Ambar Harsono
Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

USULAN KUALITAS JASA PELAYANAN DREADLOCKS DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE MATRIX (STUDI KASUS DI PT X) Setiadi, Riyan; Harsono, Ambar; Novirani, Dwi
REKA INTEGRA Vol 3, No 1 (2015): Edisi Kesembilan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.008 KB)

Abstract

Pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu cara yang efektif dan mendasar dalam bisnis jasa suatu perusahaan, karena dapat membuat konsumen merasa puas. Tingkat kepentingan dan kepuasan terhadap jasa pelayanan di “PT X” diukur dengan variabel yang diturunkan dari 5 dimensi kualitas jasa Parasuraman. Hasil pemetaan posisi Importance Performance Matrix  dianalisis  untuk dilakukan penentuan solusi atau  usulan perbaikan terhadap variabel yang dirasa penting namun pelayanan yang diberikan dirasakan masih kurang memuaskan konsumen. Perhitungan NIK kepentingan dan kepuasan dipetakan dalam Importance Performance Matrix dan dari 20 variabel, 8 variabel berada pada kuadran 1 yang harus diperbaiki pelayanannya, yakni: ketersediaan tempat parkir yang memadai, kenyamanan ruang tunggu, kenyamanan ruang aktivitas perajutan dan repair. Kata Kunci: Pelayanan Jasa, Kepuasan Pelanggan, Importance Performance Matrix, Nilai Indeks Kinerja, Usulan Perbaikan Pelayanan. ABSTRACT Service quality is one of the effective and principled way in the service business of a company , because it can make consumers feel satisfied . The level of interest and satisfaction with services in " PT X " is measured by the variable derived from five dimensions of service quality Parasuraman . Results mapping Importance Performance Matrix positions were analyzed for determination of solutions or proposals made ​​improvements to the variables considered important but perceived service rendered still unsatisfactory consumer . NIK calculation of interest and satisfaction is mapped in Importance Performance Matrix and from 20 variables , 8 variables are in quadrant 1 to be improved services , namely : the availability of adequate parking , waiting room comfort , space comfort knitting and repair activities. Keywords: Services, Customer Satisfaction, Importance Performance Matrix, Value Performance Index , Proposed Service Improvement.
Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Pelanggan dan Kategori Hasil Item Fokus Pelanggan Di Perguruan Tinggi X Fikri, Dede Ahmad; Harsono, Ambar; Arijanto, Sugih
REKA INTEGRA Vol 1, No 4 (2013): Edisi Keempat
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.274 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pengukuran kinerja pada kategori Fokus Pelanggan dari 6 kategori lainnya pada Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellent (MBCfPE) di Perguruan Tinggi X, agar mengetahui level kinerja yang ada saat ini untuk mempertahankan daya saingnya bahkan meningkatkannya. Tahapan pengukuran yang dilakukan adalah membuat dokumen aplikasi, membuat review proses dengan ADLI dan membuat review hasil dengan LeTCI guna memperoleh strength dan OFI sebagai saran perbaikan dan membantu scoring untuk menentukan level kinerja organisasi. Kemudian membuat scoring untuk kedua review tersebut dan akhirnya didapatkan score untuk kategori proses sebesar 21.5 poin dari 85 poin dan score dari seluruh kategori adalah sebesar 350 poin dari 1000 poin, sehingga kinerja perguruan tinggi X berada pada level “early results”. Kata kunci: Pengukuran Kinerja, MBCfPE, Fokus Pelanggan Abstract The purpose of this paper is to conduct performance measurements on Customer Focus category of the other 6 categories on the Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) at College X, in order to know the performance level that exists today to retain its competitiveness even raise it. Measurement of the phase it does is make the application documents, making the review process with ADLI and makes review results with LeTCI in order to gain strength and OFI as suggestions of improvement and help to determine the scoring level organizational performance. Then make the scoring for both review and eventually obtained score to process category amounted to 21.5 points from 85 points and score from all categories amounted to 350 points from 1000 points, So that the performance of College x are at the level of early results Keyword: Performance Measurement, MBCfPE, Customer Focus
USULAN PERBAIKAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT PRODUK TAHU PADA PERUSAHAANPENGRAJIN TAHU BOGA RASA Fauziah, Aufi; Harsono, Ambar; Liansari, Gita Permata
REKA INTEGRA Vol 2, No 4 (2014): Edisi Kedelapan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.687 KB)

