Tri Supadmi
Unknown Affiliation

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

STRUKTUR TARI TUAK KUKUR DI SANGGAR GAYO NUSANTARA ETNIK KABUPATEN BENER MERIAH Dhea Sofiami Sas; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 4 (2018): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Struktur tari Tuak Kukur di sanggar Gayo Nusantara Etnik Kabupaten Bener Meriah”, dengan rumusan masalah bagaimana tata hubungan gerak tari Tuak Kukur, dan bagaimana elemen-elemen sikap dan gerak tari Tuak Kukur. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tata hubungan gerak tari Tuak Kukur, dan untuk mendeskripsikan elemen-elemen sikap dan gerak tari Tuak Kukur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif yaitu berupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata hubungan yang terjadi di dalam tari Tuak Kukur adalah tata hubungan paradigmatis yang terdapat pada gerakan memakai kain panjang (Seluk kelubung), gerak petik, mengayunkan kain panjang, dan mengayunkan tampah.Tari Tuak Kukur secara keseluruhan ragam gerak terjadi pengulangan-pengulangan gerakan. Selain itu, pola irama di setiap syair mempunyai kesamaan atau kesatuan antara satu syair dengan syair yang lain. Sehingga dapat dikatakan gerakan dalam struktur tari ini saling menggantikan hubungan dengan komponen yang lainnya.Hasil analisis data yang diperoleh adalah tata hubungan tari Tuak Kukur terdiri dari 3 gugus, 13 kalimat, 44 frase, dan 227 motif. Elemen dasar tari adalah tubuh dibagi menjadi 4 bagian yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki, masing-masing bagian dibagi menjadi dua yaitu unsur sikap dan unsur gerak. Bagian kepala terdiri dari 6 unsur sikap dan 7 unsur gerak, bagian badan terdiri dari 6 unsur sikap dan 7 unsur gerak, bagian tangan terdiri dari 8 unsur sikap dan 16 unsur gerak, bagian kaki terdiri dari 8 unsur sikap dan 7 unsur gerak.Kata Kunci: Analisis, struktur, tari Tuak Kukur 
TARI PULAU PINANG PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN DI PESISIR BARAT KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL Riska Safrida Nanda Sari; Tri Supadmi; Nurlaili Nurlaili
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 4 (2017): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.314 KB)

