Claim Missing Document
Check
Articles

Kelas Keawetan Papan Zephyr Pelepah Sawit sebagai Bahan Bangunan dari Serangan Rayap Lusita Wardani; Muhamad Yusram Massijaya; Yusuf Sudo Hadi; I Wayan Darwaman
Jurnal Teknik Sipil Vol 23 No 3 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2016.23.3.1

Abstract

Abstrak. Papan zephyr ini adalah papan komposit yang dapat dibuat dari pelepah sawit limbah perkebunan kelapa sawit. Salah satu kualitas yang patut diperhatikan adalah ketahanan papan komposit terhadap serangan rayap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan Papan Zephyr Pelepah sawit (PZP) terhadap serangan rayap kayu kering (Cryptotermes spp Holmgreen) dan rayap tanah (Coptotermes spp Light). Papan zephyr yang diumpankan pada rayap terdiri dari papan zephyr tanpa lapisan finishing dan papan zephyr berlapis finishing. Hasil pengujian menunjukkan bahwa papan zephyr yang dibuat dengan menggunakan perekat urea formldehida dan phenol formaldehida tanpa bahan finishing mempunyai keawetan IV, sedangkan papan zephyr berlapis finishing masing-masing mempunyai kelas keawetan I dari serangan rayap tanah. Pengujian kelas keawetan terhadap serangan rayap kayu kering papan zephyr tanpa lapisan finishing termasuk kelas II,sedangkan papan berlapis finishing mempunyai keawetan I. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SNI 01.7207 2006.Abstract. Zephyr board is a composite board that can be made from oil palm petiole, the waste from oil palm plantation. One of the noteworthy qualities of the composite board is its resistance to termite attacks. The purpose of this study was to analyze the resistance of zephyr board made from oil palm petiole to the attacks of dry wood termite (Cryptothermes spp Holmgreen) and subterranean termite (Coptothermes spp Light). Zephyr boards fed on termite consisted of the zephyr boards non-finishing and the ones with finishing. The results for the resistance of the zephyrboards to subterranean termite attack showed that the zephyr board which was made using adhesive of urea formaldehyde and phenol formaldehyde without finishing materials was in class IV while the zephyr board with finishing was classified as class I. The test for resistance of zephyr board with non-finishing to dry wood termite attack indicated that the board belonged to class II while the board with finishing was in class I. The tests were carried out using SNI 01.7207 2006.
PEMANFAATAN CAMPURAN ARANG AKTIF KAYU Muntingia calabura L. DAN BAKTERI Escherichia coli PADA PENGOLAHAN LIMBAH KROMIUM INDUSTRI ELEKTROPLATING Endang Sri Lestari; Yusuf Sudo Hadi; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.2.105-122

Abstract

Keberadaan logam berat krom dari limbah industri elektroplating dapat membahayakan kesehatan manusia, di antaranya menyebabkan kanker dan gagal ginjal. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan upaya pengolahan limbah dengan cara adsorpsi menggunakan arang aktif dari kayu. Tulisan ini mempelajari kondisi optimal uji adsorpsi arang aktif kayu Muntingia calabura dan kemampuan bakteri Escherichia coli melakukan biodegradasi krom (VI) menjadi krom (III) pada pengolahan limbah krom industri elektroplating. Arang kayu dibuat pada suhu 500˚C selama 1 jam dan diaktivasi dengan uap air panas pada suhu 800˚C pada variasi waktu kontak 70-110 menit dengan tekanan 120 dan 150 mBar. Uji adsorpsi dilakukan dengan variasi konsentrasi awal adsorbat 20-100 mg/L, waktu kontak 45-105 menit, dan kecepatan pengadukan 100-300 rpm. Uji biodegradasi menggunakan bakteri Escherichia coli yang diinkubasi di dalam nutrient broth yang mengandung limbah hasil adsorpsi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kondisi optimal uji adsorpsi adalah konsentrasi awal 70 mg/L, kecepatan pengadukan 150 rpm dan waktu kontak pada 75 menit, dengan efektivitas sebesar 86,7%. Efektifitas biodegradasi krom (VI) menjadi krom (III) adalah 98,6%.
SIFAT PAPAN SERAT DARI KAYU ACACIA MANGIUM WILLD., EUCALYPTUS DEGLUPTA BLUME DAN EUCALYPTUS UROPHYLLA BLAKE Kayano Purba; Deden Edi Rusfiandi; Yusuf Sudo Hadi; M Rosid
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 5 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1989.6.5.299-303

