Ambar Harsono
Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI PERENCANAAN STRATEGIS SERTA KATEGORI HASIL KINERJA KEUANGAN DAN PASAR DI YAYASAN X Fitriani, Lulu Nur; Harsono, Ambar; Arijanto, Sugih
REKA INTEGRA Vol 3, No 3 (2015): Edisi Kesebelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.018 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu memberikan perbaikan berkaitan dengan performansi organisasi berdasarkan hasil penilaian melalui pendekatan MBCfPE (Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence) khususnya perencanaan strategis. Data penelitian diperoleh dari wawancara, survey dan pemeriksaan terhadap dokumen untuk pembuatan dokumen aplikasi. Setelah itu dilakukan review proses berdasarkan ADLI (Approach, Deployment, Learning, Integration) dan review hasil berdasarkan LeTCI (Level,Trend, Comparison, Integration). Skor untuk kategori proses perencanaan strategis 31,75 poin dari 85 poin dan skor hasil kinerja keuangan dan pasar 24 poin dari 80 poin. Maka didapatkan strength dan OFI Yayasan X. Skor keseluruhan Yayasan X 278 poin dari 1000 poin. Kata Kunci: Pengukuran Kinerja Keseluruhan, MBCfPE, Perencanaan Strategis   ABSTRACT The purpose of this research is to propose improvements for organizational performance through an approach based on assessment results of MBCfPE (Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence) specifically on the strategic planning. Data for this research was collected from interviews, surveys and inspection of documents for creating application document.  After it process review performed by using ADLI (Approach, Deployment, Learning, Integration) analysis and results review was done based on LeTCI (Level, Trend, Comparison, Integration). Scores for the category of the strategic planning process is 31.75 points out 85 points and financial results and the market is 24 points out 80 points. Then obtained strength and OFI by the institution X. The overall score for is institution X is 278 points out 1000 points. Keywords: Overall Performance Measurement, MBCfPE, Strategic Planning
USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY Sugiarto, Teddy Hidayat; Harsono, Ambar; Liansari, Gita Permata
REKA INTEGRA Vol 3, No 1 (2015): Edisi Kesembilan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.391 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas pelayanan pengurusan SPP Klaim Kantor TASPEN (Persero) Kantor Cabang Utama Bandung dengan menggunakan metoda service quality, dan memberikan usulan peningkatan kualitas pelayanan . Atribut kualitas jasa diturunkan dari lima dimensi kualitas jasa Parasuraman. Dari 17 atribut kualitas jasa, pada pengukuran Gap 5 ada 8 atribut yang bernilai negatif, dan  pengukuran Gap 1, terdapat 4 atribut yang bernilai negatif. Dari 4 atribut yang bernilai positif pada Gap 1, dilakukan pengukuran terhadap Gap 2 dan Gap 3. Pada pengukuran Gap 2, didapatkan 3 atribut yang bernilai negatif , sedangkan pada Gap 3 didapatkan 1 atribut bernilai negatif. Untuk Gap 4, pengukuran dilakukan hanya untuk atribut pelayanan yang dijanjikan oleh pihak manajemen, dan dari 3 atribut , semuanya bernilai negatif. Usulan perbaikan diberikan untuk masing-masing atribut yang memiliki nilai negatif paling besar pada setiap dimensi kualitasnya untuk pihak manajemen, spesifikasi kualitas jasa, penyampaian jasa dan janji pelayanan. Kata Kunci: Pengurusan Klaim, Kualitas Pelayanan Jasa   ABSTRACT This study aims to measure the quality of service management of SPP Klaim TASPEN Office ( Persero ) Bandung Main Branch Office  using the method of service quality , and propose an improved quality of sevice. Service quality attributes derived from Parasuraman’ five dimensions of service quality . The result of  Gap 5 measurement, there are 8 negative out of 17  attributes , and at the measurement of Gap 1 , there are four negative attributes .Then,  the four attributes that are positive in Gap 1  are measured to find  the Gap 2 and 3. In the measurement Gap 2 , 3 attributes  are negative, while  in the measurement of Gap 3 , 1 attribute is negative . For Gap 4 , measurements are made only for service attributes promised by the management , and of the 3 attributes , all attribute are negative . Proposed improvements are given for each of the attributes that have the greatest negative value in each dimension for the quality of management , specification of service quality , service delivery and service promises Keywords: Claims Management, Service Quality
USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK JAKET DI CV ASP Putra, Dinal Sukmajaya; Harsono, Ambar; Liansari, Gita Permata
REKA INTEGRA Vol 2, No 4 (2014): Edisi Kedelapan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.006 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kerugian yang terjadi karena adanya produk cacat pada pembuatan produk jacket di CV. ASP dengan menerapkan metode Six Sigma Berdasarkan perhitungan terhadap data produk cacat, diketahui bahwa jenis protektor  tidak terpasang dan protektor tidak sesuai posisi merupakan jenis cacat dengan  jumlah tertinggi. Process Decision Program Chart (PDPC) digunakan sebagai alat analisa untuk melakukan identifikasi penyebab cacat dan usulan perbaikan. Berdasarkan analisa, ada 10 tindakan perbaikan yang diusulkan, namun hanya 4 usulan yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu: inspeksi, penyediaan tempat jaket khusus dan bahan baku, serta pemberian tanda posisi protektor. Setelah dilakukan implementasi, diperoleh kenaikan nilai sigma  dari 3,384s menjadi 3,595σ. Kata Kunci: Perbaikan Kualitas, Six Sigma, PDPC   ABSTRACT This study aims to reduce the losses that occur due to a defective product in the manufacture of jacket production in CV. ASP with implementing Six Sigma method. Based on the calculation of the defective product data, the highest number of defects are the protector is not installed properly, and the protector positioned corretly. Process Decision Program Chart (PDPC) is used as an analytical tool for identifying the defective product and propose improvements. Based on the analysis, there are 10 proposed corrective actions, but only 4 proposals that can be applied to the company, namely: inspection , the provision of a special jacket and raw materials , as well as marking the position of protector. After implementation, there is increase in sigma value from 3.384σ to 3,595σ. Keywords: Quality Improvement, Six Sigma, PDPC
Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle) Ghiffari, Ibrahim; Harsono, Ambar; Bakar, Abu
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.287 KB)

