Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

POTENSI SENI KRIYA ISTIMEWA DALAM PAMERAN “NEGARI NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2012” Eskak, Edi
CORAK Vol. 1, No. 2 Nopember 2012-April 2013
Publisher : CORAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arts Festival Negari Ngayogyakarta Hadiningrat 2012 undertaken in order to commemorate the first century of Hamengku Buwono IX as well as 2,5 century of Ngayogyakarta Hadiningrat, featuring the character or the privilege of Yogyakarta through works of art by artists with no exit from the corridors of copyrighted artistic distinctiveness. The works on display most of the particular character, specific and have their own specialty. Privileges of Yogyakarta with its dynamic, multicultural, and tolerant of the works reflected on display in the various mediums of expression and creation. A wide assortment of works of art displayed expression of both the traditional, conventional and non conventional, such as: painting, graphics, sculpture, video, film, animation, installation, performance art, digital prints, puppets, mixed media and others. Not to mention that the exhibition has a variety of craft works of art, such as the art which haselements of craftmanship. The uncommon art that relies on creativity ideas and handskills in this exhibition appear surprisingly with exceptional works that have creative potential prospective. These young artists, among other craft; Karyadi, Fitriasih Pudyo Atmaningrum, I Gde Suryawan, and I Gusti Ngurah Edi Basudewa.Keywords: potential, arts crafts, specialty, and Negari Ngayogyakarta Hadiningrat
Mendorong Kreativitas Dan Cinta Batik Pada Generasi Muda Kritik Seni Karya Pemenang Lomba Desain Batik Bbkb 2012 Eskak, Edi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 30 No. 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v30i1.947

Abstract

AbstrakProses pembuatan batik yang rumit kurang menarik minat bagi generasi muda. Lomba Desain Batik Nusantara 2012 yang diadakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, adalah upaya untuk mendorong kreativitas generasi muda untuk menciptakan desain-desain baru serta memupuk kecintaan terhadap batik. Kritik seni ini bertujuan mengkritisi karya-karya desain pemenang. Metode pendekatan yang dipakai yaitu studi kepustakaan. Hasil pembahasannya berupa kajian kritis terhadap bentuk dan makna karya desain serta aplikasinya pada proses pembuatan batik. Kajian ini dapat digunakan untuk penyempurnaan desain batik sebelum diproduksi. Kata Kunci: kritik seni, desain batik, kreativitas, generasi muda AbstractThe intricate process of making batik is less appeal to the younger generation. Batik Nusantara Design Competition 2012 organized by the Center for Craft and Batik Yogyakarta, is an effort to encourage the creativity of young generation by creating new designs as well as fostering  love of batik. Art criticism is aimed at critiquing the works of the winning design. The methods employed in the  literature approach. The results is a critical assessment of the form and meaning of the design work as well as its application in the process of making batik. This study can be used for batik design improvements before they are produced.                                     Keywords: art criticism, batik design, creativity, youth
Kajian Estetika Desain Batik Khas Sleman "Semarak Salak" Salma, Irfa'ina Rohana; Eskak, Edi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 32 No. 2 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v32i2.1026