Abstract

             This paper  deals  with  the  study   on  the  fiberboard   properties   of  A.  mangium,  E. deglupta and  E. urophylla.  The cooking  process  applied   consisted  of hot  caustic soda semi chemical process  and prehydrolysis   prior  to mechanical pulping process.The  hot  caustic  soda  semi  chemical  process   used  the  condition   as follows:   alkali  concentration    was 35 g/l,  wood  to liquor  ratio  was 1    :   8, maximum   temperature   was  100° C and  this  temperature   was kept  for two  hours.  The prehydrolisis prior  to  mechanical  process  was prepared   in the autoclave  with  the wood  to liquor  ratio ;of   .     1    :  8, maximum   temperature was  175  ± 1°C  and  this  temperature   was  kept   for  60  seconds,   and  the pressure  of  7 -   12 kg/cm2.      Sheet  forming  was done   by  wet  felting process  in the deckle box,   the pressing pressure  was 50  kg/cm2,      temperature   was 170° C for  10 mi- nutes.  Heat  treatment   was given for 3 hours at temperature  of  170° C without  pressure.The  result  shows  that  the  cooking  process  has a  significant   influences  on  the  moisture  content,   water  absorption, thickness   swelling,   tensile  strength  parallel  to  surface  and  modulus   of  rupture   of  the  fiberboard.   Likewise,   the  wood species  has a  significant   influence   on pulp  yield,   moisture  content,   water  absorption   and  thickness  swelling.  The interac- tion of  both  factors  only  significantly  influences   modulus  of rupture  and modulus  of elasticity.The  highest  pulp  yield  was from  A.  mangium  followed   by  E. deglupta,  and  E. urophylla.  Almost  overall properties of  fiberboard   met   the  FAO  standard,  except   for  the  water  absorption   and  tensile  strength  parallel  to surface  of  E. uro- phylla.  The  mechanical process   produced   fiberboard   with  better  water  absorption   and  thickness  swelling  than  that of hot caustic  soda  semi  chemical  process.   On  the  other  hand  the  tensile  strength  parallel  to surface  and  modulus   of  rupture of  the  fiberboard  produced    by  hot  caustic  soda  semi-chemical   process   was  found   better   than  that  of  the  mechanical pulping.
SUATU TINJAUAN PEMANFAATAN KAYU HUTAN TANAMAN UNTUK GLULAM Yusuf Sudo Hadi; Andi Sri Rahayu Diza Lestari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.1.31-36

Abstract

Hutan tanaman umumnya dipanen pada umur kurang dari 10 tahun, sehingga kayu berdiameter kecil, inferior sifat fisis-mekanisnya, serta rentan terhadap bio-deteriorasi. Agar kayu ini dapat dimanfaatkan lebih berdaya-guna, maka rekayasa pembuatan glued-laminated timber (glulam) dapat diaplikasikan, sehingga diperoleh batang kayu berukuran lebih besar dan ketahanannya terhadap serangan organisme perusak kayu dapat ditingkatkan. Saat ini, jenis kayu hutan tanaman yang telah dipelajari untuk dibuat menjadi adalah jabon (Anthocephalus cadamba), karet (Hevea brasiliensis), mahoni (Swietenia sp.), mangium (Acacia mangium), manii (Maesopsis eminii), mindi (Melia azedarach), pinus (Pinus merkusii), sengon (Falcataria moluccana), dan sungkai (Peronema canescens), sedangkan kayu dari hutan alam untuk kombinasinya yaitu kayu kempas (Koompassia malaccensis) dan merbau (Instia sp.). Sementara perekat yang digunakan dalam pembuatan glulam yaitu perekat nabati tanin mangium, tanin mahoni, dan tanin merbau, serta perekat sintetis yaitu isosianat dan phenol resorcinol formaldehyde (PRF). Hasilnya menunjukkan bahwa glulam yang dibuat dengan perekat berbasis tanin mempunyai sifat fisis dan mekanis sebanding dengan kayu solidnya maupun dengan menggunakan perekat PRF. Demikian pula sifat fisis-mekanis glulam dengan perekat isosianat tidak berbeda dengan kayu solidnya, kecuali keteguhan geser glulam lebih rendah dari kayu solidnya, selain itu glulam tersebut tahan terhadap delaminasi baik pada perendaman air dingin maupun air mendidih, serta berhasil memenuhi standar JAS 1152-2007. Pada pembuatan glulam dengan impregnasi polistirena pada kayu sengon dan mindi menunjukkan bahwa impregnasi polistirena tersebut memberikan pengaruh perubahan warna yang sangat kecil, keteguhan rekatnya sebanding dengan kayu solidnya, dan ketahanan terhadap serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) meningkat.
PENGARUH PENAMBAHAN TANIN PADA FENOL FORMALDEHIDA TERHADAP SIFATNYA SEBAGAI PEREKAT KAYU LAPIS Adi Santoso; Suminar S Achmadi; Yusuf Sudohadi; Sujanto) Sujanto)
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 2 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.2.109-119

