Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Sponge Diversity at Pecaron Bay Situbondo Based on Macroscopic and Microscopic Observation Setiawan, Edwin; Nurhayati, Awik Pudji Diah; Muzaki, Farid Kamal
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 20, No 4 (2009)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v20i4.20

Abstract

The sponge species diversity recruited insitu macroscopic observation i.e, underwater photograph for sponges species diversity and spicula microscopic examination for sponges order group specimens have been conducted at Pecaron Bay Situbondo. Seventeen sponges species have been identified out of twenty species. The microscopic examination showed that the Diactinal oxea types were dominant in our 13 samples whereas the monoactinal oxea and style were represented only with 7 samples. Moreover, diactinal type of spicula can be used as an order group of sponges species at Pecaron bay Situbondo.
Komunitas Meiofauna Bentik yang Terpengaruh Air Bahang di Perairan PLTU Paiton Probolinggo Muhammad Ali Sofani; Farid Kamal Muzaki
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.119 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.13048

Abstract

Pembangkit listrik merupakan salah satu teknologi untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Pembangkit listrik tenaga uap mempunyai produk samping berupa limbah air panas hasil pendinginan kondensor yang dialirkan kembali ke perairan di sekitar PLTU. Air pendingin yang bersuhu relatif tinggi, volume besar dan secara terus menerus dialirkan ke perairan akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan biota yang ada di dalamnya. Dari sekian banyak komponen biotik penyusun ekosistem pesisir yang menarik untuk dikaji dan diteliti adalah komunitas meiofauna bentik. Meiofauna bentik secara ekologis mampu memberikan respon terhadap perubahan lingkungan sehingga dapat dijadikan sebagai bioindikator kondisi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air bahang terhadap struktur komunitas meiofauna bentik di perairan PLTU Paiton. Parameter yang diamati adalah kelimpahan dan keanekaragaman meiofauna bentik. Sedangkan parameter lingkungan meliputi suhu, salinitas, pH, DO, TOM, dan ukuran partikel. Hasil penelitian ini ditemukan 16 taksa meiofauna yang mewakili 8 Famili/Ordo,  dan taksa meiofauna yang mendominasi adalah Foraminifera (38%) dan Harpacticoida (21%), sedangkan yang paling rendah adalah Amphipoda 1%. Keanekaragaman komunitas meiofauna bentik termasuk kategori sangat baik dengan nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 2,526 – 2,642.
Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan yang Terdampak Air Bahang PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur Boing Indraswari; Aunurohim Aunurohim; Farid Kamal Muzaki
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.996 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.13424

Abstract

PLTU Paiton merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap menggunakan air sebagai pendingin kondensor kemudian dikembalikan lagi ke perairan sekitar sebagai air bahang, sehingga akan memberikan input panas bagi perairan. Meningkatnya suhu perairan akibat air bahang ini, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem laut, salah satu yang akan terpengaruh adalah fitoplankton yakni berupa struktur komunitas yang meliputi keanekaragaman, kelimpahan jenis, maupun keseragaman jenis fitoplankton disuatu perairan. Dari deskripsi tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan yang terdampak air bahang PLTU Paiton yang dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2015 dengan 6 kali pengambilan sampel di lima titik sekitar PLTU Paiton (Mercusuar, Intake, Outlet, Banyuglugur, dan Tengah). Data struktur komunitas yang diambil berupa kelimpahan, keanekaragaman, dan keseragaman fitoplankton yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan diuji menggunakan analisis regresi linier serta analisis ordinasi. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa berdasarkan uji regresi linier dan ordinasi RDA, struktur komunitas fitoplankton di perairan sekitar PLTU Paiton tidak dipengaruhi air bahang secara signifikan. Secara deskriptif kuantitatif struktur komunitas fitoplankton ini digambarkan dengan hasil keanekaragaman yang tergolong sedang (2.3026<H’<6.9078) dengan nilai kelimpahan berkisar antara 7819 ind/m3 hingga 16255 ind/m3. Serta nilai keseragaman jenis labil (0.5< E ≤0.75) ditandai dengan adanya dominansi genus Oscillatoria sp. di setiap titik.
Studi Keanekaragaman dan Kelimpahan Crustacea pada Area Padang Lamun Pantai Bama dan Kajang, Taman Nasional Baluran Farid Kamal Muzaki; Venora Elisa Launa Rifsanjani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.875 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.30015

