Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMANFAATAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN LATUPPA KECAMATAN MUNGKAJANG KOTA PALOPO Ishak, Ishak; Suwandi N, Suwandi
Preventif Journal Vol 4, No 1 (2019): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.024 KB) | DOI: 10.37887/epj.v4i1.9492

Abstract

AbstractProduksi sampah setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsimasyarakat(1). Dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia dapat menghasilkan 151.192 ton per hari dengan kebiasaanorang Indonesia membuang sampahnya sembarangan sebanyak 70,31%. Kesadaran masyarakat yang kurang untukbuang sampah pada tempatnya akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan.Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuatsampah-sampah yang ada belum ditangani dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui danmenyusun model pemberdayaan masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat dalam mengelolah sampah rumahtangga. Penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian sosial Participatory Action Research (PAR). PAR terdiridari tiga kata yang saling berhubungan satu sama lain. Ketiga kata tersebut adalah partisipasi, riset dan aksi.Peneliti melakukan beberapa tahapan yang dimulai dari pendidikan dan penyadaran yang dilakukan asyarakatterkait masalah sampah rumah tangga. Partisipasi dari masyarakat dibangun dengan melibatkan masyarakat yangada di kelurahan Latuppa untuk melakukan pengolahaan sampah melalui pelatihan daur ulang sampah plastikmenjadi bahan kerajinan rumah tangga dan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Dengan adanya pelatihan daur ulang sampah plastik menjadi barang kerajinan rumah tangga dan juga mengadakanpelatihan pembuatan pupuk kompos untuk sampah organik dapat merubah perilaku masyarakat untuk tidakmembuang sampah disekitar pemukiman dan tidak membakar sampah di pekarangan. Adanya penyuluhan tentangsampah juga dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.Kata kunci: Pemanfaatan sampah; Pemberdayaan masyarakat; Sampah rumah tangga
INTERVENSI MULTILEVEL PROGRAM GOES TO SCHOOL CAMBA’ ROKOK BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI PENOLAKAN ROKOK SISWA DI KOTA PALOPO Suwandi N, Indra Amanah AN, Ishak,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional : Pemanfaatan Literasi Digital Dalam Publikasi Ilmiah
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku konsumsi rokok telah menjadi beban dunia saat ini. Menurut WHO kematian 6 juta orang tiap tahunnya disebabkan oleh kebiasaan merokok, termasuk di dalamnya yaitu perokok pasif berjumlah 600.000 meninggal akibat terpapar asap rokok. Jika hal ini terus berlanjut, maka diprediksikan pada tahun 2030 akan terjadi kematian 8 juta orang tiap tahunnya, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program goes to school camba’ rokok terhadap peningkatan motivasi penolakan rokok pada siswa di Kota Palopo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan Solomon four group design yang menggunakan 4 kelompok. Responden berjumlah 131 orang siswa yang dipilih secara acak pada tingkat SMP dan SMA di Kota Palopo yakni menggunakan teknik simple random sampling dan cluster random sampling. Analisis data menggunakan aplikasi STATA dan uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon, Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis dengan tingkat kemaknaan P value < 0,05. Rerata nilai posttest pada kelompok eksperimen A adalah 33,94, pada kelompok kontrol B adalah 29,26, pada kelompok eksperimen C adalah 33,29 dan pada kelompok kontrol D adalah 31,75. Dari hasil analisis nilai posttest motivasi pada semua level dengan menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis, diperoleh ada perbedaan pengaruh pemberian program yang bermakna pada keempat kelompok dengan nilai p adalah 0,0013 kurang dari 0,05.Terdapat peningkatan nilai motovasi siswa melalui intervensi program goes to school camba’ rokok untuk penolakan rokok berbasis sekolah di Kota Palopo
WASTE UTILIZATION TRAINING ABOUT STYROFOAM BECOME A BATAKO IN THE SCAVENGER WASTE COMMUNITY IN PALOPO CITY: Styrofoam Become Concrete Blocks Amanah, Indra; Jannah, Miftahul; Ishak
INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT (IJHSRD) Vol. 2 No. 3 (2020): INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT
Publisher : Universitas Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36566/ijhsrd/Vol2.Iss3/55

