Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Praktik Berbasis Pembuktian: Latihan Gerak Sendi Dalam Meningkatkan Range Of Motidn(ROM) Sendi Ankle pada Pasien Diabetes Melitus Lina Erlina
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2011: PROSEDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN PPNI JATENG
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang - Peran perawat sebagai peneliti dilakukan dengan menerapkan praktik yang berbasis pembuktian. Praktik berbasis pembuktian ini didukung oleh 5 literatur berupa hasil penelitian yang secara umum menyatakan exercise pada sendi ankle dapatmeningkatkan range of motion (ROM).Tujuan - Praktik berbasis pembuktian ini bertujuan untuk menggunakan evidence base practice untuk meningkatkan rentang gerak sendi anWe pasien dan menghindari kontraktur sendi ankle akibat immobilisasi selama menjalani perawatan di rumah sakit.Metode - Desain yang digunakan adalah quasi elcsperimen, dengan rancangan pre and post test group design tanpa kelompok control. Sampel berjumlah 7 orang. Pengambilan sampel digunakan total sampel dengan teknik purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu pasien DM yang bersedia dilakukan intervensi latihan gerak sendi secara rutin 3 kali seminggu selama perawatan dan pasien kooperatif untuk melakukan latihan gerak sendi kaki.Hasil - Hasil praktek menunjukkan bahwa intervensi dapat meningkatkan ROM sendi ankle pasien DM. ROM pasien DM meningkat 5' setelah dilakukan intervensi 4 minggu.Hasil Praktik menyarankan intervensi latihan geraksendi perlu dilakukan dalam waktu yang lebih lama, sampel yang lebih banyak, dan tidak hanya terbatas pada sendi ankle tetapi juga pada sendi lainnya seperti sendi lutut dan sendi digiti mengingat keterbatasan ROM pada pasien diabetes tidak hanya terjadi pada sendi anHe.Diskusi - Pelaksanaan ROM juga perlu melibatkan keluarga pasien untuk meningkatkan kedisiplinan pasien dalam melaksanakannya.Kata Kunci - Diabetes Melitus, Range Of Motion (ROM), Sendi Ankle
PENGARUH BERBAGAI PENGATURAN POSISI DUDUK TERHADAP FUNGSI VENTILASI PARU PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK LINA ERLINA; KAMSATUN
Healthy Journal Vol. 1 No. 1 (2013): HEALTHY JOURNAL | Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UNIBBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.736 KB)

Abstract

Pengaturan posisi duduk merupakan tindakan keperawatan pada pasien PPOK. Tindakan tersebut dapat meningkatkan fungsi ventilasi paru pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh berbagai pengaturan posisi duduk terhadap fungsi ventilasi paru. Desain penelitian menggunakan quasieksperimen dengan pendekatan pre post test group design. Sampel berjumlah 48 orang. Teknik pengambilan sampelpurposive sampling. Pasien diberikan pengaturan posisi duduk semifowler, fowler, orthopneic, dan tripodmasing-masing 15 menit.Pengujian statistic menggunakan uji T test dependen.Hasil penelitian menunjukkan posisi semifowler tidak berpengaruh terhadap fungsi ventilasi paru ((P=0,487). Posisi fowler, orthopneic, dan tripod berpengaruh fungsi ventilasi paru (P=0,043, P=0,020, P=0,003).Rekomendasi hasil penelitian adalah perawat dapat melakukan pengaturan posisi fowler, orthopneic, atau tripod untuk meningkatkan fungsi ventilasi paru pasien PPOK. Kata kunci: PPOK, semifowler, fowler, orthopneic, tripod, fungsi ventilasi paru
GAMBARAN SELF- EFFICACY MOBILISASI PASIEN PASCA BEDAH Lina Erlina
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.432 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.618

