Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN AMPAS BIR TERFERMENTASI Aspergillus Niger TERHADAP KECERNAAN DAN EFISIENSI PAKAN PADA DOMBA LOKAL Wahyuda Fedi Riyanda; Dr. Ir. Usman Ali, MP; Sumartono Sumartono
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 01 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan  menganalisis Pengaruh Tingkat Penggunaan Ampas Bir Terfermentasi Aspergillus niger terhadap Kecernaan Bahan kering, Bahan Organik, dan Efisiensi Pakan Pada Domba Lokal. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok yang terdiri dari 1 ekor domba pada setiap unit percobaan.. Perlakuan yang diberikan adalah penggunaan ampas bir terfermentasi dalam pakan. pakan komplit tanpa ampas bir (P0), penggunaan ampas bir terfermentasi 10% (P1) , 15% (P2), dan (P3)20% dalam pakan. Kelompok bobot badan domba lokal adalah K1 = 16 – 19 kg, K2 = 20 – 22 kg, K3 =23 – 25 kg. Data dianalisis dengan mengunakan   ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan ampas bir terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan dan kelompok bobot badan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik. Pada efisiensi pakan berpengaruh nyata (P<0,05) dan kelompok bobot badan berpengaruh tidak nyata. Rataan kecernaan bahan kering yaitu P0 =72,37%a, P1 =74,12%ab , P2 =75,26%ab, P3 =76,22%b. ; K1 =71,88%a, K2 =74,83%b, K3=77,22%b.; rataan kecernaan bahan organik yaitu P0 = 72,58%a, P1 = 74,51%ab, P2 = 75,29%b, P3 = 77,23%b. ; K1 = 72,24%a, K2 = 75,11%b, K3 =77,35%b.; Rataan efisiensi pakan P0 = 14,73%a, P1 = 15,25%b, P2 = 15,38%b, P3 = 15,54%b.; K1=15,19%, K2 = 15,20%, K3 = 15,29%.Disimpulkan bahwa menggunakan ampas bir yang difermentasi Aspergillus niger pada pakan lengkap dan kelompok berat badan dapat meningkatkan kecernaan bahan kering, bahan organik dan efisiensi pakan. Perlakuan yang optimal adalah dengan menggunakan 20% fermentasi ampas bir untuk kelompok berat badan dan pakan >20 kg.Kata kunci : Ampas Bir, Aspergillus Niger, Kecernaan, Efisiensi Pakan
KAJIAN POTENSI JERAMI SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN BONDOWOSO Aditya Bayu Ramadhan; Badat Muwakhid; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Ini dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso bertujuan untuk mengkaji potensi jerami sebagai pakan dasar ternak Ruminansia. Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tentang potensi jerami di Kabupaten Bondowoso. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, data yang digunakan adalah data sekunder dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bondowoso. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2018 ternak ruminansia yang ada di Kabupaten Bondowoso sebanyak 238.373 ST, 1 ST ternak membutuhkan pakan sebanyak 9,1kg bahan kering (BK). Ketersediaan jerami sebanyak 281.836 ton BK/Tahun serta menghasilkan Protein Kasar (PK) sebanyak 20.477 ton PK/Tahun. Kapasitas tampung dibagi menjadi 2 yaitu perbandingan menggunakan pakan hijauan dan konsentrat 25%:75% dan 60%:40% dalam BK. Perbandingan pertama menghasilkan kapasitas tampung sebanyak 343.703 ST dengan ternak real sebanyak 238.373 ST atau tingkat kecukupan sebanyak 144% sedangkan pada perbandingan kedua jerami tidak mampu untuk mencukupi ternak real dengan tingkat kecukupan 60%. Kesimpulan dari penelitian ini jerami mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak ruminansia dengan syarat pemberian jerami sebanyak 25% dan konsentrat sebanyak 75%. Apabila pemberian hijauan berasal dari jerami dan hijauan segar maka pemberian hijauan dapat diberikan 60% dan konsentrat sebanyak 40%. Disarankan sebaiknya pemberian hijauan ternak tidak hanya berasal dari jerami saja perlu ditambahkan rumput atau daun daunan.Kata Kunci : ternak ruminansia, bahan kering, protein kasar, kapasitas tampung, satuan ternak 
PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS MULTI ENZIM PADA PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK Lactobacillus salivarius TERHADAP JUMLAH MIKROBA, KADAR ASAM LAKTAT DAN NILAI pH Bambang Setio Aji; Usman Ali; Badat Muwakhid
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari adanya pengaruh penambahan multi enzim dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius terhadap jumlah mikroba, kadar asam laktat dan nilai pH, sehingga diperoleh hasil penggunaan multi enzim yang optimal dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius. Materi penelitian ini adalah isolat bakteri Lactobacillus salivarius, tepung maizena, maltodekstrin dan multi enzim. Metode penelitian prcobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan penelitian penambahan multi enzim pada enkapsulasi probiotik Lactobacillu salivarius meliputi P0= kontrol/ tanpa multi enzim, P1= multi enzim 0,1%,  P2= multi enzim 0,2%, P3= multi enzim 0,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dosis multi enzim dalam enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah mikroba dan kadar asam laktat, sedangkan pada nilai pH berpengaruh nyata (P<0,05). Adapun rataan jumlah mikroba pada P0 = 7,7.108, P1 = 1,58.109, P2 = 1,79.109, P3 = 2,22.109, rataan kadar asam laktat (%) pada P0 = 0,96a, P1 = 1,14b, P2 = 1,20b dan P3 = 1,23b. Rataan nilai pH pada P0 = 3,97b, P1 = 3,93b, P2 = 3,87ab, P3 = 3,77a. Kesimpulan penelitian adalah penambahan dosis multi enzim dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius menunjukkan daya guna terhadap produk probiotik. Daya guna probiotik yang terbaik pada perlakuan penambahan multi enzim dosis 0,1% dalam enkapsulasi. Disarankan perlu diadakan penelitian lanjut aplikasi dengan penambahan multi enzim dosis 0,1% pada enkapsulasi  probiotik Lactobacillus salivarius sebagai suplemen dalam pakan ternak unggas.
ANALISIS USAHA LEBAH MADU (Apis mellifera) DI KECAMATAN GUNUNG WUNGKAL KABUPATEN PATI JAWA TENGAH Afi Dhotul Qoilidiyah; Usman Ali; Irawati Dinasari
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha lebah madu Apis mellifera di Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati Jawa Tengah. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari pengisian kuisoner peternak lebah madu selama 1 tahun. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan analisis deskriptif meliputi harga pokok, BEP, dan B/C ratio. Jumlah rerponden 80 menjadi 34 responden. Pembagian responden berdasarkan 2 kategori jumlah stup untuk kategori sedang ∑stup (101-160) dan kategori tinggi ∑stup (>160). Pengambilan responden berdasarkan metode purposive sampling dengan rata-rata jumlah penerimaan. Kategori sedang jumlah penerimaan diatas Rp 200.000.000,00 didapatkan 12 reponden dan kategori tinggi jumlah penerimaan diatas Rp 330.000.000,00 didapatkan 22 responden. Hasil rata-rata total biaya pengeluaran 1 tahun kategori sedang Rp 241.064.166,6 dan kategori tinggi Rp 408.613.977,27. Jumlah madu kategori sedang 5.062 kg dan tinggi 9.543,2 kg. Total penerimaan madu 1 tahun ketagori sedang Rp 297.870.833,33 dan kategori tinggi Rp 565.468.181,82 dengan tingkat bunga (diskonto) 0%. Harga jual kategori sedang Rp 57.184,17 dan kategori tinggi Rp 57.889,36. Hasil dari 2 kategori menunjukkan bahwa analisis usaha lebah kategori sedang didapatkan harga pokok produksi Rp 47.621,53, nilai BEP 3.799,08 kg, dan nilai B/C ratio 1,2. Kategori tinggi didapatkan harga pokok produksi Rp 42.817,37, nilai BEP 5.948,33 kg, dan nilai B/C ratio 1,4. Kesimpulan dari hasil Analisis Usaha Lebah Madu Apis mellifera di Kecamatan Gunung wungkal Kabupaten Pati Jawa Tengah dengan  kategori tinggi ∑ stup (> 160) memperoleh hasil yang terbaik. Semakin banyak jumlah stup maka dapat menghasilan nilai harga pokok, BEP, B/C ratio yang terbaik.Kata Kunci: Analisis Usaha, Lebah madu, Apis mellifera.