Abstract

Salah satu daya tarik wisata terbesar di Taman Nasional Baluran adalah kawasan pantainya, termasuk Pantai Bama dan Kajang. Kedua pantai ini memiliki area padang lamun yang cukup luas dan diperkirakan akan terdampak oleh kegiatan wisata. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan crustacea yang berada di Pantai Baman sebagai pantai yang ramai pengunjungn dan pantai Kajang sebagai pantai yang sepi pengunjung. Variabel pengamatan adalah kelimpahan dan keanekaragaman crustacea pada ara padang lamun yang diamati dengan menggunakan metode belt transect yang dimodifikasi dengan enam kali replikasi, data tersebut kemudian dianalisis dengan analisi statistik menggunakan Uji-T dua sampel bebas. Hasil yang didapat dari penelitian ini, crustacea di kedua lokasi didominansi oleh anggota famili Diogenidae (hermit crab). Kelimpahan total crustacea di Pantai Bama (rata-rata 51.8 individu/150m2) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Pantai Kajang (rata-rata 18.8 individu/150m2) dan tidak terdapat perbedaan kekayaan jenis antara kedua lokasi tersebut. Nilai rata-rata indeks diversitas Shnnaon-Wiener (H’) komunitas crustacea di Pantai Bama berkisar antara 1,03-1,30 sedangkan di Pantai Kajang antara 0,24-1,36.
Analisis Korelasi Kelimpahan Ikan Gelodok (Mudskipper) dengan Konsentrasi Karbon Organik Tanah pada Hutan Mangrove Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura Puput Anggie Widhiarti Sujono; Farid Kamal Muzaki
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v10i2.62507

Abstract

Hutan Mangrove merupakan salah satu jenis ekosistem lahan basah yang mampu menangkap karbon dioksida (CO2) di atmosfer dan menyimpan sebagian besar karbon dibawah permukaan tanah. Ekosistem mangrove merupakan habitat ikan gelodok yang menghabiskan sebagian besar waktunya di permukaan tanah, membuat sarang berupa lubang persembunyian di sekitar naungan mangrove, dan berperan sebagai bioindikator tanah atau kesuburan tanah yang baik untuk penanaman vegetasi mangrove. Hal ini mendasari tujuan penelitian untuk mengetahui kelimpahan ikan gelodok, konsentrasi karbon organik tanah serta korelasinya secara statistik pada vegetasi mangrove campuran di Hutan Mangrove Desa Labuhan Kecamatan Sepulu, Madura. Pengamatan kelimpahan dilakukan secara periodik sebanyak 3 kali selama 6 minggu pada 10 plot dalam hutan mangrove, pengambilan sampel tanah dilakukan pada tiap plot yang selanjutnya dilakukan uji gravimetri untuk mengetahui konsentrasi karbon organik tanah. Data parameter lingkungan juga diambil secara periodik sebagai data pendukung. Hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi karbon organik tanah di lokasi penelitian sebesar 2,217±0,555%, kelimpahan fisik rata-rata ikan gelodok (mudkipper) 8±4.881 individu/100m2 dan kelimpahan non-fisik (lubang sarang) 10±3.281 sarang/100m2. Hasil uji korelasi Pearson antara karbon organik tanah dengan kelimpahan ikan gelodok (r = 0.193) dan lubang sarang (r = 0.083) p < 0.05, dinyatakan memiliki korelasi yang lemah, begitu pula parameter lingkungan seperti pH tanah, suhu tanah dan salinitas air terhadap karbon organik tanah.
Perbandingan Kesintasan dan Laju Pertumbuhan Lamun Thalassia hemprichii yang Ditransplantasikan dengan Empat Metode Berbeda di Perairan Pesisir Desa Labuhan Sepulu-Bangkalan Dhimas Wildan Humami; Farid Kamal Muzaki
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v10i2.62582

