Tri Supadmi
Unknown Affiliation

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

NOTASI TARI MEUGROB DI GAMPONG PULO LUENG TEUGA KECAMATAN GLUMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE Nanda Putri Zuhra; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 1, No 2 (2016): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.865 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul, “Notasi Tari Meugrob di Gampong Pulo Lueng Teuga Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie”. Mengangkat masalah bagaimanakah notasi tari Meugrob di Gampong Pulo Lueng Teuga Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. Penelitian ini bertujuan untuk menotasikan tari Meugrob di Gampong Pulo Lueng Teuga Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitain deskriptif, yang mana data dituliskan dengan sebenar-benarnya berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah ureung tuha gampong, Geuchik, Sekdes, ketua Meugrob, penari Meugrob serta masyarakat Gampong Pulo Lueng Teuga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, serta kamera digital untuk mengambil gambar dan video tari Meugrob tersebut untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid. Data diolah dan dianalisis dengan cara reduksi data, data display serta verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Meugrob memiliki sepuluh ragam gerakan yaitu Tienggong (jongkok), Sinthop (hentak), Tiekui (merundukkan), Chep-Chep (hentak-hentak), Grietan  Apui (kereta api), Meugiek-Giek (saling berpelukan), Moto Teng (mobil teng), Meuayon (berayun), Meulienggong-Lienggong (meliak-liuk), Meugiek Sira Meuwet (berpelukan sambil berputar). Kata Kunci: Notasi, tari, Meugrob    
PROSES PEMBELAJARAN TARI BATOK DI TAMAN KANAK-KANAK BUNGONG SELEUPOEK Sekar Ratih; Tri Supadmi; Ramdiana Ramdiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 4 (2017): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.539 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian yang berjudul “Proses Pembelajaran Tari Batok di Taman Kanak-Kanak Bungong Seleupoek” Mengangkat masalah bagaimanakah proses yang diterapkan pada pembelajaran tari Batok di Taman Kanak-kanak Bungong Seleupoek, dan kendala apa saja yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran tari di Taman Kanak-kanak di Bungoeng Seleupoek. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari di Taman Kanak-kanak Bungoeng Seleupoek, dan mendeskripsikan kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran tari di Taman Kanak-kanak Bungoeng Seleupoek. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan awal proses pembelajaran tari di Taman kanak-kanak Bungoeng Seleupoek, biasanya guru terlebih dulu dituntut untuk lebih aktif dalam memotivasi peserta didik agar mau mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar adanya hubungan keterikatan antara siswa dengan guru nya dalam mempelajari materi yang diajarkan serta dapat melihat sejauh mana peserta didik siap mengikuti proses belajar dengan baik. Langkah awal yang dilakukan guru dalam memotivasi peserta didik, biasanya guru terlebih dahulu memperlihatkan serta mempertontonkan beberapa jenis video/rekaman tari yang nantinya akan dipelajari. Kemudian guru menjelaskan/menceritakan asal usul tari tersebut. Setelah selesai, guru perlahan-lahan mengajak peserta didik untuk mengikuti gerak tari tersebut. Meskipun masih ada beberapa peserta didik yang sama sekali tidak perduli dengan ajakan guru. Penerapan pembelajaran seni tari di Taman Kanak- kanak Bungoeng Seleupoe kini guru lebih mengarahkan peserta didiknya pada kegiatan praktek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran tari di Taman Kanak- kanak masih ada kendala, itu semua dikarenakan guru yang melatih bukan guru lulusan jurusan seni tari, dan juga disebabkan sarana dan prasarana kurang mendukung serta yang diajarkan kepada anak-anak. Akan tetapi pembelajaran yang diterapkan memiliki pengaruh bagi anak-anak untuk dapat mengembangkan potensiyang ada pada dirinya sesuai dengan bakat dan minat ketika anak-anak tersebut beranjak remaja. Kata Kunci: pembelajaran tari Batok, taman kanak-kanak. 