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN PADA ENKAPSULASI Lactobacillus salivarius TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT Erlyna Budiarti; Usman Ali; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pengovenan pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius terhadap kadar bahan kering dan jumlah bakteri asam laktat. Pada Penelitian kali ini dilaksanakan Lab. Terapan Fakultas dan Lab. Dasar Fakultas Pertanian UNISMA pada tanggal 1 Juli-30 Juli 2020. Dalam penelitian terdapat bahan materi yaitu isolat bakteri Lactobacillus salivarius, MRS Agar, tepung maizena, dan maltodekstrin. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, oven, inkubator 37 ºC, autoclave, desikator, cawan petri, tabung reaksi, erlemeyer, dan alat tulis. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan, dengan perlakuan suhu (45 ºC, 48 ºC, 51 ºC) dan lama ( 4 jam dan 6 jam). Variabel yang diamati dalam peneltian ini adalah kadar bahan kering dan jumlah bakteri asam  laktat. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan (ANOVA) Analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Berdasarkan penelitian, hasil menunjukkan bahwa suhu dan lama pengovenan pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius berpengaruh nyata (P<0,05)  terhadap kadar bahan kering, dengan nilai rataan P1L1 = 71,38a, P1L2 = 75,62b, P2L1 = 75,93c, P2L2 = 76,04c, P3L1 = 76,11c, dan P3L2 = 81,90d Hasil perhitungan jumlah BAL (Bakteri Asam Laktat) pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius menunjukkan  tidak berpengaryh nyata (P<0,05), dengan nilai rataan  P1L1 =  10,14 log cfu/gr, P1L2 = 10,14 log cfu/gr, P2L1= 10,10 log cfu/gr, P2L2= 10,28 log cfu/gr, P3L1= 16,91ᵇ cfu/gr, dan P3L2= 10,31 log cfu/gr. Dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan  bahwa bahwa suhu dan lama pengovenan pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius ada respon positif terhadap kadar bahan kering kering dan jumlah bakteri asam laktat, dan disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan menggunakan suhu 48 ºC  selama  6 jam untuk pengovenan.
PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TEMULAWAK - MULTI ENZIM PADA PAKAN AYAM BROILER TERHADAP BIAYA PAKAN PERKILOGRAM PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN INCOME OVER FEED COST Anugro Bagus Subekti; Badat Muwakhid; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan campuran "temulawak - multi-enzim" dalam pakan ayam pedaging terhadap biaya pakan per kg PBB dan IOFC. Materi penelitian adalah ayam broiler umur 22 hari. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen untuk mengetahui pengaruh suplemen “temulawak – multi enzim” terhadap biaya pakan per kg PBB hidup dan IOFC., menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.  Setiap perlakuan diberi campuran  “temulawak – multi enzim”  dengan rasio yang  berbeda sebagai berikut: P0 = pakan komersial 100% , P1 = komersil 1 kg dengan ditambah campuran “temulawak - multi enzim” (20 : 3,5) gram, P2 = komersil 1 kg dengan ditambah campuran “temulawak - multi enzim” (20 : 5) gram, P3 = komersil 1 kg dengan ditambah campuran “temulawak - multi enzim” (20 : 7,5) gram. Variabel yang diamati biaya pakan perkilogram PBB dan (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan campuran “temulawak-multi enzim” ke dalam pakan berpengaruh sangat nyata terhadap biaya pakan per kg PBB dan berpengaruh nyata terhadap IOFC. Nilai rata-rata biaya pakan per kg pertambahan berat badan (Rp/kg PBB) P0: 15339b, P1: 14775b, P2: 13705a, P3: 13611a, sedangkan pendapatan rata-rata di atas biaya pakan (Rp/ ekor) yaitu P0 : 3991a, P1 : 4360a P2 : 5781b, P3 : 6004b. Kesimpulan dalam penelitian adalah bahwa penggunaan campuran “temulawak - multi enzim” (20:7,5) gram/kg. Hal ini mengurangi biaya pakan per kg PBB Rp. 1728 dan peningkatan  (IOFC) Rp.2013.Kata kunci : temulawak, multi enzim, biaya pakan perkilogram PBB, IOFC, broiler.
