Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PERAN KADER JUMANTIK DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DBD DI KELURAHAN TINGKULU KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Panungkelan, Melisa S.; Pinontoan, Odi R.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Penyakit ini termasuk dalam salah satu penyakit menular dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Peran juru pemantau jentik (jumantik) dibutuhkan dalam menerapkan kegiatan upaya pencegahan DBD terhadap perilaku keluarga untuk menurunkan angka kasus kejadian DBD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara peran juru pemantau jentik dengan perilaku keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kelurahan Tingkulu. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain penelitian yaitu cross sectional (potong lintang) pada bulan Februari – Juli 2020. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala keluarga di Kelurahan Tingkulu. Sampel diambil secara purposif yaitu Kepala Keluarga di lingkungan 3,7, dan 8 dengan jumlah responden sebanyak 66 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Hubungan antar variabel ditentukan dengan uji chi-square (α=0,05, CI:95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader jumantik sebagian besar tergolong baik (57,6%). Perilaku keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD sebagian besar tergolong baik (53%).Uji statistik hubungan antar variabel menunjukkan nilai p=0,000. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara peran jumantik dengan PSN DBD.  Peran jumantik yang baik akan mendorong terciptanya perilaku keluarga yang baik dalam PSN DBD. Kata Kunci : Juru Pemantau Jentik, Perilaku Keluarga, Demam Berdarah Dengue  ABSTRACTDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the health problems in Indonesia. This disease is included in one infectious disease and often causes Extraordinary Events (KLB). The role of larva monitors (jumantik) is needed in implementing DHF prevention activities on family behavior to reduce the number of dengue cases. The purpose of this study was to determine the relationship between the role of larva monitors and family behavior in eradicating dengue mosquito nests in the village of Tingkulu. This study uses an analytical survey with a research design that is cross sectional (cross sectional) in February - July 2020. The study population is all family heads in Kelurahan Tingkulu. The sample was taken purposively, namely the heads of households in the neighborhood of 3,7 and 8 with 66 respondents. Data obtained using a questionnaire. The relationship between variables was determined by the chi-square test (α = 0.05, CI: 95%). The results showed that the role of most jumantik cadres was classified as good (57.6%). Family behavior in the eradication of dengue mosquito nests (PSN) is mostly classified as good (53%). Statistical test of the relationship between variables shows the value of p = 0,000. The conclusion of this study is that there is a relationship between the role of jumantik and DHF PSN. The role of a good jumantik will encourage the creation of good family behavior in DHF PSN. Keywords: Wiggler Monitoring Officers, Family Behavior, Dengue Hemorrhagic Fever
Gambaran Kondisi Fisik Sumur Gali di Tinjau dari Aspek Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Pengguna Sumur Gali di Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado Katiho, Angela Suryani; Joseph, Woodford B. S.; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Januari 2012
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The dug well is one of the sources of water supply for communities in rural and urban areas. The dug well as water sources must be compatible with the requirements laid down between the physical condition of the dug well in which the terms related to the construction of wells and the location of wells to the sources of pollutants, so that the water from the wells is safe for healthy to consumption. 1. To describe the physical condition of The dug well include construction, distance latrine to the dug well, and distance from the source of other pollutants such as cattle sheds and a pool of water; 2. To determine the behavior of resident user about the physical condition of the dug well, including knowledge, attitudes and actions. This study is a descriptive survey in which the population was divided into the dug wells population which amount 20 dug well and the dug well resident user behavior population which amounts to 125 respondents. Observation the dug well were using a checklist as an instrument of research and user behavior were using questionnaires. The physical condition of all the dug well 100% does not fulfill the requirements, which based on the construction of the dug well, distance the dug well to the latrine, the distance to the cattle sheds and a pool of water as a source of other pollutants. Based on user aspects of dug well; 78% of respondents knowledgeable well, 22% less; 74% have a good attitude, 26% less, and 32% had good action, 68% less. From the results of this study researchers to grant suggestion as good as posible to repair the physical condition of the dug well, to do espionage to the resident user the dug well about the physical condition of the dug well, there is a need for monitoring and surveillance of water quality, and should to involve to society independently of absolute needs clean water. ABSTRAKSumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan, maupun perkotaan. Sumur gali sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan persyaratan yang ditetapkan diantaranya kondisi fisik sumur gali yang didalamnya menyangkut syarat konstruksi sumur dan lokasi sumur dengan sumber pencemar, agar air sumur aman bagi kesehatan untuk di konsumsi. 