Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENDUDUK DAN HUBUNGAN ANTARETNIS DI KOTA SURABAYA PADA MASA KOLONIAL Basundoro, Purnawan
Paramita: Historical Studies Journal Vol 22, No 1 (2012): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v22i1.1839

Abstract

Relation among ethnics in Indonesian colonial city, especially relation between European and local citizen are unique. In many causes, their interaction is relation between oppressor and the oppressed. Sometimes, it oppresses the peoples. Nevertheless, in the other time and place, their relation based on spirit and motivation of humanity, that is social relationship without racial and political sentiment. In the relation between European as a chief and the inlanders’ as a subordinate, the relation has not judge by race difference, but evaluate by social stratification. This relation happened in the different context depend on situation and condition. It indicates that relation among peoples always based humanity, that human constantly need the other else.Key words: ethnics, Surabaya, colonial Hubungan antar etnik di kota-kota kolonial di Indonesia, terutama hubungan antara orang-orang kulit putih Eropa dengan penduduk lokal cukup unik. Dalam banyak kasus hubungan mereka murni dalam kerangka hubungan antara penjajah dan yang terjajah. Hubungan semacam ini kadang-kadang sangat menindas bagi yang terjajah. Pada waktu dan tempat yang berbeda hubungan mereka sering kali juga dilandasai oleh semangat dan motivasi kemanusiaan, yaitu hubungan yang murni berdasarkan status sosial tanpa dilandasi sentimen politik dan rasial. Jika hubungan tersebut terjalin antara majikan yang Eropa dan buruh yang Bumiputera, maka baik-buruknya hubungan tersebut hanya bisa dinilai dari kelas sosial mereka yang berbeda, bukan karena perbedaan ras. Hubungan semacam itu bisa terjalin pada konteks yang berbeda-beda tergantung dengan situasi dan kondisi. Kata kunci: etnis, Surabaya, kolonial  
PENDUDUK DAN HUBUNGAN ANTARETNIS DI KOTA SURABAYA PADA MASA KOLONIAL Basundoro, Purnawan
Paramita: Historical Studies Journal Vol 22, No 1 (2012): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v22i1.1839

Abstract

Relation among ethnics in Indonesian colonial city, especially relation between European and local citizen are unique. In many causes, their interaction is relation between oppressor and the oppressed. Sometimes, it oppresses the peoples. Nevertheless, in the other time and place, their relation based on spirit and motivation of humanity, that is social relationship without racial and political sentiment. In the relation between European as a chief and the inlanders’ as a subordinate, the relation has not judge by race difference, but evaluate by social stratification. This relation happened in the different context depend on situation and condition. It indicates that relation among peoples always based humanity, that human constantly need the other else.Key words: ethnics, Surabaya, colonial Hubungan antar etnik di kota-kota kolonial di Indonesia, terutama hubungan antara orang-orang kulit putih Eropa dengan penduduk lokal cukup unik. Dalam banyak kasus hubungan mereka murni dalam kerangka hubungan antara penjajah dan yang terjajah. Hubungan semacam ini kadang-kadang sangat menindas bagi yang terjajah. Pada waktu dan tempat yang berbeda hubungan mereka sering kali juga dilandasai oleh semangat dan motivasi kemanusiaan, yaitu hubungan yang murni berdasarkan status sosial tanpa dilandasi sentimen politik dan rasial. Jika hubungan tersebut terjalin antara majikan yang Eropa dan buruh yang Bumiputera, maka baik-buruknya hubungan tersebut hanya bisa dinilai dari kelas sosial mereka yang berbeda, bukan karena perbedaan ras. Hubungan semacam itu bisa terjalin pada konteks yang berbeda-beda tergantung dengan situasi dan kondisi. Kata kunci: etnis, Surabaya, kolonial  
PENGGUNAAN MEDIA SEMI KONKRIT DAN ANALOGI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS 7E SMP NEGERI 36 SURABAYA Purnawan Basundoro
JURNAL EDUKASI: KAJIAN ILMU PENDIDIKAN Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Edukasi: Kajian Ilmu Pendidikan.
Publisher : LPPM STKIP PGRI Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51836/je.v4i2.102

Abstract

The purpose of this class action research is to improve the understanding of the concept of operating the fraction number in class 7E students of SMP Negeri 36 Surabaya by using semi-concrete media and analogies. The subjects of this class action research were 7E grade students of SMP Negeri 36 Surabaya, amounting to 40 students. The subjects implementing the action were the researchers and the subjects who helped the implementers were mathematics teachers and principals. Data is collected through tests and documentation. Descriptive qualitative data analysis with percentage of student learning outcomes. The results of this class action research are (1) Planning, (2) Implementation (action), (3) Observation (observation) and (4) Reflection. From the results of the classroom action research conducted by the researcher, the results obtained by increasing the completeness of learning outcomes are from 40% to 77.5% after the classroom action research cycle
DINAMIKA PENGANGKUTAN DI BANYUMAS PADA ERA MODERNISASI TRANSPORTASI PADA AWAL ABAD KE-20 Purnawan Basundoro
Humaniora Vol 20, No 1 (2008)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.248 KB) | DOI: 10.22146/jh.920