Abstract

Tahu merupakan salah satu makanan hasil olahan dari bahan  kacang kedelai.  Saat ini produk tahu yang dihasilkan dari tiap adonan memiliki tekstur yang berongga dan ukuran yang tidak seragam. Perlu dilakukan peninjauan terhadap  kinerja proses di perusahaan Pengrajin Tahu Boga Rasa. Perbaikan kualitas ini  dapat  diselesaikan dengan metode SIX  SIGMA melalui  tahap Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Nilai sigma level dan DPMO sebelum perbaikan sebesar 3,684σ dan 14557,31 . Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menerapkan proses produksi dengan baik, karena masih jauh dari  target 6σ. Setelah dilakukan implementasi perbaikan, didapatkan sigma level dan DPMO sebesar 4,003σ dan 890,476. Meningkatnya nilai sigma dan DPMO,dapat dikatakan bahwa  terjadi peningkatan performansi perusahaan. Kata kunci: Perbaikan Kualitas, SIX SIGMA, Jumlah Cacat, DMAIC   ABSTRACT Tofu is one of the foods that produced from soybeans. Nowadays, tofu product that produced from each dough has a hollow texture and variety size from each other. Repairment of this quality can be solved with SIX SIGMA Method through Define, Measure, Analyze, Improve, and Control steps. The sigma level and DPMO before value that we retrieved is 3,684σ and 14557,31. It shows that this company has not applied a good production process because it is still far from the target, which is 6σ. After implementation of improvement the sigma level and DPMO is become 4,003σ and 890,476s. The rise of the sigma value can be said that there is an improvement of performance in the company. Keywords: Quality Improvement, SIX SIGMA, Number of flaws, DMAIC
PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI PENGUKURAN, ANALISIS, DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI YAYASAN X Yuniarti, Dameria; Arijanto, Sugih; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 4, No 1 (2016): Edisi Ketigabelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.365 KB)

Abstract

Makalah ini bertujuan yaitu melakukan penilaian kinerja perusahaan menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE), dan dapat membuat dokumen aplikasi. Setelah dilakukan review proses berdasarkan ADLI (Approach, Deployment, Learning, Integration) dan review hasil berdasarkan LeTCI (Level, Trend, Comparison, Integration), proses selanjutnya yaitu mengidentifikasi most strength dan most OFI. Pada penelitian ini, maka Yayasan X mendapatkan 18 poin dari 45 poin untuk kedua item pada kategori 4: kategori proses pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan. Hasil dari keseluruhan kategori MBCfPE yang diperoleh Yayasan X yaitu 278 poin dari 1000 poin, hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja Yayasan X masih berada di Early Result.   Kata Kunci: Pengukuran kinerja, Malcolm Baldrige, MBCfPE   ABSTRACK This paper aims to assesess the company’s performance using Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) approach, and can create application documents. After the review process based ADLI (Approach, Deployment, Learning, Integration), and review result based LeTCI (Level, Trend, Comparison, Integration), the next process is identify most strength and most OFI. In this study, Foundation X gets 18 points from 45 points to second item in category 4: category of the measurement, analysis, and knowledge management. The results of the overall category MBCfPE obtained Foundation X is 278 points from 1000 points, the result show that the performance of Foundation X is still at the early result. Keywords: Performance measurement, Malcolm Baldrige, MBCfPE
USULAN PERBAIKAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT PRODUK UBIN TERASO PADA PT. UBIN ALPEN Harpensa, Adetia; Harsono, Ambar; Fitria, Lisye
REKA INTEGRA Vol 3, No 3 (2015): Edisi Kesebelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.508 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kerugian yang terjadi karena adanya produk cacat pada pembuatan ubin di PT. Ubin Teraso.  Metode Six Sigma dipakai untuk mencari solusi dan memperbaiki kualitas produk. Berdasarkan perhitungan terhadap data produk cacat, diketahui bahwa  cacat  retak dan cacat bagian tepi merupakan dua jenis cacat dengan  jumlah tertinggi. Berdasarkan analisa dengan menggunakan Process Decision Program Chart (PDPC)  untuk  mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya  dua jenis  cacat  tersebut , diusulkan 6 tindakan perbaikan, namun  oleh perusahaan hanya diijinkan untuk menerapkan 5 usulan yang diajukan. Hasil perhitungan  DPMO dan nilai sigma sebelum perbaikan adalah sebesar 37761,905 dan  3,280 setelah perbaikan DPMO turun menjadi 14791, 667 dan nilai sigma naik menjadi 3,680.   Kata kunci : Perbaikan kualitas, DPMO, six sigma, PDPC.   ABSTRACT This study aims to reduce the losses that occur due to  defective products in the manufacture of tiles in PT. Terrazzo tiles. Six Sigma method used to find solutions and improve the quality product. Based on the calculation of defective products data, it is known that cracks defects and edge defects are two types of defects with the highest number. Based on the analysis of the causes of defect using Process Decision Program Chart (PDPC) to determine the factors that caused of two types of defects, 6 corrective actions was proposed, but  the company only permitted to apply  five actions.  The result of calculation of DPMO and sigma value before repairs was  37761.905 and 3,280, while after improvement the DPMO dropped to 14 791, 667 and sigma value increased to 3,680. Keywords: Improved quality, DPMO, six sigma, PDPC.
RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN PADA KONDISI DEMAND PROBABILISTIK DENGAN KENDALA LUAS GUDANG (Studi Kasus di CV. Visa Insan Mandani) Romli, Reni Amarwati; Bakar, Abu; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.135 KB)

