Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERBANDINGAN PAPARAN ASAP ROKOK KONVENSIONAL DAN ROKOK HERBAL PADA MENCIT (Mus musculus) TERHADAP PERBANDINGAN GAMBARAN HISTOLOGI PARU Nurul Hidayah; Olan Rahayu Puji Astuti Mussa; Rondius Solfaine; Yudha Sapto Utomo
VITEK : Bidang Kedokteran Hewan Vol 10 (2020): VITEK - Bidang Kedokteran Hewan
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jv.v10i0.55

Abstract

The purpose of this study was to determine the comparison of conventional cigarette smoke and herbal cigarettes against histological damage in the lungs of mice. The research method uses a completely randomized design with 21 mice aged 8-12 weeks and divided into 3 treatment groups. Group P0 was not given exposure to cigarette smoke, group P1 was exposed to conventional cigarette smoke tar content was 39 mg nicotine 2 mg, group P2 was exposed to herbal cigarette smoke tar content was 41.60 mg nicotine 1.64 mg. On the 15th day the mice were deuthanated for pulmonary extraction and haematoxyline eosin staining was made. Data analysis using one way ANOVA. The results of this study obtained scoring lung damage to edema lesions in P0, P1, P2 Sig 0.246 (p> 0.05). Inflammation of inflammatory cells at P0, P1, P2 Sig 0.000 (p <0.05). Destruction of alveolar septum at P0, P1, P2 Sig 0.000 (p <0.05). The conclusion of this study is the difference in lung damage in mice in the form of edema, infiltration of inflammatory cells, destruction of the alveolar septum between exposure to conventional cigarette smoke and herbal cigarettes. The purpose of this study was to determine the comparison of conventional cigarette smoke and herbal cigarettes against histological damage in the lungs of mice. The research method uses a completely randomized design with 21 mice aged 8-12 weeks and divided into 3 treatment groups. Group P0 was not given exposure to cigarette smoke, group P1 was exposed to conventional cigarette smoke tar content was 39 mg nicotine 2 mg, group P2 was exposed to herbal cigarette smoke tar content was 41.60 mg nicotine 1.64 mg. On the 15th day the mice were deuthanated for pulmonary extraction and haematoxyline eosin staining was made. Data analysis using one way ANOVA. The results of this study obtained scoring lung damage to edema lesions in P0, P1, P2 Sig 0.246 (p> 0.05). Inflammation of inflammatory cells at P0, P1, P2 Sig 0.000 (p <0.05). Destruction of alveolar septum at P0, P1, P2 Sig 0.000 (p <0.05). The conclusion of this study is the difference in lung damage in mice in the form of edema, infiltration of inflammatory cells, destruction of the alveolar septum between exposure to conventional cigarette smoke and herbal cigarettes.
Perbandingan pemberian minyak kuning telur ayam dan bioplacenton terhadap gambaran histologi kulit Ratna Widyawati; Rondius Solfaine; Dian Ayu Kartika Sari; Yoko Shagita
VITEK : Bidang Kedokteran Hewan Vol 11 No 1 (2021): VITEK-Bidang Kedokteran Hewan
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jv.v11i1.70

Abstract

This study was conducted to determine the comparison of re-epithelialization, granulation and the number of inflammatory cells infiltration between topical application of chicken yolk oil and bioplacenton on white rat (Rattus norvegicus) skin that has induced with second degree burn wound. This research was a laboratory experimental study using 18 male white rats divided into control positive (K+) group, bioplacenton (P1) and chicken yolk oil (P2). Observation of the re-epithelialization, granulation and inflammatory cells infiltration were carried out 14 days after the rat were induced with second degree burn wound. The necropcy was performed on the 14th day and then the skin organs were treated with HE staining and observed under a microscope. Data analysis was performed using Kruskal-Wallis followed by Mann Whitney. The results of the analysis showed that K + had significantly different results (P <0.05) compared to P1 and P2 in the scores of re-epithelialization, granulation and the number of inflammatory cell infiltrations. P1 and P2 were not significantly different (P> 0.05). In this study, it can be concluded that chicken egg yolk has a comparable effect with bioplacenton toward the score of re-epithelialization, granulation and the number of inflammatory cell infiltration.
Efek anti radang ekstrak torbangun (Coleus amboinicus) pada induksi cisplatin tikus putih wistar Rondius Solfaine; Iwan Sahrial Hamid
ARSHI Veterinary Letters Vol. 4 No. 4 (2020): ARSHI Veterinary Letters - November 2020
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.4.4.79-80