1. Untuk menggambarkan kondisi fisik sumur gali meliputi konstruksi sumur gali, jarak jamban dengan sumur gali dan jarak sumber pencemar lain seperti kandang ternak dan genangan air dengan sumur gali; 2. Untuk mengetahui perilaku pengguna sumur gali tentang kondisi fisik sumur gali meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Penelitian ini bersifat survei deskriptif dimana populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi populasi sumur gali yakni 20 sumur gali dan populasi perilaku pengguna sumur gali yang berjumlah 125 responden. Pengamatan sumur gali ini menggunakan checklist sebagai instrumen penelitian sedangkan perilaku pengguna sumur gali menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik pada semua sumur gali 100% tidak memenuhi syarat, yakni berdasarkan konstruksi sumur gali, jarak dengan jamban, jarak dengan kandang ternak dan genangan air sebagai sumber pencemar lain. Berdasarkan aspek pengguna sumur gali ; 78% responden berpengetahuan baik, 22% kurang ; 74% memiliki sikap yang baik, 26% kurang ; dan 32% memiliki tindakan yang baik, 68% kurang. Dari hasil penelitian ini peneliti memberikan saran perlunya perbaikan kondisi fisik sumur gali, perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat pengguna sumur gali tentang kondisi fisik sumur gali, perlu adanya pemantauan dan pengawasan kualitas air bersih, dan sebaiknya melibatkatkan masyarakat agar masyarakat secara mandiri memenuhi kebutuhan mutlak yakni air bersih.
GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN KEBERADAAN ESCHERICHIA COLI PADA PERALATAN MAKAN RUMAH MAKAN DI KELURAHAN MAHAKERET BARAT DAN MAHAKERET TIMUR KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Telew, Merceline; Joseph, Woodford B. S.; Pinontoan, Odi
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah makan dan restoran dalam menjalankan usahanya harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi. Peralatan makan merupakan salah satu persyaratan hygiene sanitasi rumah makan. Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengelolah makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi. Peralatan makan yaitu segala macam alat yang digunakan untuk mengelolah dan menyajikan makanan dengan ketentuan peralatan makan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran angka kuman dan keberadaan Escherichia coli pada peralataan makan rumah makan di kelurahan mahakeret barat dan mahakeret timur.  Hasil penelitian Terdapat 6 rumah makan (100%) yang jumlah angka kumannya melebihi ambang batas dan terdapat 2 rumah makan (33,3%) yang positif mengandung bakteri Escherichia Coli.Seluruh Rumah makan positif memiliki jumlah angka kuman yang melebihi ambang batas. Dan terdapat 2 rumah makan yang positif E. coli berdasarkan hasil tersebut diharapkan Dinas Kesehatan Kota Manado dapat menindaklanjuti Rumah Makan yang tidak memenuhi standart Inspeksi Kesehatan Lingkungan, serta melakukan kerjasama dengan Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan secara berkala. Kata Kunci:Angka Kuman, Escherichia Coli, Alat Makan. AbstractBrasserie and restaurant in running its business must meet the requirements of hygiene and sanitation. Tableware is one of the requirements of hygiene sanitary restaurants. Hygiene and food pengelolah equipment storage must meet the requirements of sanitation. Tableware, namely all kinds of tools used to manage and serves food with utensils. Objective to describe the number of numbers of bacteria and Escherichia Coli bacteria on tableware in restaurants in West Mahakeret Village and East Mahakeret. The results of the research there are 6 restaurants (100%) the number of digits with TB germs to exceed threshold and there are 2 restaurants (33.3%) positive contain bacteria Escherichia Coli. The whole House has a number of positive numbers eating germs that exceeds the threshold. And there are two restaurants-positive e. coli based on the expected results of Manado City Health Office may follow up on Restaurants that do not meet standard Environmental Health Inspection, as well as cooperation with health centers to do the inspection at regular intervals. Keywords: Germ number, Escherichia Coli, Cutlery
HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN (PIRING) DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM PANCARAN KASIH GMIM KOTA MANADO Syahlan, Vioni L. G.; Joseph, Woodford B. S.; Sumampouw, Oksfriani Jufri