PENGARUH PENAMBAHAN Fermented Mother Liquor (FML) DAN MULTIPROBIOTIK DALAM AIR MINUM TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER FASE FINISHER Achmad Akmal Basyar; Dr. Ir. Usman Ali, MP; Sri Susilowaty
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 01 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuaan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh FML dan multiprobiotik dalam air minum dan menentukan dosis terbaik untuk persentase karkas dan lemak abdominal pada ayam finishing. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Juli 2022 sampai dengan 21 Agustus 2022 di Desa Sumberejo Kecamatan Batu Kota Batu Jawa Timur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 80 ekor ayam pedaging Cobb, fermented mother liquor (FML), multiprobiotik, air murni dan pakan ayam. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap salinan berisi 5 ekor ayam. Perlakuan pada penelitian ini adalah P0 = pakan komersial (kontrol), P1 = air minum ditambah FML 200 ml Multiprobiotik 20 ml/l air minum, P2 = air minum ditambah FML 400 ml Multiprobiotik 20 ml/l air minum. P3 = air minum ditambah FML 600 ml Multiprobiotik 20 ml/l air minum. Data diambil dari analysis of variance (ANOVA). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan FML dan multiprobiotik pada air minum berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase karkas dengan hasil rata-rata P0 = 72,35%ª, P1 = 73,31% ab, P2 = 73,61% b, P3 . = 74,03% b dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak abdominal ayam pedaging dengan hasil rata-rata P3 = 1,14 % a, P2 = 1,20% a, P1 = 1,25% ab, P0 = 1,36% b.  Kesimpulan penelitian ini yaitu pemberian FML dalam air minum dengan dosis 2-6 % dan Multiprobiotik 0,2 % dapat meningkatkan persentase karkas dan menurunkan persentase lemak perut pada ayam pedaging. Dosis FML dan multiprobiotik terbaik adalah FML 6 % dan Multiprobiotik 0,2%. Pada ayam pedaging dianjurkan untuk meningkatkan persentase karkas dan mengurangi proporsi lemak abdominal dengan menggunakan FML 6 % dan Multiprobiotik 0,2 % dalam air minum. Sebaiknya diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh FML dan multiprobiotik pada air minum dengan menggunakan nilai ekonomis pakan FML.Kata kunci : Fermented Mother Liquor, multiprobiotik, persentase karkas dan lemak abdominal, ayam pedaging.
PENGARUH PENGGUNAAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) TERFERMENTASI Aspergillus niger PADA PAKAN LENGKAP TERHADAP KECERNAAN PAKAN DAN INCOME OVER FEED COST PADA KELINCI LOKAL Dwiki Wahyu Darmawan; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan lengkap terhadap kecernaan pakan dan income over feed cost pada kelinci lokal. Bahan utama pakan lengkap bahan utama yaitu eceng gondok yang terfermentasi Aspergillus niger, dengan campuran bahan pakan lain. Kelinci lokal sebanyak 24 ekor umur 3 – 4 bulan. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri 4 perlakuan dan 3 kelompok, yaitu P0 = Pakan kontrol, P1 = eceng gondok 10%, P2= eceng gondok 20%, P3= eceng gondok 30%. Variabel yang diamati yaitu kecernaan pakan (KcBK) dan Income over feed cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan eceng gondok terfermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap KcBK, IOFC berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Rata-rata nilai KcBK adalah P0 = 76, 53 (gram), P1 = 78,36 (gram), P2 = 80,22 (gram), P3 = 82,84 (gram), rata – rata nilai IOFC adalah P0 = Rp 930,42, P1 = Rp 1952,45, P2 = Rp 3345,18, P3 = Rp 4803,16. Tingkat penggunaan eceng gondok terfermentasiAspergillus niger dalam pakan lengkap pada kelinci lokal dapat meningkatkan kecernaan pakan serta IOFC. Penggunaan eceng gondok terfermentasi Aspergillus niger menghasilkan nilai kecernaan pakan tertinggi pada level pemberian 30% (mencapai 82, 84%) dan IOFC sebesar Rp.4803,16.Untuk meningkatkan pendapatan peternak dapat menggunakan eceng gondok terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan lengkap sebanyak 30%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti kandungan residu logam berat dan akibat konsumsi eceng gondok. Kata Kunci : Eceng gondok, Aspergillus niger, Kelinci lokal, Income over feed cost, Kecernaan pakan 
