Tri Supadmi
Unknown Affiliation

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

The Existence of the Saleum Movement in Aceh Traditional Dance Tri Supadmi; Lindawati Lindawati; Ismawan Ismawan; Helmunira Mahdi
Proceedings of AICS - Social Sciences Vol 11 (2021): the 11th AIC on Social Sciences, Syiah Kuala University
Publisher : Proceedings of AICS - Social Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are several types of traditional dances in Aceh, including the Pho dance, Seudati dance, Rapa'i Geleng dance, Laweut dance and Likok Pulo dance. Each dance has a different saleum movement position. Based on the various kinds of dance, the researcher conducted a research on how the existence of saleum movement in Acehnese dances is. The purpose of this study is to describe how the existence of the saleum movement in Acehnese dances is. The type of research used is descriptive, the resource persons in this study are Imam Juaini, an artist and Chairperson of Saleum Community, Cut Mala Hayati, the Chairman of the Studio Putroe Jeumpa Keubiru and Acehnese traditional dancers. The techniques of data collections were interview, observation and documentation. The results showed that the Saleum movement in the traditional dance Pho was at the beginning of the dance. Saleum movement in the form of both hands raised in a half-chested prayer position. Saleum movement in the traditional dance Seudati is after the configuration of the opening act line. Saleum movement in the traditional dance Rapa'i Geleng is done after Seulaweut, the players enter the stage by walking while chanting prayers. The floor design forms one shaf (row), sitting in a row facing the front. Saleum in the traditional dance Likok Pulo is at the beginning of the dance opening by sitting neatly in a row of one row facing the front.Keywords: Acehnese Dances, Saleum Movement, Existence.
Kupiah Riman Ornament Motif as a Cultural Representation of the Acehnese Community Ismawan Ismawan; Tri Supadmi; Tengku Hartati; Lindawati Lindawati
Proceedings of AICS - Social Sciences Vol 11 (2021): the 11th AIC on Social Sciences, Syiah Kuala University
Publisher : Proceedings of AICS - Social Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research entitled "Kupiah Riman Ornament Motifs as a Cultural Representation of the Acehnese Community '' aims to determine the Acehnese decorative motifs on Kupiah Riman as a cultural representation of the Acehnese people. Kupiah Riman is one type of handicrafts in the province of Aceh which serves to cover the head. Kupiah Riman is made from palm fiber. The manufacture is done manually with weaving and embroidery techniques, but this research focused on decorative motifs that are consistently applied to the kupiah. The approach in this research was qualitative with a descriptive type of research. The research data collection was done by means of observation, interview, and documentation. The data analysis was carried out by means of data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The sources of data in this study were Kurniadi, the owner of Kupiah riman production as well as craftsmen, Badriyah, Nurhammah, Yunidar, Aisyah, and Nurhayati as Kupiah riman craftsmen, and the object of this research was the composition of motifs on Kupiah Riman. The results showed that the motifs applied consistently to Kupiah riman included the rainbow lines (Gareh peulangi), bamboo shoots (Pucok reubong), rectangular flowers (Bungong petak), Aceh Door (Pinto Aceh), headland flower (Bungong keupula), Cloud flower (Bungong Awan). These motifs are a description of natural and man-made phenomena that are used in people's lives to meet basic (primary) or additional (secondary) needs. This natural phenomenon is always present and is considered to have a role in the cultural life of the Acehnese people. These phenomena are abstracted into decorative forms using stylization and deformation techniques and even distortion and applied to Kupiah Riman. Therefore, it is clear that the motifs applied to the handicraft products of “Kupiah Riman'' represent the culture of the Acehnese people.Keywords: Crafts, culture, society, Kupiah Riman.
STRATEGI PEMBINAAN GITA SWARA TAMIANG DI KABUPATEN ACEH TAMIANG Shara Miranty; Tri Supadmi; Samsuri Samsuri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 4, No 2 (2019): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Strategi Pembinaan Gita Swara Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang”, dengan rumusan masalah bagaimanakah strategi pembinaan yang diterapkan pada komunitas paduan suara Gita Swara Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mendeskripsikan strategi pembinaan yang diterapkan pada komunitas paduan suara Gita Swara Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini dilakukan di komunitas Gita Swara Tamiang, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian bersumber dari 30 peserta paduan suara dan seorang pembinanya. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui adanya strategi pembinaan yang dilakukan oleh pembina pada kegiatan paduan suara Gita Swara Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang. Strategi itu dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk membina peserta didik dalam upaya pembinaan paduan suara dan prestasi yang diperoleh oleh komunitas paduan suara tersebut. Strategi pembinaan Gita Swara Tamiang di Kabupaten Aceh Tamiang secara umum terlihat pada tahun 2013 yang meliputi beberapa proses, seperti (1) perekrutan paduan suara, (2) strategi pembinaan paduan suara, (3) waktu dan tempat pelaksanaan pembinaan paduan suara, dan (4) strategi dalam mengatasi beberapa kendala yang sering terjadi. Sudah banyak perolehan prestasi yang diraih oleh paduan suara Gita Swara Tamiang baik nasional maupun internasional.Kata Kunci: strategi, pembinaan, paduan suara
BENTUK PENYAJIAN TARI PHO DI GAMPONG SIMPANG PEUT NAGAN RAYA Reizna Putri; Tri Supadmi; Ramdiana Ramdiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 1, No 2 (2016): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.009 KB)

