Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Practices Of Productive Waqf Management, Development And Utilisation By Waqf Managers In Islamic Boarding Schools In Maros Regency Samsidar Jamaluddin; Muammar Muh. Bakry; Muhammad Shuhufi; Abd. Rauf Muhammad Amin
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 7 (2025): GJMI - JULI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i7.1690

Abstract

The study aims to explain the practices of productive waqf management, development, and utilisation by waqf managers in Islamic boarding schools in Maros Regency. This is a qualitative study. The research design is field research. The results of this study indicate that: The management of productive endowments at the Raudaturrasyidin DDI Cambalagi Islamic boarding school is categorised as unproductive with insignificant income growth due to irregular harvests throughout the year. The realisation of the utilisation of profits from productive endowment income at the Raudaturrasyidin DDI Cambalagi Islamic Boarding School. Meanwhile, the management of productive endowments at the Nurul Ikhwan Islamic Boarding School through the boarding school canteen is categorised as productive with a significant increase in income. Meanwhile, the management of productive endowments at the Nahdlatul 'Ulum Islamic Boarding School through the mini market Aminah demonstrates productive management of productive endowments on endowed assets, namely the Mini Market Aminah, which is categorised as moderately productive with significant income growth from May to December 2023 and May to December 2024. Each portion of the income from productive endowments at the three boarding schools has a designated allocation for utilisation. On the other hand, development aspects are not being implemented at the pond managed by the al-Irsyad Foundation.
The Controversy Of Hisab and Rukyat in Determining the Islamic Calendar in the Modern Era Contemporary Jurisprudence Approach: Kontroversi Hisab dan Rukyat dalam Penentuan Kalender Islam di Era Modern Pendekatan Fikih Kontemporer Muhammad Akbar Herman; Qadir Gassing; Muhammad Shuhufi
Al-Maktabah: Jurnal Studi Islam Interdisiplin Vol. 2 No. 1 (2025): April
Publisher : Syamilah Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui Kelebihan dan Kekurangan antara Hisab dan Rukyat dan Konsepsi Titik Temu Hisab dan Rukyat di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan:  Kelebihan metode hisab yaitu mampu menentukan posisi bulan secara akurat tanpa terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti mendung atau kabut. Dengan hisab, dapat diketahui waktu terjadinya ijtimak dan posisi bulan di atas ufuk. Sedangkan Rukyat sesuai dengan tuntunan dalam al-Qur'an dan hadis, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan untuk melihat hilal sebagai tanda awal bulan baru. Kekurangan metode hisab yaitu metode ini hanya mengandalkan perhitungan matematis tanpa memperhatikan apakah hilal benar-benar terlihat di langit, yang bisa menjadi sumber kontroversi. Sedangkan rukyat sangat bergantung pada kondisi cuaca seperti kabut, hujan, dan debu dapat menghambat pengamatan hilal, mengurangi kecerahan, dan mengaburkan citra hilal, PBNU maupun PP Muhammadiyah menunjukkan bahwa ijtihad ilmiah dan penyesuaian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan adalah penting. Kerjasama dan dialog antara kedua metode, baik hisab maupun rukyat, dapat membantu mencapai kesepakatan yang lebih baik dalam penetapan waktu-waktu penting dalam Islam, sambil tetap menghormati tradisi dan prinsip-prinsip syariat,  kehadiran pemerintah sebagai lembaga pemersatu dalam penetapan awal bulan Hijriyah sangatlah penting untuk menjaga kesatuan umat, menerapkan prinsip maslahah, serta menciptakan kepatuhan hukum dan ketertiban sosial.
The Controversy Of Hisab and Rukyat in Determining the Islamic Calendar in the Modern Era Contemporary Jurisprudence Approach: Kontroversi Hisab dan Rukyat dalam Penentuan Kalender Islam di Era Modern Pendekatan Fikih Kontemporer Muhammad Akbar Herman; Qadir Gassing; Muhammad Shuhufi
Al-Maktabah: Jurnal Studi Islam Interdisiplin Vol. 2 No. 1 (2025): April
Publisher : Syamilah Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui Kelebihan dan Kekurangan antara Hisab dan Rukyat dan Konsepsi Titik Temu Hisab dan Rukyat di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan:  Kelebihan metode hisab yaitu mampu menentukan posisi bulan secara akurat tanpa terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti mendung atau kabut. Dengan hisab, dapat diketahui waktu terjadinya ijtimak dan posisi bulan di atas ufuk. Sedangkan Rukyat sesuai dengan tuntunan dalam al-Qur'an dan hadis, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan untuk melihat hilal sebagai tanda awal bulan baru. Kekurangan metode hisab yaitu metode ini hanya mengandalkan perhitungan matematis tanpa memperhatikan apakah hilal benar-benar terlihat di langit, yang bisa menjadi sumber kontroversi. Sedangkan rukyat sangat bergantung pada kondisi cuaca seperti kabut, hujan, dan debu dapat menghambat pengamatan hilal, mengurangi kecerahan, dan mengaburkan citra hilal, PBNU maupun PP Muhammadiyah menunjukkan bahwa ijtihad ilmiah dan penyesuaian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan adalah penting. Kerjasama dan dialog antara kedua metode, baik hisab maupun rukyat, dapat membantu mencapai kesepakatan yang lebih baik dalam penetapan waktu-waktu penting dalam Islam, sambil tetap menghormati tradisi dan prinsip-prinsip syariat,  kehadiran pemerintah sebagai lembaga pemersatu dalam penetapan awal bulan Hijriyah sangatlah penting untuk menjaga kesatuan umat, menerapkan prinsip maslahah, serta menciptakan kepatuhan hukum dan ketertiban sosial.