PENGARUH FREKUENSI PENGGUNAAN CAMPURAN BIO URINE DAN ZAT PENGATUR TUMBUH ORGANIK SEBAGAI PUPUK DAUN PADA RUMPUT ODOT (Pennisetum Purpureum CV. Mott) TERHADAP PRODUKSI SEGAR, KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR Charis Achmad Jaddul Maulana; Usman Ali; Sumartono sumartono
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi segar, nilai kandungan Bahan Organik (BO) dan Protein Kasar (PK) dalam rumput odot. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumput Odot umur 40 hari, biourine, dan zat pengatur tumbuh. Metode penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial ortogonal 3 x 3, masing-masing diulang sebanyak 3 kali dengan faktor Penyemprotan 1 kali, 2 kali dan 3 kalidan dosis sebesar 5%, 10% dan 15% ditambah kontrol tanpa penyemprotan dan dosis. Data hasil yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA) dua arah jika ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Dari Hasil analisa ragam menunjukkan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi segar, kandungan Bahan Organik dan Protein Kasar. Nilai rataan produksi segar, BO dan PK masing-masing berkisar (3,29-6,08kg/m2), (74,04%-82,14%), (13,29%-15,67%). Nilai rata-rata kontrol produksi segar, BO dan PK(3,09kg/m2, 69,27%, 13,27%). Disimpulkan bahwa perlakuan Frekuensi penyemprotan dan dosis biourine berpengaruh sangat nyata terhadap rumput odot.Kata kunci : biourine, Zat pengatur tumbuh, Produksi segar, BO, dan PK
ANALISIS KELAYALAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI PLASMA SELAMA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Peternakan Ayam Brioler PT. Bintang Terang Tunggal Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang) Ade Erlin Tasari; Badat Muwakhid; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti Plasma selama Pandemi covid-19. Kegunaan penelitian sebagai bahan pertimbangan masyarakat dalam penentuan kebijakan bagi pengembangan usaha ayam broiler yang akan datang. Metode penelitian Studi Kasus pengumpulan data dilakuka dengan tehnik wawancara dan obervasi lapangan. Variabel penelitia Keuntunga, R/C Ratio dan BEP selama pandemi covid-19 pada periode 1,2 dan 3. Keuntungan periode 1 yaitu sebesar Rp. 4.134.396, periode 2 sebesar Rp. 13.620.593 dan periode 3 sebesar Rp. 4.871.807. Nilai R/C ratio usaha peternakan ayam broiler dalam tiga periode produksi, periode 1 sebesar 1,05 periode 2 sebesar 1,19 dan periode 3 sebesar 1,06. BEP dalam tiga periode produksi, periode 1 BEP produksi sebanyak 4.313 kg, dengan BEP harga sebesar Rp. 18.436/kg, periode 2 BEP produksi sebanyak 3.753 kg, BEP harga sebesar Rp. 17.244/kg dan periode 3 BEP produksi sebanyak 3.969 kg dengan BEP harga sebesar Rp. 18.300/kg. Peternakan Ayam broiler pola kemitraan inti plasma selama pandemi covid-19 di Desa Mulyoagung, efisien dan menguntungkan dikembangkan. Kesimpulan penelitian peternak tetap harus melakukan pemeliharaan ayam broiler karena terbukti usaha peternakan ayam broiler menguntungkan pada saat pandemi covid-19 meski pada awal pandemi covid-19 terjadi penurunan keuntungan namun tidak menyebabkan kerugiaan bagi peternak.Kata Kunci : Biaya Produksi, Nilai Produksi, Keuntungan, R/C Ratio dan BEP