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Higiene dan sanitasi sangatlah penting, terutama di tempat-tempat umum yang melayani orang banyak, salah satunya Rumah Sakit (RS) upaya penyediaan pelayanan kesehatan ini pula dapat menjadi tempat penularan serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan. Penanganan sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang merugikan seperti keracunan. Peranan pencucian peralatan makan secara baik dapat menghasilkan peralatan makanan yang bersih dan sehat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran hygiene sanitasi pengelolaan makanan dan angka kuman peralatan makan (piring) di RS Pancaran Kasih GMIM Kota Manado. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif observasional. Subyek penelitian yaitu 6 buah piring yang diambil secara acak dari ruangan kelas I, II, dan III. Pemeriksaan hygiene sanitasi menggunakan lembar observasi. Aspek pengukuran memenuhi syarat jika nilai yang diperoleh >90% dari total penelitian. Pemeriksaan mikrobiologi usap alat makan yang dilakukan di laboratorium Badan Teknik Kesehatan Lingkungan Kota Manado semua sampel yang diambil tidak memenuhi syarat dengan persyaratan angka kuman >100 koloni/cm2(28.000-72.000 koloni/cm2). Hasil observasi hygiene sanitasi pengelolaan makanan dengan menggunakan lembar observasi mendapat skor 15 sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat. Perlu diadakannya pengawasan dan penyuluhan oleh instalasi gizi RS Umum Pancaran Kasih GMIM Kota manado tentang pentingnya hygiene sanitasi pengelolaan makanan dan pearalatan makan sehingga memenuhi syarat kesehatan. Kata Kunci: Higiene sanitasi, angka kuman, instalasi gizi, rumah sakit ABSTRACT Hygiene and sanitation are very important, especially in public places that serve many people, one of which is the hospital's efforts to provide health services can also be a place of transmission and enable environmental pollution and health problems. Handling poor sanitation can cause harmful things such as poisoning. The role of cleaning or washing equipment properly, will produce clean and healthy food processing equipment. The purpose of this study was to describe the hygiene sanitation of food management and the number of plate feeding germs in the Pancaran Kasih GMIM Hospital in Manado City. The type of research used is descriptive observational research. The population of this study was all food trays, samples in this study were 6 samples, taken from class I, II, III. Sanitation hygiene checks using observation sheets, measurement aspects meet the requirements if the value obtained> 90% of the total study with a score of> 16.2. Microbiological examination of cutlery made at the Manado City Environmental Engineering Agency laboratory, all samples taken did not meet the requirements with germ number requirements> 100 colonies / cm2. The results of observation of hygiene sanitation in food management using the observation sheet got a score of 15, said to be ineligible due to the score obtained <16.2. Examination of plate feeding germ number is done at 11.00-11.46 WITA and the total germ number obtained varies from 28,000-72,000 colonies / cm2. Need to hold supervision and counseling by nutrition installation of public hospitals Pancaran Kasih of Manado City GMIM about the importance of sanitation hygiene in food management and food equipment so that it meets health requirements. Keywords: Hygiene Sanitary, number of Microbes, diet instalation, hospital
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Barri, Stephanie G.; Akili, Rahayu H.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Personal Hygiene merupakan upaya kebersihan yang dilakukan untuk mempertahankan kebersihan diri secara fisik maupun psikologis. Pengetahuan personal hygiene yang baik dapat mempengaruhi seseorang mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Personal hygiene merupakan salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi stunting pada Balita, yaitu balita terkena penyakit infeksi seperti diare yang dapat menyebabkan kehilangan zat-zat gizi penting dalam pertumbuhan balita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Pada Ibu Yang Memiliki Balita Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Pineleng Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei deskriptif pada bulan April-Juli 2020. Populasi penelitian yaitu ibu yang memiliki balita stunting di wilayah kerja puskesmas pineleng kabupaten minahasa. Sampel penelitian menggunakan total populasi yaitu 41 ibu yang memiliki balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Pineleng Kabupaten Minahasa. Pengambilan data dilakukan wawancara melalui telepon berdasarkan pada  kuesioner (check list). