Bogi Budi Jayanto
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISIS PENGGUNAAN MESH SIZE BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP JALA TEBAR (FALLING GEAR) DI PERAIRAN RAWAPENING KABUPATEN SEMARANG Jayanto, Bogi Budi; Boesono, Herry
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 8, No 1: Januari, 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat penangkapan ikan jenis Jala Tebar merupakan salah satu unit penangkapan yang produktif di Rawapening. Alat tangkap jala tebar di rawapening memiliki perbedaan mesh size yaitu 2 inchi dan 2,5 inchi. Perbedaan mesh size tersebut menyebabkan perbedaan pula dari jumlah komposisi hasil tangkapan, ukuran hasil tangkapan, dan jenis hasil tangkapan. Tujuan dari Penelitian ini yaitu mengetahui komposisi hasil tangkapan pada alat tangkap jala tebar, ukuran hasil tangkapan, alat tangkap yang paling efektif, dan kelayakan usaha pada nelayan jala tebar di rawapening.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Studi Kasus pada bulan November hingga Desember 2017. Aspek yang ditekankan dalam penelitian ini adalah menerapkan perbedaan jenis alat tangkap jala tebar dengan mengamati ukuran mesh size yang akan dilihat dari komposisi hasil tangkapan yang berupa jenis dan ukuran hasil tangkapan tersebut. Hasil dari penelitian yaitu Jenis komposisi hasil tangkapan pada Mesh Size 2 inchi terdapat 5 jenis ikan yang ditangkap salah satunya target utama yaitu Ikan Mujahir (Tilapiamossambicus), dan target sampingan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata), Ikan Wader (Rasbora sp), Ikan Bawal (Colossoma macropomum)dan Ikan Semelong. Sedangkan, pada MeshSize 2,5 Inchi mendapatkan 3 jenis hasil tangkapan yaitu Ikan Mujahir (Tilapiamossambicus), Ikan Wader (Rasbora sp), dan Ikan Bawal (Colossoma macropomum). Mesh size yang baik digunakan yaitu pada Mesh size 2,5 Inchi dengan mata jaring yang dapat menyaring hasil tangkapan yang layak untuk ditangkap dan meminimalisir hasil tangkapan yang belum matang gonad. Nilai R/C Ratio dari semua responden mendapatkan hasil lebih dari 1, menunjukan bahwa usaha perikanan jala tebar menguntungkan sehingga dapat dikembangkan.
VALUASI EKONOMI DAMPAK KEBERADAAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG LAMONGAN, JAWA TIMUR Pratama, Desfagri Putra; Wijayanto, Dian; Jayanto, Bogi Budi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 8, No 1: Januari, 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PPN Brondong memiliki peranan strategis dalam pengembangan perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat atau sentral kegiatan perikanan laut terutama yang berada di wilayah Kabupaten Lamongan Jawa Timur. PPN Brondong Lamongan termasuk ke dalam pelabuhan perikanan tipe B. PPN Brondong mempunyai peranan yang penting dan stategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Terdapat banyak unit usaha perikanan yang ada di PPN Brondong antara lain yaitu usaha kapal dogol, usaha kapal mini purse seine, usaha sewa basket, usaha suplai air bersih, dan usaha kantin. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan operasional PPN Brondong dan menganalisis dampak keberadaan PPN Brondong. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan nilai ekonomi dampak keberadaan PPN Brondong pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 2.092.890.530.396. Nilai tersebut diperoleh dari total keuntungan usaha perikanan pada tahun 2017 yaitu senilai Rp 2.121.790.096.016 dengan nilai aset pembangunan PPN Brondong yaitu Rp 29.887.655.550. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya dibangun PPN Brondong Lamongan memberikan dampak ekonomi sebesar Rp 2.092.890.530.396 dengan Net B/C Ratio senilai 73,4.
