Claim Missing Document
Check
Articles

WAWANCARA KLINIS UNTUK MENGATASI HAMBATAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENYEBUT YANG BERBEDA DI SMP PONTIANAK Sandie, Sandie
Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wawancara klinis dapat  mengatasi hambatan penalaran matematis siswa dalam penjumlahan pecahan denganpenyebut yang berbeda di SMP Pontianak. Subyek dipilih dengan menggunakan teknikpengambilan sampel nonprobality sampling yaitu dengan purposive sampling dengan subyek penelitian 6 siswa yang mengalami masalah dalam menyelesaikan masalahmatematika pada materi operasi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbedadengan pre-test di bawah KKM yakni 70. Metode penelitian deskriptif lebih tepatnyarancangan penelitian seperti ini disebut penelitian deskriptif analitik berorientasi pemecahan masalah. Instrumen pengumpul data berupa tes tertulis dalam bentuk essaydan pedoman wawancara klinis. Data menunjukkan bahwa hambatan penalaran siswadalam operasi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda sebelum  diberikanwawancara klinis banyak mengalami kesalahan konsep, prosedur, dan perhitungan. Setelahdiberikan wawancara klinis menunjukkan siswa yang mengalami kesalahan konsep,prosedur, dan perhitungan dapat terminimalisir secara signifikan. Disarankan bagi paraguru di sekolah diharapkan dapat menerapkan wawancara klinis kepada siswa yang kurang mampu dalam hal belajar. Kata Kunci: Wawancara Klinis, Penalaran Matematis, Pecahan.
PROSES BERPIKIR SISWA TUNAGRAHITA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER Sandie, Budi Usodo, Riyadi
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/saintek.v2i2.226

Abstract

Penelitian ini adalah kualitatif dengan data utama yakni proses berpikir siswa yang dituangkan dalam bentuk kata-kata tertulis atau transkrip wawancara. Pemilihan subyek ditinjau dari proses berpikir dan gender, sehingga subyek penelitian terdiri dari dua siswa dengan keterbelakangan mental dengan klasifikasi jenis kelamin pria dan wanita . Kedua peserta dari penelitian ini adalah siswa kelas X Sekolah Luar Biasa C Dharma Asih Pontianak. Data proses berpikir siswa dihimpun melalui wawancara berbasis tugas . Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk ( 1 ) mengetahui proses berpikir siswa tunagrahita dengan jenis kelamin laki-laki, ( 2 ) mengetahui proses berpikir siswa tunagrahita dengan jenis kelamin perempuan. Berpikir adalah proses pembentukan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi dengan interaksi yang kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, penalaran abstrak, representasi, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas dan kecerdasan. Proses berpikir adalah tahap dalam proses pemecahan masalah matematika dengan tahap pembentukan konsep, logika, dan pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, proses berpikir siswa tunagrahita yang ditinjau dari perbedaan gender adalah berbeda. Perbedaan ini terjadi pada tahap logika dalam memecahkan masalah matematika dengan nilai tempat pada suatu angka. Siswa laki-laki dapat menjawab dan memecahkan masalah yang diberikan dengan benar, tetapi siswa perempuan tidak dapat memecahkan masalah yang diberikan dengan benar. Pada masalah ini terdapat perbedaan antara proses berpikir siswa tunagrahita laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa siswa tunagrahita laki-laki memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep nilai tempat dibandingkan dengan siswa tunagrahita perempuan.Kata kunci: Proses Berpikir, Tunagrahita, Pemecahan Masalah Matematika, Gender
Student difficulties in solving covariational problems Sandie; Purwanto; Subanji; Erry Hidayanto
International Journal of Humanities and Innovation (IJHI) Vol. 2 No. 2 (2019): June
Publisher : Center for Humanities and Innovation Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33750/ijhi.v2i2.38

