Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI TEH SERAI PADA BUMG DESA CEUNAMPRONG KECAMATAN INDRA JAYA KABUPATEN ACEH JAYA Mustafa Usman; Taufiq Amru; Agustina Arida; Bagio Bagio
JURNAL EKOMBIS Vol 6, No 2 (2020) November
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ekombis.v6i2.2882

Abstract

This study aims to determine whether the lemongrass tea production business can provide income to the entrepreneur and to find out whether the lemongrass tea production business is feasible in terms of income. This research was conducted at BUMG, Ceunamprong Village, Indra Jaya District, Aceh Jaya Regency. This research was conducted in July-September 2019. The location selection was based on the existence of producing lemongrass tea. The results showed that the Lemongrass Tea Business in Ceunamprong Village, Indra Jaya District, Aceh Jaya Regency is profitable and feasible in terms of income in terms of production of lemongrass tea at BUMG, Ceunamprong Village, Indra Jaya District, Aceh Jaya Regency.Keywords: Profits, Production, Selling Prices, Production Costs, Receipts and Revenues
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN WINE COFFEE DI NA COFFEE BANDA ACEH Zulkarnain Zulkarnain; Noval Fazari; Widyawati Widyawati; Bagio Bagio; Yenny Ertika
JURNAL EKOMBIS Vol 6, No 1 (2020) April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ekombis.v6i1.2014

Abstract

Wine coffee is a new type of beverage in Banda Aceh. This drink is sold in the price range of Rp 50,000 to Rp 75,000 per serving. Compared to other coffee beverage products, the price of wine coffee is the most expensive. Therefore, consumers' decision to buy wine coffee is greatly influenced by promotion,accessibility, and taste. This study aims to analyze the factors that influence consumer behavior to buy wine coffee and take the location of research at NA Coffee Premium, a coffee shop located in Lampineung, downtown Banda Aceh. Consumer behavior is measured using a Likert scale. The results showed that the score of consumer behavior is 4. Which means that the assessment shows a positive value because it exceeds the middle value. While the factors that influence consumer behavior in buying wine coffee at NA Coffee Premium are promotion, trust, accessibility, taste and texture. Significant value from Chi Square analysis on gender, age, education and occupation variables shows that promotion, trust, accessibility, taste and texture have values lower than 0.05.Keywords: Consumer Behavior, Purchase Decision Factor, Wine coffee
Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Pada Industri Olahan Pala Di Desa Hilir, Kabupaten Aceh Selatan Zulkarnain Zulkarnain; Irwan A Kadir; Bagio Bagio; Sri Novi Afriyaji
JURNAL EKOMBIS Vol 7, No 1 (2021) April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ekombis.v0i0.3322

Abstract

South Aceh Regency is very well known as a nutmeg-producing area. The people of South Aceh process nutmeg so that it has a high economic value so that it can be additional income for them. In general, actors in home-based economic activities are housewives. It is suspected that there are several factors such as age, education, marital status, number of family members, husband's income, and number of working family members which influence housewives to work in the nutmeg processed home industry. The purpose of this study was to determine the role of women who work in the nutmeg-processed home industry in increasing family income in Hilir Village, Tapaktuan District, where the research method used was a survey method using a questionnaire, while the analytical tool used was logistic regression analysis. Based on the research results, three variables significantly influence the tendency of women to work in the nutmeg-processed home industry in Hilir Village, Tapaktuan District, namely the education variable, the number of dependents, and the number of working family members. The contribution of the income of women who work in the nutmeg processed home industry is 35%, which shows that the income received by women is very supportive of the family economy.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT DI TRANS BAKAL BUAH KOTA SUBULUSSALAM Bagio Bagio; Sri Handayani; Aswin Nasution; Zulkarnain Zulkarnain
JURNAL EKOMBIS Vol 6, No 2 (2020) November
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ekombis.v6i2.2880