Abstract

ABSTRAK: Mobilisasi merupakan intervensi keperawatan yang penting dilakukan pada pasien pasca bedah. Mobilisasi memiliki manfaat mempercepat pemulihan dan penyembuhan luka pasca bedah. Self-efficacy yang tinggi pada pasien untuk melakukan mobilisasi dini pasca operasi sangat diperlukan mengingat banyaknya hambatan mobilisasi pada pasien pasca bedah. Tujuan penelitian yaitu mengetahui bagaimana gambaran self efficacy mobilisasi pasien pasca bedah. Desain penelitian adalah studi deskriptif, dengan sampel 75 pasien yang diambil secara purposive sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variable self-efficacy mobilisasi. Intrumen yang digunakan adalah Instrumen self-efficacy mobilisasi. Hasil penelitian menunjukkan hanya sebagian kecil (17,3%) pasien pasca bedah yang memiliki self efficacy tinggi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang factor-faktor yang mempengaruhi dan intervensi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan self efficacy mobilisasi pasien
PENGALAMAN PASIEN DALAM SELF-MANAGEMENT DIABETES SEBAGAI INDIKATOR INSTRUMEN APLIKASI E-MONITORING DIABETES: STUDI KUALITATIF Lina Erlina; Nani Avianti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2127

Abstract

Pengelolaan kesehatan melalui e-monitoring diabetes sangat dibutuhkan penderita diabetes saat ini. Keuntungan adanya e-monitoring diabetes berbasis android adalah pasien dapat mengetahui kondisi kesehatan dan mengetahui rekomendasi yang dibutuhkan melalui e-monitoring secara mandiri dimanapun dan kapanpun. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran indicator instrument yang diperlukan agar e-monitoring diabetes yang dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan pasien. Penelitian ini dilakukan dengan studi kualitatif pada 10 pasien diabetes dengan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian didapatkan ada 7 tema pengalaman pasien dalam melakukan self-management diabetes, yaitu mengatur pola makan; mengurangi berat badan, melakukan olahraga teratur, mengontrol kadar glukosa darah mandiri, minum obat sesuai anjuran dokter, mengurangi stress, dan mematuhi protokol kesehatan. Pada penelitian ini juga dihasilkan harapan pasien terhadap pengembangan media e-monitoring diabetes harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu: media harus jelas, mudah, menarik, singkat, dan bermanfaat. Direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya bahwa indikator instrument e-monitoring diabetic meliputi ke-6 tema di atas.
PENGALAMAN PASIEN DALAM SELF-MANAGEMENT DIABETES SEBAGAI INDIKATOR INSTRUMEN APLIKASI E-MONITORING DIABETES: STUDI KUALITATIF Lina Erlina; Nani Avianti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2127

Abstract

Pengelolaan kesehatan melalui e-monitoring diabetes sangat dibutuhkan penderita diabetes saat ini. Keuntungan adanya e-monitoring diabetes berbasis android adalah pasien dapat mengetahui kondisi kesehatan dan mengetahui rekomendasi yang dibutuhkan melalui e-monitoring secara mandiri dimanapun dan kapanpun. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran indicator instrument yang diperlukan agar e-monitoring diabetes yang dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan pasien. Penelitian ini dilakukan dengan studi kualitatif pada 10 pasien diabetes dengan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian didapatkan ada 7 tema pengalaman pasien dalam melakukan self-management diabetes, yaitu mengatur pola makan; mengurangi berat badan, melakukan olahraga teratur, mengontrol kadar glukosa darah mandiri, minum obat sesuai anjuran dokter, mengurangi stress, dan mematuhi protokol kesehatan. Pada penelitian ini juga dihasilkan harapan pasien terhadap pengembangan media e-monitoring diabetes harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu: media harus jelas, mudah, menarik, singkat, dan bermanfaat. Direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya bahwa indikator instrument e-monitoring diabetic meliputi ke-6 tema di atas.
PENGARUH PELATIHAN LATIHAN JANTUNG BERBASIS VIDEOTERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KLUB LATIHAN JANTUNG Nurulhuda, Uun; Pangastuti, Tri Endah; Aprianti, Tutty; Erlina, Lina; Raharja, Puji
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/jkkn.v1i2.3160

