Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Evaluasi Kesesuaian Peresepan Dengan Formularium Nasional Di Puskesmas Arut Selatan Pangkalan Bun Periode Oktober-Desember 2022 Putri sintha; Yogie Irawan; Mawaqit Makani
Jurnal Kesehatan Borneo Cendekia Vol 7 No 1, (2023): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v7i1, Maret.391

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan obat yang tidak rasional di Indonesia menjadi suatu masalah besar, karena tidak sesuai dengan daftar obat Nasional dan dapat mengeluarkan biaya tambahan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Melihat ketidaksesuaian peresepan obat dengan Formularium Nasional maka penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa persen kesesuaian peresepan terhadap Formularium Nasional. Tujuan: Mengetahui pola peresepan dan kesesuaian resep dengan Formularium Nasional di Puskesmas Arut Selatan Pangkalan Bun tahun 2022. Metode: Penelitian deskriptif kualitatif secara retrospektif dengan teknik pengambilan data yaitu Purposive Sampling. Dalam penelitian yang dilaksanakan memakai data 95 sampel resep pasien pada bulan Oktober-Desember di Puskesmas Arut Selatan Pangkalan Bun tahun 2022. Hasil: Pola peresepan yang ada di Puskesmas Arut Selatan yaitu rata-rata item obat perlembar resep (2,43), dan obat yang diresepkan dengan Formularium Nasional (60,60%), generik (85,71%), antibiotik (8,4%) dan injeksi (0%). Kesimpulan: Tidak terdapat kesesuaian peresepan dengan Formularium Nasional yang mana nilainya kurang dari 100% yaitu 60,60%. Kata Kunci: Evaluasi Kesesuaian, Peresepan Obat, Formularium Nasional
HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ARUT SELATAN Makani, Mawaqit; Irawan, Yogie; Billi, Joseph; Ramadhan, Febriandi Dwiannur
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KARYA HUSDA YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v12i2.718

Abstract

Stunting atau ganguan tumbuh kembang anak dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah anemia pada ibu hamil. Anemia merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin (Hb). Kelompok yang rentan mengalami anemia adalah ibu hamil karena kebutuhan tubuh ibu akan zat besi meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan dalam penggunaan tablet tambah darah pada ibu hamil. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif observational dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 80 orang memenuhi kriteria inklusi dengan teknik probability sampling yaitu consecutive random sampling. Pada penelitian ini, Kriteria inklusi yaitu ibu hamil yang mengunjungi puskesmas dan bersedia menjadi responden penelitian dengan usia 19-25 tahun. Pada penelitian ini kriteria eksklusi adalah Ibu hamil yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti thalasemia, hemofilia, dan penyakit ginjal. Analisa data menggunakan Analisa univariat dan bivariat untuk melihat gambaran sosiodemografi dan pengetahuan ibu hamil dalam menggunakan tablet tambah darah. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan.
Differences in Interleukin-6 Levels, Neutrophil Levels, and Length of Hospitalization in Pneumonia Patients with and without Garlic Supplementation (Allium sativum) Irawan, Yogie; Harsini, Harsini; Sutanto, Yusup Subagio
Jurnal Respirologi Indonesia Vol 44, No 3 (2024)
Publisher : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/The Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36497/jri.v44i3.396

Abstract

bacteria, viruses, fungi, or parasites, with high mortality and morbidity rates. The examination of IL-6 and neutrophils helps in diagnosis as a marker of inflammation, a predictor of mortality and morbidity, and is useful in evaluating the outcome of treatment. Garlic and its organosulfur content possess anti-inflammatory activity that has the potential to be used as additional therapy in pneumonia patients.Methods: A clinical study with a pretest-posttest quasi-experimental design was conducted on pneumonia patients who were hospitalized at Dr. Moewardi General Hospital, Surakarta from August to October 2022 by consecutive sampling. The treatment group (n=20) received standard therapy plus 3.5 mg of garlic capsules per day for 6 days, while the control group (n=20) received standard therapy. Levels of IL-6 and neutrophil were calculated on the first and sixth days, while the length of hospitalization was calculated from when the patient was admitted until discharge.Results: There was a significant IL-6 difference in the treatment group (P=0.027) and a neutrophil difference in the treatment group (P=0.025) compared to the control group, but there was no significant difference (P=0.876) in the length of stay in the treatment group compared to the control group.Conclusion: Giving garlic as a supplemental therapy to pneumonia patients could significantly reduce IL-6 and neutrophil levels.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI SERTAI DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023 Irawan, Yogie; Makani, Mawaqit; Billi, Joseph; Ramadhan, Febriandi Dwiannur
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i1.533