Analisis Hasil Tangkapan Ikan Kembung (Rastrelliger spp) dengan Perbedaan Mesh Size Gill net di Perairan Rembang Dewi, Anggun Aspazia; Fitri, Aristi Dian Purnama; Jayanto, Bogi Budi
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 7, No 3 (2023): Jurnal Perikanan Tangkap, September 2023
Publisher : Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gill net (jaring insang) merupakan salah satu alat tangkap yang diizinkan dioperasikan berdasaran PERMEN KP No. 71 tahun 2016. Jaring insang umumnya digunakan masyarat nelayan di perairan Rembang, Salah satu target tangkapannya yaitu ikan kembung (Rastrelliger spp). Penelitian mengenai modifikasi alat tangkap gill net sangat diperlukan agar hasil dari pengoperasian alat tangkap tersebut bisa optimal sesuai kematangan gonad yang bisa diketahui dengan panjang total ikan. Panjang total ikan kembung pertama ali matang gonad yaitu 16,4 cm untuk ikan kembung betina dan 14-16 cm untuk ikan kembung jantan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran mesh size serta spesifikasi jaring yang digunakan terhadap hasil tangkapan. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jaring, yaitu jaring mesh size 4 dengan nomor jaring 6 dan jaring mesh size 3 dengan nomor jaring 8. Penelitian dilaksanakan di Desa Pasar Banggi Rembang pada bulan Desember 2019 dengan menggunakan metode experimental fishing dan dilakukan 8 kali percobaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu regresi linier sederhana serta uji T independent. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, perbedaan mesh size serta spesifikasi jaring yang digunakan berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan, jumlah tangkapan tertinggi diperoleh dari jaring yang memiliki mesh size 3 serta nomor jaring 8 yaitu memiliki rata-rata 16 sedangkan mesh size 4 nomor jaring 6 memiliki rata-rata 3. Hal ini dikarenakan mesh size yang digunakan lebih kecil sehingga menyulitan ikan untuk meloloskan diri serta ketebalan dari jaring nomor 8 lebih kuat untuk menahan lolosnya ikan tersebut.
ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN, SUMATERA UTARA perangin angin, maria kinarta; Boesono, Herry; Jayanto, Bogi Budi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 9, No 3: Agustus, 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan merupakan satu-satunya Pelabuhan Perikanan Tipe A di Pantai Timur Sumatera. PPS Belawan mempunyai peran penting dalam kegiatan perikanan tangkap dan pemasarannya. Kegiatan pengembangan pada Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan sangat bergantung pada tingkat usaha perikanan yang tumbuh pada masyarakat. Sehingga kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan yang memadai sangat diperlukan guna meningkatkan fungsi pelabuhan agar efektif dan efisien.  Fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan dengan kapasitas dan tata letaknya, memiliki hubungan yang erat dengan keefisienan dan keefektifan fungsionalisasi pelabuhan sebagai pusat kegiatan dibidang perikanan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan kondisi fasilitas, menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas dan menganalisis tata letak fasilitas PPS Belawan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode pegambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kondisi eksisting dengan skala Likert, analisis tingkat pemanfaatan dan analisis tata letak dengan Activity Relationship Chart (ARC), worksheet, dan Activity Relationship Diagram (ARD). Hasil penelitian menunjukkan fasilitas PPS Belawan dalam keadaan baik dengan skor rata-rata skala likert 166,9. Tingkat pemanfaatan fasilitas PPS Belawan didapatkan bahwa tingkat pemanfaatan panjang dermaga sebesar 93,5% dan tingkat pemanfaatan alur pelayaran sebesar 87,5%. Fasilitas yang letaknya belum sesuai dengan kriteria adalah rumah genset dan kantor paabuhan.
Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap Jaring Insang (gill net) di PPS Cilacap Wardani, Risma Kusuma; Fitri, Aristi Dian Punama; Jayanto, Bogi Budi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 9, No 3: Agustus, 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penilaian indeks keramah lingkungan alat tangkap diperlukan untuk pemanfaatan dan pengeloaan sumberdaya lingkungan agar tetap lestari termasuk gillnet yg menjadi API dominan di PPS Cilacap. Bawal putih merupakan target utama tangkapan gill net di perairan Cilacap dengan nilai ekonomi yang tinggi.. Tujuan dari penenlitian iniyaitu menganalisis keramahan lingkungan pada alat tangkap jaring insang terutama untuk target tangkapan ikan bawal putih. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020 di perairan Kabupaten Cilacap. Metode penelitian adalah metode analisis deskriptif. Analisis data meliputi komposisi jenis hasil tangkapan, komposisi ukuran hasil tangkapan, analisis pemanfaatan hasil tangkapan, dan analisis keramahan lingkungan. Penilaian tingkat keramahan lingkungan dilakukan dengan melihat proporsi ikan sasaran utama yang layak tangkap,  pemanfaatan hasil tangkapan sampingan dan proporsi hasil tangkapan yang dimanfaatkan. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan sasaran utama ikan bawal putih (Pampus argenteus) yang tertangkap  99% layak tangkap secara biologi, karena ukuran panjang rata-rata telah melebihi ukuran pertama kali matang gonad (length at first maturity) yaitu 15,98cm, proporsi hasil tangkapan utama 72% (bobot) atau 44% (ekor) dan hasil tangkapan sampingan 100% dimanfaatkan. Sedangkan selektiftas alat tangkap tinggi jaring insang (gill net), hal ini dilhat dari indeks keanekaragaman yang rendah berkisar 0-0,662. Berdasarkan beberapa kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan, maka unit penangkapan jaring insang (gill net) di PPS Cilacap tergolong ramah lingkungan.