Abstract

The city of Subulussalam is one of the destinations for the transmigration program, which started in 1982. The transmigration area was the first area to cultivate palm oil farming around 1995. Palm oil farming was selected as the primary commodity cultivated on land owned by farmers. Until now, the transmigration community is still dependent on the Palm Oil commodity. With the development of the times, and the increased community needs, the age of palm oil has reached 21 to 23 years. The purpose of this study is to determine whether palm oil farmers had received a decent farming income, as well as how much land does a farmer must own to achieve economic profitability. The research method uses an income analysis and the Break Even Point (BEP) approach. The results show that the income of palm oil farmers is still feasible, as seen from the average income of Rp. 1,220,983.84 per month. While the BEP for production and the selling price of FFB is still above the value of the BEP. Furthermore, the BEP for the land area is 1.01 ha, meanwhile, in Trans Bakal Buah, the average palm oil farmer has 1.93 ha of land.Keywords: BEP Land Area, Palm Oil, Income.
PEMBUKUAN USAHA TANI PADI DI DESA LEUHAN KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT Bagio; Teuku Athaillah
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.606 KB) | DOI: 10.46306/jabb.v1i1.13

Abstract

Petani dalam usaha taninya tidak hanya berkepentingan dalam peningkatan produksinya, tetapi dapat meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya juga meningkatkan keuntungan bagi petani padi sawah. Tujuan dalam usaha tani yaitu bagaimana petani dapat memperbesar hasil dalam hal ini memperoleh keuntungan sehingga kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini petani selalu memperhitungkan untung ruginya walaupun tidak secara tertulis. Sebagian besar petani yang ada di Desa Leuhan belum mencatat secara rinci biaya-biaya apa saja yang telah dikeluarkan untuk usaha tani Padi, mulai dari pembersihan lahan, penanaman, pemeliharan, panen, dan pasca panen. Petani hanya mengetahui hasil penjualan akhir berupa gabah tanpa mencacat berapa biaya yang habis dikeluarkan selama berusaha tani. Sehingga belum diketahui pasti, pada akhir usaha tani padi sebenarnya petani mendapat keuntungan atau malah mengalami kerugian. Maka dari itu, perlu sekali yang namanya pembukuan usaha tani, sehingga petani dapat mengetahui seberapa besar perolehan pendapatan dari usaha tani padi tersebut. Sasaran peserta dari kegiatan pengabdian ini adalah kelompok petani usaha tani Padi dan masyarakat di Desa Leuhan, Kecamatan Johan pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pelatihan berupa pemaparan materi mengenai pembukuan usaha tani padi secara sederhana. Respon kelompok tani dalam pengabdian kepada masyarakat cukup baik dan kelompok tani antusias dalam menerima materi yang diberikan. Pembuatan pembukuan usaha tani padi telah disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat khususnya petani padi. Tingkat pengetahuan dan pemahaman pembukuan usaha tani diserap dengan baik oleh para petani padi.
Pembuatan POC Limbah Sayur untuk Produksi Padi di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Teuku Athaillah; Bagio Bagio; Yusrizal Yusrizal; Sri Handayani
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 4: November (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i4.103

Abstract

Abstrak: Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk cair yang dibuat dari berbagai bahan alami. Bahan alami tersebut bisa berasal dari sampah dedaunan ataupun dari limbah dan sisa makanan. Sampah dan limbah makanan tersebut difermentasikan secara anaerob (tanpa oksigen) dan tanpa bantuan matahari. Tujuan Kegiatan ini untuk memperkenalkan pembuatan POC Limbah sayur terhadap masyarakat Desa Lapang. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga dan mengajari masyarakat untuk membuat POC dari limbah sayur. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah bagaimana memanfaatan limbah sayuran menjadi produk yang bernilai ekonomis. Materinya antara lain tentang mengolah sampah menjadi pupuk organik cair. Materi diberikan dengan cara presentasi dengan menggunakan powerpoint. Masyarakat yang hadir pada saat berlangsungnya kegiatan pengabdian masyarakat berjumlah 20 orang. 70 persen yang hadir adalah wanita, sementara sisanya adalah pria. Pengabdian ini juga dihadiri oleh Penyuluh dari BPP Desa Johan Pahlawan. Cara pembuatan pupuk organik mampu disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat Desa Lapang. Dampak dari pengabdian ini yaitu setelah mengetahui cara pembuatan POC, masyarakat Desa Lapang bisa merealisasikannya dengan cara membuat POC, menggunakannya dan bisa juga memasarkan POC tersebut.Abstract: Liquid Organic Fertilizer (POC) is a liquid fertilizer made from various natural ingredients. This natural material can come from leaves or from waste and food scraps. waste and food scraps are fermented anaerobically (without oxygen) and without sunlight. The purpose of this service is to introduce the manufacture of vegetable waste POC to the people of Lapang Village. The benefits of this activity are to help the community in waste management and household waste and teach the community to make POC from vegetable waste. The material given in this activity is how to use vegetable waste into products of economic value. The materials include processing waste into liquid organic fertilizer. The material are given by means of presentation using a power point. There were 20 people who attended the community service activities. 70 percent attended were women, while the rest were men. This service was also attended by the Extension Officer from BPP Johan Pahlawan Village. How to make organic fertilizers can be well socialized to the people of Lapang Village. The impact of this service is that after knowing how to make POC, the people of Lapang Village can make it happen by making POC, use it and can also market the POC.
PENINGKATAN PRODUKSI BAHAN PANGAN SINGKONG DENGAN MEMANFAATKAN LAHAN GAMBUT DI GAMPONG KUALA BARO, KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA Yusya Abubakar; Ashabul Anhar; Ahmad Humam Hamid; Aswin Nasution; Rusdi Faizin; Yuliatul Muslimah; Akhmad Baihaqi; Zulkarnain Zulkarnain; T Saiful Bahri; Bagio Bagio; Iwandikasyah Putra
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2620