Abstract

AbstrakBatik merupakan karya seni adiluhung bangsa Indonesia yang keindahannya telah diakui dunia. Tekstil tradisional yang proses pendekorasiannya menggunakan lilin (malam) sebagai  warna ini, kembali mengalami tren yaitu mulai digemari lagi oleh masyarakat. Kegairahan memakai batik turut membangkitkan kembali IKM batik di berbagai daerah yang selama ini mengalami kelesuan produksi. Kreativitas penciptaan karya batik mengalami peningkatan. Banyak pemerintah daerah mulai membangkitkan potensi kreatif di bidang seni batik, salah satunya adalah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Sleman lewat kreativitas desainer ingin menciptakan desain batik baru yang mencerminkan identitas sosial budaya dan alamnya, yang akan digunakan sebagai batik khas daerah. Desain batik dengan judul “Semarak Salak” adalah salah satu hasil karya desain batik khas Sleman yang sumber inspirasi penciptaannya digali dari hasil bumi asli Sleman yaitu salak pondoh. Pengkajian estetika terhadap karya desain batik “Semarak Salak” bertujuan untuk mengetahui kandungan nilai-nilai keindahan universal dari karya tersebut. Metode yang dipakai yaitu pendekatan studi kepustakaan. Dari hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa karya desain  batik   “Semarak Salak” mengandung nilai-nilai keindahan yang terdapat dalam komposisi motif, komposisi warna, kesesuaian dengan ciri khas Sleman, serta kandungan makna filosofisnya. Kata kunci: estetika, desain batik, Sleman, semarak salak AbstractBatik is a valuable artwork of beauty of Indonesia which has been recognized worldwide. Traditional textile processes decorated by wax (malam) asthis color barrier, re-experiencing a trend that began more favored by the public. Wearing batik excitement helped revive batik SMEs in various areas that have experienced a declined in production. Creation of batik has increased. Many local governments began to awaken the creative potential in the arts of batik, one of which is Sleman, Yogyakarta. Sleman Government through designers creativity wanted to create new batik designs that reflect the social, cultural and natural identity, which will be used as the unique batik area. Batik design entitled “Semarak Salak” is one typical batik design work Sleman  creation inspirated by from the earth excavated the original fruit of Sleman, salak pondoh. Assessment batik design aesthetic of “Semarak Salak” aims to know the content of the universal values of beauty of the work. The methods employed in the literature approach. From the results of the study showed that batik design work “Semarak Salak” contains beauty values of it motif presentation the motif, color composition, compare with typical Sleman, as well as the content of philosophical meaning. Keywords: aesthetic, batik design, Sleman, Semarak Salak
BAMBU ATER (Gigantochloa atter) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU PADA UKIRAN ASMAT Eskak, Edi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 33 No. 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1039

Abstract

ABSTRAK Ukiran kayu khas Asmat merupakan suvenir yang banyak diminati wisatawan. Dewasa ini pengrajin ukiran mulai kesulitan mendapatkan bahan kayu karena harganya semakin mahal. Oleh karena itu perlu memanfaatkan bahan alternatif yang lebih mudah didapatkan serta harganya relatif murah, yaitu bambu. Bambu yang berukuran cukup besar dan tumbuh di Papua adalah bambu ater. Tujuan penelitian penciptaan seni ini adalah untuk mengkreasikan produk suvenir ukiran bergaya Asmat dengan menggunakan bambu ater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu ater dengan ketebalan rata-rata 0,8 cm dapat dikerjakan dengan teknik ukir lubang tembus dengan hasil baik. Penggunaan alat bor dan gergaji hand jigsaw dapat mempercepat proses pelubangan 5,4 kali lebih cepat dibandingkan bila menggunakan cara pahat manual. Teknik ukir lubang tembus dilakukan untuk tetap mempertahankan kekhasan ornamen ukir khas Asmat.     Kata kunci:  kreasi, ukiran Asmat, bambu ater ABSTRACTAsmat wood carving is typical souvenirs which attracted many tourists. Today craftsmen began to have difficulty to get wood because the price is expensive. Therefore, it is necessary to use alternative, available and cheaper materials, namely bamboo. Sizeable bamboo grown in Papua are bamboo atter. The aim of this research is to create Asmat carvings and stylish souvenir products by using bamboo atter. Bamboo atter with the thickness of an average of 0.8 cm can be done with carving techniques through the hole in a good results. The use of drilling tools and hand saws jigsaw can accelerate the process by perforating 5.4 times faster than using a chisel way manually. Carving techniques through the hole is made to retain the distinctiveness of Asmat carved ornaments. Keywords: creation, Asmat carvings, bamboo atter.
KREASI BATIK KUPANG Salma, Irfa'ina Rohana; Eskak, Edi; Nugroho, Anugrah Ariesahad
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 33 No. 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1040