Abstract

This study discusses the difficulties of students in solving covariational problems. The study was conducted on 25 students with 6th-semester studies who had completed calculus courses. Students are asked to verbalize what they think while solving problems (think aloud). Next, students are interviewed with an in-depth interview technique to explore the thinking process. The results showed 88% of students had difficulties when given covariational problems. Students are familiar with mathematical problems with counting operations. When given a problem without information, students experience difficulties. 
WAWANCARA KLINIS UNTUK MENGATASI HAMBATAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENYEBUT YANG BERBEDA DI SMP PONTIANAK Sandie Sandie
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.247 KB) | DOI: 10.25273/jems.v1i2.119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wawancara klinis dapat mengatasi hambatan penalaran matematis siswa dalam penjumlahan pecahan denganpenyebut yang berbeda di SMP Pontianak. Subyek dipilih dengan menggunakan teknikpengambilan sampel nonprobality sampling yaitu dengan purposive sampling dengansubyek penelitian 6 siswa yang mengalami masalah dalam menyelesaikan masalahmatematika pada materi operasi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda dengan pre-test di bawah KKM yakni 70. Metode penelitian deskriptif lebih tepatnya rancangan penelitian seperti ini disebut penelitian deskriptif analitik berorientasi pemecahan masalah. Instrumen pengumpul data berupa tes tertulis dalam bentuk essay  dan pedoman wawancara klinis. Data menunjukkan bahwa hambatan penalaran siswa dalam operasi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda sebelum diberikan wawancara klinis banyak mengalami kesalahan konsep, prosedur, dan perhitungan. Setelah diberikan wawancara klinis menunjukkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, prosedur, dan perhitungan dapat terminimalisir secara signifikan. Disarankan bagi para guru di sekolah diharapkan dapat menerapkan wawancara klinis kepada siswa yang kurang mampu dalam hal belajar.
Pengembangan E-Comic sebagai Media Pembelajaran Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII Julius Triatmojo; Syarifah Fadillah; Sandie Sandie
JURING (Journal for Research in Mathematics Learning) Vol 4, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.331 KB) | DOI: 10.24014/juring.v4i4.14169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran e-comic untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dalam materi bangun ruang sisi datar bagian kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Menyuke yang mencapai tingkat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Penelitian dengan model ADDIE, yang terdiri atas lima tahapan pokok, yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (penerapan), dan evaluation (evaluasi). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Menyuke sebanyak 19 siswa dan 3 orang ahli media dan materi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi ahli media dan ahli materi, angket respon guru dan respon siswa, dan soal tes kemampuan pemahaman matematis yang dikumpulkan menggunakan teknik angket dan teknik tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif berupa rata-rata dan persentasenya. Hasil penelitian validasi e-comic yaitu validasi media dengan nilai rata-rata dari ketiga ahli sebesar 90,62% dengan kategori sangat valid. Sedangkan hasil penelitian validasi materi diperoleh skor rata-rata 93,18% dengan kategori sangat valid. Yang kedua adalah nilai kepraktisan, dilihat dari nilai angket respon guru dan respon siswa diperoleh hasil 87,06% untuk respon guru dan 97% untuk respon siswa dengan kriteria sangat praktis. Selanjutnya keefektifan, dilihat dari nilai hasil pengerjaan posttest siswa dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 orang dari 19 orang dengan persentase 89,47% maka keefektifannya dikategorikan sangat efektif.
Pengembangan Instrumen Tes HOTS dalam Mengukur Kemampuan Berpikir Analitis Siswa pada Materi Program Linear di Kelas XI SMA Sungai Kehidupan Anselmus Anselmus; Dewi Risalah; Sandie Sandie
JURING (Journal for Research in Mathematics Learning) Vol 4, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.187 KB) | DOI: 10.24014/juring.v4i4.14295

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen tes HOTS yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir analitis siswa pada materi program linear. Penelitian ini dilakukan di SMA Sungai Kehidupan menggunakan motode  penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan rancangan penelitian Borg and Gall dengan 10 tahapan yaitu, potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk dan produk masal. Namun, dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap 8 yaitu, uji coba pemakaian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil validasi instrumen tes HOTS dari ketiga ahli dengan kategori valid. Sedangkan nilai kepraktisan dilihat dari nilai angket yang diisi oleh guru dan siswa yang diakumulasi diperoleh nilai kepraktisan dalam pesentase yaitu, 83,61% dengan kategori sangat praktis. Bentuk akhir produk dari penelitian ini adalah instrumen tes HOTS sebanyak 4 butir soal esai yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir analitis siswa.
Internalisasi Nilai-Nilai dalam Sistem Beuma Masyarakat Desa Nanga Mahap dalam Pembelajaran IPS Berbasis Etnopedagogi C. Sri Hartaty. S; Saiful Bahri; Emi Tipuk Lestari; Sandie Sandie; Dewi Risalah
Jurnal Basicedu Vol 6, No 3 (2022): June Pages 3200-5500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i3.2979

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah  menganalisa Internalisasi Nilai-Nilai Dalam Sistem Beuma Masyarakat Di Desa Nanga Mahap Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Etnopedagogi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan dengan observasi langsung, komunikasi langsung, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: Penelitian ini berusaha memahami bagaimana internalisasi nilai-nilai sistem beuma masyarakat di desa Nanga Mahap dalam pembelajaran IPS berbasis etnopedagogi dalam kearifan lokal. Dalam kehidupan masyarakat desa Nanga Mahap ini tradisi turun temurun kearifan lokalnya yang perlu di jaga untuk diwariskan kepada generasi penerus  yaitu kearifan lokal Beuma  atau  berladang. Menanam padi dengan sistem pertanian Beuma  merupakan cara yang masih di anut oleh sebagian besar masyarakat di Nanga Mahap ini. Masyarakat di Nanga Mahap ini dalam menjalani rutinitas kehidupannya tidak terlepas dari praktek religius tradisonal yang di wariskan oleh para leluhurnya. Dalam pembelajaran IPS melalui Penerapan nilai-nilai kearifan lokal merupakan suatu upaya untuk menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekita. pentingnya nilai-nilai adat dan tradisi yang berlaku untuk lingkungan sekitar. Nilai-nilai budaya bisa di jadikan sumber pembelajaran IPS untuk generasi selanjutnya.
ETNOMATHEMATICS EXPLORATION IN THE CULTURE SYSTEM OF MALAY CULTURE IN NAGA MAHAP VILLAGE Medlyn Claudyasuka Patari; Dewi Risalah; Sandie Sandie; Saiful Bahri; Emi Tipuk Lestari
Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 10, No 2 (2022): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jdm.v10i2.34218