Abstract

Singkong (Ubi Kayu) merupakan salah satu makanan produk yang ada di Indonesia penghasil energi setelah padi. Tanaman singkong penting sebagai sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku industri makanan, kimia dan ternak banyaknya olahan makanan dan manfaat dari singkong sehingga menjadikan singkong menjadi makanan yang sangat disukai dikalangan masyarakat. Tanaman singkong tidak hanya dapat tumbuh di lahan mineral, naumun dpat tumguh juga di lahan gambut. Namun demikian lahan gambut yang dimanfaatkan sebagai lahan budidaya, harus dikelola dengan cara tertentu secara tepat dan benar, guna memanfaatkan lahan gambut untuk bercocok tanam singkong, serta mengedukasi petani bahwa singkong memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat menambah pendapatan petani. Metode yang digunakan adalah diskusi (penyuluhan) dengan perangkat gampung serta beberapa petani, kunjungan ke lapangan serta tanya jawab (konsultasi). Hasil penelitian, usaha untuk meningkatkan produksi singkong pada lahan gambut perlu adannya penerapan teknik budidaya yang baik seperti analisis tanah, pengaturan air, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta penanganan pasca panen yang baik, Sehingga akan didapat hasil yang optimal.
PEMANFAATAN PERKARANGAN DENGAN TANAMAN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) DALAM MEMENUHI KECUKUPAN GIZI DAN IMUNOMODULATOR TERHADAP PENCEGAHAN COVID 19 Rusdi Faizin; Yuliatul Muslimah; Chairuddin Chairuddin; Jasmi Jasmi; Putra Susila; Aboe B Saidi; Hasanuddin Husin; Bagio Bagio; Teuku Athaillah; Muhammad Afrillah
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2712

Abstract

Kelor memiliki banyak manfaat, hampir semua bagian tumbuhan kelor dapat dimanfaatkan manusia. Bagian tumbuhan kelor yang paling sering dimanfaatkan adalah daun. Pengabdian ini dilakukan untuk menyampaikan dan mensosialisakan manfaat kelor bagi pemenuhan gizi, obat tradisional dan sebagai antibodi serta desinfektan dalam mencegah covid 19. Selain itu kelor juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan yang enak. Pelaksanaan program pengabdian berbasis riset (PBR) melibatkan mahasiswa Universitas Teuku Umar sebagai proses pembelajaran dan mengaplikasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Metode tahapan pelaksanaan program PBR implementasi IPTEKS Pemanfaatan perkarangan dengan tanaman kelor dalam memenuhi kecukupan gizi dan Imunomodulator terhadap pencegahan Covid 19, yang dilaksanakan pada KWT Wanita Berusaha dan kelompok tani Makmu Beusare sebagai mitra program PBR yang terletak di desa Pasi Aceh Baroh, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat dilakukan secara sistematis. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan melakukan Survei dan wawancara dengan mitra terkait permasalahan yang dihadapi, kemudian pelatihan dan pendampingan pembibitan dan penanaman kelor, selanjutnya mengadakan sosialisasi dan pendampingan Mitra dalam pengolahan hasil tanaman kelor. Mitra menjadi “Model” bagi petani lainya dengan menerapkan IPTEKS setelah memberikan dampak positif bagi masyarakat Aceh. Kegiatan ini berjalan sukses dengan menghasilkan beberapa kegiatan sesuai dengan kesepakatan baik dari pihak pengusul penyuluh, KWT dan poktan makmu beusare. Hasil setelah mengikuti kegiatan program PBR, warga mengetahui manfaat, khasiat berbagai produk olahan kelor serta mampu membudidayakan dan mengolah hasil tanaman kelor. Selain itu, warga jadi berkeinginan untuk menjadikan kampong mereka menjadi kampong kelor sehingga mampu meningkatkan pendapatan warga dengan berbagi manfaat dan olahan kelor, juga menjadi kampong Destinasi Wisata Kelor.
Peningkatan Daya Saing Kopi Arabika Melalui Nilai Tambah Dan Kerjasama Stake Holder Di Aceh Suyanti Kasimin; Bagio Bagio; Ira Manyamsari
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 5, No 1 (2021): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jasc.v5i1.7940

