Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN RETROSPEKTIF PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN CHIKUNGUNYA DI KOTA TANGERANG DALAM 10 TAHUN (2003-2013) Aminah Aminah; Makhabbah Jamilatun
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.208 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.145

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya merupakan penyakit viral endemis bersumber nyamuk di Indonesia.Organisasi kesehatan dunia WHO tahun 2009 mengelompokkan demam berdarahmenjadi demam berdarah ringan dan tiga kriteria demam berdarah berat yaitu Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Sindrom Syok Dengue (SSD)[1]. Data sekunder berupa laporan kasus penyakit yang diterima/ditangani puskesmas dan laporan pemeriksaan laboratorium terkait DBD dan Chikungunya selama sepuluh tahun dikumpulkan dan disajikan secara deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain eksploratif pada kasusDBD-Chikungunya di Kota Tangerang tahun 2003-2013. Instrumen penelitian yang digunakan berupa buku bantu DBD yang dibuat oleh penanggung jawab Program pemberantasan DBD di Puskesmas Kota Tangerang tahun 2003-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Kota Tangerang yang berjumlah 32 Puskesmas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah tujuh Puskesmas yang terdiri dari dua Puskesmas dengan data lengkap mulai 2003 dan lima Puskesmas dengan data kurang lengkap. Pengumpulan data dilakukan secara langsung peneliti dengan menelaah catatan/data yang ada dalam buku bantu DBD di Puskesmas Kota Tangerang mulai tahun 2003 hingga 2013. Data yang dikumpulkan sesuai dengan variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu data tentang kejadian DBD dan Chikungunya baik yang baru suspek maupun yang sudah dikonfirmasi.Data disalin dari buku bantu DBD ke dalam format digital untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat lunak dalam komputer. Dari hasil analisis yang dilakukan, berikut simpulan yang dapat ditarik: Pencatatan Kasus DBD-Chikungunya di Puskesmas belum tertata dengan baik dan belum seragam. Masih terjadi banyak kasus DBD-Chikungunya yang tercatat di Kota Tangerang. Rata-rata frekuensi DBD-Chikungunya tinggi terjadi pada dua trimester pertama. Perkembangan penyakit DBD-Chikungunya dari tahun ke tahun tidak seragam.
UJI DAYA HAMBAT ANTIBAKTERI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICA (L.) BEAUV.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Makhabbah Jamilatun; Aminah Aminah; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 7 No 2 (2020): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v7i2.224

Abstract

Perhatian terhadap mikroba endofit telah meningkat karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain dapat menghasilkan berbagai senyawa fungsional metabolit sekunder. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dua kapang endofit berhasil diisolasi dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.). yaitu Fusarium sp. dan Mucor sp. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kapang endofit dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian diawali dengan meremajakan dan fermentasi kapang endofit, kemudian pengujian aktivitas antibakteri dari fermentasi kapang endofit yang dilakukan dengan metode Kirby Bauer. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kapang endofit mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji. Kapang endofit Fusarium sp mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji S.aureus dan E.coli dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 16.2 mm dan 16.8 mm. Sedangkan kapang endofit Mucor sp mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji S.aureus dan E. coli dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 16.2 mm dan 15.2 mm pada isolat Mucor sp yang berasal dari tangkai, dan 21.3 mm dan 16.3 mm pada isolat Mucor sp yang berasal dari akar. Berdasarkan diameter zona hambat yang terbentuk maka aktivitas antibakteri kapang endofit tanaman alang-alang termasuk dalam kategori kuat, sehingga metabolit sekunder kapang endofit dari tanaman alang-alang berpotensi untuk dikembangkan serta dapat dijadikan sumber acuan dalam pencarian jenis antibiotik baru.
EFEKTIVITAS AIR PERASAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) TERHADAP MORTALITAS LARVA CULEX SP Cecep Dani Sucipto; Makhabbah Jamilatun; Ahmad Rio Fatullah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 7 No 2 (2020): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v7i2.252

