Tito Haripradianto
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 38 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

HOTEL WISATA DI KOTA BATU Rahardiyan Ari Wicahyo; Tito Haripradianto; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.819 KB)

Abstract

Kota Batu merupakan salah satu kota Pariwisata di JawaTimur yang terletak di dataran tinggi, tentunya dengan udaranya yang relatif sejuk dan dingin sehingga wisatawan lokal dari kota-kota besar seperti Surabaya menjadikan Kota Batu sebagai pilihan tempat berlibur sejenak untuk sekedar melepas penat dari rutinitas. Kota Batu sendiri memiliki banyak destinasi wisata yang cukup beragam baik yang mengandalkan alam seperti pendakian Gunung Panderman, Wisata Songgoriti, Air Terjun Cuban Rondo, Wisata Desa Bunga, Wisata sayur, Wisata Agro dan juga wisata edukasi seperti Museum Satwa. Jatim Park, Pasar Malam yang berdekatan dengan alun-alun, BNS (Batu Night Spectacular) dan lain sebagainya. Selain sebagai Kota Wisata dengan adanya penambahan objek-objek wisata baru, hotel-hotel di kota Batu juga banyak digunakan untuk pelatihan-pelatihan, diklat-diklat maupun seminar baik oleh usahawan maupun birokrat-birokrat di Propinsi Jawa Timur, sehingga dengan penambahan hotel-hotel baru masih banyak minat tamu hotel yang datang. Sebagai industri yang bergerak dalam bidang jasa, industri perhotelan di wilayah Kota Batu, juga tidak dapat lepas dari sentra-sentra wisata baru yang banyak dibangun beberapa akhir tahun ini, juga tidak akan lepas dari kondisi persaingan yang ketat untuk memperebutkan pasar wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Tujuan utama dari sebuah usaha perhotelan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkat hunian hotel, karena semakin tinggi tingkat hunian hotel menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari bisnis perhotelan.Kata kunci: hotel, wisata, Kota Batu
Perancangan Lingkungan Pondok Sosial Kota Malang dengan Pendekatan Perilaku Savria Vilia Roza; Jenny Ernawati; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.97 KB)

Abstract

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya dan menjadi permasalahan yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Permasalahan yang sering dijumpai di kota-kota besar adalah gelandangan dan pengemis (gepeng), anak jalanan (anjal), lansia terlantar, gelandangan psikotik, dan wanita tuna susila (WTS) yang sering dijumpai di sudut-sudut kota sehingga meresahkan warga dan mengurangi keindahan kota. Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah PMKS yang berkeliaran di sudut-sudut kota adalah dengan menyediakan tempat penampungan berupa Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Akan tetapi, Liponsos yang ada saat ini belum mampu menjalankan tugasnya sebagai tempat penampungan dan rehabilitasi sosial karena kurangnya fasilitas penunjang dan kurang layaknya bangunan penampungan yang ada. Karena Liponsos mewadahi beberapa karakter manusia yang berbeda-beda, diperlukan pendekatan yang berbasis pada perilaku setiap jenis PMKS. Dengan menggunakan metode Place Centered Mapping dan Annotated Diagram pada perancangan Liponsos, diharapkan dapat menghasilkan kebutuhan ruang dan jenis ruang yang cocok bagi setiap jenis PMKS.Kata kunci : lingkungan pondok sosial, place centered mapping, annotated diagram
Perancangan Pusat Informasi dan Edukasi Mangrove Surabaya Subagus Gondho Cahyono; Tito Haripradianto; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Degradasi kawasan pesisir Indonesia semakin bertambah tiap tahun, termasuk kerusakan hutan mangrove. Kerusakan diakibatkan alih fungsi lahan untuk perumahan, tambak dan ekploitasi berlebihan. Menurut Departemen Kehutanan, pada tahun 2003 kerusakan mencapai 200.000 hektar setiap tahun. Kota Surabaya dengan potensi mangrove yang cukup baik, merencanakan pengembangan kawasan pusat konservasi mangrove. Dalam pengembangannya, kondisi ekosistem mangrove yang khas memerlukan penanganan arsitektural khusus sesuai kondisi alam sekitarnya untuk mengurangi dampak lingkungan akibat proses pembangunan. Konsep arsitektur berkelanjutan diperlukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan pesisir dan keberlangsungan generasi masa depan, misalnya dengan pemakaian material alam yang bisa dibudidayakan kembali. Untuk melestarikan dan memaksimalkan ekosistem hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya, maka diperlukan fasilitas pusat informasi dan edukasi ekosistem mangrove dengan material alami ramah lingkungan yang sesuai dengan kondisi lingkungan disekitarnya. Metode programatik dan pragmatis digunakan pada pada prose analisis sampai proses perancangan. Perancangan bangunan berkelanjutan harus menekan kerusakan akibat pembangunan dan sesuai kondisi alamnya, optimalisasi penerapan material alami seperti bambu dapat dikembangkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.Kata kunci: mangrove, arsitektur berkelanjutan, material alami, bambu
Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang Setyawan Wisnu Wardana; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.396 KB)

