Ambar Harsono
Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kesiapan Sertifikasi ISO 9001:2008 Pada Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Prasetia, Jembar; Rukmi, Hendang Setyo; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 1, No 3 (2013): Edisi Ketiga
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.103 KB)

Abstract

Untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan, perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk atau jasa. Upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan sistem manajemen yang prima dengan ISO 9001:2008 yang merupakan suatu persyaratan internasional untuk sistem manajemen suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aspek-aspek yang sudah memenuhi dan belum memenuhi klausul-klausul ISO 9001:2008. Checklist yang digunakan mengacu pada rancangan Sachbudi Abbas, yang ditujukan kepada pihak manajemen KBM JLPL. Berdasarkan hasil pengisian checklist pertanyaan dapat disimpulkan  sebanyak 208 pertanyaan (92,04%) perusahaan telah memenuhi persyaratan ISO 9001:2008, sebanyak 14 pertanyaan (6,19%) tidak sesuai dan empat pertanyaan (1,77%) belum memenuhi persyaratan ISO 9001:2008. Usulan perbaikan diberikan untuk klausul-klausul yang belum sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2008. Kata kunci: ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Mutu, Checklist Pertanyaan ABSTRACT To increase loyalty and customer satisfaction, the company needs to improve the quality of products or services. One way is to improve excellent management system by ISO 9001:2008, an international requirement for an enterprise management system. This study aims to look at the aspects that have to meet and do not meet the ISO 9001:2008 clauses. Checklist used is based on the design Sachbudi Abbas, addressed to the management KBM JLPL. Based on the results of the checklist questions can be conclude that  208 questions companies have to meet the requirements of ISO 9001:2008, as many as 14 questions is not appropriate and the four questions has not met the requirements of ISO 9001 : 2008. Proposed improvements are given for clauses that have not been in accordance with the requirements of ISO 9001:2008. Keywords: ISO 9001:2008, Quality Management Systems, Checklist Question 1. PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Kualitas produk atau jasa yang dihasilkan suatu perusahaan merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang daya saing suatu perusahaan. Perusahan yang bisa menciptakan produk atau jasa yang berkualitas akan mampu bertahan karena konsumen merasa puas dan loyal. Untuk menunjukkan kepada konsumen dan masyarakat bahwa perusahaan memperhatikan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, perusahaan berupaya untuk mendapatkan sertifikasi standar ISO 9001:2008.   Dalam Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM), terdapat salah satu layanan jasa yang akan ditingkatkan yaitu ecotourism. Kawasan ecotourism merupakan salah satu potensi yang cukup menarik untuk dikunjungi dan sebagai alternatif pemasukan bagi Perum Perhutani selain hasil hutan seperti kayu. Kesatuan Bisnis Mandiri Perum Perhutani yang menangani ecotourism dan produk lain adalah Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain. Ada sembilan kawasan wisata yang dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain Unit III Jawa Barat dan Banten, namun yang akan diprioritaskan sebagai model percontohan untuk penerapan Sistem Manajemen Perum Perhutani Terpadu (SMPHT) adalah kawasan wisata Kawah Putih, Cilember dan Patuha Resort. Sebagai model percontohan maka ketiga kawasan wisata yang dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain tersebut harus menerapkan ISO 9001:2008 dalam proses bisnisnya guna menghasilkan kinerja yang unggul, dan sebagai bukti bahwa kawasan wisata tersebut memiliki kualitas pelayanan yang baik.   1.2 Identifikasi Masalah Ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain Unit III Jawa Barat dan Banten agar kawasan wisata unggulan yang dikelolanya bisa mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan kawasan wisata unggulan dalam menghadapi sertifikasi ISO 9001:2008, Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain Unit III Jawa Barat dan Banten tersebut perlu melakukan audit internal. Penelitian ini mencoba untuk memberikan gambaran kepada Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain hal-hal apa saja yang sudah dilakukan dan hal-hal yang belum dilakukan terkait penerapan butir-butir ISO 9001:2008. Dengan mengetahui gambaran dari kesiapan penerapan  standar ISO tersebut maka Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain bisa melakukan rencana tindakan agar  kawasan wisata unggulan tersebut bisa mendapatkan standar ISO 9001:2008. 2. STUDI LITERATUR ISO (International Organization for Standardization) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Salah satunya yaitu ISO 9000 yang berisi kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu. Standar ISO 9000 terdiri atas lima dokumen, yaitu ISO 9000 sampai ISO 9004. Standar ISO 9001 sampai ISO 9003 diterapkan oleh perusahaan-perusahaan berdasarkan ruang lingkup kegiatan perusahaan tersebut. ISO 9004 merupakan dokumen yang memberikan panduan spesifik untuk specific industrial applications. ISO 9
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI CAFE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL) Putri, Rima Novyani; Harsono, Ambar; Arijanto, Sugih
REKA INTEGRA Vol 4, No 1 (2016): Edisi Ketigabelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.98 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang telah diberikan pada dua cabang Café X yang berada di Kota Bandung. Berdasarkan hasil analisa tingkat kepuasan tersebut diusulkan perbaikan kualitas pelayanan jasa berdasarkan yang diharapkan konsumen. Metode yang  digunakan untuk melakukan pengukuran kualitas pelayanan jasa adalah Service Quality (SERVQUAL) terhadap 5 Gap. Dengan menggunakan metode ini, dilakukan analisis terhadap Gap 1, Gap 2, Gap 3, dan Gap 5 yang berpengaruh terhadap kualitas jasa. Hasil keseluruhan Gap 5 untuk cabang 1 bernilai -0,631 dan cabang 2 bernilai -0,678. Beberapa perbaikan yang diusulkan untuk memperbaiki kualitas pelayanan antara lain adalah perbaikan standar pelayanan berdasarkan marketing research  terhadap expektasi pelanggan, peningkatan konsistensi pelayanan berdasarkan standar, dan peningkatan kebersihan sesuai standar. Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Service Quality, SERVQUAL   ABSTRACT This study was conducted to determine the level of customer satisfaction on the quality of service given by the two branches of Café X in Bandung. Based on the analysis of the satisfaction level,  improvement of service quality expected by the consumer was proposed. The method used to measure the quality of service is the Service Quality (SERVQUAL). This method  carried out  analysis of Gap 1, Gap 2, Gap 3, and Gap 5 that affect the quality of services. The overall result of Gap 5 for branch 1is  -0.631 and branch 2 is-0.678. Several improvements has been proposed, such as the improvement of service standards based on marketing research of customer expectation, improvement the consistency of service based on standards, and improvement of hygiene standards. Keywords: Customer Satisfaction , Service Quality , SERVQUAL
Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Bengkel dan Cuci Mobil dengan Menggunakan Metode Importance Performance Matrix (Studi Kasus Bengkel Mobil Otto Clean) Hidayat, Deri; Harsono, Ambar; Adianto, Hari
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.418 KB)

