Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS PENGARUH INTERFERENSI ANTAR WLAN 802.11N TERHADAP KUALITAS LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN DAN KANAL YANG SAMA Farhan Abdilla Leksananda; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 7 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

This study discusses the effect of inter-WLAN 802.11n interference on the quality of streaming video services on the same network and channel in the hope that the quality obtained is very good so that it can be enjoyed by users of this service.Video quality is influenced by various factors, one of which is the absence of interference from other networks that interfere with the network that is being used. A good video, can not be separated from Quality of service when sending data (video streaming). This research was conducted by calculating 3 Quality of service (QoS) parameters, namely delay, throughput, and pakcet loss. Data retrieval is done with variations of the interference channel, starting from channels 1, 3, 6, 8, and 11, with the interference distance of 5 meters from the access point. The test results of each Quality of service parameter prove that if the interference uses a different channel with an access point channel, the quality of service will be better. Data results in accordance with ITU-T G.114 standard for delay that is <150 ms and packet loss probability <10%. Service quality is quite bad based on ITU-T G.1010, if the interference uses the same channel as the network used, because the value of packet loss is> 10% and the delay value is> 150ms. The results of data throughput prove that the greater the difference in channel interference with the access point channel, the greater the throughput value. Keywords – WLAN Channel, WLAN 802 .11n, Video Streaming, Quality of service (QoS).Abstrak — Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Interferensi Antar WLAN 802.11n Terhadap Kualitas Layanan Streaming Video pada jaringan dan kanal yang sama dengan harapan kualitas yang didapatkan sangat baik sehingga dapat dinikmati oleh pengguna layanan ini. Kualitas video yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tidak adanya interferensi jaringan lain yang mengganggu jaringan yang sedang digunakan. Video yang baik, tidak lepas dari Quality of service saat pengiriman data (video streaming). Penelitian ini dilakukan dengan menghitung 3 parameter Quality of service (QoS) yaitu delay, throughput, dan pakcet loss. Pengambilan data dilakukan dengan variasi dari kanal penginterferensinya, mulai dari kanal 1, 3, 6, 8, dan 11, dengan jarak penginterferensi yaitu 5 meter dari access point. Hasil pengujian dari setiap parameter Quality of service membuktikan bahwa jika penginterferensi menggunakan kanal yang berbeda dengan kanal access point, maka kualitas layanan akan lebih baik. Hasil data sesuai dengan standar ITU-T G.114 untuk delay yaitu < 150 ms dan probabilitas packet loss <10%. Kualitas layanan cukup buruk berdasarkan ITU-T G.1010, jika penginterferensi menggunakan kanal yang sama dengan jaringan yang digunakan, karena didapatkan nilai packet loss >10% dan nilai delay > 150ms. Hasil data throughput membuktikan bahwa semakin besar selisih kanal penginterferensi dengan kanal access point, maka nilai throughput akan semakin besar. Kata Kunci – Kanal WLAN, WLAN 802.11n, Video Streaming, Quality of service (QoS).
ANALISIS PEAK TO AVERAGE POWER RATIO (PAPR) SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) PADA LONG TERM EVOLUTION (LTE) Inge Vestika Sari; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.483 KB)

Abstract

Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) merupakan bentuk modifikasi dari pendahulunya yaitu Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA). SC-FDMA mewarisi kelebihan-kelebihan yang dimiliki OFDMA, namun SC-FDMA memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh OFDMA yaitu nilai Peak to Average Power Ratio (PAPR) yang lebih rendah. Peak to Average Power Ratio (PAPR) adalah suatu performansi yang digunakan untuk menentukan indikasi efisiensi daya dari suatu transmitter. Semakin rendah nilai PAPR maka efisiensi daya yang dihasilkan adalah semakin tinggi. Analisis yang dilakukan adalah perbandingan nilai PAPR pada sistem SC-FDMA, yang mana pada SC-FDMA terdapat tiga metode pemetaan subcarrier yaitu, Interleaved-FDMA, Distributed-FDMA, dan Localized-FDMA. Simulasi dilakukan pada ketiga jenis pemetaan subcarrier pada SC-FDMA. Dari hasil simulasi matematis didapatkan hasil bahwa pada Interleaved-FDMA memiliki nilai PAPR yang paling rendah jika dibandingkan dengan Localized-FDMA dan Distributed-FDMA. Jika dibandingkan dengan PAPR yang menggunakan pulse shaping, pada saat diaplikasikan raised cosine filter, niali PAPR IFDMA tanpa penggunaan pulse shaping adalah sebesar 0 dB untuk teknik modulasi QPSK, 3.718 dB untuk 16-QAM, dan 4.897 dB untuk 64-QAM. Sedangkan saat diaplikasikan root raised cosine filter, nilai PAPR IFDMA tanpa penggunaan pulse shaping adalah sebesar 0 dB untuk teknik modulasi QPSK, 3.792 dB untuk 16-QAM, dan 4.916 dB untuk 64-QAM.Kata Kunci - Distributed-FDMA, Interleaved-FDMA, Localized-FDMA, Peak to Average Power Ratio (PAPR), Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA).