Abstract

Penyebaran filariasis berdasakan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2014 tercatat sebanyak 192 kasus filariasis. Pemberantasan Culex sp sebagai salah satu vektor penyakit filariasis dapat dilakukan dengan penggunaan larvasida. Salah satu alternatif larvasida dengan menggunkan bahan alami yaitu air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya bunuh air perasan belimbing wuluh serta mengetahui konsentrasi yang paling efektif membunuh larva Culex sp. Penelitian ini menggunakan 5 variasi konsentrasi yaitu 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, 5%. Konsentrasi didapatkan dengan pengenceran air perasan belimbing wuluh dalam 100 ml aquadest, pengamatan dilakukan setelah penambahan dengan air perasan belimbing wuluh selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukan air perasan belimbing wuluh dapat membunuh larva Culex sp dalam 24 jam. Konsentrasi paling efektif pada penelitian ini adalah 5% dengan jumlah mortalitas larva 99%. Penelitian ini membuktikan air perasan belimbing wuluh dapat membunuh larva Culex sp dengan konsentrasi efektif yaitu 5%.
GAMBARAN BTA (+) POSITIF Mycobacterium leprae PADA MUKOSA HIDUNG PENDERITA KUSTA DI RUMAH SAKIT SITANALA KOTA TANGERANG Metri Setiyanti; Makhabbah Jamilatun; Nining Kurniati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 9 No 1 (2022): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v9i1.313

Abstract

Penyakit kusta merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae, sebagai suatu penyakit yang ditularkan melalui luka pada kulit yang terkontaminasi dan melalui udara. Apusan mukosa hidung menjadi alternatif untuk mendeteksi Mycobacterium leprae dengan menggunakan pewarnaan Ziehl-Neelsen untuk menemukan Basil Tahan Asam (BTA). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya BTA dan tingkat kepositifan BTA Mycobacterium leprae pada apusan mukosa hidung penderita kusta di Rumah Sakit Sitanala Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada penderita kusta di Rumah Sakit Sitanala Kota Tangerang sebanyak 20 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang di ambil dengan melakukan pemeriksaan usapan mukosa hidung penderita kusta dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen dan data sekunder diambil dari rekam medik pasien yang meliputi tipe kusta, lama sakit, dan lama minum obat. Setelah dilakukan pemeriksaan usapan mukosa hidung pada penderita kusta, maka didapatkan hasil bahwa sebanyak 16 orang (80%) memiliki hasil positif terdapat Mycobacterium leprae dan sebanyak 4 orang (20%) memiliki hasil negatif tidak terdapat Mycobacterium leprae. Angka yang tinggi ini menunjukkan bahwa terdapat bakteri Mycobacterium leprae pada mukosa hidung penderita kusta di Rumah Sakit Sitanala Kota Tangerang. Apusan mukosa hidung sangat potensial sebagai tempat pengambilan spesimen untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium leprae. Tingkat kepositifan BTA Mycobacterium leprae menunjukkan tingkat kepositifan +1 sebanyak 14 orang (70%), tingkat kepositifan +2 sebanyak 2 orang (10%), dan hasil Negatif sebanyak 4 orang (20%).
Sodium Cyclamate Identification and Determination of Dawet Ice Sold in Wedi District Indonesia Makhabbah Jamilatun; Pradea Indah Lukito; Ira Dwi Astuti
Food ScienTech Journal Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : University of Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/fsj.v4i1.14206