Abstract

Persediaan bahan baku yang memadai akan menjamin kelancaran proses produksi walaupun permintaan konsumen berfluktuatif sebaliknya, kekurangan persediaan bahan baku akan menghambat proses produksi dan dapat mengakibatkan konsemen memilih produk pesaing. CV. Visa Insan Madani adalah sebuah perusahaan garment yang memproduksi baju muslim. Sampai saat ini perusahaan memesan bahan baku kepada beberapa pemasok kain berdasarkan intuisi. Kadang-kadang jumlah bahan baku melebihi  kapasitas gudang, sehingga kelebihan bahan baku disimpan diarea produksi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan terhadap proses poroduksi, bahan baku rusak, dan kehilangan bahan baku. Model persedian yang diusulkan dalam permasalahan ini adalah Model Q dan Model P, dilihat dari segi ongkos Model P lebih baik dibanding Model Q namun dilihat dari segi pelaksanaannya Model Q lebih mudah dibandingkan Model P. Kata kunci: Persediaan bahan baku, Model Q, Model P
Faktor-faktor Kepuasan Kerja yang Berpengaruh Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Eselon V PT. Pindad (Persero) Kurnia, Duano Fajar; Rukmi, Hendang Setyo; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.046 KB)

Abstract

Sejak 5 tahun terakhir (2007-2012) terjadi penurunan komitmen karyawan Eselon V di Bagian Produksi terhadap PT. PINDAD yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah karyawan tersebut yang mengundurkan diri. Faktor penyebabnya adalah ketidakpuasan kerja. Menghadapi kondisi tersebut, pihak manajemen PT. Pindad (Persero) berkeinginan untuk meningkatkan peningkatan kepuasan kerja guna meningkatkan komitmen organisasi karyawan Eselon V di Bagian Produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor kepuasan kerja mana yang paling berpengaruh terhadap komitmen organisasi mengingat faktor-faktor kepuasan kerja cukup banyak. Dari hasil pengumpulan data di 5 Bagian Produksi dan pengolahan data dengan regresi linier diketahui bahwa faktor kepuasan yang paling berpengaruh adalah faktor promosi (X3)  dan kepuasan terhadap atasan (X4). Oleh karena itu pihak manajemen PT. Pindad perlu meningkatkan kepuasan karyawan melalui perbaikan kebijakan karir atau promosi dan gaya kepemimpinan atasan agar komitmen organisasi karyawan Eselon V di Bagian Produksi meningkat. Kata kunci: kepuasan kerja, komitmen organisasi, turnover karyawan.
Sistem Persediaan Komponen Multi Eselon Dengan Permintaan Berdasarkan Laju Kerusakan (Studi Kasus Di Perusahaan Tepung Ikan) Syilvia, Gina; Mustofa, Fifi Herni; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.602 KB)