Abstract

Background: The amount of waste that is not processed and classified as non-biodegradable waste such as Styrofoam, well managed household waste is 36.8%. The amount of waste that is not properly managed is 63.2% of the total weighted waste of 282,654 tones. Lack of training for scavengers and the community has resulted in a large amount of Styrofoam waste not being used. Methods: The purpose of this study was to assess the effect of training on using Styrofoam waste into bataco. This research is a pre-experimental study with a one group pre test post test design, conducted a pretest, then given treatment in the form of training and practice recycling styrofoam into concrete blocks. After that, within a period of approximately 1 month after treatment, a posttest is carried out to measure again. The respondents were trash scavengers, amounting to 83 people. Result: The test results in this study indicate that there is an effect of training on the use of Styrofoam waste into concrete blocks in the garbage scavenger community in Palopo City with a value of p = 0.000. Conclusion: Styrofoam can be modified to become concrete clocks. This can reduce the garbage waste in the community in Palopo Citi.
WASTE UTILIZATION TRAINING ABOUT STYROFOAM BECOME A BATAKO IN THE SCAVENGER WASTE COMMUNITY IN PALOPO CITY: STYROFOAM BECOME A BATAKO Indra Amanah; Miftahul Jannah; Ishak Ishak
INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT (IJHSRD) Vol. 3 No. 1 (2021): INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT
Publisher : STIKes Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36566/ijhsrd/Vol3.Iss1/55

Abstract

Background: The amount of waste that is not processed and classified as non-biodegradable waste such as Styrofoam, well managed household waste is 36.8%. The amount of waste that is not properly managed is 63.2% of the total weighted waste of 282,654 tonnes. Lack of training for scavengers and the community has resulted in a large amount of stytrofoam waste not being used. Methods: The purpose of this study was to assess the effect of training on using Styrofoam waste into bataco. This research is a pre-experimental study with a one group pre testpost test design, conducted a pretest, then given treatment in the form of training and practice recycling styrofoam into concrete blocks. After that, within a period of approximately 1 month after treatment, a posttest is carried out to measure again. The respondents were trash scavengers, amounting to 83 people. Results: The test results in this study indicate that there is an effect of training on the use of Styrofoam waste into concrete blocks in the garbage scavenger community in Palopo City with a value of p = 0.000. Conclusion: Styrofoam can be modified to become concrete clocks. This can reduce the garbage waste in the community in Palopo City
EFEKTIVITAS PROGRAM “BOTOLO’KU” TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM UPAYA PENGURANGAN SAMPAH BOTOL PLASTIK Ishak SKM., MPH; Indra Amanah AN
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v9i1.418

Abstract

Sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidakdisenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadidengan sendirinya. Sampah botol plastik tidak bisa sepenuhnya diurai, butuh waktu hingga100 tahun agar bisa diurai. Hal ini memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Hampir3 juta ton sampah plastik diseluruh dunia berasal dari botol minum plastik yang hanya bisadigunakan sekali pakai. Volume sampah di Kota Palopo pada tahun 2017-2018 mengalamipeningkatan. Pada tahun 2017 volume sampah mencapai 25.634 khusus sampah anorganikper harinya dan mengalami peningkatan ditahun 2018 yaitu sebanyak 28.046. Penelitian inibertujuan untuk menilai efektivitas program Botolo’ku dalam pengurangan jumlah sampahbotol plastik yang nantinya dapat diterapkan secara berkesinambungan di Kota Palopo. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, dengan rancangan non equivalentcontrol group design. Hasil penelitian menunjukkan untuk kelompok eksperimen diperolehhasil uji t-test pengetahuan p= 0,00 dan sikap p=0,00 yang artinya ada peningkatanpengetahuan dan sikap pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan Program“Botolo’ku” di Sekolah Kota Palopo, sedangkan untuk kelompok kontrol di peroleh hasil ujit-test pengetahuan p= 0,076 dan sikap p=0,171 yang artinya tidak ada peningkatanpengetahuan dan sikap pada kelompok kontrol Program “Botolo’ku” di Sekolah Kota Palopo.Kesimpulan: Penerapan program “Botolo’ku” efektif dalam upaya pengurangan sampahbotol plastik khususnya pada pengetahuan dan sikap siswa dalam mengurangi sampah botolplastik.
EFEKTIVITAS PROGRAM TAMAN BUAH DAN SAYUR (TABUSUR)TERHADAP PENINGKATAN SIKAP DAN MOTIVASI MASYARAKAT DALAM MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR Suwandi N; Ishak Ishak; Rismayanti Yamin
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v9i1.419