Abstract

Perekat fenol formaldehida merupakan perekat yang dipakai dalam pembuatan kayu lapis eksterior. Untuk mengurangi biaya dapat ditambahkan bahan lain pada perekat tersebut. Pada penelitian ini dilakukan penambahan tanin dari 3 macam tumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh derajat keasaman (pH) tanin mangium, mimosa dan quebracho sebagai campuran perekat fenol formaldehida terhadap sifat perekat dan terhadap keteguhan rekat kayu lapis tusam.Pengaruh pH terhadap sifat perekat adalah: semakin basa pH tanin, maka perekat semakin menggumpal dengan demikian waktu gelatinasi perekat semakin pendek. Nilai keteguhan rekat kayu lapis tertinggi tercapai pada perlakuan pH tanin 8. Semakin tinggi nilai pH, keteguhan rekat kayu lapis cenderung makin menurun. Namun demikian semua perlakuan pH dari ketiga jenis tanin masih memenuhi standar Jepang untuk kayu lapis tipe I.
CAMPURAN SAGU DAN ILES-ILES SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT UREA FORMALDEHIDA KAYU LAPIS Suwardi Sumadiwangsa; Yusuf Sudo Hadi; Jhon Novarly Simanjuntak; Suwandi Kliwon
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 3 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1987.4.3.30-35

Abstract

In 1984 Indonesia required more than 64.000 ton of wheat flour for  extender  of urea formaldehyda   (UF) adhesive in plywood  industry.  It is considered more economical  when the wheat flour  can be substituted  by locally available carbohydrate  such as sago (Metroxylon  sp.). However, sago alone gives poor quality  as an extender  of  UF adhesive.Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus)  is another potential source of carbohydrate.   This contains  more protein  and mannan  than that  of wheat flour. Therefore, it is deemed necessary to explore the posisibility  of mixing sago and iles-iles as a combined  substitute  for  wheat flour  as extender  of  UF adhesive.This work is intended to obtain optimal ratio of sago and iles-iles formulation,   and then to compare its performance  with that of wheat flour extender.  This study comprise of 5 levels of sago and iles-iles mixed and 3 levels of flour  extender, each of which were having 5 replicates aplied for plywood  adhesion.The 713 ratio of sago and iles-iles is the same as, if not better than, wheat flour  extender.  The extender content  (X) and plywood  bonding strength (Y) for  each of  the extender  was linearly correlated.  It is interesting to note  that  the 614 ratio gives  very small slope (B) in its linear regression, in contrast  to the others.Although  the price of iles-iles was comparable to the wheat flour's, the lles-iles gives higher bonding strength  at lower proportion  compared with that of  the wheat flour  extender. 
PENGARUH KADAR EKSTENDER DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT FISIS MEKANIS LBV DENGAN PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA Adi Santoso; Yusuf Sudo Hadi; Raudhah Juliati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2010.28.4.380-393