Abstract

Pasar tradisional mempunyai peran penting di dalam suatu kota, yang tidak lain adalah sebagai tempat bagi masyarakat yang mencari barang sandang maupun pangan bagi pemenuhan kebutuhannya dalam sehari-hari. Masyarakat punya kecenderungan untuk lebih memilih pasar modern dalam membeli semua kebutuhan pokok yang memberikan pelayanan lebih baik, nyaman, tertata rapi dan bersih. Untuk menjaga perananan pasar tradisional pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas dari pasar tradisional dengan dikeluarkannya undang-undang untuk standar perancangan pasar tradisional Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Standar Nasional Indonesia tentang Pasar Rakyat. Objek perancangan yang dipilih adaah Pasar Tawangmangu Kota Malang yang dimana pengmbangannya sudah direncanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Malang. Fokus yang diambil adalah penataan tata ruang dan pengelompokan area dagang sesuai dengan komoditi yang dijual.Kata Kunci: pasar tradisional, perancangan, tata ruang
PERANCANGAN PUSAT KUNJUNGAN DI KOTA BLITAR (BLITAR VISITOR CENTER) Pandu Panoto Gomo; Tito Haripradianto; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.124 KB)

Abstract

Kota Blitar sering dikaitkan dengan nama besar Bung karno dan oleh karenanya Kota Blitar terkenal dengan nilai historisnya. Seiring dengan terus berkembangnyapembangunan, Kota Blitar memiliki visi dan misi menjadi kota pariwisata danperdagangan jasa yang berwawasan kebangsaan dan lingkungan. Untuk itulah KotaBlitar harus dapat mewadahi sistem kepariwisataan nasional baik melalui sistempariwisatanya maupun fasilitas yang menunjang pariwisata tersebut. Sistemkepariwisataan sendiri telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi menjaditanggung jawab tersendiri bagi suatu daerah untuk memfasilitasi pariwisatanya. Dalamilmu kepariwisataan, banyak sekali aspek yang perlu dipenuhi untuk menunjangaktivitas pariwisata seperti upaya promosi, akomodasi, transportasi, dan lainsebagainya, serta kebutuhan Kota Blitar akan kualitas dan kuantitas untuk menampungwisatawannya. Agar dapat memenuhi kebutuhannya, Kota Blitar perlu menyediakansebuah media yang dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut. Untuk itu peran sebuahVisitor Center sangat dibutuhkan untuk mewadahi berbagai macam kebutuhan fungsiruang yang ada. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan ini adalah ArsitekturHibrid, dengan tujuan untuk mengkerucutkan banyaknya kebutuhan ruang pada fasilitasvisitor center. Hasil dari penggabungan fungsi ruang tersebut nantinya dapat menjadiruang transisi antara fasilitas satu dengan yang lainnya.Kata kunci: fasilitas penunjang, pariwisata, arsitektur hibrid
Apartemen dan Mall di Kota Surabaya Perancangan dengan Pendekatan Tekno Ekonomi Bangunan Arda Ariyo Kuncoro; Tito Haripradianto; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Surabaya merupakan kota terbesar di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2009) tingkat urbanisasi mencapai 2,66% dan diperkirakan akan semakin bertambah hingga tahun 2029 sekitar 3.9 juta jiwa. Laju pertumbuhan masyarakat pendatang tercatat 5,5% per tahun yang tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk asli Kota Surabaya yang hanya 1,89% per tahun. Sehingga pada tahun 2015 diperkirakan jumlah penduduk Kota Surabaya akan melonjak menjadi 2.9 juta jiwa. Masyarakat pendatang semakin meningkat, sehingga perlu adanya penyediaan fasilitas kota, terutama pada fasilitas hunian vertikal, dengan memanfaatkan lahan kosong yang tidak produktif. Salah satunya di kawasan Surabaya Timur yang saat ini sudah mulai banyak dibangun apartemen dan mall, termasuk di Kecamatan Mulyorejo juga akan dialih fungsikan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta dekat dengan kawasan industri, dan institusi pendidikan. Sehingga perancangan bangunan investasi apartemen dan mall dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan tekno ekonomi bangunan.Kata kunci: apartemen, mall, Mulyorejo, Surabaya, investasi
Hotel Bisnis Di Kota Malang dengan Pendekatan Tekno Ekonomi Bangunan Ardi Kurniawan; Tito Haripradianto; Ary Deddy Putranto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.774 KB)