Abstract

ABSTRACT Coronary Heart Disease (CHD) is a condition where heart's artery (coronary artery) is blockedby fat buildup. The most common problems on CHD patients are relapse frequencies, lack ofknowledge on the signs of heart attack, and stressors when the attack happens. Heart exercise isone of the rehabilitation methods for CHD patients, therefore the researcher intended to assess theeffect of video-based heart exercise training on the quality of life of CHD patients in a heartexercise club. This research aimed to analyze the effect of heart exercise on the quality of life ofpatients with CHD. This research used quasi-experiment method with the sample being all of theheart exercise club's member. The result showed that heart exercise was able to give significanteffect on the quality of life of patients with CHD. In addition, the frequency of exercise has asignificant relationship with the quality of life of patients with CHD (p<0.05), and history ofdisease also has a significant relationship with the quality of life of patients with CHD (p<0.05). Keywords: Coronary heart disease (CHD), cardiac exercise, quality of life  ABSTRAKPenyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu keadaan dimana pembuluh darah jantung (artericoroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Permasalahan yang sering muncul pada pasien PJKantara lain angka kekambuhan, kurangnya pengetahuan tentang munculnya tanda-tanda seranganjantung, dan stressor saat serangan terjadi. Senam jantung merupakan salah satu sarana rehabilitasibagi pasien PJK, oleh karena itu peneliti ingin mengkaji pengaruh pelatihan senam jantung berbasisvideo terhadap kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung koroner di klub senam jantung.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh latihan jantung terhadap kualitas hiduppasien PJK. Metode penelitian yang digunakan, yaitu quasi eksperimen dengan sampel seluruhpopulasi klub senam jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan jantung dapatmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien PJK. Selain itu, frekuensiolahraga memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup pasien PJK (p<0,05) danriwayat penyakit memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup pasien PJK (p<0,05). Kata Kunci: Penyakit jantung koroner (PJK), latihan jantung, kualitas hidup
Peran Health Locus Of Control dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Salsabilla, Salwa; Erlina, Lina; Hamzah, Ali; Rohyadi, Yosep
Jurnal Keperawatan Indonesia Florence Nightingale Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : UPPM. Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jkifn.v4i1.2170

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi angka kejadian diabetes melitus (DM) tipe 2 yang tinggi di Indonesia. Pengelolaan DM memerlukan jangka waktu panjang dan akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pengontrolan diri berdasarkan persepsi yang membentuk perilaku dalam mengendalikan kesehatan merupakan health locus of control (HLoC). Beberapa penelitian masih menunjukan adanya perbedaan antara HLoC mana yang mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara HLoC dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2 yang diuraikan dalam 3 dimensi HLoC yaitu internal, change, dan powerful of others. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan Cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 93 pasien DM tipe 2. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil uji statistik chi-square, terdapat hubungan antara IHLC dengan kualitas hidup, terdapat hubungan antara CHLC dengan kualitas hidup, dan tidak terdapat hubungan antara PHLC dengan kualitas hidup. Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti tentang hubungan HLoC dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 menggunakan design penelitian kohort atau case control.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Sembiring, Evi Christin Br; Christina, Juliana; Rudhiati, Fauziah; Erlina, Lina; Badrujamaludin, Asep
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 8 (2024): Volume 4 Nomor 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i8.14878