Abstract

Tingkat persaingan yang tinggi mengharuskan perusahaan memiliki kelebihan diantara pesaing. Pihak Otto Clean kurang memperhatikan kualitas pelayanan, hal ini bisa berdampak buruk terhadap perusahaan apabila pelanggan merasa tidak terpuaskan. Peningkatan kualitas pelayanan harus dilakukan agar dapat menghadapi persaingan yang semakin tinggi. Keinginan yang spesifik dari segmen yang berbeda harus diketahui, maka perusahaan perlu melakukan segmentasi untuk menentukan pangsa pasar yang akan dituju. Alat pengukuran tingkat kepuasan kualitas pelayanan menggunakan metode Importance Performance Matrix. Penyusunan kuesioner dengan dimensi Parasuraman mencakup bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Variabel pada kuadran 1 yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki yaitu ruang tunggu, toilet, tempat ganti oli, dan kelengkapan jenis jasa. Kata kunci : Kepuasan pelanggan, alat ukur, Importance Performance Matrix, dan peningkatan kualitas pelayanan.
USULAN PERBAIKAN PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE FAULT MODE AND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PT. SYGMA EXAMEDIA ARKANLEEMA Kartika, Windhi Y; Harsono, Ambar; Liansari, Gita Permata
REKA INTEGRA Vol 4, No 1 (2016): Edisi Ketigabelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.429 KB)