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan personal hygiene pada ibu yang memiliki balita stunting yaitu berkategori baik sebanyak 37 responden (90.2%), berkategori cukup sebanyak 3 responden (7.3%) dan berkategori kurang sebanyak 1 responden (2.4%). Kesimpulan penelitian ini yaitu pengetahuan personal hygiene pada ibu yaitu baik. Pengetahuan personal hygiene dapat mempengaruhi kejadian stunting pada balita. Kata Kunci: personal hygiene, stunting, ibu, balita, pineleng ABSTRACTPersonal Hygiene is a hygiene effort made to maintain personal hygiene physically and psychologically. Good personal hygiene knowledge can influence someone to apply it in daily life. Personal hygiene is one of the indirect factors that affect stunting in children, namely infants exposed to infectious diseases such as diarrhea that can cause loss of essential nutrients in the growth of children . The purpose of this study was to determine the depiction of knowledge about personal hygiene in mothers who have stunting children  in the working area of the Public Health Center Pineleng Sub-district in Minahasa. This study uses a descriptive survey research design in April-July 2020. The study population is mothers who have stunting children under five in the area of Public Health Center Pineleng Sub-district. The research sample uses a total population of 41 mothers who have stunting children  in the working area of the Public Health Center Pineleng Sub-district. Data was collected by telephone interview based on questionnaire (check list). The results showed that in general personal hygiene knowledge in mothers who have stunting children  is in the good category of 37 respondents (90.2%), there are only 3 respondents (7.3%) in the category and less in the category of 1 respondent (2.4%). The conclusion of this research is personal hygiene knowledge in mothers, which is good. Personal hygiene knowledge can affect the incidence of stunting in children . Keywords: personal hygiene, stunting, mother, children, pineleng
GAMBARAN PENGETAHUAN SANITASI LINGKUNGAN PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Kamagi, Pingkan Sara G.; Akili, Rahayu H.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap derajat kesehatan diantaranya kepemilikan jamban sehat dan penyediaan air bersih. Penyebab stunting secara tidak langsung yaitu kondisi sanitasi lingkungan. Praktik sanitasi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan penyakit infeksi yang merupakan faktor penyebab secara langsung dari masalah gizi Stunting. Pada tahun 2019 jumlah penduduk di wilayak kerja Puskesmas Pineleng berjumlah 29.886 penduduk dan sebanyak 98.6% penduduk telah memiliki akses jamban dan sebanyak penduduk 89% telah memiliki akses air bersih. Jumlah balita stunting tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Pineleng adalah 156 dan merupakan jumlah tertinggi di Kabupaten Minahasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan sanitasi lingkungan berupa gambaran pengetahuan jamban dan air bersih pada ibu yang memiliki balita Stunting di wilayah kerja Puskesmas Pineleng Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan cara pengumpulan data melalui wawancara lewat telepon. Populasi penelitian ini adalah Ibu yang memiliki balita stunting berjumlah 41 orang. Sampel penelitian adalah total populasi yaitu sebanyak 41 orang. Variabel penelitian adalah pengetahuan jamban dan pengetahuan air bersih. Hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan jamban pada ibu yang memiliki balita stunting kategori baik berjumlah 27 orang (65.9%). Hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan air bersih ibu yang memilki balita stunting kategori baik berjumlah 35 orang (85.4%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan sanitasi lingkungan berupa gambaran pengetahuan jamban dan air bersih Ibu sudah baik tapi balitanya mengalami stunting dikarenakan faktor pengetahuan sanitasi lingkungan merupakan faktor penyebab tidak langsung dari Stunting, dan faktor penyebab secara langsung dari Stunting adalah tidak cukup asupan makanan dan penyakit infeksi. Kata Kunci : Sanitasi Lingkungan, Pengetahuan, Stunting ABSTRACTEnvironmental sanitation affects the degree of health including the ownership of healthy latrines and the provision of clean water. Indirect causes of stunting are environmental sanitation conditions. Poor environmental sanitation practices can cause infectious diseases which are a direct cause of Stunting nutrition problems. In 2019 the population in the Pineleng Community Health Center was 29,886 residents and 98.6% of the population had access to a toilet and 89% of the population had access to clean water. The number of stunting toddlers in 2019 in the working area of the Pineleng Community Health Center is 156 and is the highest number in the Minahasa Regency. The purpose of this study was to determine the description of environmental sanitation knowledge in the form of toilet knowledge and clean water knowledge for mothers who have children under five years old in the area of Pineleng Health Center, Minahasa Regency. This type of research uses descriptive research by collecting data through telephone interviews. The population of this research is 41 mothers with stunting toddlers. The research sample is a total population of 41 people. The research variables are toilet knowledge and clean water knowledge, The results of the study illustrate the latrine knowledge of mothers who have stunting toddlers in both categories amounting to 27 people (65.9%). The results of the study illustrate the knowledge of clean water for mothers who have stunting toddlers both categories amounted to 35 people (85.4%). These results indicate that environmental sanitation knowledge in the form of knowledge of latrines and clean water is good but the toddler is stunted because environmental sanitation knowledge is an indirect causative factor of Stunting, and the direct factor of Stunting is insufficient food intake and infectious diseases. Keywords : Stunting, Knowledge, Environmental Sanitation