Abstract

ABSTRACT Dietary compliance is a critical element in the management of preventing complications of Type 2 Diabetes Mellitus. An appropriate diet helps control blood sugar levels, complications, and improves the quality of life of Type 2 Diabetes Mellitus sufferers. The aim of the research is to determine the factors that influence dietary compliance in controlling sugar levels blood in people with Type 2 Diabetes Mellitus. Correlation analytical research type with a cross-sectional approach. The total sample was 173. The instrument used was a questionnaire. The statistical analysis used in this research is Multiple Logistic Regression. The results of the bivariate test showed that the p value of the cultural variables was 0.001, lifestyle 0.004, motivation 0.001, knowledge 0.001, family support 0.004 and stress management 0.004. Multivariate tests showed a cultural p value of 0.001 (OR 13.230) and lifestyle of 0.001 (OR 5.841). Cultural variables, lifestyle, motivation, knowledge, family support and stress management have a significant effect on dietary compliance to control blood sugar levels in Type 2 Diabetes Mellitus sufferers. Meanwhile, the variables that have the most influence on dietary compliance are culture and lifestyle. Keywords: Culture, Family support, Dietary Compliance, Lifestyle   ABSTRAK Kepatuhan diet merupakan elemen kritis dalam manajemen pencegahan komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2. Diet yang tepat membantu mengontrol kadar gula darah, komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet dalam pengendalian kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jenis penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 173. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Logistic Ganda. Hasil uji bivariat didapatkan bahwa p value variabel budaya 0,001, pola hidup 0,004, motivasi 0,001, pengetahuan 0,001, dukungan keluarga 0,004 dan pengelolaan stres 0,004. Uji multivariat didapatkan p value budaya 0,001 (OR 13,230) dan pola hidup 0,001 (OR 5,841). Variabel budaya, pola hidup, motivasi, pengetahuan, dukungan keluarga dan pengelolaan stres berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan diet untuk mengendalikan kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan diet yaitu budaya dan pola hidup Kata Kunci: Budaya, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet, Pola Hidup
Hubungan Lama menjalani Hemodialisa dengan Kelelahan Pasien Chronic Kidney Disease Pratiwi, Shepta Dwi; Hamzah, Ali; Erlina, Lina; Setiawan, Asep
Jurnal Keperawatan Indonesia Florence Nightingale Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : UPPM. Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jkifn.v4i2.2632

Abstract

Kasus Chronic Kidney Disease pada tahun 2021 di Bandung Jawa Barat mengalami peningkatan. Salah satu terapi yang dibutuhkan adalah hemodialisa. Terapi ini memiliki komplikasi yang mungkin timbul salah satunya adalah kelelahan. Hemodialisa merupakan terapi jangka panjang oleh sebab itu lama menjalani hemodialisa diduga dapat mempengaruhi kelelahan pada pasien hemodialisa. Mengetahui hubungan antara lama menjalani hemodialisa dengan kelelahan merupakan tujuan dari penelitian ini. Menggunakan metode analitik korelasional dengan desain cross sectional penelitian melibatkan 50 responden melalui teknik total sampling. Kuesioner yang digunakan adalah Facit – Fatigue untuk menilai tingkat kelelahan. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok ≤2 tahun dan >2 tahun memiliki jumlah responden yang sama, yaitu 25 responden tiap kelompok. Hampir seluruh responden memiliki tingkat kelelahan rendah (70%). Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa lama menjalani hemodialisa tidak berhubungan dengan kelelahan (p=0,758). Peneliti merekomendasikan perlu dilakukannya penelitian lanjutan untuk mengetahui perihal periode waktu munculnya kelelahan pasien diantara jadwal hemodialisa dengan desain cohort. Selain itu, perlu mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi tingkat kelelahan, dan mengidentifikasi kelelahan saat hemodialisa (intra-dialysis).
Hubungan Motivasi dan Sikap Pasien dengan Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan pada Pasien Hemodialisa Nurhidayah, Hanik; Hamzah, Ali; Sansri Diah K.D.; Erlina, Lina
Jurnal Keperawatan Indonesia Florence Nightingale Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : UPPM. Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jkifn.v4i2.2783

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang memerlukan waktu lama dalam pengobatannya. Sebagian besar pasien mengalami permasalahan kelebihan cairan, untuk itu diperlukan upaya pembatasan asupan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan sikap pasien dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien hemodialisa. Metode yang digunakan yaitu asosiatif non-sebab akibat dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 53 responden berpartisipasi dalam penelitian melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah (53%) memiliki motivasi rendah, lebih dari setengah (51%) memiliki sikap unfavorable, dan lebih dari setengah (74%) tidak patuh melakukan pembatasan asupan cairan. Terdapat hubungan antara motivasi dan sikap pasien dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien hemodialisa (P=0,002) dan (P=0,024). Keeratan hubungan motivasi sedang (0,463) dan keeratan hubungan sikap rendah (0,354). Berkaitan hal tersebut, perlunya memperbaiki motivasi dan sikap pasien dalam mematuhi pembatasan cairan melalui edukasi serta pemantauan dengan mencatat intake cairan setiap hari.