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivitas ekstrak torbangun (Coleus amboinicus) terhadap biokimia darah dan gambaran histopatologi ginjal pada induksi cisplatin pada tikus putih Wistar (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan 24 tikus putih galur Wistar yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif dengan pemberian plasebo (P0), kelompok kontrol positif berupa induksi cisplatin dengan pemberian CMC-Na 0.1 % (P1), dan kelompok induksi cisplatin dengan pemberian ekstrak torbangun 500 mg/ kg bb (P2). Pembuatan nefropati pada kelompok perlakuan dengan injeksi intra peritoneal hari ke-4 dosis tunggal cisplatin 5 mg/kg bb. Seluruh kelompok tikus dikorbankan dan diambil sampel darah untuk diukur kadar blood urea nitrogen (BUN), serum kreatinin (SK) dan alkalin phospatase (ALP) sebagai tes fungsi ginjal. Sampel organ fiksasi dengan BNF 10 % untuk histopatologi. Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Coleus amboinicus menurunkan konsentrasi BUN, serum kreatinin, dan alkalin phospatase pada kelompok dengan ekstrak torbangun (P2) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (p<0,05). Analisis histopatologi terlihat perdarahan multifokal, infiltrasi interstisial, adanya adesi membrane capsula glomerulus dan nekrotik tubular secara difus pada kelompok kontrol positif dengan induksi cisplatin (P1). Kerusakan pada glomerulus dan tubulus ginjal lebih ringan pada kelompok yang diberi eksrak torbangun (P2). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian ekstrak torbangun dapat menormalkan gambaran biokimia darah dan menghambat kerusakan ginjal dengan cara menghambat keradangan pada induksi cisplatin pada tikus putih.
Uji Antipiretik Patch Ekstrak Etanol Alang-Alang dengan Enhancer SPAN-80 terhadapTemperatur dan Jumlah Neutrofil pada Tikus Putih Mar’atus Solikhah; Rondius Solfaine; Teguh Widodo
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i1.3088

Abstract

Alang-alang dikenal sebagai tanaman pengganggu, namun alang-alang memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan, salah satunya sebagai penurun demam karena alang-alang mengandung flavonoid. Flavonoid bekerja menghambat enzim siklooksigenase yang bertanggung jawab atas produksi mediator inflamasi sehingga suhu tubuh akan kembali menjadi normal. Alang-alang diformulasikan dalam bentuk sediaan patch dengan penambahan enhancer Span-80 sebagai peningkat penetrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas sediaan patch ekstrak etanol Imperata cylindrica dengan dan tanpa penambahan enhancer Span-80 terhadap temperatur dan jumlah neutrofil tikus putih yang diinduksi vaksin DPT. Hewan perlakuan sebanyak 30 ekor tikus yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu P0 (pemberian makan dan minum), P1 (parasetamol sirup), P2 (patch tanpa ekstrak etanol alang-alang), P3 (patch ekstrak etanol alang-alang tanpa enhancer), dan P4 (patch ekstrak etanol alang-alang dengan enhancer). Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan temperatur awal tubuh tikus, setelah diinduksi vaksin DPT pada menit ke-15, 30, 45, 60, 120, 180, 240, 300 dan jumlah neutrofil pada menit ke-0, 30, 60, 120, 180, 240, 300. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patch ekstrak etanol alangalang dapat menurunkan temperatur tubuh namun penurunan jumlah neutrofil tikus putih tidak berbeda bermakna antara patch ekstrak etanol alang-alang dengan atau tanpa enhancer.
Penggunaan Bioprotektan Ruminansia untuk Peningkat Performan dan Manajemen Kesehatan pada Sapi Madura di Kecamatan Burneh, Bangkalan, Jawa Timur Rondius Solfaine; Indra Rahmawati; Kurnia Desiandura
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v7i2.5393