Abstract

ABSTRAK              Penelitian ini berjudul “Bentuk Penyajian Tari Pho di Gampong Simpang Peut Nagan Raya” mengangkat masalah bagaimana bentuk penyajian tari tradisional Pho yang ada di Gampong Simpang Peut Nagan Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari Pho Di Gampong Simpang Peut Nagan Raya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah pelatih dan penari di Gampong Simpang Peut. Pengumpulan data digunakan dengan teknik observasi, wawancara serta dokumentasi, dan teknik analisis data dengan mereduksi, display, serta verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyajian  tari Pho yang ada di Gampong Simpang Peut Nagan Raya diantaranya meliputi gerak, pola lantai, tata rias, tata busana, pentas dan syair, yang diangkat dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Tari Pho ditarikan oleh 8-12 penari wanita. Tari Pho di gampong simpang peut memiliki 11 gerakan, dari masuk hingga gerakan salam penutupan. Pola lantai tari pho yaitu bersaf atau sejajar, lingkaran dan berbaris. Busana yang digunakan pada tari Pho adalah pakaian adat Aceh dan tata rias yang digunakan adalah rias cantik. Pengiring tari Pho adalah berupa syair yang dibawakan oleh syahi, yang bertempo lambat dan sedang. Secara keseluruhan gerak tari Pho menggambarkan kesedihan dan kebahagian, dan kekompakan, dan syairnya menceritakan tentang pemujaan kepada poe theu Allah dan pujian kepada kerajaan yang sudah almarhom, dan juga tentang kehidupan masyarakat sehari-hari. Kata kunci: Bentuk penyajian, Tari Pho
BENTUK SENI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT DI SANGGAR LESTARI BUDAYA KABUPATEN BENER MERIAH Lilik Safriana Aulia; Ari Palawi; Tri Supadmi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 4, No 2 (2019): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul “Bentuk Seni Pertunjukan Wayang Kulit di Sanggar Lestari Budaya Kabupaten Bener Meriah” ini mengangkat masalah bagaimana bentuk pertunjukan wayang kulit. Disanggar Setia Budaya Kabuten Bener Meriah pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif , dan jenes penelitiannya diskriptif, lokasi penelitian ini Disanggar Setia Budaya Kabuten Bener Meriah, dan penelitian ini yang menjadi informan yaitu Tupardi sebagai ketua sanggar Setia Budaya, Ujang sebagai wiyogo (pemusik) dalam pertunjukan wayang kulit , Sukinem selaku sindhen. Teknik penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian seni pertunjukan wayang kulit di sanggar lestari budaya, disajikan dalam beberapa acara adat seperti acara pernikahan, acara sunat rasul, memperingati hari-hari besar yaitu malam satu suro, malam syawal