Abstract

CV. Miracle merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konveksi. Perusahaan ini mempunyai dua buah stasiun kerja yaitu stasiun kerja sablon dan stasiun kerja jahit. Stasiun kerja sablon merupakan stasiun kerja kritis, karena menghasilkan cacat paling banyak. Jumlah cacat paling banyak terdiri dari cacat warna leber dan cacat terkelupas. Sebelum perbaikan diperoleh nilai sigma sebesar 1,3 sigma dan nilai DPMO 595.370. Biaya yang harus dikeluarkan untuk cacat dari stasiun kerja ini sebesar Rp. 417.920. Berdasarkan cause-effect diagram di peroleh keterangan bahwa metode sablon dan manusia sebagai operator merupakan aspek yang harus di perbaiki. Berdasarkan Failure Mode Effect Analysis diperoleh bahwa cacat sablon bersumber dari metode penjemuran yang tidak sempurna dan penggunaan tinner yang tidak tepat. Perbaikan cacat penjemuran dilakukan dengan perancangan eksperimen. Perbaikan proses sablon dilakukan dengan merancang standar operational procedure. Proses perbaikan menghasilkan nilai sigma yang meningkat sebesar 2,05 dan DPMO menurun sebesar 290.741. Cost of Poor Quality akibat cacat pada stasiun kerja ini menurun sebesar Rp. 205.042,-. Kata Kunci: Six Sigma, Sigma level, DPMO, Cost of Poor Quality, Standard Operational Procedure
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERUDUNG INSTAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS DI CV X) Shabrina, Nurul; Harsono, Ambar; Leksananto, Kusmaningrum
REKA INTEGRA Vol 2, No 3 (2014): Edisi Ketujuh
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.369 KB)