Abstract

ABSTRAK        Penelitian ini berjudul “Tari Pulau Pinang pada Upacara Adat Pernikahan di Pesisir Barat Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil”. Penelitian ini mengangkat masalah bagaimana bentuk penyajian tari Pulau Pinang pada upacara adat pernikahan di Pesisir Barat Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari Pulau Pinang pada Upacara Adat Pernikahan di Pesisir Barat Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil melalui sanggar Melati Lae Geuntuyung yang terletak di kampung kilangan kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil yang dipimpin oleh Anharuddin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data digunakan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data dengan mereduksi data, display, serta verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Pulau Pinang merupakan tarian yang sudah turun temurun sejak zaman dahulu hingga saat ini, tari Pulau Pinang ditarikan oleh 2 orang penari perempuan dan laki-laki (mempelai pria) berpasangan. Penari dilengkapi dengan properti selendang dan juga payung digunakan saat menari, mulai dari awal menari sampai didetik terakhir menari. Tarian ini memiliki 4 ragam gerak. Adapun macam-macam gerak nama dalam ragamnya yaitu: gerakan Ya Maulai (langkah tigo), gerakan amboy sayang ee (baputa), gerakan melantik (menangkis lawan), dan gerakan langkah baling. Setiap gerak diiringi dengan syair yang dilantunkan oleh syeh nya. Tarian ini juga memiliki tempo yang sedang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat dan tari Pulau Pinang ini sangat cocok untuk sarana pendidikan. Kata kunci: bentuk penyajian, tari Pulau Pinang.
ANALISIS STRUKTUR GERAK TARI LANDOK SAMPOT DI DESA LAWE SAWAH KECAMATAN KLUET TIMUR KABUPATEN ACEH SELATAN Rayhana Rizha; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 4, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang “Analisis Struktur Gerak Tari Landok Sampot di Desa Lawe Sawah Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan” ini mengangkat masalah tentang bagaimana analisis gerak tari Landok Sampot. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian adalah T Raja Amat dan Wahallem selaku seniman sekaligus pemimpin sanggar cahyo keluwat sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah tari Landok Sampot. Data diperoleh dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis struktur gerak tari Landok Sampot dapat di tinjau dari 2 aspek yaitu aspek sikap meliputi gerak kepala, gerak badan, gerak tangan, gerak kaki dan aspek gerak meliputi motif gerak, frase gerak, kalimat gerak dan gugus gerak. Tari Landok Sampot terdiri dari 6 babak yaitu jalan masuk berbaris,  salam main, landok kedayung, landok kedidi sembar, Landok Sampot, dan landok main pedang. Sedangkan tata hubungan yang terdapat didalamnya yaitu tata hubungan Hierarkis Gramatikal dimana didalamnya terdapat tata hubungan sintagmatis yang terdapat pada gugus ke 6 kalimat gerak ke 12 frase ke 47 dan motif ke 186-193. Sedangkan tata hubungan paradigmatis yang terdapat pada gugus ke 2 kalimat gerak ke 2 frase ke 6 dan motif ke 21-32 dapat di pertukarkan dengan gugus ke 4  kalimat ke 6 frase ke 34 dan motif ke 135-137.Kata Kunci: Tari Landok Sampot, Analisis, Struktur
EKSISTENSI BUDAYA ALEE MEUNARI DI DESA ALUE BATEE KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT Ida Ayuni; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 3 (2017): AGUSTUS
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.651 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Eksistensi Budaya Alee Meunari di Desa Alue Batee Kecamatan Arongan Lambalek Meulaboh Kabupaten Aceh Barat”. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana eksistensi budaya Alee Meunari di Desa Alue Batee. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan eksistensi budaya Alee Meunari di Desa Alue Batee. Pendekatan yang digunakan kualitatif dan jenis penelitian adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu mereduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian tentang budaya Alee Meunari di Desa Alue Batee ini menunjukkan bahwa budaya Alee Meunari telah ada sejak tahun 1840-an namun beberapa tahun setelahnya, budaya ini mulai pudar dan jauh dari eksistensinya. Kemudian tahun 2013, budaya Alee Meunari dibangkitkan kembali oleh H.T. Alaidinsyah mantan Bupati Aceh Barat. Sejak tahun 2013, budaya Alee Meunari terlihat eksistensinya dan berkembang hingga ke tingkat nasional sampai saat ini. Budaya Alee Meunari ditampilkan dalam acara adat, penyambutan tamu, acara pemerintahan, acara daerah, pesta perkawinan, dan acara lainnya. Budaya Alee Meunari dimainkan oleh 7 orang dengan memegang kayu Waru kering yang panjangnya beragam dari 3-5 meter. Penelitian mengenai budaya Alee Meunari membuktikan bahwa budaya Alee Meunari masih eksis dan berkembang di Aceh Barat dan faktor yang mempengaruhi eksistensinya yaitu kemauan masyarakat dalam melestarikan dan kebijakan kalangan masyarakat yang terus menempatkan Alee Meunari sebagai adat dalam berbagai kegiatan di Aceh Barat. Hal ini terlihat dari intensitas penampilan Alee Meunari dari tahun 2013 sampai 2017 semakin meningkat.Kata Kunci: eksistensi, budaya, Alee Meunari