GAMBARAN HIGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI PADA DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Tatuwo, Ingrid Azalia; Joseph, Woodford B. S.; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau yang telah memenuhi syarat dan dapat langsung diminum.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi higiene sanitasi depot air minum serta total bakteri Coliform dan keberadaan E.coli pada air di depot air minum isi ulang di Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional berbasis laboratorium. Penelitian dilakukan terhadap 6 (enam) Depot Air Minum (DAM) pada bulan November - Mei tahun 2020. Higiene Sanitasi DAM ditentukan dengan menggunakan kuisione standar sesuai Permenkes No. 43 Tahun 2014. Pemeriksaan mikrobiologi pada air minum dilaksanakan di laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Syarat kandungan total bakteri Coliform dan keberadaan E. coli pada air minum sesuai standar pada Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010. Analisis data dilakukan dengan membandingkan data hasil penelitian dengan standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh DAM (100%) memperoleh skor higiene santasi >70. Jumlah total bakteri Coliform untuk seluruh DAM (100%)  yaitu 0MPN/100 ml. Tidak ditemukan bakteri E. coli pada air minum yang dijual di seluruh DAM (100%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu seluruh DAM memenuhi syarat higiene sanitasi dan kualitas air minum berdasarkan parameter total bakteri Coliform dan keberadaan E. coli. Kata kunci : Higiene Sanitasi, Depot Air Minum, E.Coli  ABSTRACT Drinking water is water that has been processed or has fulfilled the requirements and can be drunk directly.This Research purpose is to find out the hygiene sanitation conditions of drinking water depots and total Coliform bacteria and the presence of E.coli in water in refill drinking water depots in the Melonguane District, Talaud Islands Regency. This research is a descriptive study with an observational laboratory. The research  was conducted on six drinking water depots in November - May 2020. Hygiene sanitation of drinking water depots is determined using standard questionnaire according to Permenkes No. 43 of 2014. Microbiological examination of drinking water is carried out in the North Sulawesi Provincial Health Office laboratory. The requirements for the total content of Coliform bacteria and the presence of E. coli in drinking water are according to the standards in Permenkes No.492 / Menkes / Per / IV / 2010. Data analysis was performed by comparing the research data with standards. The results showed that all drinking water depots (100%) obtained sanitation hygiene scores> 70. The total number of Coliform bacteria for all drinking water depots (100%) is 0MPN / 100 ml. There is no E. coli bacteria was found in all drinking water depots that have been sold. The conclusion of this research is that all drinking water depots are qualified of sanitation hygiene and drinking water quality based on the total parameters of Coliform bacteria and the presence of E. coli. Keywords: Sanitation Hygiene, Drinking Water Depots, E.Coli
ANALISIS KANDUNGAN BAKTERI ESCHERIA COLI PADA AIR KOLAM RENANG UMUM DI KOTA MANADO TAHUN 2020 Diamanis, Celsya Tasya; Maddusa, Sri Seprianto; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 9, No 7 (2020): VOLUME 9, NOMOR 7, DESEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian: Mengetahui apakah terdapat kandungan bakteri Escherichia coli pada air kolam renang umum di Kota Manado Tahun 2020 dan menentukan apakah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey deskriptif dengan uji laboratorium. Populasi dalam penelitian ini yaitu kolam renang umum di Kota Manado. Pengambilan sampel dilakukan sore hari setelah kolam renang digunakan oleh pengunjung dengan pengambilan sampel dilakukan pada 3 titik. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari 15 sampel yang dianalisis di Laboratorium BARISTAND Manado dengan metode pengujian Uji MPN (Most Probable Number) menunjukkan hasil 15 sampel air kolam renang jumlah kandungan Escherichia coli  yaitu <1 MPN/100ml. Kesimpulan: Kualitas bakteriologis Escherichia coli untuk air kolam renang umum di Kota Manado memenuhi syarat karena tidak terdapat kandungan bakteri Escherichia coli yang menunjukan air kolam renang umum Kota Manado memenuhi syarat yang di tetapkan oleh Permenkes No. 32 Tahun 2017.  