Abstract

CV X adalah perusahaan yang memproduksi aneka kerudung sebagai produk utama. Salah satu jenis kerudung adalah kerudung instan, yang saat ini, jumlah produk cacatnya cukup tinggi. Untuk meningkatkan kualitas produk, dalam penelitian ini, digunakan metode Six Sigma dan The Seven Management and Planning Tools. Berdasarkan data cacat sebelum perbaikan, diperoleh DPMO sebesar 5470,544, nilai sigma sebesar 4,044575, dan kerugian finansial sebesar Rp186.187.500 (11,09%). Interrelationship digraph dan diagram pohon menghasilkan enam usulan untuk CV X. Dua usulan yang diterapkan adalah menyediakan area khusus penyimpanan kain retur dan membuat revisi layout gudang kain. Berdasarkan data cacat setelah perbaikan, diperoleh DPMO sebesar 1997,175, nilai sigma sebesar 4,378608, dan kerugian finansial sebesar Rp267.951.000 (7,25%). Kata kunci: kualitas, produk cacat, Six Sigma, The Seven Management and Planning Tools   ABSTRACT CV X is a company that produces a variety of veil as the main product. One of veil variant is an instant veil, that currently, its defective is high enough. To improve the product quality, in this study, the Six Sigma method and The Seven Management and Planning Tools are used. Based on the defective data before improvement, resulted DPMO amounted 5470,544, sigma value amounted 4,044575, and financial loss amounted Rp186.187.500 (11,09%). Interrelationship digraph and tree diagrams earned six solutions for CV X. Two solutions that implemented are providing a special area of the storage fabric returns and make revisions fabric warehouse layout. Based on the defective data after improvement, resulted DPMO amounted 1997,175, sigma value amounted 4,378608, and financial loss amounted Rp267.951.000 (7,25%). Keywords: quality, defective product, Six Sigma, The Seven Management and Planning Tools
Usulan Perbaikan Kualitas Menggunakan Metode Six Sigma dengan Mengurangi Jumlah Cacat Produk Sandal Pinewood Eiger S100 Velocity Pada CV. Cat Style KHAIRANI, ASMARA; Harsono, Ambar; LIANSARI, GITA PERMATA
REKA INTEGRA Vol 2, No 2 (2014): Edisi Keenam
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.955 KB)