PERANAN SANGGAR PUTROE JEUMPA KEUBIRU DALAM MELESTARIKAN TARI PHO DI DESA BLANG KUALA KECAMATAN MEUKEK ACEH SELATAN Mizanul Fhata; Tri Supadmi; Ismawan Ismawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.93 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul “Peranan sanggar Putroe Jumpa Keubiru dalam melestarikan tari Pho di desa Blang Kuala Kecamatan Meukek Aceh Selatan”. Penelitian ini mengangkat masalah Bagaimana peranan Sanggar Putroe Jeumpa Keubiru dalam melestarikan Tari Pho di Desa Blang Kuala Kecamatan Meukeuk Aceh Selatan. Penelitian ini bertujuan mendekripsikan perananan Sanggar Putroe Jeumpa Keubiru Desa Blang Kuala Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yaitu kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi data, display dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sanggar Putroe Jumpa Keubiru dalam melestarikan tari Pho yaitu dengan cara mengikuti event-event, undangan acara resmi (adat-istiadat, Perkawinan, Sunat Rasul) dan hari-hari besar daerah lainnya. Sanggar Putroe Jeumpa Keubiru adalah salah satu sanggar yang mengajarkan dan memperlajari banyak tarian yang lebih bersifat tradisi salah satunya tari Pho.Kata kunci: peranan, sanggar, melestarikan, tari Pho
BENTUK PENYAJIAN TARI SAPU TANGAN DI SANGGAR MELATI LAE GENTUYUNG KABUPATEN ACEH SINGKIL Malahayati Malahayati; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 2, No 3 (2017): AGUSTUS
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.518 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Bentuk Penyajian Tari Sapu Tangan di Sanggar Melati Lae Gentuyung Kabupaten Aceh Singkil” mengangkat masalah bagaimana bentuk penyajian tari Sapu Tangan di Sanggar Melati Lae Gentuyung Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari Sapu Tangan di Sanggar Melati Lae Gentuyung Kabupaten Aceh Singkil. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah ketua pimpinan sanggar Melati Lae Gentuyung, pelatih sanggar Melati Lae Gentuyung, dan penari sanggar Melati Lae Gentuyung. Lokasi penelitian dilakukan di desa Kilangan Kecamatan Singkil. Teknik pengumpulan data digunakan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan mereduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwah tari Sapu Tangan diciptakan oleh Bundo Kandung yang berasal dari Sumatera Barat. Tari Sapu Tangan tergolong dalam tari kelompok. Tari Sapu Tangan ditarikan oleh empat penari lelaki yang menggunakan Sapu Tangan. Tari Sapu Tangan diiringi dengan alat musik tradisional seperti rapa-i. Tari Sapu Tangan mempunyai ciri khas tersendiri dimana tari ini ditarikan dengan menggunakan properti Sapu Tangan yang diletakkan di sela-sela jari penari. Bentuk Penyajian tari Sapu Tangan sangatlah sederhana. Tari ini menceritakan sekelompok dayang-dayang  yang  diperintahkan  oleh  seorang  raja  untuk  mencari  bunga  yang  dibalut dengan kain Sapu Tangan untuk diberikan kepada seorang putri yang cantik jelita. Kata kunci: bentuk penyajian, makna, tari Sapu Tangan
NOTASI LABAN TARI RATEB MEUSEUKAT DI SANGGAR SENI CUT NYAK DHIEN BANDA ACEH Wilyuza Wilyuza; Tri Supadmi; Lindawati Lindawati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 4 (2018): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang Notasi Laban Tari Rateb Meuseukat di Sanggar Seni Cut Nyak Dhien Banda Aceh ini mengangkat masalah bagaimana bentuk Notasi Laban Tari Rateb Meuseukat  di sanggar Seni Cut Nyak Dhien Banda Aceh, yang bertujuan untuk mendeskripsikan Notasi Laban sebagai sarana pemahaman gerak tari Rateb Meuseukat di sanggar Seni Cut Nyak Dhien Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis deskriptif yang bertujuan untuk mendapat gambaran secara mendalam tentang Tari Rateb Meuseukat di sanggar Seni Cut Nyak Dhien Banda Aceh. Subjek penelitian adalah pemimpin sanggar beserta penari sanggar Cut Nyak Dhien Banda Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Tari Rateb Meuseukat. Data diperoleh dengan tehnik observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah dengan mereduksi data terlebih dahulu kemudian menyajikannya dalam bentuk uraian singkat dan akhirnya dilakukan penarikan kesimpulan. Untuk mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan tehnik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Rateb Meuseukat ini biasanya didominasi oleh gerakan tangan para penari. Selain itu diselingi juga dengan gerakan kepala, dan bahu saat menoleh ke kanan dan ke kiri. Dalam bentuk pencatatan Notasi Laban tari Rateb Meuseukat, Penari juga melakukan gerakan secara berselang-seling yaitu atas dan bawah, Tari Rateb Meuseukat di sanggar Seni Cut Nyak Dhien Banda Aceh memiliki 12 macam ragam gerak dengan tempo yang berbeda.Kata Kunci: tari Rateb Meuseukat, notasi laban
