Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

INVENTARISASI KHAZANAH KULINER TRADISIONAL DESA PAKUWON KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN KAMPUNG WISATA HALAL Darwis, Riadi
Tourism Scientific Journal Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2 No. 2
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.855 KB) | DOI: 10.32659/tsj.v2i2.31

Abstract

Program pariwisata halal di Indonesia sedang giat dilaksanakan di sejumlah daerah termasuk di dalamnya Provinsi Jawa Barat. Salah satu di antaranya adalah kawasan Kabupaten Garut tepatnya di Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Sampel kulinernya adalah yang ada di Kawasan Kampung Sindang Daweung dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknis analisis yang dipakai adalah analisis statistik deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) jumlah ragam kuliner yang ada mencapai 189 jenis; (2) teknik kuliner yang dilakukan mencapai 55 dari 69 teknik kuliner Sunda; (3) konteks pembuatan dan penyajian kuliner terbagi atas rutinitas kebutuhan domestik keluarga, komersial, dan acara seremonial adat, keagamaan maupun hari-hari besar nasional; (4)  kehalalan bahan makanan hampir mendekati 100% halal, perolehan 100% halal, proses hampir mendekati 100%, aspek higiene dan sanitasi masih kurang. Kata kunci: ragam kuliner, teknik pengolahan kuliner, konteks pembuatan dan penyajian kuliner, kehalalan kuliner.
EKSISTENSI KULINER DALAM ACARA TRADISI DI SITUS KABUYUTAN KABUPATEN CIAMIS SEBAGAI ASET WISATA BUDAYA JAWA BARAT Darwis, Riadi
Tourism Scientific Journal Vol 4, No 1 (2018): Vol 4, No 1
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.262 KB) | DOI: 10.32659/tsj.v4i1.48

Abstract

Situs kabuyutan Sunda di Kabupaten Ciamis jumlahnya mencapai 348 tempat. Ia merupakan peninggalan kebudayaan masyarakat Sunda kuno dari Kerajaan Galuh dan turunannya Kabuyutan dalam konteks budaya Sunda merupakan  tempat yang disakralkan dan terkait dengan sistem tritangtu. Kabuyutan berfungsi sebagai pusat pembelajaran maupun ritual keagamaan bagi masyarakat maupun  komunitas dari trah keturunan raja atau ratu sudah tentu terhubung dengan faktor logistik (kuliner) yang bersifat terikat dengan persyaratannya.  Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data tentang posisi, jenis, cara penyajian, waktu mengolah dan makan, peralatan yang digunakan, serta etiket makan dan penyajian kuliner setiap acara tradisi di situs kabuyutan.Metode penelitian  yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Objeknya adalah delapan situs kabuyutan di Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat kumpul data berupa: daftar periksa, pedoman wawancara, dan alat dokumen. Teknis analisis yang dipakai adalah reduksi data, penyajian data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Simpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa posisi kuliner dalam acara tradisi di situs kabuyutan dianggap penting dan berfungsi sebagai salah satu media penyampaian pesan secara tidak tertulis atas nilai-nilai filosofis ajaran leluhur masyarakatnya; jumlah inventaris kuliner situs kabuyutan mencapai 209 jenis yang terbagi atas kategori makanan utama (tumpeng dan lauk pauknya), makanan pendamping (umbi-umbian), kue hahampangaan/ eentengan, dan pelengkap (upacara adat); cara penyajian kuliner di delapan situs kabuyutan penyajiannya relatif sama baik dalam penggunaan alat, bahan baku, maupun area penyajian; waktu pengolahan dan makan kuliner di delapan situs kabuyutan pada umumnya mengacu pada kalender adat yang telah disepakati bersama dengan durasi persiapan hingga  pelaksanaan berkisar  1-4 bulan; alat pembuatan, penyajian dan piranti makan kuliner di delapan situs kabuyutan sebagain masih menggunakan alat tradisional karena di dalamnya tersimpan makna filosofis leluhur untuk generasi berikutnya; etiket penyajian makananan dan makan di delapan situs kabuyutan masih senantiasa didasarkan atas pakem yang ada karena di dalamnya masih mengandung nilai-nilai filosofis luhur masyarakat Ciamis (Galuh) untuk membentuk pribadi yang mulia.
Preservation of Dodol Moyog as a Gastronomic Tourist Attraction in Cirebon Regency Darwis, Riadi; Nur Baity, Mutiara Rizky
Gastronomy Tourism Journal Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.283 KB) | DOI: 10.17509/gastur.v8i2.41820