Abstract

Transportation in a number of ways is a very effective media to support a region’s progress. When infrastructure of transportation is modernized resulting in a more effectiveness and wellness, all related sectors will under go similar ways. In the end of 19th century to early 20th century modernization of transportation of Banyumas Residency with the establishment of “trem” transportation effects a more mobility of goods and people. More effects show the more openness of the Banyumas Residency and surrounding areas. Market networking is created, inter-regions communication is becoming well, and human mobility is realitively high. Accordingly the well-running transportation has encouraged a region which is previously isolated to be strongly exposed to the world, and this means progress.
Problem Pemukiman Pascarevolusi Kemerdekaan: Studi tentang Pemukiman Liar di Kota Surabaya 1945-1960 Purnawan Basundoro
Humaniora Vol 16, No 3 (2004)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2364.856 KB) | DOI: 10.22146/jh.1314

Abstract

Perkembangan Surabaya menjadi kota metropolis diikuti oleh pertumbuhan populasi yang dikarenakan banyaknya perpindahan penduduk ke Surabaya. Ironisnya, pertumbuhan penduduk ini tidak sama dengan ketersediaan lahan untuk pemukiman. Dampaknya, banyak penduduk yang tinggal secara liar, tanpa ijin pemerintah.
PULAU SEBATIK SEBAGAI PINTU KECIL HUBUNGAN INDONESIA-MALAYSIA Purnawan Basundoro
LITERASI: Indonesian Journal of Humanities Vol 3 No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Humanities, Jember University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia and Malaysia are two neighbouring countries that share land marine boundaries. One of the boundaries of the two countries is situated in a small island called Sebatik. The island is devided into two parts, one part is under the Indonesia’s jurisdiction and the other one is under the Malaysia’s juridiction. As a boundary island, Sebatik has a strategic role for the two countries. The friendship betwen them is very obvious because in this tiny island the citizens of the wo counties can visit each other without being bothered by complicated administrative issues and procedures. However, it is quite frequent that tensions between the two countries arise in the island where military personnels are present to guard the borders. Apart from the often­emerging tensions between the two countries due to the political dynamics Sebatik island has played a role as a small door to build peaceful relation between Malaysia and Indonesia, as demonstrated by daily contacts among the local people. Keywords: Sebatik, Indonesia, Malaysia, diplomacy
Penyusunan Sejarah Kota Berbasis Kawasan Cagar Budaya di Kota Surabaya, Makassar, dan Yogyakarta Purnawan Basundoro
MOZAIK HUMANIORA Vol. 18 No. 1 (2018): MOZAIK HUMANIORA VOL. 18 NO. 1
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.336 KB) | DOI: 10.20473/mozaik.v18i1.9890

Abstract

Penelitian ini merupakan perpaduan penelitian lapangan dan arsip kawasan cagar budaya dan bangunan yang bertujuan untuk merekonstruksi latar belakang sejarah kota-kota di Indonesia. Penelitian dilakukan di tiga kota, yaitu Surabaya, Makassar, dan Yogyakarta dengan pertimbangan bahwa kota-kota tersebut memiliki karakteristik sejarah yang berbeda. Penelitian arsip dilakukan di antaranya di Perpustakaan dan Badan Dokumentasi Kota Surabaya, Badan Perpustakaan dan Dokumentasi Provinsi Jawa Timur, Perpustakaan Nasional Jakarta, Arsip Nasional Indonesia di Jakarta, Perpustakaan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta, Pers Museum Surakarta, Kantor Arsip Makassar, Museum La Galigo Makassar, Museum Benteng Rotterdam Makassar, dan Museum Kota Makassar. Hasilnya menunjukkan bahwa kawasan cagar budaya, bangunan, dan benda umumnya mengacu pada sejarah tematik latar belakang historis kota-kota tersebut di masa lalu. Kota Surabaya memiliki karakter yang kuat sebagai kota perdagangan dan industri. Selain itu, ia juga memiliki sektor pemerintahan dan pendidikan sebagai karakter utama. Kota Makassar memiliki karakter yang kuat sebagai pusat pemerintahan lama dengan konflik internal mereka, dan sebagai kota pelabuhan. Kota Yogyakarta didirikan dari sisa-sisa konflik internal Kerajaan Mataram. Kota Yogyakarta telah berkembang menjadi pusat otoritatif tradisional dengan pengaruh budaya Jawa yang sangat kuat. Selama era kolonialisme, kota ini menjadi arena pertempuran simbolis antara Belanda dan pihak Kerajaan.
A.R. BASWEDAN: DARI AMPEL KE INDONESIA Purnawan Basundoro
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 1 No. 1 (2012): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.401 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v1i1.1914