Abstract

Pada saat ini, perkembangan industri semakin pesat dan mengakibatkan terjadinya pasar bebas, sehingga perusahaan saling bersaing untuk mencari keuntungan dan konsumen. CV. Cat Style adalah perusahaan produsen sandal yang melakukan sub kontrak dengan PT. Eigerindo. Penyebab ketidakpuasan konsumen adalah banyaknya jumlah cacat dengan jenis missing label pada produk sandal S100 Velocity. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan terhadap kinerja proses pada CV.Cat Style. Perbaikan kualitas dapat diselesaikan dengan metode Six Sigma melalui tahap Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh sigma level sebesar 2,889σ. Setelah dilakukan implementasi perbaikan, didapatkan sigma level 3,705σ. Dengan meningkatnya nilai sigma, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan performansi perusahaan. Kata kunci: Perbaikan Kualitas, Six Sigma, Jumlah Cacat, Manufaktur, DMAIC   ABSTRACT Nowadays, industry development is growing so fast and resulting free market, certainly lead to companies competition to get high profits and the right consumer markets. CV.Cat Style produces sandals and has a sub contract relationship with PT.Eigerindo. Dissatisfaction on costumers is because of missing label defect on sandal S100 Velocity. Therefore, it is necessary to review the performance process in CV.Cat Style. The quality improvement could be solved by the method of Six Sigma through Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Based on data, the result of sigma level is 2,889σ. After the implementation of improvements in some processes, obtained sigma level of 3.705σ. it means a performance increasing of the company. Keywords: Quality Improvement, Six Sigma, Amount Of Defect, Manufacture, DMAIC
Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Sanjaya, Ryan Ramadhan; Harsono, Ambar; Arijanto, Sugih
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persaingan berkembang makin ketat, maka dibutuhkan suatu pengukuran kinerja pada setiap perusahaan agar perusahaan dapat mengetahui dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja yaitu Malcolm Baldrige Criteria for Performace Excellence (MBCfPE). MBCfPE terdiri dari Tujuh kriteria/ kategori yang menjadi dasar penilaian kinerja perusahaan. Penelitian ini berfokus hanya pada criteria 4 (pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan). Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.  Hasil analisis data menghasilkan skor untuk kriteria 4.1 (pengukuran, analisis, dan perbaikan kinerja) sebesar 10,35 dan untuk kriteria 4.2 (pengelolaan informasi, teknologi informasi, dan pengetahuan) sebesar 17,1. Hasil ini digabungkan dengan hasil beberapa peneliti lain untuk memperoleh skor total. Kata kunci: Pengukuran Kinerja Perusahaan, Malcolm Baldrige, MBNQA, ADLI
PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA KERJA DAN KATEGORI HASIL FOKUS TENAGA KERJA DI HOTEL X Putra, Nurhayati Rahman; Arijanto, Sugih; Harsono, Ambar
REKA INTEGRA Vol 3, No 3 (2015): Edisi Kesebelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.167 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan dokumen aplikasi proses dan hasil dari ketegori fokus tenaga kerja serta memberikan usulan untuk mempertahankan kekuatan (Strength) dan memperbaiki Opportunities for Improvement – OFI menggunakan metode Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). Penelitian ini membahas mengenai salah satu kategori MBCfPE yaitu fokus tenaga kerja. Tahapan ini menyusun dokumen aplikasi yang dikerjakan bersama tim. Kemudian dokumen aplikasi akan di ada review (Approach, Deployed, Learning and Inovasi) ADLI untuk skor proses, review (Level, Trend, Comparation and Integration) LeTCI untuk skor hasil dan dinilai keseluruhan kategori. Penelitian ini didapatkan skor untuk kategori fokus tenaga kerja proses sebesar 60% dari total 85 poin dan 40% dari 80 point dan hasil mendapatkan skor 35% dari 85 poin. Nilai keseluruhan MBCfPE Hotel Horison sebesar 445.75 poin dari total nilai ekselen 1000 poin. Dengan pencapaian nilai tersebut, Hotel X berada pada tingkatan kinerja “Early Improvement” dengan Global Image “Average” Kata kunci: Pengukuran Kinerja, MBCfPE, Fokus Tenaga Kerja ABSTRACT In this study we want to produce a document application process and result of categories workforce focus and provide proposals to maintain strength anda corecly Opportunities for Improvement – OFI using Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) approximation method. This study will discuss about Workforce Focus which is one of MBCfPE method. This study was conducted by interviews and documents searching, then arrange the organization profile and application documents by our team. The application documents then will reviewed using ADLI for score processing, and LetCI for score results in all category. In the end of study we got score 60% of 85 point and 40% of 80% for Workforce Focus score processing and 35% of 85 point for score result. The total MBCfPE score for X Hotel is 445.75 point of 1000 point total excellent value. With this result, Horison Hotel is on “Early Improvement” employment level with “Average” Global Image. Keywords: Performance Measurements, MBCfPE, Workforce Focus
Usulan Kebijakan Perawatan Lokomotif Jenis CC201 Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance Di PT. Kereta Api Indonesia DIPO Bandung Sarah, Andina Nur; Harsono, Ambar; Mustofa, Fifi Herni
REKA INTEGRA Vol 2, No 2 (2014): Edisi Keenam
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.382 KB)

