M. Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.638 KB) | DOI: 10.37905/.v1i2.1229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang di perairan Dulupi, Kabupaten Boalemo. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2012. Lokasi pengamatan dibagi atas dua stasiun yaitu Stasiun A dan Stasiun B. Penelitian ini menggunakan metode RRA (Rapid Reef Assesment), disamping itu dilakukan pengukuran parameter kualitas air yang meliputi parameter biologi, fisika dan kimia perairan sebagai parameter pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang pada Stasiun A dan Stasiun B masih berada dalam kategori baik. Parameter kualitas air terukur masih sesuai untuk pertumbuhan terumbu karang. Kata Kunci: terumbu karang, tutupan karang, Dulupi.
Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara Laila Usman; Syamsuddin .; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 1 NOMOR 1, JUNI 2013
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.517 KB) | DOI: 10.37905/.v1i1.1211

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Desember 2012, bertujuan untuk mengetahui vegetasi mangrove di Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara. Observasi dilakukan dengan kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak serta pengukuran parameter lingkungan sebagai data pendukung. Analisis vegetasi meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, dan indeks nilai penting. Ditemukan 5 jenis mangrove yaitu Avicennia lanata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Rhizophora apiculata, dan Rhizophora mucronata. Jenis mangrove Rhizophora mucronata terdapat di semua stasiun pengamatan dan memiliki nilai INP tertinggi pada semua kategori, baik pada kategori pohon (178.04%), pancang (200%), dan semai (154.64%). Tingginya INP mencerminkan keadaan vegetasi mangrove pada lokasi penelitian dalam kondisi baik dan belum banyak mengalami perubahan. Parameter lingkungan pada setiap stasiun menunjukkan nilai yang sesuai untuk pertumbuhan mangrove. Kata kunci: mangrove, analisis vegetasi, INP, Pulau Dudepo
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DANAU LIMBOTO MELALUI PENGOLAHAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) MENJADI PRODUK UNGGULAN KKN-PPM Dewa Gede Eka Setiawan; Sri Nuryatin Hamzah
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 4 (2020): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i4.19559

Abstract

Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan Ikan Nila melalui kegiatan KKN PPM tahun 2020 dilaksanakan di desa Iluta. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan nilai ekonomi komoditas ikan nila di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, yang di nilai masih terkendala dalam proses distribusi/penjualan. Upaya yang di lakukan adalah melalui pengolahan bahan baku ikan nila menjadi produk olahan yang enak dan bergizi, serta memiliki nilai jual yang berkompoten di seluruh kalangan masyarakat. Adapun metode yang di gunakan dalam program ini adalah penyuluhan dan pelatihan. Program ini di dukung langsung oleh aparatur pemerintah Desa Iluta, yang di pimpin langsung oleh Kepala Desa Iluta selaku mitra dalam program ini. Alur kegiatan meliputi tahap persiapan berupa observasi ke dinas / instansi terkait dan pembekalan Mahasiswa KKN-PPM. Kemudian tahap pelaksanaan, yaitu penyuluhan dan pelatihan pada masyarakat di dusun yakni Dusun I Parungi, Dusun II Bulalo, Dusun III Olibuw, yang berpusat di Kelompok Usaha Bersama (KUBE) FAKIR MISKIN Desa Iluta. Dengan adanya partisipasi langsung oleh masyarakat, diharapkan muncul ide-ide baru dan kreatif oleh masyarakat dalam mengolah ikan nila. Sehingga program ini dapat berkelanjutan.Kata Kunci : Pemberdayaan, pengolahan, ikan nila
DIVERSIFIKASI OLAHAN CUMI KERING “CUMKRING O500” DI DESA OLIMOO’O KECAMATAN BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Femy M Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.139 KB) | DOI: 10.20956/pa.v4i3.7559

Abstract

Olimoo’o village as a coastal village has abundant squid potential, so the group of women conducted the processing of dried squid products which are named "Cumkring O500". The problem that arises over time is that the business does not work as expected. The Community Empowerment Learning (KKN PPM) Real Work Lecture Program directs students to apply their knowledge to maximise community empowerment to develop the cumkring potential to become a superior product of the village which leads to an increase in the community's economy. Through this program the transfer of dried squid processing technology is carried out which aims to improve group skills in processing to product marketing, creating diversification of processed dried squid ready and improving the economy of the community. The method used is the active involvement of all group members through group learning techniques accompanied by mentoring and direct practice at all stages of the process. The output of this activity is an increase in group knowledge about the processing of dried squid, the creation of processed squid products with three levels of flavour, namely original, selow and hot issue and product socialisation. The long-term target of this activity is the Cumkring O500 product to become an icon of Olimoo’o Village, as expected by the government and society. Therefore, there needs to be a commitment from the group in cumkring processed innovation and group strengthening to create a sustainable production house, and develop it into Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) as a form of independence, equitable economic growth, and increasing community income.
The abundance and distribution patterns of sea urchins in Botubarani waters, Tomini Bay, Indonesia Wiyanti Abd Kadir; Sri Nuryatin Hamzah; La Nane
Tomini Journal of Aquatic Science VOLUME 2 ISSUE 1, MAY 2021
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.948 KB) | DOI: 10.37905/tjas.v2i1.11237

Abstract

This study aims to determine the abundance and distribution patterns of sea urchins in Botubarani Waters, Kabila Bone District, Bone Bolango Regency. This research was conducted from July to August 2020. A total of three research stations were established, namely West Tamboa, Central Tamboa and East Tamboa. The abundance of sea urchins was calculated using a quadrant transect measuring 1 × 1 m, which was laid 25 m perpendicular to the coastline using a line transect. Sea urchin species found were identified in situ and the distribution pattern of sea urchins was calculated using the morista dispersion index. The results showed that there were 5 types of sea urchins in Botubarani Beach, namely Echinometra mathaei, Diadema setosum, Echinotrix calamaris, Echinotrix diadema and Tripneustes gratilla. The sea urchin type Echinometra mathaei is the species with the highest abundance in all research stations, namely 25 ind./m2 at Tamboa Barat station, 9 ind./m2 at Tamboa Tengah station and 7 ind./m2 at Tamboa Timur station. The distribution patterns of sea urchins found in Botubarani waters include clusters for Echinometra mathaei and uniform patterns for sea urchins Diadema setosum, Echinotrix calamaris, Echinotrix diadema and Tripneustes gratilla. ANOVA analysis results show that there is no significant difference between sea urchin abundance and water quality parameters in all research stations. This indicates that there is no difference in environmental conditions at the three sampling locations.