ANALISIS PEMANFAATAN SERTA POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN TONGKOL DI TELUK PALABUHANRATU SUKABUMI sardi, risky masythoh; Jayanto, Bogi Budi; wijayanto, Dian
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 10, No 2: April, 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan tongkol termasuk epipelagis, neuritik, dan oseanik pada perairan yang hangat, biasanya bergerombol. Penyebaran ikan tongkol sering mengikuti sirkulasi arus, kepadatan populasinya pada suatu perairan sangat berhubungan dengan arah arus tersebut. Jenis – jenis tongkol mempunyai penyebaran di sepanjang poros arus dalam kelimpahan yang lebih besar daripada di perairan perbatasannya. Potensi ikan tongkol di PPN Palabuhanratu rata- rata per tahunya bisa mencapai 97,3 ton sehingga banyak yang memanfaatkan potensi tersebut melalui usaha penangkapan. Tujuan dari penelitian ini menganalisis potensi dan pola musim penangkapan ikan tongkol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis data dengan metode surplus produksi untuk mencari MSY dan upaya optimum, tingkat pemanfaatan. Pada tahun 2015 jumlah hasil tangkapan ikan tongkol di PPN Palabuhanratu mencapai 304.324 kg/ tahun, sedangkan jumlah trip yaitu 2.430 trip/ tahun. Jenis alat tangkap yang dominan menangkap ikan tongkol di PPN Palabuhanratu adalah alat tangkap payang dan bagan. Bahwa produksi ikan tongkol di PPN Palabuhanratu sudah mencapai batas yang ditentukan sesuai dengan JTB (Jumlah Tangkapan yang diperbolehkan).maka dari itu strategi pemanfaatan ikan tongkol perlu dilakukan supaya tidak mengganggu kelestarian sumber dayanya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai EMSY 2.355,78 trip/tahun nilai CMSY 762.465,8 ton/tahun dengan tingkat pengupayaan sebesar 129 % bahwa nilai dari tingkat pengupayaan pada ikan Tongkol sendiri sudah mengalami overfishing.
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quaddricarinatus) DI PERAIRAN RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG Putra, Ilham Syah; Kurohman, Faik; Jayanto, Bogi Budi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 10, No 2: April, 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa nelayan di Rawa Pening menggunakan alat tangkap bubu karena keramah lingkungannya dan tidak memberikan efek yang buruk untuk perairan yang menjadi habitat-habitat target tangkapan mereka Penelitian ini menggunakan alat tangkap bubu untuk mencoba menangkap lobster air tawar dan mengetahui kondisi hasil tangkapan lobster yang masih dalam kondisi hidup. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah menganalisis komposisi hasil tangkapan pada alat tangkap bubu, menganalisis pengaruh perbedaan umpan dan lama waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan lobster air tawar pada alat tangkap bubu, serta mengetahui jenis umpan dan lama waktu perendaman terbaik untuk menangkap lobster air tawar di Rawa Pening. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental dengan mengoperasikan bubu sebanyak 80 unit yang masing- masing 40 unit bubu dengan umpan kijing dan kelapa bakar sebagai pembanding keong mas untuk mengetahui apakah umpan tersebut juga efektif untuk menarik lobster air tawar. Disisi lain, terdapat pula 40 bubu berumpan keong mas yang akan digunakan sebagai kontrol dari penelitian ini Umpan pada penelitian ini dipasang dengan sistem selang seling dan melakukan perbedaan waktu perendaman yaitu 18 jam sebagai pembanding dan 24 jam sebagai kontrol serta 8 kali pengulangan pada tiap variabel. Analisis data menggunakan uji ANOVA pada software SPSS 16.0 menghasilkan Fhitung untuk ketiga jenis umpan adalah 15,170 dengan signifikasi 0,000; serta Fhitung untuk kedua perbedaan waktu immersing adalah 6,675 dengan signifikasi 0,013. Nilai sig yang didapatkan kurang dari α = 5%, maka H0 ditolak dan dapat dikatakan ada perbedaan rata- rata hasil tangkapan antara pemberian perlakuan umpan kijing dan kelapa bakar serta ada perbedaan rata- rata hasil tangkapan antara pemberian perlakuan perbedaan lama waktu immersing pada bubu yang digunakan.