Abstract

Makalah ini membahas mengenai pengguanaan metode Fault Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mencari prioritas perbaikan produk cacat dan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mencari akar masalah sebagai dasar usulan perbaikan proses produksi pada perusahaan pencetak Al Qur’an PT. Sygma. Data diambil bulan Januari – September 2015. Cacat membayang merupakan cacat dengan persentase terbanyak yaitu 31%. Pada penelitian ini diambil 8 jenis cacat dari 15 jenis untuk diteliti. Perhitungan RPN pada metode FMEA menghasilkan nilai sebesar 288 untuk cacat isi membayang, isi kotor dan isi mengerut. Terdapat enam jenis cacat yang dicari akar masalahnya dengan menggunakan metode FTA.  Ada beberapa perbaikan yang diusulkan  antara lain penambahan 1-2 operator QC , pembersihan mesin secara rutin, pembuatan dokumen tertulis dan penambahan jumlah lampu di lantai produksi. Kata kunci: Kualitas, Manajemen kualitas, FMEA, RPN, FTA ABSTRACT This paper discusses the use of Fault Mode and Effect Analysis (FMEA) method  to seek priority in  repairing defective products and  Fault Tree Analysis (FTA) method  to find the root of the problem as a basis for the proposed improvement of production processes in PT  Sygma, a Qur'an printing company. Based on data from January - September 2015,  shadow print defect has the highest percentage of  31%. In this study, only 8 from 15 types of defect has been analyzed. The result of RPN calculation in FMEA method   was  288 for shadow print, dirty print and  shrinking paper defect . By using FTA method, the root of the problems of  six types of defect were sought. Several  improvements has been proposed such as  the addition of 1-2 QC operators, routine cleaning of the machine , developing  written document and increasing the number of lights in production area. Keywords : Quality , quality management , FMEA , RPN , FTA
Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Kawasan Wisata Kawah Putih Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten dengan menggunakan Metode Service Quality (SERVQUAL) TRIWIBOWO, SESAR; Rukmi, Hendang Setyo; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 2, No 1 (2014): Edisi Kelima
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.818 KB)

Abstract

Adanya komplain konsumen terhadap kawasan wisata Kawah Putih memaksa PERHUTANI untuk meningkatkan kualitas pelayanan kawasan wisata kawah putih. Atribut kualitas pelayanan yang berjumlah 37 butir diturunkan berdasarkan hasil penelitian Diaz-martin, Hung-chih yu, Narayan, Kahn, dan Yusof. Skala penilaian prioritas peningkatan didasarkan atas metode servqual dengan nilai gap 5 kurang dari -0,01 dan nilai gap penyebabya (gap 1, 2, 3, dan 4) kurang dari -0,01. Dari data kuesioner yang disebarkan ke pengunjung diketahui bahwa penyebab kesenjangan kebanyakan terkait dengan ketidakadaan standard dan kegagalan standar yang ada.   Kata kunci: Ekowisata, Kualitas, Servqual, Kuesioner, Analisis Gap, Peningkatan ABSTRACT The complaints of consumers against tourist areas Kawah Putih force PERHUTANI to improve the service quality of the tourist area of ​​white crater. Service quality attributes that totaled 37 points based on the results of the study revealed Diaz-martin, Hung-chih yu, Narayan, Kahn, and Yusof. Priority of improvement rating scale based on serqual method with gap 5 value less than -0,01 and cause of gap 5 (gap 1, 2, 3, and 4) value less than -0,01. From the questionnaire data which is distributed to visitors, shown that causes of the most of gap associated with the absence of standards and the failure of existing standards. Keywords: Ecotourism, Quality, SERVQUAL, Questionnaire, Gap Analysis, Improvement
USULAN LANGKAH STANDAR PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL QUALITY ENGINEERING (TQE) UNTUK MEMINIMASI JUMLAH CACAT PRODUK SOUVENIR KERAMIK DI STUDIO KERAMIK 181 (ELINA KERAMIK HANDCRAFT) Keintjem, Denny Alexander; Harsono, Ambar; Novirani, Dwi
REKA INTEGRA Vol 3, No 2 (2015): Edisi Kesepuluh
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.337 KB)