Abstract

Lokomotif dapat berjalan dengan baik jika keempat sistemnya, yaitu sistem angin, sistem dieseil, sistem elektrik, dan sistem mekanik berfungsi dengan baik pula. Penelitian ini melakukan analisis terhadap kegiatan perawatan lokomotif khususnya sistem elektrik karena frekuensi breakdownnya paling tinggi. Penelitian ini menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan cara memilih sistem terlebih dahulu, kemudian mendefinisikan dan mendeskripsikan sistem. Selanjutnya menentukan kegagalan fungsional, menganalisis sistem menggunakan FMEA, LTA, dan Task Selection sehingga didapatkan kebijakan perawatan yang dikelompokan menjadi 4 kategori task, yaitu Time Directed, Condition Directed, Failure Finding, dan Run To Failure. Kata kunci: Reliability Centered Maintenance, Lokomotif ABSTRACT Locomotive can run well if the four systems, namely wind system, diesel system, electrical system, and mechanical system function well. This study conducted an analyze locomotive maintenance activities, especially electrical system because it has the most hight frequency breakdown. This study uses Reliability Centered Maintenance (RCM) to selecting the system, and then define and describe the system. Further it, define the functional failure, analyze the system using FMEA, LTA, and Task Slection to obtain maintenance policy. There were grouped into 4 categories of tasks, namely Time Directed, Condition Directed, Failure Finding, and Run To Failure. Keywords: Reliability Centered Maintenance, Locomotive
Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Jasa pada Bengkel “X” Berdasarkan Hasil Matrix Importance-Performance Analysis Nugraha, Rizal; Harsono, Ambar; Adianto, Hari
REKA INTEGRA Vol 1, No 3 (2013): Edisi Ketiga
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.391 KB)

Abstract

Dalam usaha melayani kebutuhan pelanggan, Bengkel Resmi HONDA AHASS PD. Sumber Motor Karawang selalu ingin meningkatkan kualitasnya. Dengan banyaknya kompetitor yang bergerak dibidang yang sama membuat Bengkel AHASS PD. Sumber Motor Harus dapat mempertahankan pelanggan, serta mengurangi keluhan dari pelanggan mengenai pelayanan Bengkel AHASS PD. Sumber Motor. Dalam penelitian ini perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI), dan Importance Performance Analysis (IPA) dilakukan secara keseluruhan dan usulan perbaikan dilakukan hanya berdasarkan segmentasi yaitu pada pelanggan dengan jumlah pemakaian jasa bengkel ≥ 7 kali dan pendapatan 2 sampai 3 juta. Hasil yang didapat dari perhitungan Customer Satisfaction Index adalah 90,979%, dan atribut yang menjadi usulan perbaikan adalah atribut yang berada pada kuadran pertama matrix Importance Performance Analysis, yaitu ketersediaan ruang tunggu, ruang resepsionis yang nyaman, ketersediaan kipas angin, tersedia sarana hiburan, tersedia seragam formal untuk mekanik, kerapian pegawai, dan kesopanan resepsionis. Kata kunci: Kepuasan Pelanggan, Customer Satisfaction Index, Importance Pefrormance Analysis   ABSTRACT In an effort to serve the needs of customer, HONDA AHASS PD. Sumber Motor Authorized Repair Karawang always want to improve its quality. With so many  competitors in the same field HONDA AHASS PD. Sumber Motor Authorized Repair should be able to retain customers, and reduce complaints from customers about the service in HONDA AHASS PD. Sumber Motor Authorized Repair. In this research Customer Satisfaction Index (CSI), and Importance Performance Analysis (IPA) calulations performed in it’s entirety and the proposed repairs done only based on segmentation the customers with a number of service usage ≥ 7 and revenue of 2 to 3 million. The results obtained from the calculation of the Customer Satisfaction Index is 90,979%, and attributes that are being proposed improvements is an attribute that is in the first quadrant matrix of Importance Performance Analysis, are is availability of a waiting room, a cozy reception room, availability of a fan, availability of entertainment, a formal uniforms for mechanics, neatness in employee performance, and the politeness of receptionist. Key word: Consumer Satisfaction, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis