Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENAMBAHAN Aspergillus Niger PADA HAYLASE COMPLETE FEED BERBASIS BAGAS TEBU DAN KOTORAN AYAM PETELUR TERHADAP KECERNAAN IN VITRO Afrizal Hardianto; Usman Ali; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan Aspergillus niger pada haylase complete feed berbasis bagas tebu campuran kotoran ayam terhadap kandungan kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organic (KcBO) secara invitro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bagas tebu dan Kotoran ayam. Metode penelitian ini adalahpercobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakukan dan masing-masing diulang 3 kali dengan fermentasi P1=6ml, P2=8ml dan P3=10ml. data hasil pengujian dianalisis ragam (anova) jika ada pengaruh nyata dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing perlakuan berpengaruh sangat nyata(P<0.01) meningkatkan kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO). Adapun nilai rata-rata kandungan (%) KcBK yaitu P0= 34,26%a, P1= 36,61%b, P2= 39,25%c P3= 40,88%c. Sedangkan nilai rata-rata kandungan (%) KcBO yaitu P0= 23,45%a, P1= 23,77%ab, P2= 26,79%b, P3= 27,24%c. Disimpulkan bahwa tingkat penambahan kapang Aspergillus niger dalam haylase complete feed berbasis bagas tebu dan kotoran ayam dengan lama fermentasi 7 hari dapat meningkatkan kandungan KcBK dan KcBO. Tingkat penambahan Aspergillus niger menghasilkan kandungan KcBK dan KcBO tertinggi pada dosis 10 ml/ 1 kg bahan, dengan kandungan KcBK P3=40,88% dan KcBO P3=27,24%. Untuk mendapatkan hasil complete feed yang lebih baikdisarankan di fermentasi menggunakan Aspergillus niger dengan dosis 10ml/ 1 kg bahan..Kata kunci: bagas tebu, kotoran ayam, Aspergillus niger, complete feed, haylase, KcBK, KcBO
PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KATUK PLUS PROBIOTIK Saccharomyces cerevisiae TERHADAP EFESIENSI PAKAN DAN BERAT JENIS SUSU PADA SAPI PERAH PFH Nuril Achmad; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh suplementasi tepung daun katuk plus probiotik Saccharomyces cerevisiae terhadap efesiensi pakan dan berat jenis susu pada sapi perah Peranakan Friesian Holstein. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasitentang daun katuk plus probiotik Csebagai bahan pakan tambahan pada sapi perah Peranakan FriesianHolstein.Materidalam penelitian ini adalah sapi perah Peranakan Friesian Holstein sebanyak 9 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok(RAK). Pengelompokan sapi perah didasarkan pada masa laktasi pertama, kedua, dan ketiga . Perlakuan yang dicobakan adalah 3 macam P0= pakan standart terdiri dari rumput odot, rumput gajah, dan tebon jagung, P1= pemberian tingkat suplementasi tepung daun katuk sebanyak25 gram plus probiotik Saccharomyces cerevisiae20 gram, P2= 35 gram tepung daun katuk plus probiotikSaccharomyces cerevisiae 20 gram.Variabel yang diamati meliputi efesiensi pakan dan berat jenis susu.Berdasarkan analisis ragam didapatkan bahwa penggunaan tepung daun katuk plus probiotikmenunjukanpengaruh yangnyata (p<0,05) terhadap efesiensi pakan. Semakin meningkat daun katuk plus probiotik daun katuk plus probiotik Saccharomyces cerevisiaemaka semakin meningkat pada efesiensi pakannya, sedangakan terhadap Berat Jenis susu tidak memberikanpengaruh yang nyata (p>0,05). Hasil yang terbaik diperoleh dari perlakuan P1yaitu dengan penambahan 25 gram daun katuk plus 20 gram probiotik Saccharomyces cerevisiae.Kata kunci :daun katuk,probiotik, efsiensi pakan, berat jenis susu, friesian holstein
PENGARUH PENAMBAHAN FERMENTED MOTHER LIQOUR DAN BIOENZIM PADA PAKAN BURUNG PUYUH JANTAN TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING PAKAN DAN PROTEIN EFISIENSI RATIO Juliadi Azhar Kurniawan; Sunaryo Sunaryo; Dr. Ir. Usman Ali, MP
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 01 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan bioenzim pada pakan burung puyuh dengan penambahan fermented mother liquor tertentu terhadap kecernaan bahan kering dan protein efisiensi ratio. Materi penelitian ini yaitu 160 ekor burung puyuh, pakan komersial, fermented mother liquor dan bioenzim. Metode yang dipakai yaitu eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Ada 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut yaitu P0= pakan yang tidak ditambahkan campuran fermented mother liqour dan bioenzim, P1= penambahan 3% fermented mother liqour dan bioenzim sebanyak 1 gram/kg pakan. P2= penambahan 3% fermented mother liqour dan bioenzim sebanyak 2 gram/kg pakan. P3= penambahan 3% fermented mother liqour dan bioenzim sebanyak 3 gram/kg pakan. Variabel yang diamati adalah kecernaan bahan kering dan protein efisiensi ratio. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan fermented mother liqour dan bioenzim berpengaruh nyata (P<0,05), terhadap daya cerna bahan kering dan protein efisiensi ratio pakan burung puyuh jantan. Rataan kecernaan bahan kering P0= 73,67%a, P1= 74,89%ab, P2= 75,98%b, P3= 76,33%b. Rataan protein efisiensi ratio P0= 0,37a, P1= 0,38b, P2= 0,39c, P3= 0,39c. Kesimpulan yaitu penambahan fermented mother liqour dan bioenzim dalam pakan dapat meningkatkan daya cerna bahan kering dan protein efisiensi ratio pada burung puyuh jantan. Penambahan 3% fermented mother liqour dan 2 gram bioenzim dalam pakan menunjukkan dosis yang optimum.Kata kunci : fermented mother liqour, bioenzim, daya cerna bahan kering, burung puyuh jantan. 
PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN TOTAL MIXED RATION TERHADAP KANDUNGAN LEMAK, LAKTOSA, DAN SOLID NON FAT SUSU SEGAR SAPI PFH Muhammad Shandika Putra; Usman Ali; Badat Muwakhid
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan konsentrat dalam pakan Total Mixed Ration (TMR) terhadap kandungan lemak, laktosa, dan Solid Non Fat susu segar sapi PFH. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perah PFH berjumlah 9 ekor dengan produksi susu rata – rata 10 liter hari. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) meliputi 3 pakan perlakuan menggunakan pakan konsentrat (P1) 20%, (P2) 30%, dan (P3) 40% dari kebutuhan bahan kering dalam pakan TMR ditambah pemberian hijauan tebon jagung segar secara adlibitum, masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Pakan konsentrat diberikan pada sapi sebelum diberi hijauan tebon jagung segar. Variabel yang diamati adalah kadar lemak, laktosa dan SNF. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan diuji lanjut BNT. Hasil penelitian diketahui penggunaan konsentrat dalam pakan Total Mixed Ration berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan lemak susu segar dengan rataan kandungan lemak pada (P1) 3,92ᵇ %, (P2) 3,07ᵃ %, dan (P3) 2,97ᵃ %. Perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan laktosa dan Solid Non Fat susu segar dengan rataan kandungan laktosa susu segar pada (P1) 3,81ᵃ %, (P2) 3,94ᵃ %, dan (P3) 4,19ᵇ % , rataan kandungan Solid Non Fat susu segar pada (P1) 7,72ᵃ %, (P2) 7,92ᵃᵇ %, dan (P3) 8,14ᵇ %. Kesimpulan penggunaan konsentrat 40% dalam pakan Total Mixed Ration signifikan dapat meningkatkan kandungan laktosa dan Solid Non Fat serta menurunkan kandungan lemak susu segar sapi PFH. Kata Kunci: Sapi Perah PFH, Pakan TMR, Kualitas Susu Segar.