Abstract

Elina keramik handcraft merupakan Suatu perusahaan home industri yang bergerak dalam Bidang industri manufaktur produk berbahan dasar keramik atau kerajinan keramik. Salah satu produk yang diproduksi oleh perusahaan dan sangat banyak diminati oleh konsumen serta diproduksi hampir setiap hari ialah produk keramik souvenir yang memiliki pangsa pasar di dalam negeri namun juga di luar negeri. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan ialah standar untuk memperbaiki pengendalian kualitas pada produk souvenir keramik yang kurang baik dan belum cukup secara keseluruhan sehingga jumlah produk cacat yang dihasilkan saat produksi tergolong Banyak. Metode Total Quality Engineering (TQE) dititik beratkan pada 6 langkah untuk membuat dan mengevaluasi standar pengendalian kualitas produksi produk, yaitu: Perancangan Produk (Perencanaan), Klasifikasi Jenis Cacat (Klasifikasi), Proses Produksi (Proses), Aliran Bahan Baku Hingga Produk Jadi ( Produk), Dokumentasi atau Pendataan keseluruhan Produk (Dokumentasi) Dan Pemeriksaan serta Pengendalian Kualitas Produk (Quality Control). Kata kunci: Home Industry Keramik, Produk souvenir, dan Total Quality Engineering (TQE) ABSTRACT Elina ceramic handcraft home industry is a company engaged in the field of manufacturing products based ceramics or pottery. One of the products manufactured by the company and are very much in demand by consumers and are produced almost every day is a souvenir ceramic products which have a market share in the country but also in foreign countries. Problems being faced by the company is to improve the standard of quality control on products that are less good souvenir ceramics and not enough on the whole so that the number of defective products generated during the production of classified Lots. Methods Total Quality Engineering (TQE) put emphasis on the six steps to create and evaluate the production quality control standards of products, are: Product Design (Planning), Defect Classification (Classification), Production Process (Process), Flow Up Raw Materials Finished Product ( product), Data Collection Documentation or the whole product (Documentation) and Inspection and Quality Control Products (Quality Control). Keywords: Home Industry Ceramics, Ceramic Gift Product, and Total Quality Engineering (TQE)
Pengukuran Performansi di PT. XYZ Dengan Pendekatan MBCfPE pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis Herdiana, Irvan; Arijanto, Sugih; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malcolm Baldrige for Performance Exellence (MBCfPE) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pada suatu perusahaan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap kinerja di PT. XYZ berdasarkan Malcolm Baldrige khususnya pada kriteria 5 fokus tenaga kerja dan hasil bisnis. Proses pengumpulan data melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner. Pengumpulan data digunakan untuk membuat profil organisasi, dokumen aplikasi proses dan dokumen aplikasi hasil. Pengolahan data untuk dokumen aplikasi proses menggunakan metode penilaian ADLI (Approach, Deploy, Learning, Integration) dan untuk dokumen aplikasi hasil menggunakan metode penilaian LeTCI (Level, Trend, Comparisons, Intregration). Skor untuk kriteria fokus tenaga kerja yaitu lingkungan tenaga kerja, kerekatan tenaga kerja dan hasil fokus tenaga kerja. Skor untuk proses lingkungan tenaga kerja sebesar 10.8, skor untuk proses kerekatan tenaga kerja sebesar 12.15 dan skor hasil fokus tenaga kerja sebesar 21.6. Skor perusahaan secara keseluruhan Malcolm Baldrige sebesar 318.85. Kata kunci: Pengukuran Kinerja Perusahaan, Malcolm Baldrige
USULAN PERBAIKAN PENINGKATAN KUALITAS PROSES PENGISIAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA Fakhrudin, Fadly Dzil Faza; Harsono, Ambar; Novirani, Dwi
REKA INTEGRA Vol 3, No 2 (2015): Edisi Kesepuluh
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.749 KB)

Abstract

PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam aktivitas niaga produk-produk bukan bahan bakar minyak dan mengoperasikan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Banyaknya tabung-tabung gas elpiji 3 kg yang beredar luas di kalangan konsumen dalam kondisi yang kurang baik, seperti yang dikeluhkan oleh konsumen, misalnya kerusakan yang terdapat pada pegangan tabung (handguard), kerusakan pada bagian kaki tabung (footring), dan kebocoran yang terjadi pada tabung (valve, neckring), serta sirkum yang tidak rapih (undercut). Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan yang dapat meningkatkan kualitas tabung gas elpiji 3 kg yang beredar secara keseluruhan. Metode SIX SIGMA digunakan untuk membantu memecahkan permasalahan yang terjadi pada PT X. SIX SIGMA merupakan metode peningkatan kualitas yang sistematis melalui tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data serta implementasi yang dilakukan didapatkan penurunan nilai DPMO sebesar 17095,238 dan nilai sigma mengalami kenaikan sebesar 0,277 . Dengan meningkatnya nilai sigma dari 3,977 menjadi 4,254 dan berkurangnya jumlah cacat per sejuta kesempatan menandakan bahwa implementasi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil karena mampu meningkatkan performansi perusahaan. Kata kunci: Kualitas, Six Sigma, Peningkatan Performansi ABSTRACT PT X is one of the companies engaged in the commercial activity of the products instead of fuel oil and operates LPG Bulk Filling Station (SPBE). The number of gas cylinders of LPG 3 kg were circulated widely among consumers in adverse conditions, such as those complained about by consumers, such damage is found on the handle tube (handguard), damage to the tube feet (footring), and leaks that occur in tube (valve, neckring), as well as the circum untidy (undercut). Therefore, needs to be done for improving the quality of 3-kg LPG cylinder outstanding overall. SIX SIGMA method used to help solve the problems that occur in the PT X. SIX SIGMA is a systematic method of quality improvement through the stages Define, Measure, Analyze, Improve, and Control. Based on the results of data collection and processing and implementation conducted found impairment amounted 17095.238 DPMO and sigma value increased by 0.277. With increasing sigma value of 3.977 into 4.254 and a reduced number of defects per million opportunities indicates that the implementation is done can be said to be successful because it can improve the performance of the company. Keywords: Quality, Six Sigma, Improved Performance
USULAN PENINGKATAN KEPUASAN LAYANAN DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE MATRIX (IPM) (STUDI KASUS POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG) Utama, Mohammad Romy Nanda; Harsono, Ambar; Novirani, Dwi
REKA INTEGRA Vol 2, No 4 (2014): Edisi Kedelapan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.802 KB)