ANALISIS KUALITAS LAYANAN 4G LTE MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST DI KAWASAN WISATA PANTAI KUTA KABUPATEN BADUNG Ferio Rachman; Ali Mustofa; Primatar Kuswiradyo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai kuta merupakan kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Badung. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, tingkat kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung selalu meningkat dari tahun ke tahun. Akibatnya semakin banyak wisatawan yang datang, semakin besar pula beban trafik suatu jaringan yang akan berpengaruh terhadap kualitas layanan 4G LTE. Untuk mengetahui kualitas suatu layanan 4G LTE dapat diketahui dengan cara mengukur nilai RSRP dan RSRQ. Untuk mengetahui nilai RSRP dan RSRQ secara riil dapat dilakukan pengukuran langsung dengan metode drive test. Drive test dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi TEMS Pocket. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran nilai RSRP dan RSRQ yang nantinya akan dibandingkan dengan KPI. Dari data hasil yang didapatkan nilai rata-rata RSRP di kawasan wisata pantai kuta Kabupaten Badung masuk dalam kategori baik, dan nilai rata-rata RSRQ di kawasan wisata pantai kuta Kabupaten Badung masuk dalam kategori normal. Nilai RSRP dan RSRQ yang tidak signifikan bagus, masih bisa dimaksimalkan lagi untuk memiliki kriteria sangat bagus sesuai standar KPI. Kata Kunci: 4G LTE, drive test, RSRP, RSRQ, KPI   ABSTRACT Kuta Beach is a tourist area located in Kabupaten Badung. According to the Badung Regency Central Bureau of Statistics, the level of visits of tourists visiting Kabupaten Badung has always increased from year to year. As a result, the more tourists who come, the greater the traffic load of a network that will affect the quality of 4G LTE services. To find out the quality of a 4G LTE service can be known by measuring the value of RSRP and RSRQ. To find out the real value of RSRP and RSRQ, direct measurement can be done using the drive test method. Drive tests can be done using the TEMS Pocket application. In this study, the RSRP and RSRQ values ​​were measured which will be compared with KPI. From the results of the data obtained the average RSRP value in the tourist area of ​​Kuta Beach in Kabupaten Badung in the good category, and the average value of RSRQ in the tourist area of ​​Kuta Beach in Kabupaten Badung in the normal category. The insignificant RSRP and RSRQ values ​​are good, they can still be maximized to have very good criteria according to KPI standards. Keywords : 4G LTE, drive test, RSRP, RSRQ, KPI .