dan hari ulang tahun desa. Bentuk penyajian seni wayang kulit memilih unsur pendukung: pemusik, alat musik, kostum dan rias, lagu yang digunakan dalam seni pertunjukan wayang kulit yaitu: gendang, gong, kempul, Bonang, ktuk knong, saron penembung, saron barung, saron penerus, saron panacah, gambang kayu, pking, gender, slenthem,  busana yang digunakan oleh wiyogo (pemusik). Busana yang digunakan oleh dalang terdiri dari Blangkon, Baju jas berwarna hitam, kain sarung yang sudah dibuat menjadi rok agar mudah digunakan, kain panjang yang diikat di pinggang setelah memakai sarung, sedangkan busana yang digunakan oleh para pemusik adalah baju persatuan sanggar Lestari Budaya, dan blangkon. Sedangkan sindhen menggunakan pakaian biasa tanpa menggunakan kebaya, tatarias yang digunakan sangat sederhana. Musik yang digunakan adalah musik karawitan.Kata kunci: bentuk, seni pertunjukan, Wayang Kulit
KAJIAN KOREOGRAFI TARI TRADISI BLANG KARYA M. RIZA Ismiyatul Zannah; Tri Supadmi; Ramdiana Ramdiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 2 (2018): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.93 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul Kajian Koreografi Tari Tradisi Blang Karya M.Riza. Adapun yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana koreografi Tari Tradisi Blang karya M.Riza. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang proses kreatif, dan mengetahui koreografi yang meliputi aspek bentuk, teknik dan isi serta tenaga, ruang dan waktu yang digunakan serta ciri khas atau gaya Tarian Tradisi Blang. Sumber data dan Lokasi dalam penelitian ini adalah Koreografer sanggar seni Geunaseh Banda Aceh dan lokasi peneltian terletak di sanggar seni Geunaseh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan mereduksi, display dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Tradisi Blang diciptakan pada tahun 2013 oleh Muhammad Riza yang diTarikan oleh 4 penari laki-laki dan 9 penari wanita yang dilengkapi dengan properti caping tani, pade bijeh, tampah, Dalong dan layang-layang. Tarian ini memiliki tujuh belas gerakan dan memiliki 36 pola lantai. Tari Tradisi Blang diiringi dengan alat musik tradisional Seperti Seurune Kale, Seruling, Rapa’i, Geundrang, Peluit Bambu dan Kerincing. Kajian koreografi Tari Tradisi Blang terdiri dari observasi, eksplorasi, improvisasi dan evaluasi. Tari tradisi Blang termasuk kedalam Tari pertunjukkan yang berfungsi sebagai hiburan semata.Kata Kunci: kajian, koreografi, Tari Tradisi Blang.
ORNAMEN BATEE RANUB DI MUSEUM ACEH Tri Supadmi; Lindawati Lindawati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.681 KB)