Abstract

Dodol moyog, a snack that has a unique name, is a traditional food originating from Cirebon Regency which is currently very rare to find, even many local people do not know the dodol moyog snack itself. This study aims to determine the gastronomic concept of dodol moyog including history, philosophy, tradition, social, and to analyze the method of cooking the traditional Cirebon regency snack, the equipment used and the manufacturing standards, and efforts to preserve dodol moyog. The research method used is a qualitative method, while the data collection technique is done by interviewing, observing, studying literature and studying documentation. The result of this research is that no one knows for sure how the history of dodol moyog is called dodol moyog because in the process of making it in “oyog-oyog” or stirred. The ingredients used to make dodol moyog are tapioca flour, brown sugar, salt and water. While the ingredients for making “mata ula” are coconut milk and sugar. Support from various parties is needed in the development of the dodol moyog business so that it can attract tourists to make dodol moyog a gastronomic tourism destination in Cirebon Regency.
INVENTARISASI KHAZANAH KULINER TRADISIONAL DESA PAKUWON KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN KAMPUNG WISATA HALAL Riadi Darwis
Tourism Scientific Journal Vol. 2 No. 2 (2017): Vol. 2 No. 2
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32659/tsj.v2i2.31

Abstract

Program pariwisata halal di Indonesia sedang giat dilaksanakan di sejumlah daerah termasuk di dalamnya Provinsi Jawa Barat. Salah satu di antaranya adalah kawasan Kabupaten Garut tepatnya di Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Sampel kulinernya adalah yang ada di Kawasan Kampung Sindang Daweung dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknis analisis yang dipakai adalah analisis statistik deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) jumlah ragam kuliner yang ada mencapai 189 jenis; (2) teknik kuliner yang dilakukan mencapai 55 dari 69 teknik kuliner Sunda; (3) konteks pembuatan dan penyajian kuliner terbagi atas rutinitas kebutuhan domestik keluarga, komersial, dan acara seremonial adat, keagamaan maupun hari-hari besar nasional; (4)  kehalalan bahan makanan hampir mendekati 100% halal, perolehan 100% halal, proses hampir mendekati 100%, aspek higiene dan sanitasi masih kurang. Kata kunci: ragam kuliner, teknik pengolahan kuliner, konteks pembuatan dan penyajian kuliner, kehalalan kuliner.
EKSISTENSI KULINER DALAM ACARA TRADISI DI SITUS KABUYUTAN KABUPATEN CIAMIS SEBAGAI ASET WISATA BUDAYA JAWA BARAT Riadi Darwis
Tourism Scientific Journal Vol. 4 No. 1 (2018): Vol 4, No 1
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32659/tsj.v4i1.48