Abstract

Aplikasi bambu sebagai panil komposit masih terbatas. Pemanfaatan bambu untuk Laminated Bamboo-Veneer (LBV) belum banyak ditemukan. Dalam rangka diversifikasi produk bambu maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh kadar ekstender dan waktu kempa terhadap sifat fisis mekanis venir bambu lamina dengan perekat phenol formaldehida. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk LBV yang kualitasnya memenuhi ataupun setara dengan produk panil komposit yang selama ini telah dikenal. Penelitian ini menggunakan bambu tali sebagai bahan baku venir berukuran (40 x 2 x 0,1) cm dengan perekat phenol formaldehida. Faktor perlakuan yang dikenakan yakni penambahan ekstender berupa tepung terigu dengan kadar 0%, 2,5%, 5%, 10% , dan waktu pengempaan panas 10 dan 20 menit. Produk yang dihasilkan berupa LBV 15 lapis berukuran (40 x 40 x 1,5) cm. Pengujian produk meliputi kualitas perekat dan LVB, masing-masing mengacu pada SNI (1998) dan SNI (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perekat PF yang dibuat, memenuhi persyaratan SNI (1998) perekat PF untuk penggunaan kayu lapis. Produk LBV dengan kombinasi perlakuan kadar ekstender 5% dengan waktu kempa 10 menit sebahagian besar memenuhi persyaratan SNI (2000). Kualitas produk LBV tersebut setara dengan panil kayu lapis yang tergolong ke dalam klasifikasi mutu khusus 80E.
Penampilan Kayu Kelapa (Cocos nucifera Linn) Bagian Dalam yang Dimampatkan Performance of Densified Inner-Part of Coconut Wood (Cocos nucifera Linn) Isna Yuniar Wardhani; Surjono Surjokusumo; Yusuf Sudo Hadi; Naresworo Nugroho
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 4, No 2 (2006): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.01 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v4i2.277

Abstract

The inner-part of coconut wood has low to medium density, which have not been utilized yet optimally as construction material. The purpose of this study was to improve the properties of inner-part of coconut wood by densification, such as it can be considered as a substitute of wood. Pre-treatments were steaming (a1) and boiling (a2) at 120°C for 15 minutes, and pressing temperature were 150°C (b1) and 175°C (b2). Deformation targets were 10% (c1), 20% (c2) and 30% (c3) from the initial thickness. The results indicated that the treatments did not affect to some of the densified wood properties. The appearance of panel surface was smooth and shine, but darker than that of solid. The increasing of density was 4.43 ~ 27.21% with strain recovery of 0.17 ~ 0.52 after soaking in water for 24 hours at room temperature.
Sifat Fisis dan Mekanis Sepuluh Provenans Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) dari Parung Panjang, Jawa Barat Physical and Mechanical Properties of Ten Mangium Wood (Acacia mangium Willd.) Provenances from Parung Panjang, West Java Nurwati Hadjib; Yusuf Sudo Hadi; Dian Setyaningsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.36 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v5i1.268

Abstract

Physical and mechanical properties of ten Mangium provenances have been studied in Forest Products Research and Development Center Bogor.  The 14 years old Mangium was from Parung Panjang, Bogor, West Java, and the provenances were Kiriwo/Scrisa WP-PNG, Wipin District-PNG, Kini WP-PNG, Claudia River-Qld, Lake Muray-PNG, Mata Area WP-PNG, Bimadebun Village WP-PNG, Bilimo District-PNG, Kuru-PNG and Arufi Village-PNG.  Test methods were referring to ASTM D.143-94 (ASTM 2002) for Methods of Testing Small Clear Specimen of Timber.  The results showed that the highest density was Bimadebun Village WP-PNG (0.559 g/cm3) and the lowest was Kiriwo/Serisa WP-PNG (0.493 g/cm3), the highest MOE was Bimadebun Village WP-PNG (101,297 kg/cm2) and the lowest was Wipin District-NG (79,211 kg/cm2), the highest MOR was Bimadebun Village WP-PNG (708.5 kg/cm2) and the lowest was Kini WP-PNG (596.2 kg/cm2), the highest compression strength parallel to grain was Bimadebun Village WP-PNG (421.9 kg/cm2) and the lowest was Wipin District-PNG (342.1 kg/cm2), the highest shearing strength parallel to grain at radial was Arufi Village-PNG (66.2 kg/cm2) and the lowest was Claudia River-QLD (56.4 kg/cm2), the highest shearing strength parallel to grain at tangential was Kuru-PNG (74.4 kg/cm2) and the lowest was Lake Muray-PNG (48.3 kg/cm2).  Based on values of its density, compression strength parallel to grain, shearing strength parallel to grain, the best Mangium provenance from Parung Panjang can be ordered as follow (1) Bimadebun Village WP-PNG, (2) Kuru-PNG, (3) Mata Area-PNG, (4) Arufi Village-PNG, (5) Bilimo District-PNG, (6) Kini WP-PNG, (7) Wipin District-PNG, (8) Kiriwo Serisa-PNG, (9) Claudia River-QLD and (10) Lake Muray-PNG.
Fundamental Properties of Ply Bamboo Jajang Suryana; Muhammad Y Massijaya; Yusuf Sudo Hadi; Dede Hermawan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.251 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v9i2.136