Abstract

Ethnomathematics is the study of mathematics' distinctive characteristics or colors as they exist and develop in society. Ethnomathematics is the study of mathematics as it appears or is utilized in cultural community groups such as urban and rural communities, children of a specific age, labor groups and indigenous peoples. For the vast majority of Indonesians, cultivation is a way of life, particularly the residents of Nanga Mahap Village. Mathematical words are employed in farming activities, ranging from units to fundamental mathematical concepts. Cultivation systems have been practiced in grasslands and forests around the world. Cultivation is a shifting cultivation system from one plot of land to another, usually cleared by cutting down and burning part of the forest to make fields. The goal of this study was to investigate the mathematical principles inherent in the Malay culture's farming system in Nanga Mahap Village. This is a qualitative study with an a ethnographic approach. This is a qualitative research that makes use of an ethnographic approach.. The study took place in Nanga Mahap Village, Sekadau Regency's Nanga Mahap District. The subjects of this research are informants, namely field farmers with Malay culture in Nanga Mahap Village. Data were gathered from a variety of sources including observation, interviewing, and documentation procedures. The results indicated that the farming system incorporated a mathematical element through the requirement for seeds, yields, and tools, namely the concept of comparison, the concept of counting mathematical words, tessellation (tiling), geometry, and congruence
Study Etnomatematika Betangker pada Acara Pernikahan di Desa Nanga Mahap Saidati Saidati; Dewi Risalah; Sandie Sandie; Saiful Bahri; Emi Tipuk Lestari
Jurnal Basicedu Vol 6, No 5 (2022): October Pages 7664-9236
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3639

Abstract

Etnomatematika adalah pendekatan matematika melalui unsur budaya. Pendekatan matematika realistik melalui aktivitas nyata dengan unsur budaya khususnya penggunaan bahasa lokal sangat dibutuhkan masyarakat dalam memahami konsep matematika. Budaya mempunyai kaitan yang erat dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara Betangker Terpal (Pembuatan Tenda) dalam acara pernikahan adat Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep etnomatematika Betangker Terpal (Pembuatan Tenda) H-3 pada acara pernikahan Melayu di Desa Nanga Mahap yang dibuat dengan kayu dan ditutupi menggunakan terpal yang harus diselesaikan hari itu juga. Penelitian ini merupakan penelitian Studi kasus dengan pendekatan kualitatif di mana subjek penelitian adalah informasi yang diambil dari budaya Betangker Terpal (Pembuatan Tenda) pada acara pernikahan Adat Melayu Nanga Mahap, Sekadau, Kalimantan Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pernikahan dalam proses Betangker Terpal (pembuatan tenda), wawancara dilakukan dengan masyarakat sekitar, dokumentasi sebagai penguat penelitian serta, study kepustakaan dilakukan untuk menentukan konsep matematika yang berikaitan dengan kegiatan pertunangan sampai pernikahan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sistem pembuatan betangker pada acara adat pernikahan memasukkan unsur matematis didalamnya. Dengan melalui tessellation (pengukuran), geometri, dan kesesuaian.
Student’s Covariational Reasoning in Solving Covariational Problems of Dynamic Events Sandie Sandie; Utin Desy Susiaty
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 5, No 2 (2020): Volume 5 Number 2 September 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.927 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v5i2.2092

Abstract

One of the reasons for learners to have poor covariational reasoning is because learners understand covariation to the extent that it is procedural, while conceptually it is not fully understood. The goal to be achieved is to describe the process of student covariational reasoning in constructing graphs. This research uses a qualitative approach. This type of research is qualitative research in which the main data is written and/or spoken words. The subjects in this study were odd semester students consisting of 3, 5, and 7 Mathematics Education Study Programs, Faculty of Mathematics, Natural Sciences and Technology IKIP-PGRI Pontianak. The research instrument consists of the main instrument, namely the researcher himself and the supporting instrument, namely the task of covariational problems in the form of a written test and interview guidelines. Data analysis by processing and preparing data from the assignment results to interpreting the data and making conclusions. This study examines the process of student covariational reasoning in solving dynamic incident problems. Students initially experience a pseudo error, however, along with the problem-solving process students can eliminate pseudo thinking that was initially experienced. Students have been able to solve covariational problems at Level 5, where these problems require students to be able to coordinate changes in the value of one variable against changes in the value of other variables. The problem at level 5 also requires students to be able to see changes in time and changes in water level that occur continuously by paying attention to the irregular shape of the bottle. The existence of the Covid-19 pandemic provides a limit for researchers in collecting data that should have been done directly online. This limits researchers to dig deeper into what students think in depth. The number of students who can solve this problem needs to pay attention to the IKIP PGRI Pontianak Institute to compile a curriculum or learning media that instils the concept of reasoning.