Abstract

Situs kabuyutan Sunda di Kabupaten Ciamis jumlahnya mencapai 348 tempat. Ia merupakan peninggalan kebudayaan masyarakat Sunda kuno dari Kerajaan Galuh dan turunannya Kabuyutan dalam konteks budaya Sunda merupakan  tempat yang disakralkan dan terkait dengan sistem tritangtu. Kabuyutan berfungsi sebagai pusat pembelajaran maupun ritual keagamaan bagi masyarakat maupun  komunitas dari trah keturunan raja atau ratu sudah tentu terhubung dengan faktor logistik (kuliner) yang bersifat terikat dengan persyaratannya.  Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data tentang posisi, jenis, cara penyajian, waktu mengolah dan makan, peralatan yang digunakan, serta etiket makan dan penyajian kuliner setiap acara tradisi di situs kabuyutan.Metode penelitian  yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Objeknya adalah delapan situs kabuyutan di Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat kumpul data berupa: daftar periksa, pedoman wawancara, dan alat dokumen. Teknis analisis yang dipakai adalah reduksi data, penyajian data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Simpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa posisi kuliner dalam acara tradisi di situs kabuyutan dianggap penting dan berfungsi sebagai salah satu media penyampaian pesan secara tidak tertulis atas nilai-nilai filosofis ajaran leluhur masyarakatnya; jumlah inventaris kuliner situs kabuyutan mencapai 209 jenis yang terbagi atas kategori makanan utama (tumpeng dan lauk pauknya), makanan pendamping (umbi-umbian), kue hahampangaan/ eentengan, dan pelengkap (upacara adat); cara penyajian kuliner di delapan situs kabuyutan penyajiannya relatif sama baik dalam penggunaan alat, bahan baku, maupun area penyajian; waktu pengolahan dan makan kuliner di delapan situs kabuyutan pada umumnya mengacu pada kalender adat yang telah disepakati bersama dengan durasi persiapan hingga  pelaksanaan berkisar  1-4 bulan; alat pembuatan, penyajian dan piranti makan kuliner di delapan situs kabuyutan sebagain masih menggunakan alat tradisional karena di dalamnya tersimpan makna filosofis leluhur untuk generasi berikutnya; etiket penyajian makananan dan makan di delapan situs kabuyutan masih senantiasa didasarkan atas pakem yang ada karena di dalamnya masih mengandung nilai-nilai filosofis luhur masyarakat Ciamis (Galuh) untuk membentuk pribadi yang mulia.
KONSERVASI WARISAN BUDAYA SEBAGAI PENYANGGA DESTINASI UNGGULAN KAWASAN BOROBUDUR: STUDI ATRAKSI WISATA DI SANGGAR KESENIAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Marimin; Riadi Darwis; Anang Sutono
Barista : Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata Vol. 4 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Unit Bahasa, Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Borobudur in Magelang Regency is one of the areas included in the top 10 tourist destinations. For that must be support from the surrounding areas including Sleman Regency as buffer zone through art attractions and other cultural heritage. This study aims to obtain the existing art and cultural data and conservation conducted by related parties. The research method that the writer use is descriptive method with qualitative approach. The object is its attraction and conservation. Data collection techniques used include: observation, interview, and documentation study. Data gathering tools include: checklists, interview guides, and document tools. Technical analysis used is data reduction, data presentation, withdrawal and verification conclusion. The conclusions obtained show that (1) there are 1,350 art groups that live, grow, and develop until 2017 in Sleman District, Special Region of Yogyakarta; with its artistic variants include: dance, music art, literary arts, traditional theater, comedy, puppet art, puppet klitik art, puppet sembung art, art of dance drama. The arts groups that dominate them are kuda lumping, jatilan and reog (350 groups), (2) cultural development and preservation packaged in 12 cultural village programs; (3) Conservation efforts of cultural heritage include: (a) revitalization of art to be presented in the form of a rewritable text, (b) inventory of art potential, (c) establishment of aspects (association of arts workers) d) the presence of pamong or cultural overseers, and (e) the provision of arts tools for 12 sub-districts of 17 sub-districts.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kawasan Wisata Goa Pawon vyana lohjiwa; Riadi Darwis; Endah Trihayuningtyas; Tatang Sophian; Renalmon Hutahaean
Masyarakat Pariwisata : Journal of Community Services in Tourism Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Goa Pawon is one of tourist destination that has begun to be known by West Java’s people. In Goa Pawon, there are local people which becomes “ojeg”/motorcycle taxi drivers who often take tourists to Goa Pawon, but the survey results shown that they have not optimized their capacity to be able to act as a frontliner services for tourism. In fact, if they have basic knowledge of tourism and how to serve tourists excellently, tourists will feel satisfied whose impact is to increase their income as well as become agents that can accelerate the promotion and popularity of Goa Pawon.
TEL Integration Into the Post-Pandemic Classrooms in the Eyes of Students and Lecturers Yunita, Sri; Darwis, Riadi; Riniawati, Rina; Susilawati, Susilawati
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 7, No 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v7i2.23060