Abstract

Tujuan program Pengabdian kepada Masyarakat ini meningkatkan performan sapi madura melalui teknik penambahan bioprotektan dan perbaikan manajemen kesehatan kelompok ternak sapi di daerah Bangkalan Jawa Timur. Kegiatan kemitraan ini diharapkan meningkatkan produktivitas dan kemandirian peternak sapi potong dalam upaya menyediakan kebutuhan daging sapi yang mencukupi dan lebih berkualitas. Secara khusus program ini bertujuan untuk mencari alternatif pemecahan masalah rendahnya performan dan produktivitas sapi potong akibat penyediaan pakan yang berkualitas rendah, terutama di musim kemarau dan di daerah rawan pakan ternak. Kegiatan ini dilakukan pada kelompok ternak di desa Binoh, kecamatan Burneh Madura Jawa Timur. Kelompok peternak sapi diberikan kegiatan dalam peningkatan pengetahuan peternakan dan kesehatan hewan melalui kegiatan pembinaan dan penyuluhan, aplikasi penggunaan bioprotektan untuk ruminan, pengendalian higienitas efektif kandang dan produk daging. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan kemitraan masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan meliputi: (1) Orientasi lokasi sasaran, (2) Edukasi penyuluhan untuk meningkatkan penge­tahuan tentang beternak dan manajemen Kesehatan ternak terutama sapi, (3) Pelatihan dari hasil penyuluhan guna meningkatkan keterampilan dan ke­mampuan dalam pengelolaan ternak dan (4) Pelayanan kesehatan hewan dengan konsep penerapan teknologi hasil penelitian yang diaplikasikan dalam pelayanan masyarakat dalam program kegiatan. Program peng­abdian masyarakat ini dengan identifikasi masalah dan solusi dalam upaya peningkatan produktivitas peternakan sapi potong Madura.
STUDY OF Coleus amboinicus STEM EXTRACT IN INHIBITING MACROPHAGE CD-68 EXPRESSION IN WISTAR RATS WITH URIC ACID-INDUCED NEPHROPATHY Rondius Solfaine; Wida Wahidah Mubarokah; Lailatul Muniroh
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 13, No 3 (2019): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.713 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v13i3.14266

Abstract

The purpose of this study was to evaluate effect of Coleus amboinicus (CA) stem extracts on uric acid-induced nephropathy by comparingthe levels of Macrophage CD-68 expression and concentration of serum Cystatine C (CYS C ) in Wistar rats. Twenty-four male Wistar rats(Rattus norvegicus) with a body weight (bw) of 200-250 g, were allocated into three groups, with eight animals per group. The rats in controlgroup (PO) received 0.1% carboxymethyl cellulose (CMC) solution orally The rats in group 2 (P1) were orally induced with uric acid (UA) (500mg/kg) and oxonic acid (OA) (750 mg/kg.) and the rats in group 3 (P2) received uric acid (500 mg/kg), oxonic acid (750 mg/kg), and 500 mg/kgof the CA stem extracts for 35 days. Bloods were collected for analysis of serum CYS C expression and concentration of serum creatinine andblood nitrogen urea (BUN). The rats in all groups were sacrificed for kidney tissue extractions for macrophage CD-68 identification andhistopathology analysis. The levels of CYS C concentrations were analyzed by Avidin-Horseradish Peroxidase (HRP) Sandwich-ELISA. Theresults showed that Coleus amboinicus stem extract at dose of 500 mg/kg bw can significantly reduce BUN and creatinine levels (P≤0.05), whileCys C levels were not different. In the treatment group (P2) compared with group (P1). CD-68 (ED-1) macrophage activity decreasedsignificantly (P≤0.05) in the treatment group (P2) compared to the control group and (P1). Nephrophaty induction using UA and OA causessevere kidney lesions characterized by degeneration, necrosis and inflammation of the renal tubules and glomerulus in the treatment group.
STUDY OF Coleus amboinicus STEM EXTRACT IN INHIBITING MACROPHAGE CD-68 EXPRESSION IN WISTAR RATS WITH URIC ACID-INDUCED NEPHROPATHY Rondius Solfaine; Wida Wahidah Mubarokah; Lailatul Muniroh
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 13, No 3 (2019): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v13i3.14266

Abstract

The purpose of this study was to evaluate effect of Coleus amboinicus (CA) stem extracts on uric acid-induced nephropathy by comparingthe levels of Macrophage CD-68 expression and concentration of serum Cystatine C (CYS C ) in Wistar rats. Twenty-four male Wistar rats(Rattus norvegicus) with a body weight (bw) of 200-250 g, were allocated into three groups, with eight animals per group. The rats in controlgroup (PO) received 0.1% carboxymethyl cellulose (CMC) solution orally The rats in group 2 (P1) were orally induced with uric acid (UA) (500mg/kg) and oxonic acid (OA) (750 mg/kg.) and the rats in group 3 (P2) received uric acid (500 mg/kg), oxonic acid (750 mg/kg), and 500 mg/kgof the CA stem extracts for 35 days. Bloods were collected for analysis of serum CYS C expression and concentration of serum creatinine andblood nitrogen urea (BUN). The rats in all groups were sacrificed for kidney tissue extractions for macrophage CD-68 identification andhistopathology analysis. The levels of CYS C concentrations were analyzed by Avidin-Horseradish Peroxidase (HRP) Sandwich-ELISA. Theresults showed that Coleus amboinicus stem extract at dose of 500 mg/kg bw can significantly reduce BUN and creatinine levels (P≤0.05), whileCys C levels were not different. In the treatment group (P2) compared with group (P1). CD-68 (ED-1) macrophage activity decreasedsignificantly (P≤0.05) in the treatment group (P2) compared to the control group and (P1). Nephrophaty induction using UA and OA causessevere kidney lesions characterized by degeneration, necrosis and inflammation of the renal tubules and glomerulus in the treatment group.
STATUS KESEHATAN KUCING PELIHARAAN DI MASYARAKAT MELALUI PEMERIKSAAN CALICIVIRUS DAN UJI HEMATOLOGI PADA KUCING DI SURABAYA Kurnia Desiandura; Indra Rahmawati; Rondius Solfaine
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 10 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i10.3620-3628

