Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH VARIASI DYE KLOROFIL DAN ANTOSIANIN TERHADAP DAYA KELUARAN DYE-SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) Miladina Rizka Aziza; Panca Mudjirahardjo; Eka Maulana
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DSSC (Dye-Sensitized Solar Cell) merupakan sel surya generasi ketiga setelah sel surya konvensional dan sel surya berbasis film tipis. Mahalnya material anorganik serta fabrikasi dalam pembuatan sel surya membuat DSSC semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Biaya yang murah, ramah lingkungan serta fabrikasi yang mudah menjadi poin utama pada DSSC. DSSC memanfaatkan bahan organik sebagai penghasil energi listrik. Bahan organik yang dimanfaatkan dapat berupa pigmen yang terkandung pada suatu tumbuhan yang mampu menyerap energi foton matahari yang dapat diubah menjadi energi listrik. DSSC dirancang dengan menggunakan struktur sandwich, dimana lapisan-lapisan yang digunakan yaitu kaca TCO sebagai substrat dengan ukuran 4cm2, dye sensitizer berupa daun singkong dan beras ketan hitam yang masing-masing memiliki pigmen klorofil dan antosianin, TiO2 sebagai penerima elektron dari dye, elektrolit sebagai donor elektron, serta karbon sebagai katalis. Pada penelitian ini dilakukan variasi kandungan dye yaitu dye klorofil, antosianin, antosianin : klorofil 1 : 3, antosianin : klorofil 1 : 1, dan antosianin : klorofil 3 : 1. Metode deposisi yang digunakan dalam perancangan DSSC adalah spin coating. Dalam pengujiannya, sinar matahari pada Air Mass (AM) 1,5 dan LED Cool Daylight 7 Watt digunakan sebagai sumber cahaya. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan sinar matahari AM 1,5 didapatkan tegangan terbesar mampu dihasilkan oleh variasi dye antosianin : klorofil 1 : 3, dan arus terbesar mampu dihasilkan oleh variasi dye antosianin : klorofil 1 : 1. Sedangkan pengujian dengan LED Cool Daylight 7 Watt didapatkan tegangan rata-rata terbesar mampu dihasilkan oleh variasi dye antosianin : klorofil 1 : 3, dan arus rata-rata terbesar dihasilkan oleh variasi dye antosianin : klorofil 3 : 1. Daya maksimal dan efisiensi terbesar dengan menggunakan sinar matahari AM 1,5 dan LED Cool Daylight 7 Watt sama-sama dihasilkan oleh variasi dye antosianin : klorofil 1 : 3 dengan nilai mencapai 6,72 x 10-7 W dan 1,805 x 10-4 % saat menggunakan sinar matahari AM 1,5; dan 1,04 x 10-7 W dan 1,48 x 10-6 % saat menggunakan LED Cool Daylight 7 Watt. Kata kunci: Antosianin, DSSC (Dye-Sensitized Solar Cell), Klorofil, Variasi Dye ABSTRACT DSSC (Dye-Sensitized Solar Cell) is the third generation solar cell after conventional solar cells and thin-film solar cells. The high cost of inorganic materials as well as fabrication in the manufacture of solar cells makes DSSC progressively evolved over time. Low cost, environmentally friendly and easy fabrication become the main points in the DSSC. DSSC utilizes organic materials as a producer of electrical energy. Organic materials that can be utilized in the form of pigments contained in a plant that is able to absorb solar photon energy that will be converted into electrical energy. The DSSC is designed using a sandwich structure, in which the layers used are TCO glass as a substrate with a size of 4cm2, a dye sensitizer of cassava leaves and black rice each having a pigment of chlororpyll and anthocyanin, TiO2 as the electron acceptor of dye, the electrolyte as electron donor, and carbon as a catalyst. In this study, we will design dye chlorophyll, anthocyanin, the variation of anthocyanin : chlorophyll 1 : 3, anthocyanin : chlorophyll 1 : 1, and anthocyanin : chlorophyll 3 : 1. Deposition methods used in designing DSSC are spin coating and in the test, sunlight on Air Mass (AM)1.5 and 7 Watt Cool Daylight