Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

STRATEGI TRANSFORMASI DESA JIMBARAN MENUJU DESA MANDIRI MELALUI PENGOLAHAN KOPI DAN OPTIMALISASI BUMDES Amala Ikbar Farrah; Gunawan Prayitno; Yulia Faizatul Arizkha; Zahara Azizah Nur; Dwiyanti Alfisyah
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v9i1.4187

Abstract

Desa Jimbaran merupakan salah satu desa yang berada dalam Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan dengan dominasi wilayah perkebunan seluas 306,78 ha. Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tahun 2019, Desa Jimbaran masuk ke dalam kategori 5.000 Desa Tertinggal.  Oleh karena itu, perkebunan sebagai sektor unggulan Desa Jimbaran perlu diupayakan sebagai langkah awal transformasi Desa Jimbaran menuju desa mandiri terutama melalui pengolahan komoditas kopi menjadi produk jadi/setengah jadi. Studi ini dilakukan untuk menentukan strategi dalam transformasi Desa Jimbaran menuju desa mandiri melalui pemanfaatan sektor unggulan dan partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah gabungan antara metode PRA (Participatory Rural Appraisal) dan RRA (Rapid Rural Appraisal). Studi ini menghasilkan 3 strategi transformasi desa tertinggal menuju ke desa mandiri melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), yaitu penyediaan pelatihan pengolahan kopi menjadi produk jadi/setengah jadi, bantuan permodalan, dan penyediaan sarana pasca panen
PEMETAAN POTENSI PERTANIAN DESA BRONGKAL KECAMATAN PAGELARAN BERBASIS PARTISIPATIF Gunawan Prayitno; Muhammad Reza Pahlevi; Antika Pridayanti; Mayang Wigayatri
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v8i1.2275

Abstract

Abstrak: Desa Brongkal merupakan salah satu desa yang berlokasi di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang dengan luas wilayah sebesar 565 Ha dengan mata pencaharian masyarakat dominan pada sektor pertanian. Masyarakat Desa Brongkal mengandalkan hasil pertanian berupa padi, tebu, dan jagung sebagai mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan mengetahui pemetaan potensi pertanian dengan menyusun peta kesesuaian lahan pertanian, akar masalah dan pohon masalah di Desa Brongkal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data primer berupa observasi, wawancara, dokumentasi, Focus Group Discussion (FGD), dan Participatory Rural Appraisal (PRA). Analisis yang digunakan adalah analisa peta kesesuaian dan kemampuan lahan, analisis potensi dan masalah serta analisis akar dan pohon masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyebab permasalahan pertanian yang mengakibatkan pengelolaan hasil pertanian tidak optimal. Pengembangan Desa Brongkal diketahui belum maksimal dengan permasalahan yang ada diantaranya infrastruktur jalan, irigasi dan kebutuhan air untuk pertanian belum tercukupi. Belum adanya pengolahan hasil pertanian sehingga dijual dalam bentuk produk mentah atau setengah jadi sehingga petani menyebabkan harga jual rendah.  Kata Kunci: pertanian; pemetaan potensi; akar masalah; pohon masalah Abstract:  The Brongkal village is one of the villages located in the Pagelaran district, Malang regency, with an area of 565 ha, with dominant community livelihoods in the agricultural sector. The inhabitants of the Brongkal village depend on agricultural products such as rice, sugar cane and corn as economic livelihood. This study aims to determine the mapping of agricultural potential by compiling suitability maps of agricultural land, root causes and problem trees. The approach used in this study is a qualitative and quantitative approach with techniques for collecting primary data in the form of observation, interviews, documentation, focus groups discussion (FGD) and participatory rural assessment (PRA). The analysis used is the analysis of land suitability and capacity maps, the analysis of potential and problems and the analysis of roots and problem trees. The results show that there are several causes of agricultural problems which result in non-optimal management of agricultural products. The development of the Brongkal village has not been optimized with existing problems, in particular road infrastructure, irrigation and the need for water for agriculture has not been met. There is no processing of agricultural products so that they are sold in the form of raw or semi-finished products, so that farmers lower the selling price.Keywords: agriculture; potential map; root problem; problem trees
MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KAITAN TINGKAT KEMAJUAN DESA Hedyan Irawati; Agus Dwi Wicaksono; Gunawan Prayitno
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v9i1.4019