Abstract

Dengan semakin meningkatnya pendatang baik dibidang pariwisata, pendidikan dan ekonomi, perkembangan Kota Malang kian hari kian pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah hotel dan okupansi kamar pada data survey Badan Pusat Statistik Kota Malang tahun 2005-2014. Penambahan pembangunan hotel merupakan solusi dari terus meningkatnya jumlah hotel dan akupansi kamar tersebut. Sesuai dengan capaian data yang diperoleh, hotel bisnis bintang 4 dengan jumlah kamar 78 buah akan dirancang dengan pendekatan tekno ekonomi bangunan. Tapak bangunan seluas 12.840 m² berlokasi di jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Malang. Pemilihan lokasi strategis karena merupakan kawasan perdagangan dan jasa. Pendekatan tekno ekonomi bangunan yang dilakukan disertakan dalam setiap aspek perancangan untuk mengoptimalkan desain sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan peluang investasi. Dengan memasukkan program ruang yang dibutuhkan, perencanaan hotel ini telah diperhitungkan dengan indikasi studi kelayakan bisnis maka diperoleh balik modal investasinya adalah selama 1,3 tahun dengan Net Present Value bernilai Rp376.498.497.203,- (NPV > 0). Selain itu nilai Profitability Index yang diperoleh sebesar 4,04 (PI > 1). Berdasarkan pertimbangan kebutuhan investasi dan perhitungan rencana bisnis (Business Plan) pada perancangan pembangunan hotel bisnis bintang 4, daya ketertarikan bagi para investor untuk menanamkan modalnya akan semakin besar.Kata kunci: Hotel Bisnis, Tekno Ekonomi Bangunan, Investasi, Malang
Perancangan Rumah Sakit Rehabilitasi Medik dengan Fasilitas Geriatri Mohammad Zulfahmi; Tito Haripradianto; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini banyak terjadi pembangunan di Indonesia baik itu di kota maupun di desa. Di dalam menanggapi pembangunan yang terjadi pada suatu daerah, kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembangunan dan merupakan salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan suatu daerah dalam melakukan pembangunan. Kabupaten Malang merupakan sebuah daerah yang juga sedang melaksanakan pembangunan. Permasalahan kesehatan-pun terjadi di dalamnya. Perancangan pembangunan Rumah Sakit Rehabilitasi Medik dengan Fasilitas Geriatri ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Malang. Pemilihan jenis dan tipe rumah sakit didasari oleh kebutuhan dan isu yang berkembang. Dari data yang ada, kebutuhan dan isu yang berkembang pada Kabupaten Malang mengerucut kepada rumah sakit rehabilitasi medik dan juga kebutuhan fasilitas geriatri. Pemilihan lokasi perancangan itu sendiri mengikuti peraturan yang ada. Dengan begitu diharapkan perancangan ini dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Malang. Perancangan ini juga tidak terlepas dari standar kesehatan dan keamanan. Hal ini bertujuan untuk menjamin kelayakan bangunan tersebut dalam pengoperasiannya. Bangunan rumah sakit merupakan salah satu bangunan yang mengedepankan fungsi. Oleh karena itu utilitas rumah sakit (infrastruktur) yang baik akan memaksimalkan pelayanan yang diberikan, karena pelayanan kesehatan yang baik dapat mempengaruhi proses penyembuhan.Kata kunci: rumah sakit rehabilitasi medik, fasilitas geriatri, bangunan utilitas
Pendekatan Arsitektur Ekologi pada Perancangan Kawasan Wisata Danau Lebo Kabupaten Sumbawa Barat Syarapuddin Syarapuddin; Herry Santosa; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan pembangunan Taman Wisata Danau Lebo sebagai wisata alam unggulan diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumbawa Barat, sehingga perlu melakukan penataan yang baik dan memperhatikan potensi-potensi yang ada disekitar kawasan tersebut agar dapat dikembangkan secara optimal. Perencanaan pembangunan dengan konsep eco-culture melalui pendekatan arsitektur ekologi merupakan suatu upaya dalam perancangan kawasan wisata Danau Lebo yang berkelanjutan. Perancangan yang dilakukan menggunakan pendekatan metodologi problem solving berdasarkan aspek ekologi kawasan, aspek sosial ekonomi, dan aspek sosial kultural. Konsep eco-culture dikembangkan menjadi konsep dasar pendekatan perancangan waterfront resort Danau Lebo dengan harapan mampu menarik kunjungan wisatawan dengan memuat prinsip wisata yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat melalui pendekatan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan.Kata Kunci: Wisata berkelanjutan, Arsitektur ekologi, waterfront resort
Ruang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang Iman Hidayatullah; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.557 KB)

Abstract

Seiring dengan meningkatnya jumlah pemustaka yang datang mengunjungi ruang baca Perpustakaan Umum Kota Malang, pengelola harus menyediakan fasilitas yang dapat membuat pemustaka merasa nyaman beraktivitas di ruang baca. Ruang baca merupakan fasilitas publik yang disediakan untuk siapa saja yang memiliki kebutuhan akan bahan bacaan dan informasi. Sering kali fasilitas publik tidak memperhatikan kebutuhan ruang personal dari penggunanya. Salah satunya adalah ruang baca di Perpustakaan Umum Kota Malang ini. Berdasarkan observasi awal peneliti, terdapat tatanan perabot yang masih tidak memenuhi akan kebutuhan ruang personal dari pemustakanya. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ruang personal dari pemustaka tersebut ketika beraktivitas di ruang baca Perpustakaan Umum Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik place centered mapping dan pengukuran jarak interaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang personal pemustaka dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tatanan perabot, jenis kelamin, jarak interaksi, dan juga jenis pemustaka.Kata kunci: ruang personal, pemustaka, ruang baca