Abstract

ABSTRAK Dewasa ini batik gencar dikembangkan sebagai industri kreatif di berbagai daerah. Salah satunya adalah daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian dan penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan kreasi baru motif batik yang mempunyai ciri khas sebagai batik Nusa Tenggara Timur, khususnya di daerah Kupang. Sumber inspirasi penciptaannya digali dari motif-motif tradisional tenun ikat untuk dikreasikan menjadi motif batik Kupang. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengamatan mendalam terhadap tema, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, dan perwujudan menjadi batik. Hasilnya berupa enam motif batik Kupang yaitu: Motif Rukun Kupang, Motif Teguh Bersatu, Motif Pucuk Mekar, Motif Liris Kupang, Motif Kuda Sepasang dan Motif Kuda Kupang. Hasil uji kesukaan terhadap motif kepada enam puluh responden menunjukkan bahwa Motif Kuda Kupang paling banyak dipilih oleh responden yaitu sebesar 27%, sedangkan Motif Kuda Sepasang 21%, Motif Liris Kupang 16%, Motif Teguh Bersatu 15%, Motif Kupang Rukun 14% dan Motif Pucuk Mekar 7%. Motif Kuda Kupang paling banyak dipilih karena menghasilkan motif yang indah dan mempunyai karakter motif daerah yang kuat, sehingga dapat diproduksi sebagai batik khas Kupang. Kata kunci: kreasi, batik Nusa Tenggara Timur, motif batik Kupang. ABSTRACT                 Nowadays batik intensively developed as a creative industry in various regions. One of the creative industry area is Kupang, East Nusa Tenggara. The purpose of this art creation research is to produce new characteristic batik motif of East Nusa Tenggara, particularly in the Kupang area. The source of batik inspiration to create batik Kupang come from traditional ikat motifs. The methods used are data collection, theme observation, inspiration sources assesment, design motifs creation and batik embodiment. The results are six motifs of batik Kupang, namely: Rukun Kupang Motif, Teguh Bersatu Motif, Pucuk Mekar Motif, Liris Kupang Motif, Kuda Sepasang Motif and Kuda Kupang Motif.  The preference test results of 60 respondents indicated that Kuda Kupang Motif is the most preferred with 27% of results, while Kuda Sepasang Motif gain 21%, Liris Kupang Motif 16%, Teguh Bersatu Motif 15%, Kupang Rukun Motif 14% and Pucuk Mekar Motif 7%. Kuda Kupang Motif is the most preferred one because it produces a beautiful motif and has a strong characteristic as batik from Kupang. Keywords: creations, batik East Nusa Tenggara, Kupang batik motif.
Kajian Pengembangan Mebel Rotan di Sumbawa Barat Eskak, Edi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 31 No. 1 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i1.1061

Abstract

ABSTRAKRotan merupakan hasil hutan yang melimpah di Sumbawa Barat sehingga mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan industri mebel rotan. Di Sumbawa Barat saat ini tidak terdapat industri pengolahan rotan asalan menjadi iratan dan pitrit, sebagai bahan anyaman untuk mebel. Tujuan kajian ini adalah untuk mencari solusi pengembangan mebel rotan di Sumbawa Barat yang bahan bakunya masih berupa rotan asalan yaitu berupa rotan batangan menjadi produk mebel. Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis untuk mengkaji objek desain beserta ruang lingkupnya yaitu mebel yang dirancang dari bahan baku rotan batangan. Dari kajian ini dihasilkan kesimpulan bahwa industri mebel rotan di Sumbawa Barat dapat ditumbuhkan dengan pembuatan desain mebel khusus berbahan baku rotan batangan. Kata kunci: pengembangan, mebel rotan batangan, Sumbawa BaratABSTRACTRattan is the abundant forest produce in West Sumbawa thus it has a big potential considerably for the development of the rattan furniture industry. Nowadays in West Sumbawa is no rattan processing industry/bars currently into thin strip and pitrit, as for as plaiting materials for furniture. The aim of this study to create furniture designs that explore the rattan material which is still a bullion into furniture products. The method used is a descriptive analysis to describe the design objects those are furniture designed of rattan sticks. From this study is produce insights on a rattan furniture design for rattan sticks industrial development in West Sumbawa, and it can inspire the development of other areas experiencing similar problems.Keywords: development, rattan furniture, West Sumbawa
Pemanfaatan Limbah Ranting Kayu Manis (Cinnamomun Burmanii) untuk Penciptaan Seni Kerajinan dengan Teknik Laminasi Eskak, Edi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 31 No. 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1068