Abstract

Perilaku konsumsi buah dan sayur penduduk di indonesia masih sangat rendah. Diindonesia sendiri masih terdapat banyak provinsi yang masuk kategori kurang dalamkonsumsi buah dan sayur.Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas programTABUSUR terhadap konsumsi buah dan sayur masyarakat yang nantinya dapatmenjadi program yang dapat diterapkan secara berkesinambungan di kelurahanLuminda pada khususnya. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimen denganrancangan One group pre test post test design. Hasil penelitian ini menunjukkan nilaip value = 0.000< 0,005 yang artinya perbedaan atau peningkatan sikap sebelum(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan intervensi program TABUSUR dimasyarakat dalam upaya meningkatkan sikap masyarakat dalam mengonsumsi buahdan sayur di Kelurahan Luminda, dan variabel motivasi menunjukkan bahwa diperolehnilai p-value = 0,000 < 0,05, yang artinya ada perbedaan atau peningkatan motivasisebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan intervensi program TABUSURdikelurahan Luminda.
INTERVENSI PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN, SELF EFFICACY DAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM MENJADI BATAKO PADA KOMUNITAS PEMULUNG SAMPAH Indra Amanah; Miftahul Jannah
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v9i1.420

Abstract

Banyaknya sampah yang dihasilkan dan tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkanpencemaran. Pencemaran terjadi apabila masyarakat yang terbiasa membakar sampah, danmembuang sampah sembarang tempat seperti sungai atau kebun kosong serta menimbunsampah yang sulit terurai. Penglolaan sampah rumah tangga yang dikelola dengan baik sebesar36,8% dan jumlah sampah yang tidak dikelola dengan baik sebesar 63,2% dari jumlah sampahyang tertimbang sebanyak 282,654 ton. Tujuan dari penelitaan ini adalah untuk menilaipengaruh intervensi pelatihan terhadap keterampilan, self efficacy dan pengetahuanpemanfaatan limbah styrofoam menjadi batako. Penelitian ini merupakan penelitian praeksperimen dengan rancangan one group pre test post test design, dilakukan pretest, kemudiandiberikan treatment berupa pelatihan dan praktik daur ulang styrofoam menjadi batako.Setelah itu dalam jangka waktu kurang lebih 1 bulan setelah treatment dilakukan posttest untukmengukur kembali self efficacy, pengetahuan dan keterampilan pemanfaatan limbah styrofoammenjadi batako yang bernilai ekonomis. Respondenya adalah pemulung sampah yangberjumlah 83 orang. Hasil nilai uji wilcoxon pada penelitian ini menunjukkan ada pengaruhpelatihan terhadap keterampilan dengan nilai p= 0,000, self efficacy p=0,000 dan pengetahuanp=0,000.
IMPLEMENTASI GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK DAN 4M PLUS DI KELURAHAN LUMINDA Suwandi N; Fajar Agustiningtia; Kadek Ria; Haerunnisa Haerunnisa; Lukia Lukia; Nur Imli; Evasari Evasari; Alfitri Faizzani
Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta Vol 1 No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Poltekkes Karya Husada Yogyakarta Tahun 2019
Publisher : Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.074 KB)