Abstract

Permintaan dapat berupa permintaan terhadap komponen-komponen mesin. Permintaan ini terjadi apabila mesin mengalami kerusakan dan komponen mesin tersebut harus diganti (replaceable). Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian persediaan yang optimal untuk mengganti komponen yang rusak tersebut. Komponen-komponen mesin juga tidak hanya bersifat dependent tetapi independent seperti komponen kritis mesin giling yang ada dalam Anggono et.al (2005). Kekurangan persediaan akan menyebabkan back order, karena pada studi kasus perusahaan tepung ikan tersebut apabila terjadi kerusakan komponen mesin ditangani oleh divisi maintenance yang khusus menangani kerusakan mesin di perusahaan. Tetapi apabila kerusakan tersebut tidak bisa ditangani dan diganti oleh divisi maintenance, maka akan langsung diganti oleh depot (dealer) yang menjual mesin tersebut. Kata Kunci: Perawatan, Komponen Independent, Persediaan.
USULAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERDASARKAN KLAUSUL-KLAUSUL ISO 9001:2008 Nugraha, Andi; Harsono, Ambar; Fitria, Lisye
REKA INTEGRA Vol 3, No 3 (2015): Edisi Kesebelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.003 KB)

Abstract

memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 sejak tahun 2010. Sebagai persiapan untuk melakukan sertifikasi ulang, perlu dilakukan audit internal tentang kesesuaian kondisi saat ini dengan standar manajemen kualitas ISO 9001:2008. Berdasarkan check list terhadap  49 buah item dari Klausul 4, Klausul 5, Klausul 6 , Klausul 7 , dan Klausul 8, ditemukan 39 klausul dengan status evaluasi ya (berarti sudah diimplementasikan di dalam perusahaan, sudah disosialisasikan dan dokumen sudah sesuai dengan standar) dan 12 klausul dengan status evaluasi belum (sudah diimplementasikan di dalam perusahaan, sudah disosialisasikan tetapi dokumen belum sesuai/belum ada). Setelah dilakukan analisa terhadap penyebab ketidak sesuaian, diusulkan tindakan perbaikan untuk terhadap 12 klausul dengan status evaluasi belum.   Kata kunci : sistem manajemen mutu, sertifikasi ISO 9001:2008, audit internal ABSTRACT PT. X which is engaged in transport and forwarder has obtained ISO 9001: 2008 since 2010. In preparation for recertification, internal audit needs to be done to check the suitability of the current conditions with the quality management standard ISO 9001: 2008. Based on the check list of the 49 items of Clause 4, Clause 5, Clause 6, Clause 7 and Clause 8, it was found 39 clauses with the evaluation status yes (meaning already implemented in the company, has been socialized and  documents meet the standard) and 12 clauses with evaluation status not yet (already implemented in the company, has been socialized, but the document does not meet the standard/does not exist). After analyzing the causes of discrepancies, the remedial action for 12 clause with the evaluation  status  not yet was proposed. Key words : quality management system, clauses, certification, ISO 9001:2008
IMPLEMENTASI PERBAIKAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT PRODUK SAJADAH PADA PERUSAHAAN PT. PONDOK TEKSTIL KREASINDO Wardhana, Widi; Harsono, Ambar; Liansari, Gita Permata
REKA INTEGRA Vol 3, No 1 (2015): Edisi Kesembilan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.835 KB)

Abstract

Pada Saat ini produk sajadah di PT. Pondok Tekstil Kreasindo masih memiliki cacat, Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan terhadap kinerja proses di perusahaan. Perbaikan kualitas ini diselesaikan dengan metode SIX SIGMA melalui tahap DMAIC. Pada tahap Define diketahui bahwa cacat bolong memiliki persentase paling besar. Alat yang digunakan untuk mengetahui penyebab cacat bolong adalah Process Decision Program Chart (PDPC). Ada 4 usulan yang diberikan tetapi hanya 2 yang dapat diimplementasikan. 2 usulan yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi jumlah cacat bolong adalah dengan memisahkan gulungan benang dan menghitung kapasitas gulungan benang. Nilai sigma sebelum implementasi sebesar 2,983σ dan nilai sigma setelah dilakukan implementasi perbaikan 3,31σ. Kata kunci: Perbaikan Kualitas, SIX SIGMA, Jumlah Cacat, DMAIC   ABSTRACT Currently the products the sajadah in PT. Pondok Tekstil Kreasindo still have a disability, the company's must need review performance. Quality improvement is solved by the method of SIX SIGMA through stages DMAIC. In the Define phase is known that perforation defects has the greatest percentage. The tools used to determine the cause of the perforation defect are Process Decision Program Chart (PDPC). There are four proposals were given but only two can be implemented. Two proposals which can be implemented to reduce the number of defects is to separate the yarn and count yarn capacity. sigma value before implementation is 2,983σ and after implementation of improvement sigma level is 3,31σ Keywords: Quality Improvement, SIX SIGMA, Number of flaws, DMAIC