RASIO GAYA APUNG TERHADAP GAYA TENGGELAM PUKAT CINCIN PELAGIS KECIL PADA KAPAL UKURAN DI BAWAH 30 GT DI PPN PEKALONGAN Krisna, Natanael; Setyawan, Hendrik Anggi; Jayanto, Bogi Budi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 1 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.1.23-31

Abstract

Pukat cincin pelagis kecil merupakan alat penangkap ikan aktif yang beroperasi dengan cara melingkari gerombolan ikan pelagis kecil. Diperlukan perhitungan teknis yang cermat terkait bentuk dan konstruksi sangat penting untuk menyesuaikan kecepatan tenggelam jaring di perairan. Keseimbangan antara gaya apung dan gaya tenggelam merupakan faktor krusial yang mempengaruhi efektivitas alat tangkap, sehingga analisis meliputi komponen terapung dan tenggelam diperlukan untuk memastikan jaring berfungsi secara optimal dan efisien dalam pengoprasian alat tangkap. Tujuan penelitian digunakan untuk menganalisis karakteristik bentuk, menganalisis karakteristik konstruksi, serta menganalisis kesesuaian teknis rasio gaya apung dan gaya tenggelam yang dihasilkan pukat cincin pelagis kecil di PPN Pekalongan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan metode pengambilan sampel secara tidak sengaja (accidental sampling). Metode analisis data menggunakan analisis karakteristik bentuk, analisis karakteristik konstruksi, menghitung berat komponen, menghitung gaya apung dan gaya tenggelam. Hasil penelitian didapatkan nilai gaya apung dengan rentang 619,395 – 738,807 kgf, sedangkan gaya tenggelam dengan rentang 350,209 –  481,996 kgf. Nilai ketentuan teknis rasio gaya apung terhadap gaya tenggelam pukat cincin yang ideal memiliki nilai 1,5 – 2,0. Rasio gaya apung terhadap gaya tenggelam dari hasil penelitian menunjukkan kriteria ideal secara keseluruhan dengan nilai diantara kriteria 1,5 – 2,0. Nilai rasio gaya apung dan gaya tenggelam data sampel dilapangan menunjukkan nilai rata-rata rasio 1,64 dengan rentang rasio sebesar 1,54 hingga 1,77.
Thermal front dynamics and the correlation with Sardinella Lemuru catches in the Bali Strait Setyawan, Hendrik Anggi; Jayanto, Bogi Budi; Wardhani, Ayu Retno
Nekton Vol 5 No 1 (2025): Nekton
Publisher : Politeknik Negeri Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/nekton.v5i1.1020

Abstract

The Bali Strait is a marine area rich in lemuru fish (Sardinella lemuru), making it a potential fishery commodity in Indonesia. Sustainable management of lemuru fish populations in the Bali Strait is crucial for maintaining ecosystem balance and ensuring the sustainability of the fishing industry in the region. This study aimed to identify the thermal fronts in the Bali Strait and the relationship between thermal fronts and lemuru fish production. This research was conducted using monthly sea surface temperature and surface current data from the CMEMS for the year 2023, along with lemuru production data from PPN Pengambengan. An edge detection method was employed to determine thermal fronts. The results showed that sea surface temperatures ranged from 24.9°C to 29°C. The meridional movement from North to South dominates the Bali Strait surface currents. Thermal fronts were observed throughout the year, with weak fronts dominating during the west monsoon and transition season I, whereas strong fronts intensified during the southeast monsoon. However, the correlation between thermal fronts and lemuru catch was very weak (r=-0.047442), suggesting that thermal fronts are not the primary factor influencing lemuru catch.