Perancangan Rectenna (Rectifier Antenna) Sebagai Pengubah Daya Elektromagnetik Menjadi Output DC Pada Frekuensi Wifi 2.4 Ghz Ahmad Fauzi; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.966 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perancangan dan pembuatan rectenna (rectifier antenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output DC yang bekerja pada frekuensi wifi 2.4 Ghz. Pemanenan energi ini merupakan salah satu alternatif konversi energi, di mana melalui proses ini dapat menghasilkan daya listrik yang dapat digunakan pada perangkat yang membutuhkan daya yang kecil. Dalam proses perancangan dan pembuatan rectenna ini dilakukan simulasi dengan menggunakan software Multisim 11 untuk mengetahui kinerja dan daya yang dihasilkan dari rectenna. Rangkaian rectifier yang digunakan dalam rectenna ini adalah Double diode rectifier (Voltage Doubler). Pada rangkaian rectifier ini menggunakan dua buah diode schottky tipe HSMS-2820. Dari hasil pengujian tegangan keluaran rectenna dengan menggunakan function generator paling tinggi yaitu 1.19 V.Kata Kunci Rectifier, Gelombang Mikro, Output DC
GAIN CONTROL ADAPTIF UNTUK CITRA DENGAN KARAKTERISTIK RENTANG DINAMIS TINGGI Dimas Anggara Hadiutomo; Muhammad Aswin; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Gain Control adaptif untuk citra dengankarakteristik rentang dinamis tinggi bertujuan untukmerancang dan mengimplementasikan algoritma yangbertujuan untuk memperbaiki kualitas citra.Metode Gain Control menggunakan local neighboringuntuk memfilter tiap pixel dan medeteksi artefact yanghadir pada citra HDR. Untuk menentukan hasil kualitasoutput, dibutuhkan variasi input untuk variabel radiuspada local neighboring.Dengan nilai input radius yang yang dilakukan untukmenentukan hasil citra output terbaik, metode gaincontrol akan mampu menghapus artefact danmenurunkan nilai pixel ekstrim terang rata-rata sebesar50 nilai matriks pada citra JPEG 8 bit.Kata Kunci— HDRI, Gain Control.
ANALISIS PERFORMANSI VIDEO ON DEMAND (VOD) PADA JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) MENGGUNAAN MEDIA SERAT OPTIK Keynan Haqie; Sholeh Hadi Pramono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Jaringan Virtual Local Area Network (VLAN) merupakan suatu broadcast domain yang dibuat pada sebuah manageable switch dan memakai sebuah subset dari port fisik pada switch. Layanan Video On demand (VOD) adalah kegiatan streaming. Sistem kerja dari VoD adalah file video disimpan dalam server dan pengguna dapat mengakses file tersebut. Kebutuhan bandwidth untuk melakukan streaming video cukup besar yaitu rata-rata 3 Mbps. Serat optik yang merupakan media transmisi yang memiliki bandwidth yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan layanan VOD. Penelitian ini dilakukan dengan parameter yang digunakan untuk menentukan Quality of Service (QoS) layanan VOD pada jaringan VLAN menggunakan serat optik adalah delay, packet loss, dan throughput. Kualitas performansi layanan VOD pada jaringan VLAN dengan menggunakan serat optik sesuai dengan standar ITU-T G.1010, dengan menggunakan resolusi video 360p, 720p dan 1080p. Penelitian dilakukan dengan melakukan perancangan jaringan VLAN. Port pada switch akan dikonfigurasikan dengan menggunakan port VLAN. Segmen VLAN akan dijadikan dua, yaitu VLAN 1 dan VLAN 2. Hasil pengujian menunjukkan adanya perubahan ketika menggunakan jaringan VLAN dibandingkan dengan jaringan LAN walaupun tidak begitu besar pengaruhnya. Pengaruh besarnya resolusi terhadap QoS sangat berpengaruh, nilai throughput pada resolusi 360p, 720p, dan 1080p adalah 0,4124 Mbit/s, 1,34055 Mbit/s, dan 2,0596 Mbit/s. Nilai delay pada resolusi 360p, 720p, dan 1080p adalah 19,572 ms, 7,3275 ms, dan 4,96 ms. Nilai packet loss untuk semua resolusi berkisar 0 – 3% Berdasarkan rekomendasi standar packet loss ITU-T G.1010 untuk aplikasi streaming layanan VoD ini telah memenuhi standar.Kata Kunci – VLAN, VOD, QoS, ITU.