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis peningkatan daya saing melalui peningkatan nilai tambah dan kerjasama antara stake holder dalam pengembangan agribisnis kopi arabika organic di Aceh. Jumlah sampel penelitian meliputi 68 stake holder meliputi Petani Kopi, Pedagang Perantara, Eksportir, Koperasi, Tokoh masyarakat, Aparat Dinas Perkebunan, Pakar dan Konsumen Kopi yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dengan memakai alat analisis daya saing Berlian Porter (1990) dan Nilai Tambah Hayami (1987) didapat bahwa dari 5 ukuran daya saing Berlian Porter ada 3 faktor yang dominan yaitu kualitas kopi yang diberikan pemasok, tingkat permintaan, dan strategi pesaing eksportir kopi di pasar internasional. Sedang 2 faktor lainnya kurang dominan yaitu factor regulasi pemerintah dan iklim bisnis. Dari 4 proses pengolahan kopi arabika setelah panen, maka nilai tambah yang paling tinggi dicapai pada nilai tambah pada produk akhir yaitu pada produk kopi special, dan yang paling murah adalah pada produk kopi gelondongan. Hal ini menyebabkan rendahnya motivasi petani dalam bekerjasama dengan stake holder lainnya untuk meningkatkan mutu produk kopinya. Kendala lain dalam melakukan kerjasama antar stake holder adalah kurangnya modal kerja petani dan pedagang pengumpul, serta kesulitan memenuhi standar ekspor kopi. Agar daya saing meningkat maka diperlukan peningkatan modal kerja dan share keuntungan bagi petani dan pedagang perantara.
Analysis Of Added Value Of Organic Certified Premium Arabica Coffee Beans And Organic Certified Premium Arabica Coffee Beans In Central Aceh Bagio Bagio; Emmia Tambarta Kembaren; Ira Manyamsari
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 4, No 2 (2021): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jasc.v4i2.6932

Abstract

Indonesia was known as the 4th largest coffee exporting country in the world after Brazil, Vietnam and Colombia. Brazil has the highest production of arabica coffee in 2008 to 2013. Aceh is one of the central production of Arabica Coffee in Indonesia. The data from BPS showed that there are six districts which are known as the central production of coffee Aceh. Aceh Tengah districts known as the main area of coffee production among the six districts. The area of coffee plantations, production and productivity in this districs showed an increasing trend in five years. This study aims to determine the differences in added value of gayo premium coffee beans with organic certified and gayo premium coffee beans without organic certified. This research was taken in Aceh Tengah District. The data in this research was collected used were in-depth interviews methods with some decision makers in trade office, agriculture service, plantation service, coffee expert staff and green been coffe agro-industry which had the largest export quota in Aceh Tengah District, KBQ Baburrayyan. To analyze the added value of the Gayo coffee commodity the Hayami Method analysis tool was used. This study shows that the added value of organic certified premium coffee beans is Rp. 34.419/Kg with 49,51% ratio which was higher than the added value ratio of premium coffee beans without organic certified as much Rp. 30.893 with 46,81% ratio.