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini berjudul “Ornamen Batee Ranub di Museum Aceh”. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ornamen hias yang terdapat pada Batee Ranub di Museum Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ornamen hias yang ada pada Batee Ranub Aceh. Pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di Museum Negeri Aceh, sumber data penelitian adalah kepala seksi koleksi, kolektor benda seni dan bersejarah, tokoh masyarakat dan para peneliti di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi non-partisipan, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi, menyajikan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap Batee Ranub memiliki ornamen hias yang berbeda-beda. Terdapat tiga jenis Batee Ranub Aceh yaitu cerana, puan dan karaih. Motif yang terdapat pada Batee Ranub Cerana adalah  Bungong kalimah, Sisik naga, Awan si tangke, Bungong meulu, Taloe ie, Suluran, Pucuk rebung, Puta taloe, Geometris dan Sisek meuria. Motif yang terdapat pada Batee Ranub puan adalah Emun, berangkat, Puta taloe, Taloe ie, Awan si tangke, Pucuk reubong, Bunga dan Geometris. Sedangkan Batee Ranub Karaih motif-motifnya adalah motif Bungong meulu, Puta taloe, Suluran,Oun muroung, bunga, Taloe ie, Bungong kupula, Pucuk reubong, Awan si tangke, Puta taloe dan Geometris.Kata Kunci: ornamen hias, Batee Ranub, museum Aceh
ANALISIS UNSUR GERAK TARI SEUDATI Firda Lena; Tri Supadmi; Ramdiana Ramdiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.93 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul “Analisis Unsur Gerak Tari Seudati”. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang bagaimana penerapan unsur tenaga, ruang dan waktu pada gerak tari Seudati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur tenaga, ruang dan waktu pada gerak tari Seudati. Sumber data dalam penelitian ini dihasilkan dari hasil interaksi langsung antara peneliti dan narasumber seperti pimpinan sanggar, penari serta tokoh dari tari Seudati. Lokasi penelitian bertempat di sanggar Geunaseh Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Data diperoleh dengan teknik observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Seudati cenderung menggunakan tenaga yang kuat yang bervariasi pada setiap ragam sehingga gerakannya terlihat lincah, heroik dan penuh semangat.  Namun ada juga gerakan yang menggunakan tenaga ringan dimana gerakannya terlihat santai dan rileks. Ruang dalam gerak tari Seudati cenderung menggunakan level sedang, namun ada juga sebagian anggota badan yang menggunakan level sedang dan level tinggi. Jangkauan gerak dalam tari Seudati sebagian besar luas, khususnya pada bagian tangan yang jangkauannya seluas rentangan tangan, namun ada juga jangkauan gerak yang kecil. Mengenai tempo, tari Seudati menggunakan tempo yang bervariasi artinya tempo iringan disesuaikan dengan gerakannya, ada tempo cepat dan tempo lambat. Dalam hal ini, tempo yang cepat bisa mempengaruhi tenaga menjadi kuat.Kata Kunci: analisis, unsur gerak, tari Seudati
ANALISIS STRUKTUR TARI GUEL Nadia Ulfa; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 3 (2018): AGUSTUS
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang Analisis Struktur Tari Guel ini mengangkat masalah tentang bagaimana analisis gerak tari Guel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang analisis gerak tari Guel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah pemimpin sanggar dan penari sanggar Mapesga Banda Aceh sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah tari Guel. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisisi data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verivikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis struktur Tari Guel dapat ditinjau dari dari 2 aspek yaitu tari Guel berdasarkan gerak kepala, gerak badan, gerak tangan, gerak kaki dan tari Guel berdasarkan unsur gerak meliputi motif gerak, frase gerak, kalimat gerak dan gugus gerak. Tari Guel terdiri dari empat babak yaitu babak munatap, babak redep-dep, babak ketibung dan cincang nangka. Sedangkan tata hubungan yang terdapat di dalamnya yaitu tata hubungan Hierarkis Gramatikal dimana di dalamnya terdapat tata hubunngan Sintagmatis dan tata hubungan Paradigmatis.Kata Kunci: tari Guel, analisis struktur, kesenian Gayo.
ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET Rina Syafriana; Tri Supadmi; Aida Fitri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 1, No 2 (2016): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.103 KB)

Abstract

ABSTRAK             Penelitian ini berjudul “Analisis bentuk gerak tari kreasi Geunta di sanggar Seulaweuet” adapun yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah analisis  bentuk gerak tari kreasi Geunta di sanggar Seulaweuet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis bentuk gerak tari kreasi Geunta di sanggar Seulaweuet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian adalah Pemimpin Sanggar Seulaweuet dan penari tari Geunta sedangkan yang menjadi objek adalah tari Geunta. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan vertifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Geunta memiliki ragam gerak yang membentuk satu kesatuan yang selaras dan ragam gerak yang disajikan sangat bervariasi karena adanya  pengulangan gerak, arah gerak, yang menggunakan motif transisi unison, balance, alternate, dan broken, klimaks yang terdapat pada gerak 37-43. Kata kunci: analisis, bentuk gerak, tari Geunta