LEDs are used as light sources. From the test results using sunlight on AM 1.5 obtained the largest voltages can be generated by the variation of dye anthocyanin : chlorophyll 1: 3, and the largest current can be generated by the variation of dye anthocyanin: chlorophyll 1 : 1. While using 7 Watt Cool Daylight LEDs obtained the largest voltages can be generated by the variation of dye anthocyanin : chlorophyll 1 : 3, and the largest current can be generated by the variation of dye anthocyanin: chlorophyll 3 : 1. The largest maximum power and efficiency using sunlight on AM 1.5 and 7 Watt Cool Daylight LEDs are produced by anthocyanin : chlorophyll 1 : 3 reaches 6.72 x 10-7 W and 1.805 x 10-4 % when using sunlight on AM 1.5, reaches 1.04 x 10-7 W and 1.48 x 10-5% when using 7 Watt Cool Daylight LEDs. Keywords: Anthocyanin, Chlorophyll, Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC), Dye variations
Pengaruh Variasi Ketebalan Titanium Dioksida (TiO2) Terhadap Daya Keluaran Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) M. Aulia Rahman Sembiring Sembiring; Sholeh Hadi Pramono; Eka Maulana
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.73 KB)

Abstract

Pada penelitian ini, fabrikasi Dye-Sensitized Solar cell (DSSC) dilakukan dengan metodedeposisi doctor blade untuk pelapisan TiO2. Substratyang digunakan kaca konduktif atau TCO(Transparent Conductive Oxide) yang bisamengalirkan muatan. Dengan metode doctor bladeketebalan lapisan TiO2 diatur dengan cara mengaturlapisan masker. Nanopartikel TiO2, dye organik,elektrolit, dan elektroda lawan disusun dandikombinasi dengan struktur berlapis sebagai lapisandonor-aseptor. Pengujian sel pada ketebalan 292mikrometer dengan menggunakan lampu LED 7 wattmenghasilkan Voc 321 mV dan Isc 13.8 uA. Sementaradaya maksimal mencapai 4429.8 x 10-9W.Kata kunci : DSSC (Dye-Sensitized Solar Cell),Ketebalan lapisan TiO2, Doctor Blade, Daya Keluaran.
PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPIN COATING TERHADAP PERFORMANSI SENSOR PH BERBAHAN DASAR TITANIUM DIOKSIDA (TiO2) Novvy Nurdiana Dewi; Eka Maulana; Onny Setyawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deposisi thick film TiO2:AgCl pada substrat alumina dengan metode spin coating untuk aplikasi sensor pH telah dilakukan. Bagian sensor pH dalam penelitian ini adalah elektroda dan daerah sensing, dengan bahan yang digunakan untuk elektroda adalah AgCl sedangkan bahan untuk daerah sensing adalah TiO2. Pasta AgCl dan TiO2 masing-masing diperoleh dari pencampuran larutan binder (PVA) dengan serbuk AgCl dan TiO2 yang diaduk dengan magnetic stirrer agar menghasilkan pasta yang homogen. Bahan AgCl dilapiskan pada substrat alumina dengan variasi kecepatan putar spin coating 300 rpm, 500 rpm, 700 rpm, 1000 rpm, 1500 rpm, sedangkan bahan TiO2 dilapiskan pada substrat alumina dengan kecepatan putar spin coating 300 rpm. Berdasarkan hasil pengujian tegangan sensor menunjukkan bahwa kecepatan putar spin coating berpengaruh terhadap tegangan output. Hasil pengujian repeatability sensor menunjukkan bahwa penggunaan sensor secara berulang-ulang mengakibatkan performa sensor semakin menurun. Hal ini membuktikan bahwa bahan yang digunakan membuat sensor tidak efektif untuk sensor yang reusable. Hasil pengujian sensitivitas dari sensor 1000 rpm dan 1500 rpm, menunjukkan bahwa sensitivitas sensor terbaik adalah sensor 1000 rpm sebesar . Hasil perhitungan linearitas sensor, menunjukkan sensor yang memiliki linearitas terbaik adalah sensor 1500 rpm  sebesar 24% FS. Pada analisis perhitungan error menunjukkan bahwa sensor pH yang memiliki uncertainly (ketidakpastian) paling baik (kecil) adalah sensor 1500 rpm yaitu sebesar 0,5484 %. Kata kunci : Sensor pH, Spin Coating, TiO2, AgCl, Repeatability, Kecepatan Putar.
ANALISIS PERFORMANSI DC-DC BUCK BOOST CONVERTER DENGAN PENGENDALI LOGIKA FUZZY-PID DAN SLIDING MODE CONTROLLER Bangkit Azhari; Eka Maulana; Zainul Abidin
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 7 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSel surya merupakan perangkat energi baru terbarukan yang prinsip kerjanya bergantung pada kondisi intensitas cahaya matahari. Kondisi tersebut mengakibatkan tegangan keluaran yang dihasilkan tidak stabil, sehingga diperlukan sebuah DC-DC converter. Buck-boost converter merupakan DC-DC converter yang tegangan keluarannya dapat diatur untuk menjadi lebih besar maupun lebih kecil dari nilai tegangan masukannya, dengan mengatur besar duty cycle dari PWM. Namun, tegangan keluaran dari converter tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan, sehingga diperlukan pengendali, yaitu pengendali logika fuzzy – PID dan Sliding Mode Controller (SMC). Penelitian ini dilakukan dengan menentukan parameter - parameter komponen buck-boost converter dan memodelkan dalam bentuk state space averaging pada simulink. Kemudian menentukan parameter logika fuzzy-PID dan SMC. Pada logika fuzzy-PID dilakukan dengan menentukan Kp, Ki, dan Kd dan setelah didapatkan selanjutnya melakukan fuzzifikasi, rule base dan deffuzifikasi untuk pengendalilogic fuzzy. Selanjutnya menentukan parameter SMC dengan menentukan nilai U dengan cara mencari Ueq dan Un. Parameter tersebut tersebut disimulasikan dan hasil unjuk kerja dari buck-boost converter ketika tanpa pengendali dan menggunakan pengendali logic fuzzy – PID dan SMC dibandingkan dengan melihat settling time untuk mencapai keadaan steady state. Dilanjutkan dengan pengujian ketika kondisi menggunakan pengendali terdiri dari 3 perubahan, yaitu perubahan tegangan masukan, beban, dan tegangan masukan dan beban secara bersamaan. Dari penelitian ini, diperoleh hasil bahwa logika fuzzy-PID memiliki time recovery yang lebih lambat dibandingkan dengan pengedali SMC dan deviasi tegangan yang dihasilkan logika fuzzy-PID lebih besar dari pada SMC.Kata kunci - buck-boost converter, pengendali logika fuzzy-PID, sliding mode controller, recovery time, deviasi tegangan.AbstractSolar cell is a new energy device that principally depends on the conditions of the sun's light. Thiscondition causes the output voltage to be unstable, so a DC-DC converter is needed. Buck-boost converter is aDC-DC converter whose output voltage can be set to be either larger or smaller than the input value, byadjusting the duty cycle of the PWM. However, the output voltage of the converter is not as expected, socontrollers are needed, namely fuzzy logic controllers - PID and Sliding Mode Controller (SMC). This researchwas conducted by determining the component parameters of the buck-boost converter and modeling it in theform of state space averaging on simulink. Then determine the fuzzy-PID and SMC logic parameters. In fuzzy-PID logic, it is done by determining Kp, Ki, and Kd and after it is obtained then fuzzification, rule base and deffuzification are carried out to control fuzzy logic. Next, determine the SMC parameter by determining thevalue of U by looking for Ueq and Un. These parameters are simulated and the results of the performance of thebuck-boost converter when without a controller and using fuzzy logic – PID and SMC are compared by lookingat the settling time to reach a steady state. Followed by testing when the condition using the controller consistsof 3 changes, namely changes in input voltage, load, and load simultaneously. From this study, it was found thatthe fuzzy-PID logic has a slower recovery time than the SMC controller and the voltage deviation generated bythe fuzzy-PID logic is greater than the SMC.Keywords— buck-boost converter, fuzzy logic-PID, sliding mode controller, recovery time, voltage deviation
ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA OFF GRID MENGGUNAKAN SOFTWARE PVSYST 7.2.0 PADA STASIUN PENGISIAN SEPEDA LISTRIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS BRAWIJAYA n/a Misbahudin; Eka Maulana; n/a Soeprapto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKehidupan manusia saat ini tidak bisa dipisahkan dari adanya energi. Kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat, Sementara energi tak terbarukan seperti energi fosil yang selama ini menjadisumber energi utama di dunia ini semakin berkurang dan semakin menipis. Energi matahari merupakan salah satu sumber energi terbarukan dan merupakan sumber energi yang jumlahnya tidak terbatas. Penggunaan energi alternatif sebagai penyedia energi listrik untuk menggantikan penggunaan energi fosil sebagai bahan bakar kendaraan bermotor terus berkembang, salah satunya adalah sepeda listrik sebagai solusi untuk mengurangi konsumsi energi fosil yang saat ini menjadipenyebab pencemaran lingkungan. Stasiun pengisian sepeda listrik (SPSL) adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengisi ulang baterai sepeda listrik. Lokasi perencanaan PLTS off grid pada SPSLTeknik Elektro Universitas Brawijaya terletak pada koordinat 7,95º LS dan 112,61º BT dengan potensi intensitas radiasi mahatari rata-rata sebesar 5,33 kWh/m 2 /hari yang didapatkan dari software PVsyst 7.2.0. Penelitian ini bertujuan menghasilkan analisis energi yang dapat dihasilkan pada perencanaan PLTS off grid menggunakan simulasi software PVsyst dan perhitungan matematis. Sistem PLTS ini terdiri dari 1 unit modul surya merk GCL-P6/60-275 dengan daya nominal 275 Wp,1 unit SCC merk PWM SC2430B dan battery bank dengan tegangan nominal 22,2 V kapasitas sebesar 11 Ah. Enegi yang dapat dihasilkan sistem PLTS off grid pada SPSL dalam satu tahun berdasarkan perhitungan matematis sebesar 374,497 kWh/tahun dan berdasarkan hasil simulasi menggunakan software PVsyst 7.2.0 energi yang dapat dihasilkan sebesar 391,25 kWh/tahun.Kata kunci: SPSL, PLTS, PVsyst, Off gridABSTRACTHuman life today cannot be separated from the existence of energy. Energy needs are increasingday by day, while non-renewable energy such as fossil energy which has been the main energy sourcein the world is decreasing and getting thinner. Solar energy is one of the renewable energy sourcesand is an unlimited number of energy sources. The use of alternative energy as a provider ofelectrical energy to use fossil energy as fuel for motor vehicles continues to grow, one of which iselectric bicycles as a solution to reduce fossil energy consumption which is currently the cause of environmental pollution. An electric bicycle charging station (SPSL) is a place that is used torecharge an electric bicycle battery. The planning location for off grid PLTS system at SPSLElectrical Engineering Universitas Brawijaya is located at coordinates 7.95º South Latitude and112.61º East Longitude with an average solar radiation intensity potential of 5.33 kWh/m2/dayobtained from PVsyst 7.2.0 software. This study aims to produce an energy analysis that can begenerated in off grid solar power planning using PVsyst simulation software and mathematical calculations. This PLTS system consists of 1 unit of solar module brand GCL-P6/60-275 with anominal power of 275 Wp, 1 unit of SCC brand PWM SC2430B and a battery bank with a nominalvoltage of 22.2 V with a capacity of 11 Ah. The energy that can be produced by the PLTS off gridsystem in SPSL in one year based on mathematical calculations is 374,497 kWh/year and based onsimulation results using PVsyst 7.2.0 software, the energy that can be generated is 391.25 kWh/year.Keywords: SPSL, PLTS, PVsyst, Off grid
Pengaruh Variasi Waktu Pemanggangan Titanium (TiO2) Terhadap Daya Keluaran Dye-Sensitized SOlar Cell (DSSC) Azif Fuad Fahruddin; Sholeh Hadi Pramono; Eka Maulana
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

.
