Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

JUMLAH HEMOSIT TOTAL PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIBERIKAN TAMBAHAN TEPUNG BATANG PISANG PADA PAKAN Adni Oktaviana; Dian Febriani
Jurnal Perikanan Unram Vol 9 No 2 (2019): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v9i2.169

Abstract

This study aims to determine the total number of hemocytes and the survival of vaname shrimp (L. vannamei) which are fed with the addition of banana stem flour. This study consisted of three treatments with three replications. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) at an error level of 5%. The treatments taken are the maintenance of vaname shrimp by feeding them with the addition of banana stem flour with a dose of 0 gr / kg of feed (A), maintenance of vaname shrimp by feeding them which is given the addition of banana stem flour with a dose of 4 gr / kg of feed (B) and maintenance of vaname shrimp by feeding them with the addition of banana stem flour at a dose of 6 gr / kg of feed (C). The parameters observed were survival rate (SR), total hemocyte count (THC) and water quality measurements. Water quality parameters measured consisted of temperature, dissolved oxygen (DO), pH value, and ammonia content. SR values ??obtained in this study were B (91.30%), C (88.40%) and A (81.15%), respectively.
PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT BENIH IKAN JELAWAT (LEPTOBARBUS HOEVENII) YANG DIPELIHARA DENGAN PADAT PENEBARAN BERBEDA Dian Febriani; Rahmadi Aziz; Adni Oktaviana; Aldi Huda Verdian
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 2 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i2.548

Abstract

Kendala yang sering dihadapi pada kegiatan budidaya ikan jelawat adalah serangan penyakit. Penyakit pada ikan merupakan merupakan kendala utama dalam kegiatan budidadaya ikan. Penyakit yang meyerang ikan jelawat berupa virus, bakteri, dan parasit. Salah satu jenis penyakit yang sering menyerang ikan jelawat yaitu parasit. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis parasit dan penyakit pada ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) dengan kepadatan yang optimal. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan. Penebaran benih ikan jelawat terdiri atas tiga percobaan, yaitu (A) 100 ekor/m3, (B) 300 ekor/m3, dan (C) 500 ekor/m3. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis parasit yang ditemukan ada 5 jenis yaitu Trichodina sp, Ichtyophtirius multifiliis, Lernaea sp, dan Acanthocephala. Nilai pevalensi yang menginfeksi ikan Jelawat berkisar 23,33 % - 63,33 %. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi yaitu pada percobaan A sebesar 93 %.
Maskulinisasi Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) Melalui Perendaman Air Kelapa Vica, Aura; Noor, Nuning; Febriani, Dian
Jurnal Marshela (Marine and Fisheries Tropical Applied Journal) Vol 2 No 2 (2024): November
Publisher : Program Studi Perikanan Tangkap Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/marshela.v2i2.3405

Abstract

Ikan nila jantan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan maskulinisasi ikan nila. Maskulinisasi merupakan metode sex reversal yang dapat mengarahkan perkembangan kelamin ikan nila betina menjadi ikan nila jantan. Pada penelitian ini digunakan air kelapa untuk mengetahui persentase peningkatan kelamin jantan pada ikan nila. Metode ini menggunakan perbandingan dosis A (0%/L) dan B (30%/L) dengan kepadatan larva ikan nila saat perendaman sebanyak 30 ekor/L. Dari penelitian tersebut menghasilkan persentase kelamin jantan sebesar 65,55% dengan kelangsungan hidup 90%.
Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Hingga DOC 58 Pada Tambak Tanah dan Semi Beton di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Aprilia, Tulas; Effendi, Irzal Effendi; Aprianta, I Ketut Bimbo; Febriani, Dian
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 5 No 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v5i1.717

Abstract

White shrimp (Litopenaeus vannamei) is one of the leading export commodities of aquaculture in Indonesia. The success of the White shrimp cultivation system is largely determined by proper planning, especially in terms of the suitability of technical aspects of the construction side. Therefore, an analysis of the technical aspects (construction) of earthen and semi-concrete ponds is needed to determine the growth performance and survival of the cultivated White shrimp. This study aims to evaluate the maintenance of White shrimp up to DOC 58 in earthen and semi-concrete ponds in East Lampung Regency. The study was conducted from July to September 2022 at Tambak Suparman Farm located in Sriminosari Village, Labuhan Maringgai District, East Lampung. The method used in this study is descriptive exploratory through the collection of primary and secondary data. The parameters observed include Mean Body Weight (MBW), Average Daily Growth (ADG), feed conversion ratio (RKP) and survival rate (TKH). The data obtained were then analyzed descriptively in the form of tables. The results of the study showed that the maintenance of vaname shrimp in soil and semi-concrete ponds for 58 days showed MBW values ​​of 9.76 g and 8.01 g; ADG of 0.14 g/day and 0.11 g/day; SR of 64.3% and 77.9%; FCR of 1.65 and 1.49; EP during the maintenance obtained was 60% and 66.89%.
Kappa-carrageenan as immunostimulant to control infectious myonecrosis (IMN) disease in white shrimp Litopenaeus vannamei Febriani, Dian; Sukenda, .; Nuryati, Sri
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 12 No. 1 (2013): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2869.063 KB) | DOI: 10.19027/jai.12.70-78