Abstract

ABSTRAKLimbah ranting kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan sisa kayu yang tidak ikut dikupas untuk diambil kulitnya sebagai bahan rempah-rempah. Limbah ranting ini jumlahnya cukup banyak pada saat panen kulit kayu manis. Pada saat ini limbah tersebut hanya dibuang ataupun dibakar. Penciptaan seni ini bertujuan untuk memanfaatan limbah ranting kayu manis tersebut menjadi aneka produk seni kerajinan. Metode yang digunakan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan karya. Hasilnya berupa prototip produk kerajinan dengan teknik laminasi yaitu berupa: tatakan saji (tatakan gelas, mangkuk, dan piring), pigura foto, dan aneka wadah. Metode dan prototip produknya dapat dijadikan model untuk pemberdayaan industri kreatif masyarakat daerah penghasil kayu manis. Dari penciptaan seni ini dapat disimpulkan bahwa limbah ranting kayu manis bisa ditingkatkan kemanfaatan dan nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi dengan mengreasikannya menjadi aneka produk seni kerajinan dengan aplikasi teknik laminasi. Teknik laminasi dipilih untuk mengolah limbah ranting yang berukuran kecil agar dapat menjadi aneka produk dengan ukuran variatif yang lebih besar. Keunggulan kerajinan limbah ranting kayu manis ini adalah memiliki aroma harum alami kayu manis yang khas. Kata kunci: limbah ranting, kayu manis, seni kerajinan, teknik laminasiABSTRACTWaste of cinnamon twig (Cinnamomum burmanii) is the rest of the wood unpeeled for its pelt as a spice. These twigswaste are quite a lot at the time of harvesting cinnamon bark. At this time the waste is simply dumped or burned as trash. The creation of art aims to utilize waste into cinnamon twig art craft products. The method used is the exploration, design, and realization of the work. The result is a prototype craft products with lamination techniques those are: food placemat (coasters, bowls, and plates), picture frames, and various containers. Method and prototype products can be used as a model for community empowerment creative industries producing regions cinnamon. From this creation of art can be concluded that the waste of cinnamon twigs can be improved from their sefulness and economic values to become higher than before by creating them into some varieties of craft products applied with lamination technique. Lamination technique chosen to treat small twigs waste to make into some product varieties with the larger varied sizes. The eminence of the waste of cinnamon twigs are those have sweet natural  distinctive aroma of cinnamon twigs theirselves.Keywords: waste twigs, cinnamon, arts crafts, lamination techniques
Teknologi Ukir Krawangan pada Bambu Betung (Dendrocalamus Asper) Eskak, Edi; Paramadharma, Harnandito; Salma, Irfa'ina Rohana
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 31 No. 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i0.1081

Abstract

ABSTRAKBambu betung (dendrocalamus asper) merupakan jenis bambu besar dan berbuluh tebal yang di Indonesia potensinya masih cukup melimpah. Bambu betung memiliki kesulitan dalam pengerjaan ukir. Pelaksanaan kegiatan ujicoba pembuatan aksesoris interior dengan teknik ukir krawangan pada bambu betung ini, prosesnya terdiri dari: persiapan bahan (pemotongan, pengawetan dan pengeringan), perancangan desain produk (sumber inspirasi, sketsa alternatif dan gambar kerja), serta pembuatan produk (meliputi: pembentukan global/awal, pembuatan krawangan, pengukiran dan finishing). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pelobangan (krawangan) dengan bor 4 kali lobang kemudian diteruskan dengan gergaji hand jigsaw didapatkan kecepatan rata-rata (4 x 5.1) + 20 = 40,4 detik untuk ukuran lubang 3 – 4 cm, tebal 1,5 cm bentuk variasi lurus lengkung, pada kondisi bambu setengah basah (magel). Ini berarti 5 kali lebih cepat dari pada pemahatan manual (209.1 detik), serta hasil yang didapat lebih rapi dan lebih bersih. Kondisi terbaik untuk pembuatan krawangan adalah kondisi setengah basah (magel) yaitu kadar air bambu 30-60%. Kata kunci : bambu betung, ukir krawangan, aksesoris interior.ABSTRACTDendrocalamus Asper (Betung Bamboo) is a type of bamboo with thick culm wall, which is have good potential in Indonesia but the utilization still relatively abundant. Betung Bamboo also has a weakness and difficulty in carving, that will be investigated to find a solution from this study. In the implementation of pilot activities to the manufacture of interior accessories krawangan on Betung bamboo carving techniques, the process consists of: preparation of materials (cutting, curing and drying), the design ofthe product design (the source of inspiration, sketches and working drawings alternative), and manufacturing products (including : the formation of global / scratch, making krawangan, carving and finishing). Fromthe results showed that the holling technique (krawangan) with four times thedrill hole is then forwarded with hand saws jig saw obtained an average speed (4x5.1) + 20 = 40.4 seconds for the hole size 3-4 cm, thick 1.5cm straight curved shape variation, in bamboo shalf-wet conditions (magel). This means 5 times faster than the manual sculpting (209.1 seconds), and the results are neater and cleaner. The best conditions for making krawangan is half wet conditions (magel) the water content of 30-60% bamboo. Keywords: bamboo, carving krawangan, accessories interior
Krisis Bahan Baku Seni Kerajinan Kayu di Jepara dan solusi Pemecahannya Eskak, Edi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 30 No. 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v30i2.1112