PENGARUH iPENAMBAHAN iCAMPURAN INITROBACTER DAN iLactobacillus iFermentum iTERENKAPSULASI TERHADAP IOFC DAN NILAI EKONOMIS PAKAN PADA KELINCI iJANTAN Ahlul Ilham Mahayana; Usman Ali; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 01 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan ipenelitian iini yaitu untuk menganalisis ipenambahan iNitrobacter dan iLactobacillus fermentum iterenkapsulasi iterhadap IOFC i(Income iOver iFeed iCost) idan inilai iekonomis ipakan pada kelinci Rex jantan. iMateri dalam penelitian ini yaitu isolat bakteri Lactobacillus fermentum, isolat Nitrobacter, ikelinci strain iRex dengan jenis ikelamin ijantan iumur 2-2,5 ibulan isebanyak i32 ekor dengan jarak berat diantara 540-1400 gram, pakan, kandang percobaan. iMetode ipenelitian yang idigunakan iadalah imetode ipercobaan idengan iRancangan iAcak iKelompok i(RAK) iterdiri idari i4 iperlakuan idan i4 ikelompok. iPerlakuan iyang digunakan pada penelitian ini yaitu P0= Pakan Kontrol, P1= Penambahan probiotik terenkapsulasi 0,15% dalam pakan, P2= Penambahan probiotik terenkapsulasi 0,30% dalam pakan, P3= Penambahan probiotik 0,45% dalam pakan. Kelompok pada penelitian ini yaitu K1=Bobot 540-703 gram, K2= Bobot 721-905 gram, K3=Bobot 940-1077 gram, K4=Bobot 1089-1400 gram. Variabel yang diamati adalah IOFC dan nilai ekonomis pakan. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis ragam, jika hasil memiliki pengaruh maka dilanjutkan dengan uji BNT. iHasil ipenelitian imenunjukkan ibahwa ipenambahan icampuran iNitrobacter idan iLactobacillus ifermentum itidak iberpengaruh inyata i(P>0,05) terhadap nilai IOFC, sedangkan kelompok bobot badan berpengaruh nyata  (P<0,05) terhadap IOFC kelinci Rex. Rata-rata IOFC (Rp/ekor) selama 30 hari pada perlakuan yaitu P3=11.776, P2=10.745, P1 =10.071, P0=9.872, dan pada kelompok bobot badan, yaitu K4=11.945b, K3=11.402b, K2= 10.086ab, K1=9.032a. Penambahan campuran Nitrobacter dan iLactobacillus ifermentum iberpengaruh isangat inyata i(P<0,01) terhadap inilai .ekonomis .pakan, isedangkan ikelompok ibobot ibadan itidak iberpengaruh inyata (P>0,05) iterhadap inilai iekonomis pakan. iRata-rata inilai iekonomis ipakan i(Rp/Kg) iadalah iP0= 38.492b, P1= 38.222b, P2= 37.609ab, P3= 37.035a, dan pada kelompok bobot badan, yaitu K1=37.682, K2=38.034, K3=37.883, K4=37.759. Disimpulkan bahwa penambahan icampuran Nitrobacter dan iLactobacillus fermentum terenkapsulasi sampai level 0,45% dalam pakan dapat meningkatkan iIOFC dan nilai ekonomis pakan menjadi lebih murah. Kelompok bobot badan kelinci yang semakin besar berdampak positif iterhadap iIOFC idan inilai iekonomis ipakan.Kata Kunci: Probiotik, enkapsulasi, iincome iover ifeed ,cost ,(iofc), nilai iekonomis pakan
PENGARUH PENGGUNAAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) TERFERMENTASI Aspergillus niger PADA PAKAN LENGKAP TERHADAP PERFORMA KELINCI M. Nur Abidin; Usman Ali; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan eceng gondok sebagai complet feed terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan pada kelinci lepas sapih. Materi yang digunakan kelinci local lekas sapih, pakan lengkap dengan bahan pakan yang di gunakan bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak halus, pollard, jagung, tetes tebu (molase), tepung tapioka, premix, kapur, garam, dan Eceng gondok (Eucornia grassipes). Penelitian menggunakan percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok(RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok, P0 = pakan kontrol, P1 = eceng gondok 10%, P2 = eceng gondok 20%, P3 = eceng gondok 30% dan di uji lanjut menggunakan uji BNT 5%. Variable yang diamati konsumsipakan, pertambahan berat badan dan konversi pakan. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tingkat bahwa tingkat penggunaan eceng gondok yang di fermentasi dalam pakan lengkap memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi badan. Rataan konsumsi pakan, P0 = 2807,33a, P1 = 3066ab, P2 = 3196,33bc dan P3 = 3391,67c. Rataan Pertambahan Bobot Badan, P0 = 213,06a, P1 = 238,94ab, P2 = 264,54bc, dan P3 = 288,19c. Rataan konversi pakan P0 = 13,09a, P1 = 12,75a, P2 = 12,05ab, dan P3 = 11,75b. Kesimpulan penelitian bahwa semakin tinggi penggunaan eceng gondok terfermentasi maka konsumsi pakan akan meningkat selama tidak melebihi batas standart. Tingkat penggunaan eceng gondok terfermentasi 30% dapat mengoptimalkan performa kelinci local lepas sapih. Disarankan untuk meningkatkan konsumsi pakan, PBB,dan konversi pakan pada kelinci sebaiknya pakan yang digunakan dalam bentuk pellet agar lebih efisien dalam memberikannya. Kata kunci : Kelinci, eceng gondok, Aspergillus niger
PEMBERIAN Lactobacillus fermentum PADA AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN PADA AYAM PETELUR LAYER Arif Maulana; Usman Ali; Muhammad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus fermentum pada air minum terhadap konsumsi pakan, produksi telur dan konversi pakan. Materi yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur Strain ISA Brown pada tahap produksi periode ke dua menjelang afkir dengan umur 80 mingguan. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan pemberian Lactobacillus fermentum (P0 tanpa perlakuan, P1 dosis 2ml / liter air minum, P2 dosis 3ml / liter air minum, P3 dosis 4ml / liter air) dengan tiga ulangan. Analisa data dalam penelitian menggunakan analisa ragam (ANOVA) apabila terdapat pengaruh tiap perlakuan dilanjutkan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis penggunaan Lactobacillus fermentum pada air minum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, tetapi dapat meningkatkan produksi telur dan menurunkan angka konversi pakan. Kesimpulan penelitian ini penggunaan dosis Lactobacillus fermentum pada air minum ayam petelur dengan dosis 3 ml / liter air minum dapat mengoptimalkan produksi telur dan konversi pakan.Kata kunci : ayam petelur, Lactobacillus fermentum, produksi telur, konversi pakan.
PENGARUHlPENAMBAHANlCAMPURANlSARIlBUAH MENGKUDU DANlMULTIlENZIM DALAMlAIRlMINUMlTERHADAPlBOBOT DAN KOMPONEN TELUR PUYUH PERIODE LAYER M. Walad Alfadlilatul; Usman Ali; Nurul Humaidah
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitianniniibertujuannuntuk menguji pengaruh penambahan sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) plus multienzim terhadap bobot dan komponen telur puyuh. Materi penelitian ini menggunakan sari buah mengkudu, multienzim dan ternak puyuh betina umur 6 bulan..Metodeepenelitiannini menggunakann percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan..,Data dianalisa ragam (ANOVA) dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan 4 perlakuan yaitu P0 = air minum tanpa sari buah mengkudu dan multienzim, P1= 3 ml, P2= 6 ml, P3= 9 ml. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa penambahanncampurannsari buah mengkudu dan multienzim pada bobot telur berpengaruh nyata (P<0,05), bobot putih telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01), bobot kuning telurrberpengaruhhnyata, (P<0,05), dan tidak ,berpengaruhh,nyata ,(P>0,05). terhadap bobot .cangkang.. Rataan, nilai berat telur (g/ekor/hari) pada P0 : 11,27a, P1 : 11,30a, P2: 11,43a, P3: 11,76b,. nilai berat putih telur (g/ekor/hari) pada P0 : 6,04a, P1 : 6,09 a, Pe2: 6,33b, P3: 6,40b, rataan kuning telur (g/ekor/hari) pada P0: 3,57a, P1 : 3,73b, P2: 3,74b, P3: 3,82b,. dan rataan kerabang telur (g/ekor/hari) pada P0:, 1,52, P1:, 1,54, P2:, 1,55, P3: 1,62. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada variabel kerabang telur tidak berpengaruh nyata sedangkan pada variabel putih telur, kuning telur dan bobot telur memiliki pengaruhnyata. Disarankan menggunakan campurannsari buah mengkudumdanmmultimenzim sebanyak 99ml/l air minummuntuk meningkatkan kualitas telur puyuh.Kata kunci : Puyuh, layer, mengkudu, enzim, telur.