KAJIAN KOREOGRAFI TARI INEN MAYAK PUKES KARYA IBRAHIM KADIR Siner Mentari; Tri Supadmi; Rida Safuan Selian
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.93 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian yang berjudul “kajian koreografi Tari Inen Mayak Pukes karya Ibrahim Kadir” ini mengangkat masalah bagaimana sejarah, proses penggarapan, dan alasan mengapa pencipta menciptakan tari Inen Mayak Pukes. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis, mendeskripsikan, mengkaji, dan mengetahui koreografi tari Inen Mayak Pukes, serta ciri khas atau gaya tarian yang berkembang di kabupaten Aceh Tengah. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitataif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam tentang proses penggarapan tari Inen Mayak Pukes. Subjek penelitian ini adalah kajian koreografi tari oleh Ibrahim Kadir dan objek dalam penelitian ini adalah tari Inen Mayak Pukes di kabupaten Aceh Tengah oleh Ibrahim Kadir. Data pada penelitian ini dikumpulan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan tehnik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan koreografi tari Inen Mayak Pukes adalah tari kreasi baru yang berpolakan tradisi karena tarian ini menggunakan iringan baik musik maupun lagu khas daerah Gayo, pakaian adat Gayo, dan gerakan tarian ini juga menyesuaikan kepada kebiasaan kehidupan masyarakat Gayo. Tari Inen Mayak Pukes diciptakan pada tahun 1975, tari ini termasuk tari literer karena tarian ini disusun berdasarkan cerita asli, lalu dibuat menjadi tarian yang bercerita seperti sendratari. Kata Kunci: Koreografi, Tari Inen Mayak Pukes
ANALISIS STRUKTUR TARI SINING DI ACEH TENGAH Chairunnisa Chairunnisa; Tri Supadmi; Nurlaili Nurlaili
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 3 (2017): AGUSTUS
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.426 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “analisis struktur tari Sining di Aceh Tengah”, dengan rumusan masalah bagaimana tata hubungan gerak tari Sining, dan bagaimana elemen-elemen dasar gerak tari Sining. Tujuan penelitian adalah untuk mendeksripsikan bagaimana tata hubungan gerak tari Sining, dan untuk mendeskripsikan elemen-elemen dasar gerak tari sining. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif yaitu berupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata hubungan yang terjadi di dalam tari Sining adalah hubungan paradigmatik pada syair yaitu hubungan yang saling mengaitkan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya yang terdapat pada frase Hééé kayu ari uten rime simörip wan arul pematang, Bur ijo tingir i sagi ni karang. Tuahmu bang si cacak bepilih kati kutebang, Malé kurasuk, kupantik kin reje tiang, Penupang ni supu, sesérénni rering, Sike ko kaso turun, bere bujur, ko ke bere lintang, Temetapmi ko ku élöpen, Jarak rara ari opat sagi emus ni kuyu, Kiblat ni heme. Hasil analisis data yang diperoleh adalah tata hubungan tari Sining  terdiri dari 3 gugus, 13 kalimat, 20 frase dan 102 motif. Elemen dasar tari adalah tubuh dibagi menjadi empat bagian yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki, masing-masing bagian dibagi menjadi dua yaitu unsur sikap dan unsur gerak. Bagian kepala terdiri 9 unsur sikap dan 8 unsur gerak, bagian badan terdiri dari 6 unsur sikap dan 10 unsur gerak, bagian tangan terdiri dari 8 unsur sikap dan 8 unsur gerak, bagian kaki terdiri dari 9 unsur sikap dan 8 unsur gerak.Kata Kunci: analisis, struktur, tari Sining
RITUAL ADAT ALAS PEMAMANEN DI DESA BAMBEL KUTACANE KABUPATEN ACEH TENGGARA Enggi Raseha; Ramdiana Ramdiana; Tri Supadmi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 4 (2018): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul Ritual Adat Pemamanen di Desa Bambel Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara, mengangkat masalah bagaimana prosesi ritual tradisi Pemamanen dan apa saja yang menyebabkan perubahan di ritual Pemamanen suku Alas  di Aceh Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ritual adat Pemamanen dan apa saja faktor penyebab perubahan di tradisi Pemamanen di Kute Alas Kabupaten Aceh Tenggara. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengerti tentang  ritual adat Pemamanen dan objek dalam penelitian ini adalah ritual adat alas Pemamanen di desa Bambel Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisi data dengan mereduksi, display dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan ritual adat alas Pemamanen yaitu Ngelumbe, Tebekhas, Titah Pekhintah, Mebhagah, Jagai, persiapan meyambut Pemamanen, Sabhungen Silime-lime, persiapan bagi Pemamanen yang datang, Ngerana, Senat. Ritual adat Pemamanen ini mengalami perubahan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: karena adanya penemuan baru, adanya pengaruh budaya lain, adanya perkembangan teknologi, sehingga menyebabkan ritual tersebut mengalami perubahan. Ritual adat Pemamanen ini masih dilaksanakan secara adat.Kata Kunci: ritual, adat Alas, Pemamanen
INTRANCE DALAM TARI KUDA KEPANG PADA SANGGAR SENI MEUKAR BUDAYA DI KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA Cut Marzakina; Tri Supadmi; Nurlaili Nurlaili
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.445 KB)