Abstract

Lamun diketahui sebagai salah satu sumber daya laut yang penting karena menyediakan jasa ekosistem laut secara ekologis dan ekonomis. Kondisi lamun di lokasi penelitian telah mengalami penurunan sepanjang tahun 2019; namun belum pernah dilakukan upaya restorasi lamun di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan nilai kesintasan dan laju pertumbuhan lamun yang ditransplantasi dengan empat metode yang berbeda sebagai upaya restorasi padang lamun. Metode transplantasi lamun yang digunakan pada penelitian ini adalah sprig anchor, bamboo anchor, pot gerabah dan karung goni. Nilai rata-rata laju pertumbuhan lamun tertinggi didapatkan dari metode sprig anchor sebesar 0,4±0,23 cm minggu-1, sedangkan bamboo anchor, pot gerabah, dan karung goni adalah sebesar 0,1±0,16; 0,2±0,22; dan 0,1±0,06 cm minggu-1. Selanjutnya untuk nilai tingkat kesintasan tertinggi juga didapatkan dari metode sprig anchor sebesar 100%, sedangkan bamboo anchor, pot gerabah, dan karung goni mendapatkan nilai sebesar 80%, 80%, dan 50%. Berdasarkan uji One-Way Anova dan Tukey HSD’s test, data secara statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Metode sprig anchor memiliki perbedaan laju pertumbuhan panjang daun lamun yang signifikan dengan metode bamboo anchor dan karung goni, tetapi tidak dengan metode pot gerabah dan metode terbaik adalah sprig anchor.
Bioaktivitas ekstrak batang Xylocarpus granatum sebagai anti black spot alternatif pada Litopenaeus vannamei pasca panen Lanny Kartikasari; Awik Pudji Diah Nurhayati; Edwin Setiawan; Dewi Hidayati; Nova Maulidina Ashuri; Noor Nailis Saadah; Farid Kamal Muzaki; Iska Desmawati
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1513.455 KB) | DOI: 10.22146/jtbb.16385

Abstract

This research was done to explore bioactivity of Xylocarpus granatum’s stem extract as tyrosinase inhibitor for alternative preventing black spot in Litopenaeus vannamei postharvest. In this research, extraction of bioactive compound from X. granatum stem was done by soaking the stem in 96% methanol for 24h at temperature 29°C. The methanol was evaporated by using rotary evaporator at temperature 50°C. The extract was dilute with distillate water at series of dilutions (10%, 30%, 50%, 70%, 90%, and distillate water as the control), and then immersing L. vannamei into X. granatum’s stem extract as much as 10ml for 6h, and finally the data analyzing use the Kruskal Wallis test and the Least Significant Difference (LSD) test with the degree of confident 95%. The result showed that X. granatum’s stem extract is able to prevent a black spot of L. vannamei after harvesting process. Furthermore, concentration of 10 % of extract is an effective concentration for preventing a black spot and the control has black spot 0.0360 – 0.0373 mm2.
Shallow water sponges that associated to mangrove ecosystem at Labuhan conservation area in Sepulu, Bangkalan, Madura, East Java Province Edwin Setiawan; Farid Kamal Muzaki; Nova Maulidina Ashuri
NICHE Journal of Tropical Biology Vol. 1, No. 2, Year 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sciences and Mathematics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12419.972 KB) | DOI: 10.14710/niche.1.2.19-29

Abstract

Sponges (Porifera) are benthic sessile animals that have an important role in coastal ecosystems. Mangrove habitat is an example of a coastal ecosystem that can be inhabited by sponges. Research diversity on shallow water sponges in mangrove areas in Indonesia or even large scale such as the Indo-Pacific area are still relatively underestimated because of an extreme difference tidal factors. For this reason, we aimed to research a diversity of shallow water sponges in mangrove Indonesia, especially in  East Java Province to enrich and inform additional data on its biodiversity. Research on shallow water sponges in mangrove was conducted from June 2017 to January 2018 at two stations located on the coast of Labuhan Village, Sepulu District, Bangkalan Regency, Madura - East Java. Mangrove areas are consisted of Sonneratiaarea in the west (B) and Rhizophoramangroves in the east (R). There were six sponge genera identified, namely Spongia, Dysisdea, Lendelfedia, Dactylospongia, Cynachyrellaand one unidentified genus. Sonneratiamangrove was inhabited by of five genera sponges, whereas Rhizoporamangrove was inhabited only by one genus 
Bioakumulasi Mikroplastik Pada Daging Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Keramba Jaring Apung Ranu Grati, Pasuruan, Jawa Timur Ericsson Ama Tanaka Utomo; Farid Kamal Muzaki
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i5.106895