FABRIKASI SENSOR pH MENGGUNAKAN BAHAN TITANIUM DIOKSIDA (TiO2) DAN PERAK KLORIDA (AgCl) DENGAN METODE SPIN COATING Nainaufal Hidayah; Eka Maulana; Onny Setyawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan sensor berbasis film tebal dengan menggunakan alternatif bahan baru belum mengalami kemajuan signifikan, terutama sensor pH. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan performa sensor pH berbasis mikrofabrikasi film tebal dengan metode spin coating, sehingga mampu menghasilkan keluaran linier. Material yang digunakan antara lain AgCl sebagai elektroda referensi dengan ukuran partikel sebesar 10 µm dan TiO2 sebagai elektroda kerja dengan Al2O3 sebagai substratnya. Sensor yang difabrikasi memiliki tiga desain dengan jarak elektroda 1,5, 1 dan 0,5 mm. Pengujian dilakukan dalam suhu ruangan dengan parameter yang diamati berupa tegangan dan arus keluaran dari sensor pH yang digunakan untuk menghitung sensitivitas sensor. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sensor pH dengan jarak elektroda 1,5 mm memiliki sensitivitas -40,586mV/pH, jarak 1 mm -45,229mV/pH, dan jarak elektroda 0,5 mm memiliki senstivitas sebesar -29,486mV/pH. Kata Kunci: Elektroda referensi, elektroda kerja, linieritas, sensitivitas, ketidakpastian
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BAHAN KALSIUM KARBONAT DAN TITANIUM DIOKSIDA TERHADAP KARAKTERISTIK SOLAR SEL PEROVSKIT Farihah Hedar; Panca Mudjirahardjo; Eka Maulana
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan sel surya saat ini telah sampai pada generasi ketiga, yaitu Perovskite Solar Cell (PSC). PSC mampu mengonversi energi surya menjadi energi listrik dengan memanfaatkan material perovskit sebagai penyerap cahaya. Peneliti sebelumnya berinovasi menyumbangkan ide penelitian berbasis sel surya dengan memanfaatkan bahan alam yang murah, terjangkau dan berpotensi sebagai energi listrik terbarukan yakni material CaCO3 dan TiO2 untuk pembuatan PSC. Pada penelitian ini, dilakukan variasi perbandingan molaritas CaCO3 dan TiO2 dengan perbandingan 1:2, 1:5, 1:7, 1:9, dan 1:11. PSC dirancang dengan menggunakan srtruktur sandwich, dimana lapisan-lapisan yang digunakan yaitu kaca TCO sebagai substrat dengan ukuran 2  2,5 cm, TiO2, CaTiO3, elektrolit, dan karbon sebagai elektroda lawan. Metode deposisi yang digunakan dalam perancangan PSC adalah spin coating. Dalam pengujiannya, lampu LED Cool Daylight 7 Watt digunakan sebagai sumber cahaya. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan tegangan rata-rata terbesar mampu dihasilkan oleh variasi CaCO3:TiO2 1:9 yaitu sebesar 361,63 mV, sedangkan arus rata-rata terbesar mampu dihasilkan variasi CaCO3:TiO2 1:7 yaitu sebesar 250,47 μA. Daya maksimal dan efisiensi terbesar dihasilkan oleh variasi CaCO3:TiO2 1:9 dengan nilai sebesar 2,209  10-5 Watt dan 3,155  10-4%. Kata Kunci : Perovskite Solar Cell (PSC), Kalsium Karbonat (CaCO3), Kalsium Titanat (CaTiO3) ABSTRACT The development of solar cells has reached the third generation, Perovskite Solar Cell (PSC). PSC is able to convert solar energy into electrical energy by utilizing perovskite material as a light absorber. Previous researchers innovated to contribute the idea of ​​solar cell-based research by utilizing cheap, affordable natural materials and the potential for renewable electricity, namely CaCO3 and TiO2 material for PSC manufacturing. In this study, a variation of the ratio of molarity of CaCO3 and TiO2 was carried out with a ratio of 1: 2, 1: 5, 1: 7, 1: 9, and 1:11. The PSC was designed using a sandwich structure, where the layers used were TCO glass as a substrate measuring 2 x 2.5 cm, TiO2, CaTiO3, electrolytes, and carbon as the opposite electrode. The deposition method used in the design of the PSC is spin coating. In its testing, the Cool Daylight 7 Watt LED light was used as a light source. Based on the test results, the largest average stress can be obtained by the variation of CaCO3: TiO2 1: 9 which is equal to 361.63 mV, while the largest average flow is able to produce variations of CaCO3: TiO2 1: 7 which is equal to 250.47 μA. Maximum power and greatest efficiency are produced by variations of CaCO3: TiO2 1: 9 with a value of 2.209 x 10-5 Watt and 3.155 x 10-4%. Keywords: Perovskite Solar Cell (PSC), Calcium Carbonate (CaCO3), Calcium Titanate (CaTiO3)