BENTUK PENYAJIAN TARI ZAPIN PEKAJANG DI SANGGAR BUANA KOTA BANDA ACEH Dara Ananda Suraya Tiba; Tri Supadmi; Tengku Hartati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 1, No 3 (2016): AGUSTUS
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.085 KB)

Abstract

penyajian tari Zapin Pekajang di Sanggar Buana Kota Banda Aceh”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk penyajian tari Zapin Pekajang di Sanggar Buana Kota Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk penyajian tari Zapin Pekajang di sanggar buana Kota Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah penari dan pelatih sanggar buana. Objek dalam penelitian ini adalah tari Zapin Pekajang. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Zapin Pekajang termasuk ke dalam tari tradisional dari Johor, Malaysia. Penggunaan unsur gerak pada tarian ini tidak terlalu banyak, tarian ini cenderung menggunakan pola lantai yang beragam. Tari Zapin Pekajang ini berasal dari salah satu kampung yang berada di Johor. Tarian ini menceritakan bagaimana perjalanan pemuda-pemudi yang ingin mendapatkan pasangan hidup mereka. Tari ini memiliki 3 ragam gerak, yaitu ragam gerak Dua, Tiga dan lima. Di dalam ragam gerak terdapat pembatas antara ragam gerak satu dengan ragam gerak lainnya yang disebut dengan kopak. Tari ini memiliki 20 pola lantai dan 8 orang penari diantaranya 4 penari pria dan 4 penari wanita. Tata rias yang digunakan pada tari Zapin Pekajang adalah tata rias cantik. Tata busana yang digunakan pada tari Zapin Pekajang adalah busana adat Melayu seperti celana hitam, baju Melayu lengan panjang dan songket. Bentuk sanggul yang digunakan sama seperti sanggul Aceh pada umumnya dengan perlengkapan hiasan kepala berupa mahkota dan bunga. Properti yang digunakan adalah bunga telur. Tarian ini tidak menggunakan musik langsung, melainkan audio. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian zapin ini adalah gambus, rebana, gendang dan marwas. Kata kunci: Bentuk penyajian, tari Zapin Pekajang   
RAGAM MOTIF RUMAH ADAT RONGKO DESA KOTO KLUET TENGAH ACEH SELATAN Refiki Safwandi; Tri Supadmi; Rida Safuan Selian
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 5, No 2 (2020): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul “Ragam Motif Rumah Adat Rongko di Desa Koto Kluet Tengah Aceh Selatan”, dengan mengangkat masalah  bagaimana penerapan ragam motif rumah adat rongko Kluet Tengah Aceh Selatan? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan ragam motif rumah adat rongko di desa Koto Kluet Tengah Aceh Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di rumah adat rongko desa Koto, Kluet Tengah, Kecamatan Tapak Tuan, Aceh Selatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah: T. Iskandarmuda sebagai keturunan kerajaan Raja Manggamat Imam Hasbiyallah Muhammad Teuku Nyak Kuta, rumah adat rongko yang menceritakan tentang sejarah dan makna, penerapan ragam motif yang ada di bangunan rumah adat rongko Kluet Tengah Aceh Selatan. Subjek dalam penelitian ini adalah Rumah adat rongko dan objek dalam penelitian ini ragam motif rumah adat rongko. Tekat pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif rumah adat rongko di Kluet Tengah berupa seni kerajinan ukir kayu dengan motif, yaitu: motif sisik ikan, motif daun, motif rantai, motif bungong seulanga, motif huruf Alif, motif sisik ikan kreasi, motif corak, motif persegi delapan.Kata Kunci: Penerapan, Ragam, Motif, Rumah Adat Rongko
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TARI TRADISIONAL MEUSAREE-SAREE DI SDIT AL-FITYAN LAMPEUNEURUT ACEH BESAR Dawati Amalia Hadi; Tri Supadmi; Aida Fitri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.93 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Tradisional Meusaree-saree di SDIT AL-Fityan Lampeuneurut Aceh Besar” ini mengangkat masalah bagaimana pembelajaran tari tradisional Meusaree-saree pada kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari tradisional Meusaree-saree pada kegiatan ekstrakurikuler di SDIT AL-Fityan Lampeuneurut Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pelatih, siswa dan guru, objek penelitian ini adalah tari Tradisional Meusaree-saree. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler Tari Tradisional Meusaree-saree dilaksanakan empat kali pertemuan, setiap pertemuan memiliki 3 tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran tari tradisional Meusaree-saree di ikuti oleh kelas 4 dan kelas 5 yang dengan jumlah 8 orang penari perempuan yang dilaksanakan secara langsung di ruang aula sekolah. Properti yang digunakan dalam menari yaitu tali jaring untuk menangkap ikan. Adapun metode yang diajarkan pada pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler tari tradisional adalah metode demonstrasi. Guru juga menerapkan metode pemberian tugas berupa latihan secara individu agar pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler tercapai. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran Kegiatan Tari Tradisional Meusaree-saree yaitu evaluasi secara pengulangan setiap pertemuan agar siswa dapat mengingat pembelajaran yang sudah diajarkan. Kata Kunci: pembelajaran, ekstrakurikuler, tari Meusaree-saree
NOTASI TARI BUNGONG PALA DI SANGGAR BUNGONG PALA MEULIGO SELATAN KECAMATAN TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN Widya Hilza; Tri Supadmi; Ismawan Ismawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 6, No 4 (2021): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian tentang “Notasi Tari Bungong Pala di Sanggar Bungong Pala Meuligo Selatan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, yang bertujuan untuk  mendeskripsikan  Notasi  Laban  sebagai sarana  pemahaman  gerak  tari Bungong Pala di sanggar Bungong Pala Meuligo Selatan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten  Aceh  Selatan  .  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif dengan jenis deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam tentang tari Bungong Pala di sanggar Bungong Pala meuligo selatan. Subjek penelitian  ini adalah pemimpin  sanggar  beserta  penari pertama  sanggar Bungong Pala meuligo selatan, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah tari Bungong Pala. Data yang diperoleh dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah dengan mereduksi data terlebih dahulu kemudian menyajikannya dalam bentuk uraian singkat dan akhirnya dilakukan  penarikan  kesimpulan  penarikan  kesimpulan, untuk mengetahui keabsahan data peneliti   menggunakan teknik  triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Bungong Pala ini biasanya didominasi oleh gerakan  murni dan  gerak  maknawi.  Dengan  menggunakan  gerak  tangan,  kaki, kepala beserta badan dan jari-jari penari. Dalam bentuk pencatatan Notasi Laban tari Bungong Pala, penari  melakukan  beberapa  gerak  pengulangan pada ragam yang berbeda. Tari Bungong Pala di sanggar Bungong Pala Meuligo Selatan ini memiliki 27 ragam.Kata kunci: Tari Bungong Pala, Notasi Laban
PENYAJIAN MUSIK GAMBUS GRUP EL-WARDAH DI KABUPATEN PIDIE JAYA Muhammad Hawar; Tri Supadmi; Samsuri Samsuri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik Vol 6, No 2 (2021): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul “Penyajian Musik Gambus Grup El-Wardah di Kabupaten Pidie Jaya. Mengangkat masalah tentang bagaimana penyajian musik gambus Grup El-Wardah di Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  penyajian musik Gambus Grup El-Wardah di Kabupaten Pidie Jaya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Salman sebagai pimpinan Grup Gambus El-Wardah, Syukri Sulaiman sebagai seniman dan anggota Grup Gambus El-Wardah, Teuku Razali sebagai seniman. Hasil penelitian ini menunjukkan Penyajian Musik Gambus Grup El-Wardah di pertunjukan secara ansambel campuran yang dimainkan oleh beberapa orang diantaranya pemain alat musik biola yang dimainkan oleh dua orang, pemain alat musik keyboard satu orang, pemain alat musik conga satu orang, penyanyi 4 orang merangkap menjadi pemain tamborin satu orang dan pemain Double Row Tamborin satu orang. Musik Gambus Grup El-Wardah  disajikan dengan menggunakan nada berciri khas musik padang pasir dan melayu yang terdiri dari penggunaan scale atau maqam bayati. Pemain dari Grup Gambus Ini memainkan alat musik secara otodidak atau yang sering mereka sebut yaitu bermain musik secara alam. Tidak adanya penggunaan teori-teori membuat mereka terbiasa menggunakan pendengaran untuk mempelajari sebuah lagu dengan mendengarkannya berulang-ulang dari alat pemutar audio. Ciri khas padang pasir sangat kental terasa pada permain musik Gambus Grup El-Wardah seperti Pada penggunaan Scale-scale timur tengah seperti penggunaan scale atau maqam bayati yang dimainkan oleh pemain biola dan oud sehingga terasa jelas nuansa dari timur tengah yang di pertunjukkan oleh Grup Gambus El-Wardah.Kata Kunci: padang pasir, penyajian musik, musik gambus