Abstract

Physical and mechanical properties of ply bamboo made from various bamboo species and adhesive type were studied. Bamboo species used in this study were tali (Gigantochoa apus), andong (Gigantochloa verticillata), and betung (Dendrocalamus asper). Five types of adhesives were used for the experiment, namely methylene diphenyl isocyanate (MDI), phenol formaldehyde (PF), melamine formaldehyde (MF), urea formaldehyde (UF), and poly vinyl acetate (PVAC). Three layer of ply bamboo with (40x40x0,4) cm3 in size was made by weight spread of adhesive 200 g m-2, compression temperature at 140 ºC for MDI and PF, 110 ºC for MF and UF, and room temperature for PVAc adhesives, with specific pressure of 15 kg cm-2 for five minutes. Especially for PVAc, cold compression was carried out using a clamp for 24 h. Fundamental properties of ply bamboo was tested according to SNI 01-5008.7-1999. The results showed that the development dimension of the ply bamboo from the largest to the smallest was in the side of thick, wide, and long, while for timber and plywood were in the side orientation of tangential (width), radial (thick), and longitudinal (long). The best physical and mechanical properties of ply bamboo were obtained from betung bamboo using MDI adhesive.Key words: melamine formaldehyde, methylene diphenyl isocyanate, phenol formaldehyde, ply bamboo, poly vinyl acetate
Co-Authors . Suhasman A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdillah, Imam Busyra Achmad Solikhin Adi Santoso Adi Santoso Adi Santoso Adi Santoso ADI SANTOSO Andi SRD Lestari Andi Sri Rahayu Diza Lestari Andri Tri Atmojo Apri H Iswanto Apri Heri Iswanto Ariana Ariana Arif Nuryawan Arif NURYAWAN Astari, Lilik Astuti Arif Barly Barly Barly Barly Darwaman, I Wayan Darwaman, I Wayan Dede Hermawan Deden Edi Rusfiandi Desyanti Desyanti Dian Setyaningsih Dina SETYAWATI Dwi J Priyono Elis Nina Herliyana Endang Sri Lestari Faisal Mahdie Fauzi Febrianto Gina Gina Bachtiar Gustan Pari I Wayan Darmawan I Wayan Darwaman I Wayan Darwaman I.G.K. Tapa Darma Indah Sulistyawati Indah Sulistyawati, Indah Isna Yuniar Wardhani Jajang Suryana Jamaludin MALIK Jamaludin MALIK Jasni Jasni Jasni Jasni Jhon Novarly Simanjuntak Kayano Purba Kunio Tsunoda Kurnia Wiji Prasetiyo Laila Fithri Maryam Laksono Trisnantoro Lusita WARDANI Lusita WARDANI Lusita Wardani Lusita Wardani Lusita Wardani M Rosid Mangurai, Silvia Uthari Nuzaverra Mayang Massijaya, Muh, Yusram Massijaya, Muhamad Yusram Massijaya, Muhamad Yusram Muh Yusram Massijaya Muh Yusram Massijaya, Muh Yusram Muh. Yusram Massijaya Muh. Yusram Massijaya Muhamad Yusram Massijaya Muhamad Yusram Massijaya Muhamad Yusram Massijaya Muhammad Adly Rahandi Lubis Muhammad Firdaus Muhammad Iqbal Adi Baskara Muhammad Iqbal Maulana Muhammad Y Massijaya Munadian, Munadian Naresworo Nugroho Nifa Hanifa Nurwati Hadjib Nurwati Hadjib Nurwati Hadjib Raudhah Juliati Raudhah Juliati, Raudhah Rita Kartika Sari Rohny Setiawan Maail Salim Hiziroglu Siti Aisyah Siti Nikmatin Solikhin, Achmad Subyakto Subyakto SUHASMAN . Suhasman Suhasman Sujanto) Sujanto) Sulaeman Yusuf Suminar S Achmadi Surdiding Ruhendi Surdiding RUHENDI Surjono Surjokusumo Surjono Suryokusumo Surjono Suryokusumo, Surjono Suwandi Kliwon Suwardi Sumadiwangsa Syamani, Firda Aulya Tengku Muhammad Renzy Hariz Wahyu Hidayat Wardani, Lusita Wardani, Lusita Y. Afidudin Y. Afidudin, Y.