ANALISIS PENGGUNAAN KWH METER PRABAYAR 1 FASA STASIUN PENGISIAN SEPEDA LISTRIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS BRAWIJAYA Marco Noval Salomo; Eka Maulana; n/a Soeprapto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKWH Meter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya penggunan Energilistrik oleh pengguna listrik, yang banyak digunakan pada perumahan, perkantoran ataupun Industri.Akan tetapi masih banyak yang belum mengetahhui penggunaan dari kWh meter ini, khususnyakWh meter digital, oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk mengetahui penggunaan kWh meterdigital ini. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan energi keluaran dari kWh meter SPSLTeknik Elektro Universitas Brawijaya dengan energi keluaran dari Rumah di Jalan Watugong II no29 Malang, dan penelitian ini dilakukan juga untuk mengetahui apakah sistem yang ada pada SPSL Teknik Elektro Universitas Brawijaya dikatakan layak atau tidak. Hasil penelitian menunjukan Baikhasil pengukuran tegangan, arus, dan daya pada kWh meter digital SPSL Teknik Elektro UniversitasBrawijaya dengan kWh meter di Rumah Jalan Watugong II No. 29 Kecamatan Lowokwaru Malang,menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda, Sehingga sistem di SPSL Teknik Elektro UniversitasBrawijaya aman untuk digunakan. Sistem SPSL Teknik Elektro Universitas Brawijaya memilikiinvestasi awal yang harus dikeluarkan senilai Rp 3.047.000,- hingga LCC (Life Cycle Cost) selama10 tahun senilai Rp 3.306.915,2804,- dan didapatkanlah harga COE (Cost of Energy) senilai Rp -/kWh. Sistem SPSL Teknik Elektro Universitas Brawijaya memiliki nilai NPV (Net Present Value)sebesar Rp 786.441,171 nilai IRR-asset (Internal Rate of Return) sebesar 3,04038 %, nilai PI(Profitability Index) sebesar 1,2581 dan tahun pengembalian pada tahun ke 8. Kelayakan SPSL Teknik Elektro Universitas Brawijaya dilihat dari aspek ekonomi layak untuk dibangun.ABSTRACTKWH Meter is a measuring instrument used to determine the amount of electricity used by electricityusers, which is widely used in housing, offices or industry. However, there are still many who do notknow the use of this kWh meter, especially digital kWh meters, therefore research is needed todetermine the use of this digital kWh meter. This research was conducted by comparing the outputenergy of the kWh meter of the Electrical Engineering SPSL Universitas Brawijaya with the energyoutput from the house on Jalan Watugong II no 29 Malang, and this study was also conducted todetermine whether the existing system in the Electrical Engineering SPSL Universitas Brawijaya isfeasible or not. The results showed both the results of measuring voltage, current, and power on thedigital kWh meter of SPSL Electrical Engineering Universitas Brawijaya with a kWh meter at JalanWatugong II House No. 29 District of Lowokwaru Malang, showed results that were not muchdifferent, so the system at SPSL Electrical Engineering Universitas Brawijaya was safe to use. TheSPSL system of Electrical Engineering Universitas Brawijaya has an initial investment of IDR3,047,000, up to LCC (Life Cycle Cost) for 10 years worth IDR 3,306,915,2804,- and the COE (Cost ofEnergy) price of IDR 1035 is obtained. ,178-/kWh. The SPSL system of Electrical EngineeringUniversitas Brawijaya has an NPV (Net Present Value) value of Rp. 786,441.171, an IRR-asset(Internal Rate of Return) value of 3,04038%, a PI (Profitability Index) value of 1,2581 and the year ofreturn in 8. Feasibility of SPSL Electrical Engineering Universitas Brawijaya seen from the economicaspect is feasible to build.
ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK n/a Fatahillah; Ponco Siwindarto; Eka Maulana
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 5 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.278 KB)

Abstract

Ikan nila banyak dibudidayakan di Indoneseia. Selain karena permintaan konsumen, ikan nila juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk dikonsumsi. Peternak ikan nila di tambak pada umumnya masih menggunakan cara manual dalam proses pemberian makan ikan nila. Cara ini dinilai masih memiliki kekurangan diantaranya jadwal waktu pemberian makan yang kurang tepat, takaran pemberian makan yang kadang tidak disesuaikan dengan takaran hingga biaya yang harus dikeluarkan oleh peternak untuk membayar pegawai yang bertugas memberi makan ikan nila. Alat pemberi makan ikan nila ditambak dapat memberi makan ikan nila di tambak sesuai jadwal dan takaran pakan (pellet) yang telah ditentukan oleh para peternak ikan nila di tambak. Alat ini menggunakan ATMEGA 8535 sebagai pengolah data, Real Time Clock (RTC DS 1307) sebagai pewaktu, catu daya 60 VA dan 5 V, sensor limit switch dan keypad sebagai masukkan ATMEGA 8535, relay sebagai penghubung antara ATMEGA 8535 dan motor DC 12 V dan sebagai penampil waktu dan takaran pakan digunakan penampil LCD 16x2. Berdasarkan hasil pengujian, waktu aktif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu dua kali waktu pemberian makan dalam sehari. Takaran pakan yang dikeluarkan untuk ikan usia 2 bulan adalah 150 gr dikeluarkan dalam waktu 6 detik. Dengan perhitungan ikan panen pada usia 6 bulan dan dengan berat rata-ratamm 250 gr, maka setiap minggu takaran pakan yang dikeluarkan bertambah 50 gr dengan tambahan waktu aktif alat 2 detik.Kata kunci- Ikan nila, pakan (pellet), tambak.