Abstract

Mikroplastik (MPs) merupakan polimer sintetis berukuran kurang dari 5 mm. Peningkatan limbah plastik di perairan dan kecilnya ukuran MPs menyebabkan potensi untuk masuk dan terakumulasinya MPs tersebut dalam tubuh ikan. Bioakumulasi MPs dapat menimbulkan dampak fisiologis negatif terhadap ikan dan juga konsumennya, termasuk manusia. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bioakumulasi MPs pada daging ikan Nila (Oreochromis niloticus) periode 1 (umur 2 bulan) dan periode 2 (umur 4 bulan) setelah tebar di Keramba Jaring Apung (KJA) di Ranu Grati, Pasuruan; juga membandingkannya dengan konsentrasi MPs di air dalam KJA. Parameter pengamatan adalah jumlah dan karakter fisik (bentuk, ukuran dan warna) MPs. Perbandingan konsentrasi MPs pada ikan nila periode 1 dan periode 2 akan dianalisis dengan uji Mann Whitney U pada selang kepercayaan 95%. Sampel air KJA pada periode 1 dan periode 2 menunjukkan kelimpahan MPs sebanyak 12 partikel/100 liter dan 21 partikel/100 liter dengan panjang rata-rata panjang 958,57 µm dan 922,09 µm secara berturut-turut, sebagian besar dalam rentang ukuran 100-1000 µm. Sampel air KJA pada kedua periode menunjukkan dominasi bentuk MPs fiber dan warna MPs biru. Sampel daging ikan nila pada periode 1 dan periode 2 menunjukkan kelimpahan MPs 510 partikel dan 330 partikel dengan panjang rata-rata 1404,5 + 1481,7 µm dan 1028,9 + 1009,4 µm secara berturut-turut, sebagian besar dalam rentang ukuran 1000-5000 µm. Jumlah MPs per satuan massa pada grup periode 1 adalah 2,1 partikel/g; jumlah MPs per satuan massa pada grup periode 2 adalah 0,3 partikel/g. Sampel daging pada kedua periode menunjukkan dominasi bentuk MPs fiber dan warna MPs biru.
Workshop Bio-Ekologi Guna Peningkatan Kapabilitas Pemandu Wisata Lokal Taman Kehati Jawa Timur Farid Kamal Muzaki; Dian Saptarini; Aunurohim Aunurohim; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum; Mukhammad Muryono; Iska Desmawati; Mukhlas Basah; Muhammad Amin Kurniawan
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1282.653 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.216

Abstract

Taman Kehati Wonosalam yang terletak di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang memiliki fungsi sebagai kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ; juga sebagai lokasi taman wisata edukasi khususnya bagi siswa-siswa sekolah dasar dan menengah. Masyarakat lokal yang tergabung dalam PokMas Kehati Jombang telah berperan sebagai pemandu wisata namun masih memiliki pengetahuan minimal terkait keanekaragaman koleksi tumbuhan serta potensi Taman Kehati sebagai kantong biodiversitas bagi fauna yang berhabitat di Taman Kehati tersebut. Oleh karena itu, dilaksanakan suatu pelatihan bagi anggota PokMas Kehati Jombang yang berfokus pada nilai penting, peran dan manfaat koleksi tumbuhan di Taman Kehati serta status keanekaragaman fauna di dalamnya. Tujuan akhir dari pelatihan adalah peningkatan kapabilitas pemandu wisata lokal. Pelatihan berlangsung selama 2 hari dan dapat berlangsung dengan lancar. Materi yang disampaikan kepada peserta adalah: 1), landasan hukum, tujuan dan sejarah pembentukan Taman Kehati Wonosalam; 2), status dan kondisi keanekaragaman flora koleksi dan fauna yang berhabitat di Taman Kehati Wonosalam; 3), latihan teknis pengamatan flora dan fauna; serta 4), game sederhana untuk membantu pengenalan spesies dan manfaat flora dan fauna. Hasil analisis kuesioner pasca pelatihan menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat memberikan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai kondisi umum serta status kondisi keanekaragaman flora dan fauna di Taman Kehati Wonosalam; yang mana akan sangat bermanfaat untuk menunjang peran sebagai pemandu wisata lokal, khusunya bagi siswa sekolah dasar dan menengah.