Abstract

ABSTRAK            Penelitian yang berjudul “Intrance dalam Tari Kuda Kepang pada Sanggar Seni Mekar Budaya di Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya”. Mengangkat tentang bagaimana intrance dalam tari Kuda Kepang di Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya, tata cara pelaksanaan ritual pada tari Kuda Kepang, bentuk kesurupan yang terjadi pada tari Kuda Kepang di Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana intrance dalam tari Kuda Kepang, bagaimana tata cara ritual dan bagaimana bentuk kesurupa yang terjadi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Tari Kuda Kepang pada Sanggar Seni Meukar Budaya Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Intrance Dalam Tari Kuda Kepang. Teknik pengolahan dan analisis data dengan mereduksi, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intrance dalam tari Kuda Kepang pada sanggar seni meukar budaya dilakukan dengan beberapa tahap yaitu proses sebelum terjadinya intrance, perilaku kesurupan yang terjadi pada tari Kuda Kepang, bentuk penyajian tari Kuda Kepang, dan perilaku penari intrance. Kata Kunci : Intrance, Tari, Kuda Kepang
MAKNA SIMBOLIK BUSANA BARONGSAI KLUB MACAN PUTIH DI VIHARA DHARMA BAKTI Mariam Chairunnisaak; Tri Supadmi; Lindawati Lindawati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.222 KB)

Abstract

ABSTRAK             Penelitian ini berjudul “Makna Simbolik Busana Barongsai Klub Macan Putih di Vihara Dharma Bakti”. Penelitian ini mengangkat masalah, bagaimanakah makna simbolik yang terkandung pada busana barongsai klub Macan putih di Vihara Dharma Bakti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung pada bagian-bagian busana barongsai dan warna-warna yang digunakan dalam busana barongsai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dalam penelitiann ini adalah reduksi data, penyajian data, dan verivikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa barongsai merupakan tarian tradisional Cina yang menggunakan sarung yang menyerupai singa. Setiap bagian-bagiannya busananya merupakan simbol dari hewan-hewan kepercayaan yang ada di alam imajinasi masyarakat Tiong Hoa. Citra barongsai yang meyerupai singa disimbolkan seperti binatang kepercayaan nenek moyang mereka. Binatang kepercayaan mereka merupakan binatang mistis seperti naga, kura-kura, phoenix, chi lin atau unicorn Cina dan ular. Singa sejak saat itu melambangkan keberanian, kekuatan, kepercayaan diri dan keberuntungan serta menjadi salah satu binatang yang dimuliakan. Busana barongsai tradisional memiliki lima warna yaitu kuning, merah, hijau, hitam da putih. Selain busana barongsai tradisional sekarang terdapat busana barongsai modern yang memiliki warna-warna yang bervariasi, seperti warna merah muda. Kata kunci: makna, simbol, busana, barongsai.
BENTUK PENYAJIAN TARI DAMPENG DI KAMPONG SAKOP TANAH BARA KECAMATAN GUNUNG MERIAH KABUPATEN ACEH SINGKIL Fira Ramayunika; Tri Supadmi; Ramdiana Ramdiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 1, No 2 (2016): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.713 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Bentuk Penyajian Tari Dampeng di Kampong Sakop Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil”. Mengangkat masalah bagaimana bentuk penyajian tari Dampeng di kampong Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari Dampeng di kampong Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tari Dampeng (menari) berasal dari Kampong  Laemate yang artinya air  mati. Kampung Laemate adalah termasuk salah satu kampung yang mempunyai sejarah panjang di wilayah Kota Subulussalam sampai ke Aceh Singkil. Tari ini pertama kali ditarikan pada tahun 1986. Singkil banyak didatangi berbagai etnis misalnya, pak-pak, karo, jawa, gayo, alas dan minangkabau. Tarian ini diadakan di halaman rumah 12 orang penari laki-laki usia remaja tampil dengan komposisi berkeliling. Seorang penyanyi yang disebut penghulu ronde, yang berada di luar penari-penari bertindak sebagai pengiring tari serta sekaligus sebagai pengarah tari. Kepada pemuda-pemuda Aceh singkil kampong sakop tanah bara agar bisa diteruskan dan memperkenalkan tarian ini ke seluruh nusantara dan mancan Negara karna tarian ini hampir saja punah.Kata Kunci: Bentuk penyajian, Tari, Dampeng