Abstract

ABSTRAKKrisis bahan baku kayu jati yang sedang terjadi telah menurunkan produktivitas perajin dan perusahaan kerajinan kayu di Jepara. Banyak IKM yang menutup usahanya karena tidak mampu membeli bahan baku yang harganya semakin mahal karena ketersediaannya terbatas. Tulisan ini bertujuan menganalisis dan mencari pemecahan keterbatasan kayu jati sebagai bahan baku kerajinan kayu dengan berbagai pemikiran, agar IKM tetap mampu bertahan melanjutkan usaha. Metode pendekatan yang dipakai yaitu studi kepustakaan yang dipadukan dengan pengalaman bekerja di industri kerajinan kayu Jepara, serta observasi lapangan untuk mengetahui kondisi terkini. Hasil pembahasannya berupa beberapa alternatif solusi untuk memecahkan permasalahan krisis bahan baku pada industri kerajinan kayu Jepara, yaitu: 1) penggunaan jati kampung, 2) eksplorasi kayu jati ke berbagai daerah, 3) substitusi bahan baku non jati, 4) efisiensi penggunaan bahan baku kayu, 5) pengembangan desain hemat kayu berciri khas Jepara, 6) aplikasi dengan bahan lain, 7) pemanfaatan kembali limbah kayu, 8) recycle kayu bekas, 9) kayu jati sebagai bahan baku karya fine art dan high end product, 10) pemanfaatan bahan alternatif: bambu sebagai subtitusi kayu, 11) reboisasi hutan dan lahan kosong, 12) tata kelola hutan lestari. Kata Kunci: krisis, kayu jati, kerajinan kayu, JeparaABSTRACTTeak wood raw material crisis that is happening has reduced the productivity of craftsmen and wood crafts companies in Jepara. Many SMEs are shut down due to not be able to buy the more expensive price of raw materials because of their limited availability. This paper aims to analyze and find solutions to teak wood raw material shortages for wood craft with a variety of thought, so that SMEs still be able to survive to continue their businesses. Approximation method used is literature study combined with the experience of working in Jepara wood craft industry, as well as field observations to determine the current condition. The results of the discussion is in the form of several alternative solutions to solve the problems of raw material crisis in Jepara wood craft industry , namely : 1) the use of local teak wood, 2) teak wood exploration to various regions , 3) the substitution of non teak wood raw materials, 4) efficient use of raw materials , 5) the development of a efficient wood design in Jepara distinctively , 6) application with other materials, 7) wood waste recovery, 8) scrap wood recycle, 9) teak wood as raw material for works of fine art and high end product, 10) use of alternative materials : bamboo as a substitute for wood, 11 ) and the reforestation of vacant land, 12 ) sustainable forest governance.Keywords: crisis , teak , wood crafts , Jepara
Pemanfaatan Center Log Kayu Sengon untuk Kerajinan Komponen Interior Eskak, Edi; Paramadharma, Harnandito
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v28i1.1149

Abstract

Limbah center log  kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) baru dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk tanur pengering. Limbah center log kayu sengon mempunyai kelebihan-kelebihan sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual center log kayu sengon sebagai komponen aksesoris interior, dengan teknologi yang paling efektif dan efisien. Tahap eksperimen peningkatan nilai jual produk difokuskan pada eksperimen peningkatan nilai dekoratif melalui (1) pengembangan desain; (2) percobaan pengaplikasian ragam hias ukiran kayu dengan alat pahat ukiran Jepara dan pisau serut (cutter); (3) upaya peningkaan nilai karakteristik tekstur yang menonjol, dan (4) eksplorasi pewarnaan center log kayu dengan pewarna baik, Bahan berbasis air dan thinner baik transparan atau non-transparan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa produk dengan teknik ukir kayu dengan alat penyerut kayu (cutter) menghasilkan ukiran yang lebih baik dan waktu pengerjaan dengan pahat cutter lebih cepat dua kali lipat dibandingkan dengan menggunakan ukir. Dalam uji pasar Sembilan prototipe produk ini dinilai cukup digemari dan juga mampu meraih pembeli yang lebih luas dari target pasar yang ditentukan. Kata Kunci: sengon, limbah kayu lapis, desain, finishing kayu, produk interior