Abstract

ABSTRACT This study evaluated the modulation of non-specific immune response, growth, and disease resistance of white shrimp,  Litopenaeus vannamei against infectious myonecrosis virus (IMNV). The first stage of this study evaluated the different dose of k-carrageenan administration i.e. 5, 10, and 15 g/kg feed for four weeks of rearing period, while the later studied evaluated about the frequency of administration i.e. daily, seven days interval, and 14-days interval for five weeks of rearing period. Both stages had positive and negative control and performed in complete randomized design. The parameters of observation consisted of immune parameters, clinical symptoms, growth, and survival. Shrimp were fed three times a day at feeding rate of 4–5% of body weight/day. IMNV Challenge test was performed by feeding the shrimp via oral route at a level 10% of body weight for three consecutive days, followed by 14-days observation. The results showed that shrimp administered with k-carrageenan at a concentration of 15 g/kg feed showed the best performance of all concentration tested. The shrimp’s haemocyte count, phagocytes activity, phenoloxidase activity, and relative growth were 12±0.72×106 cell/mL; 34.67±0.58%; 0.511±0.10; and 86.15% respectively. After challenged, the survival was 85±7.07%. Moreover, application in 14 days at 7-days interval gave 88.57% relative growth and 93±5,8% survival, which were higher than other treatments. The administration of k-carrageenan at concentration of 15 g/kg with 14 days interval on white shrimp juveniles showed higher immunostimulatory effect and better protection against IMNV. Keywords: kappa-carrageenan, immunostimulant, IMNV, Litopenaeus vannamei  ABSTRAK Penelitian ini mempelajari pemberian kappa-karagenan dalam memodulasi respons imun nonspesifik, pertumbuhan, dan resistensi udang vaname Litopenaeus vannamei terhadap infeksi infectious myonecrosis virus (IMNV). Tahap pertama mengetahui dosis pemberian k-karagenan sebesar 5, 10, dan 15 g/kg pakan selama empat minggu pemeliharaan, sedangkan tahap kedua mengevaluasi frekuensi pemberian k-karagenan, yaitu setiap hari, tujuh hari, dan 14 hari secara berulang dengan interval tujuh hari selama lima minggu pemeliharaan. Kedua tahap penelitian menggunakan kontrol positif dan negatif dalam rancangan acak lengkap. Parameter pengamatan terdiri atas respons imun, gejala klinis, pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname. Udang diberi makan tiga kali sehari dengan FR 4–5% biomassa/hari. Infeksi IMNV dilakukan secara oral sebesar 10% biomassa selama tiga hari berturut-turut, dan diamati selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang yang diberikan k-karagenan 15 g/kg pakan memperoleh hasil terbaik. Total hemosit, aktivitas fagositosis, aktivitas phenoloxidase, dan pertumbuhan relatif udang masing-masing adalah 12±0,72×106 sel/mL; 34,67±0,58%; 0,511±0,10 dan 86,15%, dengan kelangsungan hidup udang setelah diinfeksi IMNV sebesar 85±7,07%. Frekuensi pemberian 14 hari secara berulang dengan interval tujuh hari memberikan hasil kelangsungan hidup terbaik sebesar 88,57% dan pertumbuhan relatif sebesar 93±5,8%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa, pemberian k-karagenan 15 g/kg dan interval 14 hari menunjukkan respons imun dan perlindungan yang lebih baik terhadap IMNV. Kata kunci: kappa-karagenan, imunostimulan, IMNV, Litopenaeus vannamei
PENAMBAHAN SINBIOTIK (Lactobacillus dan Ekstrak Ubi Jalar) UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) : indonesia happy, happymarlini; Oktaviana, Adni; Febriani, Dian
Jurnal Perikanan Terapan Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Perikanan Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/peranan.v3i1.2728