ANALISIS UNJUK KERJA QOS (QUALITY OF SERVICE) WLAN IEEE 802.11N TERINTERFERENSI WLAN IEEE 802.11G PADA KANAL YANG SAMA Raka Ekananda; Ali Mustofa; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang analisis unjuk kerja jaringan WLAN 802.11n yang terinterferensi jaringan WLAN 802.11g dengan menyamakan kanal masing-masing jaringan dan dilakukan variasi jarak pada client dan server jaringan WLAN 802.11g. Penggunaan kanal frekuensi kerja yang sama dapat menimbulkan interferensi pada masing-masing jaringan. Pengujian dilakukan di dalam ruangan, dan penentuan kanal yang akan digunakan adalah kanal yang tidak terpakai pada area pengujian. Untuk mengetahui kanal berapa saja yang digunakan pada area pengujian. digunakan aplikasi bernama WiFi Analyzer. Pada penelitian ini, ada 3 parameter Quality of Service (QoS) yang digunakan yaitu delay, packet loss dan throughput. Parameter QoS digunakan untuk mengetahui adanya interferensi sinyal yang mempengaruhi kinerja jaringan WLAN 802.11n. Interferensi menyebabkan menurunnya kualitas kinerja jaringan ditandai dengan perubahan nilai delay, packet loss dan throughput jika dibandingkan dengan kondisi tanpa terinterferensi. Besar nilai delay, packet loss dan throughput tanpa ada interferensi adalah 2.46529 ms, 0% dan 6122 kbps. Nilai delay pada saat jarak penginterferensi 16m,12m,8m dan 4m sebesar 2,98222, 4,77618, 6,51603 dan 7,77462. Nilai packet loss pada saat jarak penginterferensi 16m,12m,8m dan 4m sebesar 0,23%, 1,03%, 1,87%, dan 2,93%. Sedangkan nilai throughput pada jaringan WLAN 802.11n pada saat jarak penginterferensi 16m,12m,8m dan 4m sebesar 5957,81 kbps, 5507,51 kbps, 4559,91 kbps dan 3153,44 kbps. Kata Kunci: WLAN 802.11, Interferensi, Quality of Service   ABSTRACT This research discuss about the analysis interference of  WLAN 802.11n toward WLAN 802.11g with equalize each frequency channel and doing variation on WLAN 802.11g client and server distance. Using same work frequency channel can cause interference each network. This research was conducted indoor and determine the channel that will be used is unused in the research area. In order to know what their used channel in research area is using WiFi Analyzer. This research is conducted by counting 3 parameters Quality of Service (QoS) that are delay, packet loss and throughput. The QoS parameter is used to determine signal interference that affects the performance of the WLAN 802.11n network.Interference causes a decrease in the quality of network performance characterized by changes in the value of delay, packet loss and throughput when compared to conditions without interference. The value of delay, packet loss and throughput without interference is 2.46529 ms, 0% and 6122 kbps.  The delay value when the interference distance is 16m, 12m, 8m and 4m is 2.98222, 4.77618, 6.51603 and 7.77462. The value of packet loss when the interference distance is 16m, 12m, 8m and 4m is 0.23%, 1.03%, 1.87%, and 2.93%. While the throughput value in WLAN 802.11n networks when the interfering distance is 16m, 12m, 8m and 4m is 5957,81 kbps, 5507,51 kbps, 4559,91 kbps and 3153,44 kbps. Keywords: WLAN 802.11, Interferensi, Quality of Service.
STUDI DAN IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI PADA FILE AUDIO DENGAN TEKNIK SPREAD SPECTRUM Vipkas Al Hadid Firdaus; Ali Mustofa; Muhammad Aswin
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.546 KB)

Abstract

Perkembangan informasi telah berkembang begitu pesat. Pesan, data, atau informasi yang begitu mudah diakses oleh setiap orang saat ini dan kebutuhan akan pengiriman informasi lewat media internet menimbulkan sebuah permasalahan baru yaitu aspek keamanan dari data itu sendiri. Sehingga muncullah sebuah metode pengamanan data yang di kenal dengan istilah steganografi. Steganografi adalah salah satu solusi untuk melindungi pesan yang bersifat rahasia yang disampaikan melalui internet dengan cara menyembunyikan pesan sehingga pesan dari proses steganografi ini tidak akan terlihat dan tidak akan menimbulkan kecurigaan. Spread Spectrum merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam teknik steganografi pada media berkas audio digital dalam domain transform.Kata Kunci- Steganografi, Spread Spectrum, Audio Digital, WAV.