Abstract

Penelitian observasional dilakukan terhadap 83 sampel pasien hipertensi diabetes melitus di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun periode Januari-Desember 2023 dengan menggunakan metode deskriptif. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan teknik purposive sampling karena pencarian dilakukan terhadap data lampau yaitu melalui rekam medis. Terapi antihipertensi tunggal yang paling banyak digunakan adalah kelompok ARB, sebanyak 21 pasien menggunakan obat candesartan. Terapi kombinasi yang paling umum digunakan adalah kelompok ARB-CCB dengan obat candesartan – diltiazem pada 27 pasien. Rata-rata luaran klinis candesartan diperoleh dengan tekanan darah 135/84 mmHg, KGD 171 mg/dl LOS 3 hari untuk terapi tunggal, dan luaran klinis terapi kombinasi candesartan -diltiazem rata-rata tekanan darah 135/80 mmHg, KGD 161 mg/dl. dl LOS 4 hari, dan hasil klisin 3 kombinasi Candesartan-diltiazem-bisoprolol menunjukkan rata-rata tekanan darah 123/84 mmHg KGD 160 mg/dl LOS 4 hari. Pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi disertai diabetes mellitus meliputi terapi antihipertensi tunggal (40%) dan kombinasi (60%), dengan obat antihipertensi yang paling sering digunakan adalah candesartan (1 x 16 mg) per oral (25,3%) dan banyak kombinasi obat antihipertensi. yang digunakan yaitu candesartan + Diltiazem (32,5%). Kata Kunci : Pola Pemakaian, Obat, Antihipertensi, Deskriptif.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI - FRAKSI AKAR SALUANG BALUM (Lavanga sarmentosa (Blume) Kurz) Dwiannur, Febriandi Ramadhan; Irawan, Yogie; Billi, Joseph; Makani, Mawaqit
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i1.539

Abstract

Reactive oxygen species (ROS) occur due to the integration between production and excretion of antioxidants in the body, and the accumulation of ROS in tissues can cause oxidative stress. Free radicals are known to be dangerous and threaten human health. Compounds that can inhibit the activity of free radicals are antioxidants. Saluang balum roots (Lavanga sarmentosa (Blume) Kurz) are traditional medicines that have the potential as antioxidants with flavonoid, steroid and tannin compounds. The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of saluang balum roots. Testing of antioxidant activity against ethanol extract and saluang balum root fractions was carried out using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl) method. The results showed that the group of extracts and fractions of saluang balum roots had antioxidant activity. The ethyl acetate fraction had good antioxidant activity with an active category having an IC50 value of 84.24 (IC50 value, 50-100).
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DI APOTEK RAWAT JALAN RUMAH SAKIT CITRA HUSADA KOTAWARINGIN BARAT Effendi, Harun; Makani, Mawaqit; Sulistiyono, Luluk; Irawan, Yogie; Hatimah, Naimi Amalia; Rahimamullah, M Arsyad
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i2.595

Abstract

The waiting time for medication services is the period required from the patient submitting a prescription to receiving the medication. The Ministry of Health has set a minimal standard of < 30 minutes for non-compounded prescriptions and < 60 minutes for compounded prescriptions. This study aims to determine the percentage of waiting times for outpatient prescription services at Citra Husada Hospital, Kotawaringin Barat. This descriptive study was conducted through direct observation and recording of the waiting time in the waiting time log form during April 2024. A total of 160 non-compounded prescriptions and 30 compounded prescriptions were analyzed. The average time required to process non-compounded prescriptions during the morning shift was 23.6 minutes, while the time for compounded prescriptions was 45 minutes. During the afternoon shift, the average time for noncompounded prescriptions was 23 minutes, and for compounded prescriptions, it was 47 minutes. The results of this study show that the average waiting time for prescription services at Citra Husada Hospital, Kotawaringin Barat, meets the minimum service standards set by the hospital.
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO) INSTALASI FARMASI DI RSUD SULTAN IMANUDDIN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Hatimah, Naimi Amalia; Citra Jaluri, Poppy Dwi; Irawan, Yogie; Rahimamullah, M. Arsyad
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i2.589