Abstract

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kejadian DBD di Kelurahan Luminda. Mengingat kelurahan Luminda merupakan Kelurahan yang endemik DBD dan berdasarkan hasil assessment di lapangan diketahui bahwa 1,7 % masyarakat yang tidak melakukan pemberantasan jentik nyamuk. Intervensi ini bertujuan untuk membentuk 1 Jumantik di dalam 1 rumah yang berfungsi sebagai pemantau jentik secara mandiri serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang 4M Plus yaitu( Menutup, Menguras, Mendaur Ulang, dan Memantau/ mengontrol di Kelurahan Luminda guna meningkatkan angka bebas jentik serta mengurangi kejadian DBD di Kelurahan Luminda. Tahapan awal yang dilakukan Tim yaitu melakukan advokasi menggunakan Policy Brief kepada stakeholder Kelurahan Luminda tentang Pentingnya 4M Plus yang didalamnya memuat peran kader 1 rumah 1 Jumantik yaitu “ Memantau/memonitoring” dan melakukan Sosialisasi 4M Plus serta pemberian lembar ceklis pemeriksaan jentik disertai penjelasan cara pengisian lembar ceklis dan cara memantau jentik. Program 1 Rumah 1 Jumantik dan 4M Plus ini dapat dilaksanakan dengan adanya dukungan dari pihak Kelurahan dan juga Puskesmas terkait dari advokasi menggunakan policy brief. Dari hasil intervensi menunjukkan bahwa program ini dapat menurunkan kasus DBD di Kelurahan Luminda Kecamatan Wara Utara Kota Palopo.
PENERAPAN LORONG CAMBA’ ROKOK PADA KELURAHAN LUMINDA, KOTA PALOPO Indra Amanah AN; Miftahul Jannah; Rismayanti Yamin
Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta Vol 1 No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Poltekkes Karya Husada Yogyakarta Tahun 2019
Publisher : Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.131 KB)

Abstract

Perilaku merokok di dalam rumah dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit yang sangat berisiko terhadap perokok aktif maupun perokok pasif termasuk di antaranya adalah ibu dan bayi perlu diterapkan program preventif dan promotif. Dari data hasil assesment di Kelurahan Luminda Kota Palopo, masyarakat yang masih merokok di dalam rumah mencapai 52,7%. belum ada peraturan dari kelurahan yang mengatur tentang perilaku merokok, iklan rokok tidak dibatasi, ruang konseling belum tersedia, tidak tersedia area merokok di sekolah/kantor/tempat umum, alat peraga penyuluhan terbatas, kurangnya dukungan lintas sektor, harga rokok terjangkau dan mudah ditemukan, belum ada dana pelatihan konselor berhenti merokok, dana terbatas,, guru/tokoh masyarakat/orang tua masih merokok, konselor belum terlatih, kesadaran untuk berhenti merokok masih kurang, belum memberdayakan masyarakat secara proaktif, dan penyuluhan kelompok belum optimal. Tujuan: Menjadikan RW1 Kelurahan Luminda Kota Palopo menjadi kawasan tanpa rokok. Metode: Kualitatif, advokasi dan implementasi. Hasil: Pembatasan iklan rokok, memberdayakan masyarakat secara proaktif, mengoptimalkan penyuluhan kelompok camba’ rokok di masyarakat, mengoptimalkan penerapan KTR di kelurahan luminda, keterlibatan lintas sektor dan unsur masyarakat. Kesimpulan: Lorong camba’ sangat didukung oleh pemuka agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, lurah, RT, RW, kader kesehatan serta kelompok dasawisma hal ini dibuktikan dengan adanya komitmen bersama serta terlibat secara aktif
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA NELAYAN DI KELURAHAN PONTAP KOTA PALOPO Suwandi N; Indra Amanah
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v10i1.491

Abstract

ABSTRACT Contact dermatitis is a skin disease, in the form of inflammation of the skin, generally can occur repeatedly due to the influence of exogenous factors and endogenous factors that can cause various clinical abnormalities, in the form of erythema, edema, papules, vesicles, scales and itching. Occupational diseases are diseases caused by work, work tools, materials, processes and the work environment. Thus, occupational disease is an artificial disease or man made disease. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between personal hygiene and the use of Personal Protective Equipment (PPE) on the incidence of contact dermatitis in fishermen in the Pontap sub-district, Palopo City. The sample in this study were 89 fishermen in the Pontap sub-district, Palopo City, which were determined by random sampling technique. The research design used was cross sectional with chi-square statistical test. The results of the study showed that respondents with positive contact dermatitis reached 28.1%, good personal hygiene reached 28.1% and bad was 71.9%. 14.6% with good use of personal protective equipment and still bad in reaching 85.4%. There is a significant relationship between personal hygiene and the incidence of contact dermatitis in fishermen in Pontap Village, Palopo City with p value = 0.009 and there is no relationship between the use of personal protective equipment and the incidence of contact dermatitis in fishermen in Pontap Village, Palopo City with p value = 0.663