Abstract

Sweeteners are food additives that are added to food or beverages to create a sweet taste, improve taste, aroma as well as a source of calories for the body. Sodium cyclamate is a sweetener food additive that is permitted to be used in food products but is often misused by food manufacturers. Excessive consumption of sodium cyclamate can cause bladder cancer, stomach pain, headache, and fever. This study aims to determine the content of sodium cyclamate in dawet ice sold in Wedi District. This study uses descriptive methods for both qualitative and quantitative. Identification of sodium cyclamate content in dawet ice sold in Wedi District using the precipitation test method, determination of sodium cyclamate content was determined quantitatively using UV-visible spectrophotometry. The results of the precipitation test showed that 5 positive samples contained artificial sodium cyclamate, with sodium cyclamate levels of 58.683 mg/L, 79.466 mg/L, 95.066 mg/L, 94.116 mg/L, and 79.5 mg/L, respectively. The conclusion is that the sodium cyclamate content in dawet ice sold in Wedi District from all samples analyzed does not exceed the maximum usage limit set by BPOM Regulation of the Republic of Indonesia No. 4 of 2014, concerning the Maximum Limit for the Use of Sweetener Food Additives, amounted to 250 mg/kg
Pendidikan Kesehatan tentang Pangan Fungsional Olahan Buah Naga Merah kepada Ibu-Ibu PKK di Desa Tegalyoso Klaten Selatan Makhabbah Jamilatun; Pradea Indah Lukito
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i3.724

Abstract

Pangan Fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Olahan buah naga merah menjadi selai dapat memiliki nilai fungsi yang lebih tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta pengabdian masyarakat dalam pengolahan buah naga merah menjadi selai. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah Ibu-Ibu PKK Desa Tegalyoso Klaten Selatan. Metode yang digunakan adalah survei serta ceramah langsung pendidikan kesehatan tentang pangan fungsional dan cara mengolah buah naga merah menjadi selai. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah ibu-ibu PKK Desa Tegalyoso Klaten Selatan paham mengenai pangan fungsional, khususnya olahan buah naga merah. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada ibu-ibu PKK Desa Tegalyoso Klaten Selatan serta dapat membuat dan menyediakan pangan fungsional secara mandiri, khususnya olahan buah naga.
Edukasi Pencegahan Covid-19 Dan Pembagian Masker Di Wilayah Kampung Kroyo, Karangmalang, Sragen Makhabbah Jamilatun; Aisyah Nur Mutmainah
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.125 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v1i2.119

Abstract

Covid-19 is a disease that develops rapidly and spreading in several countries. Efforts to prevent covid-19 are carried out by the government through the Ministry of Health by instructing awareness and compliance in the use of masks when outdoors. This needs to be done because Covid-19 can be easily transmitted through the respiratory tract and through contact with contaminated surfaces. Based on observations at the beginning of the pandemic, the people around Kroyo Village, Karangmalang, Sragen, have not all understood the prevention of covid-19 and not all people use masks. Therefore, community service activities are carried out with the aim of providing education on the prevention of covid-19 and the distribution of masks in the Area of Kroyo Village, Karangmalang, Sragen. The method of activity used in this community service activity is education to residents about the prevention of Covid-19 and distribution of masks. The result of this community service activity is that people in the Kroyo Village Area, Karangmalang, Sragen understand about the prevention of Covid-19 and understand the importance of implementing health protocols, including using masks as an effort to prevent Covid-19
Pendidikan Kesehatan tentang Pangan Fungsional Olahan Buah Naga Merah kepada Ibu-Ibu PKK di Desa Tegalyoso Klaten Selatan Makhabbah Jamilatun; Pradea Indah Lukito
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i3.724

Abstract

Pangan Fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Olahan buah naga merah menjadi selai dapat memiliki nilai fungsi yang lebih tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta pengabdian masyarakat dalam pengolahan buah naga merah menjadi selai. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah Ibu-Ibu PKK Desa Tegalyoso Klaten Selatan. Metode yang digunakan adalah survei serta ceramah langsung pendidikan kesehatan tentang pangan fungsional dan cara mengolah buah naga merah menjadi selai. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah ibu-ibu PKK Desa Tegalyoso Klaten Selatan paham mengenai pangan fungsional, khususnya olahan buah naga merah. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada ibu-ibu PKK Desa Tegalyoso Klaten Selatan serta dapat membuat dan menyediakan pangan fungsional secara mandiri, khususnya olahan buah naga.
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) PADA KERUPUK YANG DIPRODUKSI INDUSTRI RUMAHAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Ria Istiqomah; Makhabbah Jamilatun; Susilo Yulianto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 10 No 1 (2023): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v10i1.361