Abstract

Adanya keluhan-keluhan dari pasien tentang pelayanan rumah sakit yang kurang memuaskan mendorong RSUP Hasan Sadikin untuk melakukan peningkatan pelayanan. Metode yang digunakan untuk menentukan skala prioritas dari atribut yang akan ditingkatkan kualitasnya adalah Importance-Performance Matrix (IPM). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini diturunkan dari dimensi kualitas pelayanan yang digunakan pada penelitian Pai dan Chary mengenai Hospital Service Quality (HSQ). Variabel pada kuadran I yang akan menjadi prioritas utama untuk dtingkatkan kualitas pelayanannya adalah kebersihan ruangan, ketersediaan dokter, reputasi dari rumah sakit, ketersediaan pelayanan kesehatan gratis bagi yang kurang mampu, kecepatan klinik dalam menyediakan informasi yang berkaitan dengan pasien, dan waktu tunggu pada saat proses administrasi. Kata Kunci: Pelayanan, Importance-Performance Matrix, Hospital Service Quality ABSTRACT The complaints from patients about unsatisfactory hospital services encourage RSUP Hasan Sadikin to make service improvements. The method used to determine the priority of the attributes that will be improved is the Importance-Performance Matrix (IPM). The questionnaire used in this study is derived from the dimensions of service quality that is used in Pai and Chary research on Hospital Service Quality (HSQ). Variables in the first quadrant that will be top priorities for the quality service improvement are room cleanliness, availability of doctors, the reputation of the hospital, the availability of free health care for the underprivileged, the speed of the clinic to provide information related to the patient, and the waiting time at the administrative process. Keywords: Service, Importance-Performance Matrix, Hospital Service Quality
Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Fokus Tenaga Kerja di Perguruan Tinggi X RATUM, ATHINA SAKINA; Harsono, Ambar; Arijanto, Sugih
REKA INTEGRA Vol 2, No 2 (2014): Edisi Keenam
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.066 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja organisai secara menyeluruh dan mengidentifikasi kelemahan yang harus diperbaiki Perguruan Tinggi X melalui pendekatan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). Penelitian ini membahas mengenai salah satu kategori pada MBCfPE yaitu fokus tenaga kerja. Tahapan penilitian dimulai dengan mengumpulkan data melalui wawancara dan survey, dilanjutkan dengan membuat profil organisasi dan dokumen aplikasi. Kemudian Dokumen aplikasi proses direview dan dinilai. Pada penelitian ini didapatkan skor untuk kategori proses fokus tenaga kerja sebesar 29.25 poin dari 85 poin dan skor hasil fokus tenaga kerja sebesar 24 poin dari 80 poin. Nilai gabungan dari keseluruhan kategori MBCfPE Perguruan Tinggi X sebesar 356 poin dari nilai total ekselen 1000 poin. Dengan capaian nilai tersebut, Perguruan Tinggi X berada pada tingkatan kinerja “early result”. Kata kunci: Pengukuran Kinerja, MBCFPE, Fokus Tenaga Kerja Abstract This study aimed to measure the overall performance of organizations and to identify weaknesses that should be corrected by Institution X using Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). This study discusses about Workforce Focus process and result category on MBCfPE. The research begins by collecting data through interviews and surveys, followed by creating Organizational Profile and Overall Application. Then, Overall Application process was reviewed and scored. The result showed that the score for workforce focus process category is 29.25 points out of 85 points and workforce focus result category is 24 points out of 80 points. The overall score for Institution X is 356 points out of total score of excellence 1000 points. With this score, Institution X is at the level of performance “early result”. Keywords: Performance Measurement, MBCfPE, Workforce Focus