Abstract

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberi informasi obat secara akurat, tidak bias dan terkini kepada pasien, dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya. Penyebab ketidakpatuhan tersebut salah satunya disebabkan kurangnya informasi tentang obat. Upaya untuk menunjang pelayanan yang bermutu tinggi di Instalasi Farmasi RSUD Sultan Imanuddin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi pelayanan informasi obat kepada pasien di RSUD Sultan Imanuddin jika dibandingkan dengan target yang diinginkan. Penelitian ini non eksperimental yang bersifat deskriptif, dengan mencatat secara sistematis menggunakan check list yang berisi komponen informasi obat dengan sebanyak 100 responden. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu coding dan tabulating. Hasil dari penelitian ini secara garis besar kegiatan pelayaanan informasi obat (PIO) secara keseluruhan 5% belum lengkap sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO). Presentase kelengkapan informasi obat yang diberikan oleh apoteker kepada pasien yaitu nama obat sebesar 13 %, dosis obat sebesar 27 %, aturan pakai sebesar 100 %, rute pakai sebesar 99 %, cara simpan sebesar 67 %, dan indikasi sebesar 98%.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) Yogie Irawan
Jurnal Insan Cendekia Vol 5 No 1, Maret (2018): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terhadap kadar trigliserida pada tikus putih betina (Rattus norvegicus). Tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok I (kontrol positif) diberi perlakuan berupa obat Gemfibrozil, CMC-Na 0,5% dan propiltiourasil 0,1%. Kelompok II (kontrol negatif) diberikan penambahan CMC-Na 0,5% dan propiltiourasil 0,1%, Kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan 3 dosis berturut-turut yaitu : 3,3 mg/200 g bb; 6,6 mg/200 g bb; dan 13,2 mg/200 g bb, CMC-Na 0,5% dan propiltiourasil 0,1%. Untuk kelompok VI (tanpa perlakuan) Semua tikus diperiksa kadar trigliserida darahnya sebelum dan setelah masa perlakuan selama 21 hari kemudian hasil selisih kadar trigliserida pret test dan post test dianalisis menggunakan uji Anova dan uji post hoc. Hasil analisis menunjukan terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif namun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik untuk kelompok dosis I, II, III dan VI sehingga Ekstrak daun belimbing wuluh tidak dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan kadar trigliserida darah pada tikus putih betina (Rattus norvegicus).
Tingkat Pengetahuan Dan Rasionalitas Pasien Tentang Swamedikasi Di Apotek Kecamatan Arut Selatan Jaluri, Poppy Dwi Citra; Efendi, Harun; Dwiannur, Febriandi Ramadhan; Irawan, Yogie; Sulistiyono, Luluk
Jurnal Borneo Cendekia Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v9i1.632

Abstract

Swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan masyarakat untuk menangani keluhan kesehatan ringan tanpa konsultasi tenaga medis. Praktik ini dapat bermanfaat dari sisi efisiensi biaya dan waktu, tetapi berisiko menimbulkan masalah apabila dilakukan secara tidak rasional, seperti kesalahan pemilihan obat, dosis yang tidak tepat, serta timbulnya efek samping maupun interaksi obat. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan masyarakat mengenai swamedikasi serta menilai rasionalitas penggunaan obat pada pasien yang melakukan swamedikasi di tiga apotek Kecamatan Arut Selatan. Hasil sebanyak 300 responden berpartisipasi, dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan (64%) dan usia terbanyak pada kelompok 29–39 tahun (31,4%). Tingkat pengetahuan responden sebagian besar berada pada kategori sedang (48%). Meskipun sebagian besar responden mampu membedakan jenis obat batuk (86,7%), pemahaman mengenai interaksi obat masih rendah (36,3%). Dari segi rasionalitas, 73,7% responden menggunakan obat secara rasional. Ketepatan pemilihan obat tercatat sebesar 98,6%, ketepatan dosis 94,3%, kontraindikasi 98,3%, tidak ditemukan interaksi obat (100%), serta polifarmasi rendah (1,7%). Faktor utama ketidakrasionalan disebabkan oleh adanya efek samping obat (18,9%). Kesimpulan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan pada kategori sedang dan penggunaan obat yang tergolong rasional. Namun, rendahnya pemahaman terkait interaksi obat serta munculnya efek samping menunjukkan perlunya peningkatan edukasi dari tenaga kefarmasian untuk mendukung praktik swamedikasi yang lebih aman dan rasional.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC/DDD dan DU 90% pada Pasien Anak Rawat Jalan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Arbaini, Novi Hidayah; Irawan, Yogie; Makani, Mawaqit
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.15354

Abstract

Pendahuluan: Salah satu permasalahan kesehatan saat ini yaitu resistensi terhadap antibiotik. Derajat resistensi antibiotik pada anak Indonesia terus meningkat. Menurut tim peneliti dari University of Sydney pada 31 Oktober 2023, angka resistensi antibiotik pada anak Indonesia sebesar 67%, dengan resistensi terhadap antibiotik sefalosporin generasi ketiga. Metode: Metode pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik kualitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh pasien anak rawat jalan yang menerima antibiotik oral dengan usia 0-16 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh pasien yang menggunakan antibiotik oral dan data yang lengkap dijadikan sampel. Pengumpulan data ini menggunakan data dari rekam medis pasien, untuk mengumpulkan data demografi pasien, data diagnosis penyakit pasien. Hasil: hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik pasien anak jenis kelamin laki – laki banyak mendapatkan terapi antibiotik sebesar 54,62%. sedangkan untuk usia paling banyak mendapatkan terapi antibiotik direntang usia 0 – 5 tahun sebesar 59,23% dengan diagnosis terbanyak di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah faringitis akut sebesar 53,85%. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 4 golongan antibiotic yaitu cefixime, amoxicillin, cefadroxil dan cotrimoxazole dengan nilai DDD tertinggi cefixime DDD/1000 KPRJ. Sedangkan antibiotik yang masuk dalam segmen DU 90% adalah cefixime dan amoxicillin.