Abstract

Crackers are snacks that are very popular and are loved by Indonesian people. Making crackers by drying is carried out on the side of the road allowing lead contamination to occur. Lead is very dangerous if it enters the body in amounts exceeding permissible requirements. This research determined the content and levels of lead (Pb) in crackers produced by the Home Industry with samples of rice crackers, catfish crackers, cow skin crackers, and rengginang. Quantitative descriptive research method. Data collection by Purposive Sampling. The qualitative analysis method used a test tube with K2CrO4 reagent and quantitatively used ASA (Atomic Absorption Spectrophotometry) at a wavelength of 283.3 nm. The research was conducted at the Campus III Laboratory of the Surakarta Ministry of Health Polytechnic in January-April 2021. The results obtained showed levels of lead (Pb) in the "rice crackers", "lele crackers", "cow skin crackers", and "rengginang" samples, respectively of 3.43 mg/kg, -9.28 mg/kg, -9.38 mg/kg, and -9.73 mg/kg.
Pembagian Masker di Alun-Alun Kota Klaten sebagai Upaya Pencegahan Peningkatan Covid-19 Makhabbah Jamilatun
Abdimas Mandalika Vol 2, No 1 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/am.v2i1.9962

Abstract

Abstract: The discipline of wearing a mask can reduce viral infections that spread through the respiratory tract. Residents around Klaten Town Square have a variety of activities. Some of them were still found not wearing masks. Therefore, in this community service, community service activities are carried out with the aim that residents who are visiting and doing activities around Klaten City Square increase the application of health protocols to prevent Covid-19 with discipline in using masks. This service activity is carried out through several stages. First, a survey of the target group was conducted. Second, identify the need for service activities. Third, the preparation of facilities and infrastructure needed in service activities. Fourth, is the implementation of service activities. In the implementation of community service activities, masks are given to residents who are and have activities around the Square, including residents who want to go to the Grand Mosque that crosses the Square, residents who visit around the Square, owners of transportation facilities, and traders in the area. around the Klaten Town Square. The response of residents who are visiting and active in Klaten City Square to this activity is good and very supportive. Residents around the square helped especially with the availability of masks. Community service activities went smoothly and the purpose of the activity was achieved, namely residents who were visiting and doing activities around Klaten City Square were disciplined in using masks.Abstrak: Disiplin penggunaan masker dapat mengurangi infeksi virus yang menyebar melalui saluran pernapasan. Warga di sekitar Alun-Alun Kota Klaten memiliki beragam aktivitas. Beberapa dari mereka masih ditemukan tidak memakai masker. Maka dari itu, dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan agar warga yang sedang berkunjung dan beraktivitas di sekitar alun-Alun Kota Klaten meningkatkan penerapan protokol kesehatan terhadap pencegahan covid-19 dengan disiplin dalam menggunakan masker. Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, dilakukan survei kelompok sasaran. Kedua, identifikasi kebutuhan kegiatan pengabdian. Ketiga, persiapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan pengabdian. Keempat, pelaksanaan kegiatan pengabdian. Pada pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, masker diberikan kepada warga yang berada dan beraktivitas di sekitar Alun-Alun, diantaranya adalah warga yang hendak ke Masjid Raya yang melintasi Alun-Alun, warga yang berkunjung di sekitar Alun-Alun, pemilik sarana transportasi serta para pedagang di sekitar Alun-Alun Kota Klaten. Tanggapan warga yang sedang berkunjung dan beraktivitas di Alun-Alun Kota Klaten terhadap kegiatan ini adalah baik dan sangat mendukung. Warga di sekitar Alun-Alun, terbantu terutama dalam ketersediaan masker. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan kegiatan yaitu warga yang sedang berkunjung dan beraktivitas di sekitar alun-Alun Kota Klaten disiplin dalam menggunakan masker.