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY CIRCULAR PATCH BINTANG 27 PADA SISTEM PERINGATAN DINI KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN IOT LORA 923 MHz Muhammad Yasir Tantana; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerangkat pendeteksi kebakaran hutan merupakan sebuah sistem elektronika yang memiliki kemampuan mentrasmisi data yang mengidentifikasi kebakaran dini di hutan ke main station melalui sambungan internet (IoT) secara real time. Antena berfungsi memancarkan gelombang elektromagnetik ke udara bebas. Untuk menghasilkan coverage area yang luas diperlukan antena dengan parameter yang baik. Berdasarkan kondisi tersebut maka pada penelitian ini akan diusulkan perancangan antenna dengan bentuk patch circular bintang 27 1x1 dan dengan metode array 1x2. Antena Mikrostrip Array Circular Patch Bintang 27 ini didesain untuk menangkap gelombang komunikasi LoRa pada frekuensi 923 MHz yang dapat diaplikasikan sebagai antena pada Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan. Desain antena dilakukan menggunakan software CST Studio Suite, kemudian dilakukan fabrikasi dan pengukuran dengan alat ukur antena. Parameter pengujian antenna array circular patch bintang 27 meliputi Return Loss, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), dan Bandwith. Metode yang digunakan adalah pemodelan transmission line dan corporate feed line untuk pengaturan perubahan jarak antara patch antena. Hasil pengujian menujukkan bahwa antena bekerja denganmemenuhi kriteria yang diharapkan. Nilai parameter antena 1x1 hasil simulasi menunjukkan nilai return loss sebesar -18,181 dB, VSWR sebesar 1,281, bandwidth sebesar 152,18 MHz. Sedangkan parameter hasil pengukuran dari antena yang telah difabrikasi adalah nilai return loss sebesar -14,048 dB, VSWR sebesar 1,495, bandwidth sebesar 117,405 MHz. Hasil pengujian menujukkan bahwa antenna bekerja dengan memenuhi kriteria yang diharapkan. Nilai parameter antena 1x2 hasil simulasi menunjukkan nilai return loss sebesar -13,279 dB, VSWR sebesar 1,554, bandwidth sebesar 27,360 MHz. Sedangkan parameter hasil pengukuran dari antena yang telah difabrikasi adalah nilai return loss sebesar -12,710 dB, VSWR sebesar 1,60, bandwidth sebesar 32,8 MHz.Kata Kunci: array, circular, patch, return loss, VSWR, bandwith.ABSTRACTThe forest fire detection device is an electronic system that has the ability to transmit data that identifies early fires in the forest to the main station via an internet connection (IoT) in real time. Antenna functions to emit electromagnetic waves into the air. To produce a wide coverage area, an antenna with good parameters is needed. Based on these conditions, this research will propose to design an antenna with a circular star patch shape with 27 1x1 and 1x2 array method. This Star 27 Circular Patch Array Microstrip Antenna is designed to capture LoRa communication waves at a frequency of 923 MHz which can be applied as an antenna in the Forest Fire Early Warning System. Antenna design is done using CST Studio Suite software, then fabricated and measured with an antenna measuring instrument. Testing parameters for star 27 circular patch antenna arrays include Return Loss, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), andBandwidth. The methods used are transmission line modeling and corporate feed line to adjust the change in distance between patch antennas. The test results show that the antenna works in accordance with the expected criteria. The 1x1 antenna parameter value of the simulation results shows a return loss value of -18.181 dB, VSWR of 1.281, abandwidth of 152.18 MHz. While the parameters of the measurement results of the fabricated antenna are the return loss value of -14.048 dB, VSWR of 1.495, bandwidth of 117.405 MHz. The test results show that the antenna works in accordance with the expected criteria. The 1x2 antenna parameter value of the simulation results shows a return loss value of -13.279 dB, a VSWR of 1.554, a bandwidth of 27.360 MHz. While the parameters of the measurement results of the fabricated antenna are the return loss value of -12.710 dB, VSWR of 1.60, and bandwidth of 32.8 MHz. Keywords: array, circular, patch, return loss, VSWR, bandwidth.