Co-Authors Abdul Harits Muzakki A. Achmad Maulana Cholily Adharul Muttaqin Adistya Sekar Lestari Adrian Rangga Dewata Ahmad Qusyairy Ajib Setyo Arifin Akhmad Farid Prayoga Akhmad Tegar Fareza F. Alfian Khairi Amiril Mu'minin Annata, Agatha Rama Ario Danang Baskoro Ario Prasojo Azif Fuad Fahruddin Bambang Dwi Prakoso Bangkit Azhari Bayu Abi Pamungkas Bayu Satya Nugraha Tri S. Bima Feridhan Nugraha Bram Ainur Rochman Cahyo Tribuono Candra Brilianto Dandy Fajar Mahendra Deby Rhizky Pradika Dian Sarita Widaringtyas Dody Fanditya R. Dwi Yoga Hari Prasetya Dwisnita Kusbintarti Eryc Tri Juni S. Fadianto Mirza Faradisa , Annisa' Illah Farihah Hedar Farizqi, Yayang Fauzan, Vito Febrian Daniel Dwiputra Fifo Sidherial Fitra Martha Suryana Fitra Rahmat Indyanto Fitri Yuli Zulkifli Galih Ismoyo Gifari Indra Kemal Hamdi, Irham Tantowi Harfin Pratama Hideo Pratama I Putu Manu Satyam I Putu Putra Darmawan I Wayan Mustika Ivan Rahadiyan Chandra Jeffri Sindrian A. Jibril Asida Angkara M. Aulia Rahman Sembiring Sembiring M. Aziz Muslim M. B. Fathinah Hanun M. Gilang Ramadhan M. Julius St M. Julius St. Machfud Firmansyah Manerep Luis Fernando Purba Marco Noval Salomo Miladina Rizka Aziza Moch. Alfian Syafi'i Mochamad Andhika Prakasa Mochamad Choiril Iman Mochammad Julius St. Mokhammad Wildan Khakim Mudeng, V Vicky Vendy H. Mudjirahardjo, Panca Muhamad Ibnu Fajar Muhammad Anwar Sanusi Muhammad Arsyil Khahaji Muhammad Fatahilla Muhammad Haekal Muhammad Ilham Akbar Muhammad Ivan Fadillah Muhammad Kholifa Bihaque Muharrama Ahsani Taqwim n/a Fatahillah n/a Hasan n/a Misbahudin n/a Muhiroh n/a Nurusaa'adah n/a Soeprapto Nadia Alifia Hadiyati Nainaufal Hidayah Nanang Agung A. Nanang Sulistiyanto Naufan Rikza Ahmada Novvy Nurdiana Dewi Nurus Sa'adah Nurussa'adah, n/a Okky Mahmudi Onny Setyawati Panji Pakuan Pahlawan Ponco Siwindarto Prasetyanto, Andi Wahyu Priyo Sujatmiko Rachmawati, Luthfiyah Raden Arief Setyawan Radfi Dzulfikar Ramdhani Rafi Pradata Rahmadwati, n/a Raymond Abdul Aziz Ash Shidiq WR Rif'an, Mochammad Rifan Rantaba Rifqa Asruroh Efnif Rini Nur Hasanah Rizka Sisna Riyanti Rizqurrohman A. A. C. Septian Enggar Susanto Setiawan, Aditya Bagus Setiawan, Aris Prima Sevito Fernanda Pambudi Sholeh Hadi Pramono Sofiatus Solihah Suyono, Hadi Swaraka Maulana Pramono Taufiq Yudi Sulistiyono Veri Hendrayawan Waru Djuriatno Wuri Roro Indraswari Youssi, Owlena Renaseilla Zainul Abidin Zainuri, Akhmad