Abstract

Abstrak: Integrasi aplikasi technology-enhanced learning (TEL) di era pascapandemi mendapat perhatian yang intensif. Sebagai pengguna TEL di perguruan tinggi (HEI), perspektif mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan TEL penting untuk diselidiki. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap mahasiswa dan dosen terhadap TEL di era pascapandemi. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mencari jawaban atas sudut pandang tersebut. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 12 orang mahasiswa dan 1 orang dosen program studi manajemen salah satu perguruan tinggi swasta di Garut, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 12 pertanyaan diajukan kepada dosen, sementara 5 pertanyaan diajukan kepada mahasiswa. Data hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan analisis tematik. Para mahasiswa secara dominan menyatakan pandangan positif mereka terhadap penerapan TEL meskipun mereka masih memperhitungkan umpan balik negatif mengenai masalah teknis, sikap belajar, dan interaktivitas. Dosen juga menyampaikan pandangan positifnya terhadap penggunaan TEL di kelasnya, namun ia menyoroti kendala teknis, kurangnya pelatihan mahasiswa untuk menggunakan aplikasi TEL, dan dukungan universitas terhadap penggunaan TEL dalam proses pembelajaran. Studi saat ini menyimpulkan bahwa secara umum TEL dipandang bermanfaat baik oleh mahasiswa maupun dosen dengan menggarisbawahi beberapa permasalahan penting yang harus ditangani, dan merekomendasikan partisipasi dari manajemen universitas untuk mendukung penggunaan teknologi di lingkungan mereka dengan menyediakan facilitas yang memadai dan pelatihan pengembangan bagi dosen dan mahasiswa.Abstract: Integrating technology-enhanced learning (TEL) applications in the post-pandemic era has received intensive concern. As the users of TEL in higher education institutions (HEIs), students' and lecturers' perspectives on using TEL are significant to investigate. The current study intends to explore students’ and lecturers’ views of TEL in the post-pandemic era. A qualitative descriptive method was employed to seek the answers of the viewpoints. In-depth interviews were administered to 12 students and 1 lecturer from a management study program of a private university in Garut, West Java, Indonesia. A total of 12 questions were posed to the lecturer, while 5 questions were directed to the students. The data from the interviews were analyzed using thematic analysis. The students dominantly expressed their positive viewpoints of TEL applications although they still reckoned negative feedback regarding technical issues, learning attitude, and interactivity. The lecturer conveyed her positive view of using TEL in her classroom, yet, she highlighted technical issues, students’ lack of training to use TEL applications, and university support on the use of TEL in the learning process. The current study concludes that generally TEL is viewed as beneficial both by the students and the lecturer by underscoring some crucial issues to handle, and recommends participation from university management to support technological use in their environment by providing adequate facilities and development training for lecturers and students. 
Agritourism Product Development Plan : in Cigombong Agri-technopark, Bogor Regency Wyratama, Marubeni Yusuf; Marsongko, Eka Paramita; Darwis, Riadi
Masyarakat Pariwisata : Journal of Community Services in Tourism Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/mp.v5i1.1408

Abstract

This research is focused on agritourism product development model in Cigombong Agri-technopark with emphasis on tourism product components which consist of physical product, packaging, program, and people. The agrotourism product components to be identified based on physical and non-physical condition. Descriptive qualitative method will be used with Interactive Model Analysis as the data analysis technique. Research summarized that the potential agritourism theme to be developed is modern agriculture. The targeted tourist segment are private tourist and educational institution. Recruiting for human resources require intensive training. Developing tour package requires substantial adjustment of the package based on the tourist’s demography.
What Does Digitalization Offer to English for Specific Purposes Learning? : A Systematic Literature Review Yunita, Sri; Susilawati, Susilawati; Darwis, Riadi; Ramadhan, Arrizqi
Jurnal Paedagogy Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Paedagogy (January 2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v12i1.13363

Abstract

This study aims to discover what digitalization offers to promote students' learning in ESP classrooms and the contributions of lecturer digital competency to student learning.  This study employed a systematic literature review with SALSA (Search, Appraisal, Systhesis, and Analysis) procedure and analyzed 15 article journals from Sinta and Scopus indexed journals to ensure credibility.  The data were analyzed using thematic analysis to identify patterns and categories related to digitalization in ESP learning. The findings suggest that digitalization in ESP classes offers several benefits for student learning including learning content accessibility, assignment efficiency, flexibility, engagement, interaction, motivation, academic skills, and performance improvement, and promoting some of the 21st-century skills. Lecturers’ digital competence is also trusted to contribute to students’ learning, covering instructional effectiveness, engagement, interaction, assessment, and motivation. To summarize this study, developing a supporting digital environment for higher education learning is strongly recommended by selecting appropriate digital tools, properly infusing the tools into the curriculum and learning with the caveat that all parties involved be adequately trained, and considering students' long-term engagement in the digital environment. Technology-related issues, such as bandwidth and student technological fatigue, deserve to be addressed.