Analisis Pengaruh Penggunaan Antena Jamak MIMO 2x2, SIMO 1x2 dan SISO 1x1 terhadap Performansi Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) pada Teknologi Radio over Fiber (RoF) Alfi Zuhriya Khoirunnisa; Endah Budi Purnomowati; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.673 KB)

Abstract

Long Term Evolution (LTE) dirancang untuk menghasilkan kapasitas kanal yang besar dengan menggunakan teknik antena jamak seperti MIMO 2x2. MIMO 2x2 pada LTE dikombinasikan dengan akses jamak OFDMA. Kombinasi MIMO-OFDMA ini diterapkan pada teknologi radio over fiber untuk mengoptimalkan infrastruktur suatu jaringan. Radio over Fiber (RoF) adalah teknologi yang mengintegrasikan antara teknik transmisi nirkabel dan kabel fisik dengan media serat optik. Performansi yang dibahas pada penelitian ini adalah pengaruh penggunaan teknik antena MIMO 2x2 OFDMA pada Radio over Fiber (RoF) dengan menganalisis SNR, Kapasitas kanal, BER dan Link Power Budget dibanding dengan penggunaan antena SISO 1x1 dan SIMO 1x2. Hasil simulasi dan analisis membuktikan bahwa penggunaan antena SIMO 1x2 dengan jarak UE dan eNB 500 m dan panjang gelombang 1550 nm menghasilkan performansi terbaik pada parameter SNR = 52,002 dB, BER = 6x 10-7 dengan daya yang diterima di UE = -72,034 dBm pada perhitungan Link Power Budget. Penggunaan antena MIMO 2x2 dengan jarak UE dan eNB 500 m dan panjang gelombang 1310 nm menghasilkan performansi terbaik pada parameter kapasitas kanal yaitu sebesar 8,492 Gbps. Kata Kunci— OFDMA, RoF, MIMO 2x2, SIMO 1x2, SISO 1x1
Co-Authors Adhitama, Arif Putra Ahmad Fauzi Albar Rizka Bahar Alfi Zuhriya Khoirunnisa Alvin Yazlin Andang Buana Sutarja Andri Bangun Raharjo Anggia Rinanti Asmungi, Gaguk Bayu Rahmat Akbar Bravy Dwika Nanda Bravy Dwika Nanda D. Satria Pravira Daffa Ichsan Muhammad Dwi Satria Dimas Anggara Hadiutomo Dio Izqhaq Risky Sasongko Dwi Fadila Kurniawan Dyah Retno Palupi Dzikru Rohmatul Iza Ega Odiguna Defri Endah Budi Purnomowati Fahima Ulfi Tazkia Faizal Reza Fajar Pamungkas Fajar Pramana Fajrul Farooqi Farhan Abdilla Leksananda Fathan, Saiful Fathur Rahman Ferio Rachman Fikri Mentari Firman Adendro Sasotyo Goegoes Dwi Nusantoro Goegoes Dwi Nusantoro Guntur Eka Putro Habib Nurseha Anggradinata Hanif Ahimsa Harry Soekotjo Dachlan Inge Vestika Sari Keynan Haqie Kusmaryanto, Sigit Kusuma, Aditya Angga Labib Ammar Fadhali Lutvy Dwi Pertiwi M. Rendra Perdana Kusuma Djaka Mahendra, Farrel Satya Putra May Lia Khoironisa Merry Tri Nia Mohamad Fatah Amarudin Muhamad Zein Ali Idrus Muhammad Ali Mahdi Muhammad Antony Oktavianto Muhammad Aswin Muhammad Danny Ramadhan Wibisono Muhammad Fathan Romadhon Muhammad Fauzan Edy Purnomo Muhammad Fauzan Edy Purnomo Muhammad Fuad Ridhoni Muhammad Iqbal Tawakkal Dewanto Muhammad Yasir Tantana n/a Nurussa’adah Nawang Wulan Siti Nuridha Nia, Merry Tri Nugraha, Bagus Ardiaz Nugraha, Septian Adi Nusantoro, Goegoes Dwi Oktriza Melfazen Pramuda Akariusta Cahyan Primatar Kuswiradyo Priyono, Wahyu Adi R. Dwi Ismat Wicaksono Raden Arief Setyawan Raka Ekananda Rama Whidi Whiska Reno Satyogana Rizky Putra Santosa Rudy Yuwono Rudy Yuwono Rusli Ambarwati Rusmi Ambarwati Sari, Sapriesty Nainy Septriandi Wirayoga Sepvicho Prima Putra P. Talcha Krusbeek Orrilia Trystan Nurrahman Vipkas Al Hadid Firdaus Wahju Adi Priyono Wahyu Adi Priyono Yuwono, Rudy Zikrie Pramudia A.