Abstract

Tilapia is an important part of freshwater aquaculture in Indonesia. This fish has a high survivability and tolerance for poor water quality and has become a leading commodity for freshwater aquaculture in several Southeast Asian countries including Indonesia. Probiotics are food additives in the form of live microbes that have a beneficial effect on the host by increasing the balance of microbes in the digestive tract. Tilapia rearing was using a cement pond 4x3 meters with a total of 2 pools. Preparation of the container begins with installing the tarpaulin. After that, clean or rinse the pool. Then the pond is filled with water as high as 30 cm from the beginning of maintenance to harvest and left for 1-2 days. Ponds are aerated to increase oxygen levels in the water. Maintenance was carried out for 30 days until the size was 6-8 cm, with commercial feeding in the form of pf800 which had been mixed with synbiotics. From the results of tilapia rearing, it was concluded that the addition of synbiotics in the feed to improve the health of tilapia seeds during 30 days of maintenance was normal. The addition of sweet potato extract and lactobacillus as probiotics is good for fish health.
MASKULINISASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN MADU (Apis mellifera linneus) Verdian, Aldi Huda; Febriani, Dian; Pamungkassari , Agustina Tri
Jurnal Perikanan Terapan Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Perikanan Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Male tilapia is preferred by cultivators because it has a higher growth speed or matures quickly (sexual maturity) than female tilapia. Efforts need to be made to increase the production of tilapia by applying masculinization to increase the production of male tilapia. Masculinization activities can be carried out using the hormone 17α-Methyltestoteron. However, the use of these hormones usually leaves a carcinogenic residue which not only does not meet food safety requirements but also endangers consumers. Efforts to masculinize can be done by immersing the larvae in a water solution of honey. Honey contains chrysin which acts as an aromatase inhibitor resulting in increased hormone production and male traits become dominant. The purpose of this activity is to determine the male sex ratio from immersing tilapia larvae in honey solution. The larvae used were 7 days old, then soaking was carried out for 20 hours using honey with a concentration of 15 ml/L capable of producing 76% male seeds.
Bimbingan Teknis Pencegahan Penyakit Dan Manajemen Kualitas Air Yang Ramah Lingkungan Pada UPR Pujakela Farm Pesawaran Lampung febriani, dian; Oktaviana , Adni; faturrohman, kurnia; Supriyatna, Agiska Ria
Jurnal Abimana (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nasional) Vol 2 No 1 (2025): Mei
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/abimana.v2i1.4066

Abstract

Peningkatan produksi tersebut mengiringi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Ikan lele masih menjadi ikan terfavorit di provinsi ini. Hal tersebut dilihat dari permintaan masyarakat yang terus meningkat. UPR Pujakela Farm adalah salah satu unit pembudidaya ikan lele sektor pembenihan ikan. Peningkatan atas permintaan membuat farm ini mulai memperbesar skala budidaya melalui peningkatan produksi. Namun beberapa tahun terakhir farm ini mulai menemui kendala. Kendala yang ada saat ini benih lele mengalami kematian yang sangat tinggi saat memasuki tahap pendederan. Hal tersebut membuat produksi benih lele tidak dapat kontinyu. Pemecahan permasalah tersebut dapat melalui peningkatkan keahlian dalam budidaya ikan lele melalui teknologi pencegahan penyakit ikan dan manajemen kualitas air sehingga jumlah benih yang dihasilkan dapat kontinyu agar dapat berpengaruh terhadap jumlah omset yang diperoleh. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Aspek pengembangan sumber daya manusia; Aspek peningkatan keberhasilan budidaya ikan lele; dan Aspek pencegahan penyakit dan manajemen kualitas air pada budidaya ikan lele.
KEWENANGAN KEJAKSAAN DIDALAM MEMBERANTAS MAFIA TANAH Febriani, Dian
Lex LATA Vol. 7 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28946/lexl.v7i1.3356

Abstract

Kewenangan Kejaksaan didalam menindak Mafia Tanah terletak pada kewenangan Jaksa yang dapat melakukan penyelidikan dan penyidikan apabila berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi. Metode penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian normatif dengan pendekatan perUndang-Undangan, pendekatan kasus, dan pendekatan konseptual. Pemberantasan mafia tanah berdasarkan putusan hakim nomor 22/pid.sus-tpk//2022/pt.plg dan nomor 23/pid.sus- tpk//2022/pt.plg, yakni pada kedua putusan terlihat keberhasilan Jaksa pada Kejaksaan Negeri Palembang didalam memberantas mafia tanah. Hakim didalam tingkat banding menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama dan mengabulkan dakwaan kedua  subsidiar Penuntut Umum. Pengaturan kewenangan Kejaksaaan didalam pemberantasan mafia tanah di masa mendatang yakni merevisi Petunjuk Teknis Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria Pemanfaatan Ruang dan Tanah Nomor 01/JUKNIS/D.VII/2018 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah dengan menambahkan Kejaksaan RI kedalam bagian dari Satuan Tugas Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah dengan kewenangan yang dimiliki Jaksa yakni sebagai penyelidik, dan penyidik didalam perkara pidana khusus yang objeknya tanah atau didalam hal ini pula gratifikasi yang dilakukan PNS Badan Pertanahan Nasional Palembang didalam kedua putusan peneliti.