Abstract

Hubungan antar masyarakat di kota-kota kolonial dimana penduduknya amat heterogenmemang cenderung buruk dan rasialis. Hal ini tidak hanya berkaitan hubungan antaraorang-orang Eropa dengan penduduk lokal, tetapi menjadi fenomena yang menyeluruh,termasuk terhadap golongan masyarakat Arab. Namun walaupaun A.R. Baswedan lahirditengah-tengah masyarakat yang diisolasi oleh pemerintah kolonial, namun pergaulan yangia rintis jauh melampaui batas-batas etnisnya. Pertemanannya yang lintas etnis membawayang bersangkutan menjadi seorang jurnalis. A. R. Baswedan mendorong kesadaran agarmasyarakat Arab melebur ke dalam bangsa Indonesia terus bergema di kalangan Arab yangsudah sadar bahwa mereka merupakan bagian dari bangsa ini, mulai dari panggung yangkecil di kampung Ampel, panggung yang sedang di kota Surabaya dan Semarang, serta dipanggung yang besar di seantero Indonesia.
PENDAMPINGAN MASYARAKAT KAMPUNG MASPATI DALAM MENULIS SEJARAH KAMPUNG SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA KOTA SURABAYA Purnawan Basundoro; Laode Rabani
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 5 No. 2 (2021): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v5i2.2021.432-441

Abstract

AbstractSeveral kampong in the Surabaya city are currently used as tourist destinations, by offering the uniqueness of the kampong. One of the kampong that has succeeded in becoming a tourist destination is Kampung Maspati, which is located in the city center. The ancientness of the kampong is offered to tourists so they are interested in visiting it. One of the weaknesses, Kampung Maspati does not have a historical narrative that explains the development of the kampong from the past until now. The Department of History, Faculty of Humanties, Universitas Airlangga organizes community service activities to assist in writing village history, o increase the promotion of kampong tourism. This paper was written in reference to these activities. The methods used to explain are field work, in-depth interviews, the use of library collections, and assitances. The findings obtained from these activities are that the understanding of the people of Kampung Maspati on the history of the kampung is still not good, so that continuous assistance is needed. This kind of activities also needs to be extended to others kampong because currently there are still many historic kampong in the Surabaya city that do not yet have historical narratives. This activity needs to be done so that the promotion of kampong tourism can be improved.Keyword: kampong tourism, promotion, Maspati, SurabayaAbstrakBeberapa kampung di kota Surabaya saat ini dijadikan sebagai tujuan wisata, dengan menawarkan keunikan yang ada di kampung tersebut. Salah satu kampung yang berhasil menjadi tujuan wisata adalah Kampung Maspati yang terletak di pusat kota. Kekunoan kampung ditawarkan kepada wisatawan sehingga mereka tertarik untuk mengunjunginya. Salah satu kelemahan, Kampung Maspati tidak memiliki narasi sejarah yang menjelaskan perkembangan kampung sejak dulu sampai sekarang. Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga menyelengarakan  kegiatan pengabdian masyarakat pendampingan menulis sejarah kampung, untuk meningkatkan promosi wisata kampung. Makalah ini ditulis mengacu kepada  kegiatan tersebut. Metode yang digunakan untuk menjelaskan adalah kerja lapangan, wawancara mendalam,  penggunaan koleksi pustaka, dan pendampingan.Temuan yang diperolah dari kegiatan tersebut bahwa pemahaman masyarakat Kampung Maspati terhadap sejarah kampung masih kurang sehingga perlu dilakukan pendampingan secara berkesinambungan. Kegiatan semacam ini juga perlu diperluas ke kampung lain karena saat ini masih banyak kampung bersejarah di Kota Surabaya yang belum memiliki narasi sejarah. Kegiatan itu perlu dilakukan agar promosi wisata kampung bisa ditingkatkan.Kata kunci: wisata kampung, promosi, Maspati, Surabaya
A Long Journey of Historical Research and Scientific Publication Purnawan Basundoro
IHiS (Indonesian Historical Studies) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ihis.v5i1.10955

Abstract

This paper describes the steps of historical research as well as the possibility of publishing the results in international journals. Historical research is an attempt to reconstruct various events in the past in the form of stories that can be read again by the wider community. The main problem faced in writing historical articles is usually related to relevance. Relevance in historical writing means that historical narratives are written suggested to have links or affinity with contemporary conditions. If the historical narrative presented has no relevance to the present, it is considered to have low use value for the reader. Historical research starts from the process of finding sources or what is known as heuristics. Some historians consider written sources as the main sources, even though there are alternative sources that are no less important, namely oral sources that have the same value and use as written sources. Historians are also required to publish their research results in journals, especially in international journals. Publication is considered as a manifestation of the responsibility of researchers to the wider community. This paper was written using the literature study method. The sources of the literature are read, analyzed for their contents, and become a reference in writing this paper.