Abstract

Tujuan dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini yaitu untuk mengetahui status kesehatan kucing-kucing yang dipelihara di tengah masyarakat Surabaya melalui pemeriksaan virus calici dan uji hematologi pada kucing. Melalui hasil pemeriksaan ini diharapkan dapat diketahui secara dini penyakit virus calici serta kemungkinan penyakit yang berdampak pada perubahan abnormalitas dari hasil darah yang didapatkan dari sampel darah kucing. Secara khusus, program ini membantu para dokter hewan untuk dapat mengedukasi para pet owner untuk dapat lebih aware terhadap penyakit-penyakit yang menyerang pada kucing, serta teknik pencegahannya sehingga penyakit tersebut dapat terdeteksi lebih dini dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta status kesehatan kucing yang dipeliharanya. Kegiatan PkM ini bermitra dengan Rumah Sakit Hewan Pendidikan WEKA (RSHP-WEKA) dan juga dilaksanakan di RSHP-WEKA. Program ini difokuskan pada kucing peliharaan dengan gejala klinis tertentu, kemudian dilakukan pemeriksaan calici virus dengan tes kit serta uji hematologi dari sampel darah, dari proses tersebut di dapatkan hasil yang kemudian diskusikan dan dilakukan edukasi terhadap client/pet owner. Sebanyak 14 sampel yang didapatkan dengan bergejala klinis. 14 sampel tersebut mempunyai hasil negatif pada uji tes kit Feline Calicivirus, namun terdapat perbedaan hasil pada uji hematologi, yaitu ada beberapa item pemeriksaan yang normal dan abnormal.
Studi Keterkaitan Ukuran Ikan Asin dengan Tingkat Penggunaan Formalin sebagai Bahan Pengawet Freshinta Jellia Wibisono; Laili Dyah Sitaresmi; Rondius Solfaine; Ady Kurnianto; Ummi Rahayu
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Ikan asin merupakan produk perikanan yang populer di Indonesia dan sering digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari. Untuk memperpanjang masa simpan, sering kali digunakan formalin sebagai pengawet. Penggunaan formalin dalam jumlah berlebih dapat membahayakan kesehatan konsumen. Tujuan: Mengetahui ada tidaknya hubungan antara ukuran ikan asin terhadap penggunaan formalin sebagai bahan pengawet. Metode: Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple random sampling, 100 ikan asin yang berasal dari 20 pedagang yang menjual ikan asin di Pasar Tradisional Kota Surabaya dan Pengujian formalin menggunakan uji kualitatif menggunakan tes kit formalin. Analisis data menggunakan analisis analitik chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan sebanyak 55% ikan asin yang dijual di pasar tradisional mengandung bahan pengawet formalin. Dari 100 ikan asin yang berukuran besar terdapat 72 ikan asin yang menggunakan bahan pengawet ikan asin, dan dari 100 ikan asin yang berukuran kecil, terdapat 44 ikan asin yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square yang menunjukkan nilai c2 hitung (7.29) lebih dari c2 tabel, sehingga H1diterima dan H0 ditolak, terdapat hubungan antara ukuran ikan asin dengan penggunaan formalin sebagai bahan pengawet. Nilai OR = 3, artinya penggunaan formalin pada ikan asin yang berukuran besar 3 kali lebih banyak daripada ikan asin ukuran kecil. Kesimpulan: Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet ikan asin masih cukup tinggi, hal ini dapat membahayakan kesehatan bagi konsumen dan perlu dilakukan adanya edukasi ke produsen ikan asin terkait penggunaan bahan pengawet atau cara pengawetan yang sesuai.