HUBUNGAN MUSIM DAN PERFORMAN REPRODUKSI SAPI PERAH PFH TERHADAP KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN DI CV. MILKINDO BERKA ABADI MALANG Setiawan setiawan; Mudawamah mudawamah; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara unsur-unsur iklim di musim hujan dan kemarau dengan performan reproduksi serta membandingkan keberhasilan inseminasi buatan pada ternak sapi perah berdasarkan nilai performan di musim hujan dan musim kemarau. Penelitian ini memakai metode studi kasus, yaitu pengambilan data sesuai persyaratan yang ditentukan(purposive sampling) dari data sekunder recording IB sapi perah PFH yang sudah laktasi dengan BCS 3 (sedang) tahun 2016 - 2017, dan jumlah akseptor sapi perah di CV. Milkindo Berka Abadi, yang memenuhi syarat untuk dianalisis performan reproduksinya berdasarkan pengelompokan bulan musim hujan dan bulan musim kemarau. Sebagai contoh, nilai S/C pada musim hujandihitung dari sapi-sapi yang di IB dan bunting yang masuk pada bulan musim hujan, demikian sebaliknya pada musim kemarau. Jumlah data akseptor sapi perah yang dianalisis performan reproduksinya di musim hujan yaitu: S/C 72 ekor, DO 41 ekor, SD 81 ekor dan di musim kemarau yaitu: S/C 58 ekor, DO 35 ekor, SD 59 ekor. Data iklim berupa intensitas radiasi matahari, lama penyinaran, curah hujan, suhu dan kelembaban udara, data reproduksi, yaitu: Service per Conception (S/C), Days Open (DO), Service Days (SD), data dianalisis secara deskriptif dilanjutkan dengan Uji F, Uji-t tidak berpasangan, regresi dan korelasi dengan software microsoft Excel 2010. Hasil analisis Uji-t tidak berpasangan menunjukkan unsur-unsur iklim, yaitu: lama penyinaran, curah hujan, suhu dan kelembaban udara berbeda sangat nyata (P<0,01) pada musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau kecuali unsur iklim intensitas radiasi matahari tidak berbeda nyata (P>0,05). Rataan lama penyinaran di musim hujan 45 ± 8,13% dan di musim kemarau 61,33 ± 7,79%, rataan curah hujan di musim hujan 314,6 ± 105,9 mm dan di musimkemarau 57,44 ± 34,67 mm, rataan suhu udara rata-rata di musim hujan 26,28 ± 0,48°C dan di musim kemarau 25,52 ± 0,71°C, rataan kelembaban udara di musim hujan 84,13±1.64% dan di musim kemarau 80,22 ± 1,92%, rataan intensitas radiasi matahari di musim hujan 350,33 ± 37,19 grcal/cm²/hr dan di musim kemarau 367,22 ± 46,31 grcal/cm²/hr. Hasil analisis Uji-t tidak berpasangan menunjukkan performan reproduksi S/C, DO dan SD berbeda sangat nyata (P<0,01) pada musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau. Rataan S/C di musim hujan 3,43 ± 1,59 kali dan di musim kemarau 2,62 ± 1,65 kali. Rataan DO di musim hujan 97,54 ± 42,56 hari danmusim kemarau 62,34 ± 24,59 hari. Rataan SD di musim hujan 73,33 ± 4,95 hari dan di musim kemarau 55,63 ± 29,41 hari. Hasil analisis regresi antara unsur-unsur iklim di musim hujan dan kemarau tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap performan reproduksi seperti S/C, DO dan SD kecuali pada hubungan intensitas radiasi matahari dan