Abstract

Permasalahan utama di Kabupaten Malang adalah masih banyakanya kecamatan yang merupakan kecamatan dengan desa tertinggal di dalamnya. Peningkatan status dari desa tertinggal menjadi desa mandiri atau maju dapat dilakukan secara bersama dengan meningkatkan modal sosial masyarakat.  Tingii rendahnya modal sosial akan memberikan pengrauh pada partisipasi masyarakat. Masyarakat akan mudah dalam pelaksanaan pembangunan apabila memiliki modal social yang tinggi begitu juga sebaliknya. Indeks Pembangunan Desa (IPD) dan analisis Partial Least Square (PLS) kami gunakan untuk mengetahui hubungan modal sosial terhadap partisipasi masyarakat. Variabel kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial merupakan komponen pembentuk modal sosial. Sedangkan variabel partisipsi diukur menggunakan sub variabel kemampuan partisipasi, partisipasi materi, partisipasi jaringan, kemauan partisipasi. Hasil Analisa menunjukkan bahwa Desa mandiri terdapat di Desa Ngroto, sedangkan indeks terkecil berada di Desa Wiyurejo (termasuk desa tertinggal). Analisis indeks partisipasi masyarakat Desa Ngroto termasuk dalam kelas tingkat partisipasi sedang sedangkan Desa Wiyurejo tergolong rendah. Analisa modal social menunjukkan bahwa Desa Ngroto seluruh komponen modal social memiliki terkait partisipasi (nilainya signifikan), sedangkan Desa Wiyurejo terdapat komponen modal social yaitu kepercayaan tidak  terkait dengan partisipasi (nilainya tidak signifikan)
ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KOTA BATU INDONESIA Gunawan Prayitno; Aris Subagiyo; Rizal L Kusriyanto
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v8i2.2653

Abstract

Abstrak: Kota Batu merupakan kota berbasis pariwisata dan pertanian yang pengembangan dan pembangunan  berfokus pada sektor pariwisata dan sektor pertanian. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, kondisi sektor pertanian Kota Batu mulai terancam akibat alih fungsi lahan pertanian ke lahan terbangun guna mendukung sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alih fungsi lahan pertanian (sawah) ke penggunaan non pertanian (permukiman, infrastruktur dan pariwisata). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis peta perubahan guna lahan 2009, 2014 dan 2019 (peta citra) kemudian diolah menggunakan analisa GIS serta melakukan analisa factor penyebab alih fungsi lahan yang dilakukan. Hasil Analisa menunjukkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi berdasarkan peta citra tahun 2009 hingga 2019. Penggunaan lahan sawah mengalami penyusutan sekitar 6,19 % sedangkan lahan permukiman bertambah sekitar 5,46 %. Berdasarkan analisa faktor diperoleh hasil bahwa desakan keuangan serta sektor pertanian bukan pekerjaan yang perlu dipertahankan adalah penyebab pemilik lahan melakukan alih fungsi lahan sawah yang dimiliki.Abstract:  Kota Batu is a city focused on tourism and agriculture whose growth and development is directed towards the tourism sector and the agricultural sector. Together with the growing population and economic growth, Batu City's agricultural sector has begun to be challenged due to the conversion of agricultural land into built-up land to sustain the tourism industry. The objective of this study is to identify the conversion of agricultural land (rice fields) to non-agricultural uses (settlements, infrastructure, and tourism). The research method used is to analyze land use change maps in 2009, 2014 and 2019 (image maps) and then to analyze the causes of land use change using GIS analysis. The findings of the study indicate that improvements in land use occurred from 2009 to 2019 based on the map of the photos. The use of paddy fields has dropped by around 6.19%, while residential land has risen by around 5.46%. Based on the analysis of the factor, the result shows that financial pressure and the agricultural sector that is not a job that needs to be maintained is the landowner's cause for changing the function of his own paddy fields.