DO di musim hujan berbeda sangat nyata(P<0,01) dengan persamaan regresi Y = -0,8226X + 420,98; nilai r -0,87 dan R² 0,75. Unsur-unsur iklim seperti curah hujan, suhu udara rata-rata dan kelembaban udara sangat nyata lebih tinggi di musim hujan daripada musim kemarau, sebaliknya pada musim kemarau lama penyinaran matahari sangat nyata lebih tinggi dibandingkan di musim hujan, sedangkan intensitas radiasimatahari tidak nyata di musim kemarau dan hujan. Performan reproduksi di musim kemarau sangat nyata lebih baik dibandingkan performan reproduksi di musim hujan. Tidak ada hubungan antara unsur-unsur iklim dan performan reproduksi di musim hujan dan kemarau, kecuali pada musim hujan terdapat hubungan antara intensitas radiasi matahari dan DO. Untuk meningkatkanperforman reproduksi pada musim hujan, disarankan perlu pemberian dan pengaturan lama penyinaran buatan seperti lampu. Perlu penelitian lebih lanjut tentang penelitan berbagai intensitas cahaya dan lama penyinaran lampu buatan terhadap performan reproduksi sapi perah di musim hujan.Kata kunci: DO, S/C, SD, sapi, AI
EVALUASI PEMELIHARAAN INDUK KAMBING SAANEN LAKTASI DAN ANALISIS KUALITAS SUSU SEGAR DI KECAMATAN BATU, KOTA BATU M. Basid Sidiq; Usman Ali; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemeliharaan induk kambing laktasi dan menganalisis kualitas susu segar di peternakan kambing Saanen Kecamatan Batu, Kota Batu. Materi penelitian adalah 24 ekor induk laktasi kambing perah Saanen di peternakan Dr Goat dan 6 ekor induk laktasi kambing perah Saanen di peternakan H2 Farm, serta lactoscan. Metode penelitian adalah studi kasus dengan wawancara dan kuisioner. Penentuan sample secara purposive dan pengambilan sampel secara keseluruhan induk laktasi dengan kriteria kambing perah yang sedang laktasi 3-5 sekitar umur 3 sampai 4,5 tahun. Variabel yang diamati adalah kasus pemeliharaan dan kualitas susu kambing segar. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi manajemen pemeliharaan kambing dilakukan secara intensif, pemilihan bibit yang unggul, kandang panggung, pakan hijauan rumput odot secara ad libitum dan kosentrat pollard mixfeed ½ kg 2x1 hari, perkawinan alami, kesehatan dengan obat cacing, biosecurity dengan penyemprotan disinfektan. Hasil uji kualitas susu susu segar Dr Goat kadar lemak susu 4,58%, kadar bahan kering tanpa lemak 7,77%, kadar protein 3,69% , laktosa 3,48% , temperatur 29,40°C, water 16,92%, salt 0,52%. Kualitas susu H2 Farm kadar lemak susu 6,32%, kadar bahan kering tanpa lemak 8,84% , kadar protein 4,21% , laktosa 3,96% dan temperatur 27,80 °C, water 02,30%, salt 0,66%. Kesimpulan pemeliharaan induk kambing perah Saanen di kedua peternakan Kota Batu sudah sesuai prosedur Permentan mengenai pedoman budidaya kambing perah yang baik berdasarkan kondisi fisik dan pemeliharaan. Kualitas susu kambing segar berdasarkan uji fat, snf, laktosa, protein dan temperatur di peternakan kambing perah telah memenuhi standar susu segar.Keywords: Pemeliharaan Kambing, kualitas susu, adlibitum