Kata Kunci : air kolam renang umum, Bakteri Escherichia coli ABSTRACTSwimming pool water quality must be maintained and maintained continuously and regularly so that water can be avoided from microbiological pollution. Based on a research by the Centers for Disease Control (2013), it was found that 161 swimming pools were contaminated with bacteria. Escherichia coli is one of the bacteria as an indicator of the causes of microbiological contamination of swimming pool water quality. The content of Escherichia coli bacteria must comply with regulated requirements so as not to cause health problems. Research purposes find out whether there is a content of Escherichia Coli bacteria in public swimming pool water in Manado City in 2020 and determine whether it meets the requirements or not. Research methods this research is a descriptive survey research type with laboratory tests. The population in this study is a public swimming pool in the city of Manado. Sampling was carried out in the afternoon after the swimming pool was used by visitors with sampling carried out at 3 points. Research result based on the results of research that has been carried out from 15 samples analyzed at the BARISTAND Manado Laboratory with the MPN (Most Probable Number) test method, it shows that the results of 15 swimming pool water samples, the total content of Escherichia coli is <1 MPN / 100ml. Conclusion the bacteriological quality of Escherichia coli for public swimming pool water in Manado City is still safe because there is no Escherichia coli content which shows that Manado City public swimming pool water meets the requirements set by Permenkes No. 32 of 2017. Keywords: Swimming Pool Water Public, Bakteri Escherichia col
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA TOUURE KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2020 Lesar, Elisa; Joseph, Woodford B. S.; Pinontoan, Odi R.
KESMAS Vol 9, No 7 (2020): VOLUME 9, NOMOR 7, DESEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang dapat dan sering menimbulkan wabah yang tidak jarang menyebabkan kematian. Berdasarkan data kasus DBD di tahun 2017 kasus DBD yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tompaso berjumlah 9 kasus, pada tahun 2018 terdapat 8 kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Tompaso, sedangkan di tahun 2019 sebanyak 36 kasus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tompaso dan 18 kasus (50% dari total kasus) berasal dari Desa Touure Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian DBD salah satu faktornya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentand DBD dan tindakan masyarakat yang kurang baik dalam pengendalian vektor DBD berpotensi menjadi factor risiko penularan penyakit DBD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan tindakan masyarakat tentang pengendalian vektor DBD di desa Touure kecamatan Tompaso tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian survei deskriptif. Sampel penelitian adalah masyarakat desa Touure kecamatan Tompaso sebanyak 70 masyarakat. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan distribusi frekwensi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner selain itu, penelitian ini menggunakan alat tulis menulis, komputer/ laptop dan kamera. Data yang diperoleh ditampilkan menggunakan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden paling banyak terdistribusi pada kategori tidak baik (78,6%), menunjukkan bahwa tindakan responden paling banyak terdistribusi pada kategori tidak baik (70%).         Kata Kunci :Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan masyarakat, Tindakan masyarakat ABSTRACTDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a contagious disease that can and often causes epidemics that often cause death. Based on data on dengue cases in 2017 there were 9 cases of dengue fever in the Tompaso Puskesmas work area, in 2018 there were 8 cases of dengue in the Tompaso Puskesmas work area, while in 2019 there were 36 cases in the Tompaso Puskesmas work area and 18 cases (50% of the total cases) came from Touure Village, Tompaso District, Minahasa Regency. The high rate of DHF morbidity and mortality is one of the factors is the lack of public knowledge about DHF and poor community action in controlling the DHF vector which is a risk factor for DHF transmission. The research objective was to describe the knowledge and actions of the community about dengue fever in the village of Touure, Tompaso District in 2020. The type of research used was descriptive survey research. The research sample was 70 people in Touure village, Tompaso district. Data analysis was carried out descriptively based on frequency distribution. The instrument used in the research was a questionnaire in addition to that, research using written stationery, computers / laptops and cameras. Data that can be used using tables. The results showed that the respondents' knowledge was mostly distributed in the bad category (78.6%), indicating that the respondent's actions were mostly distributed in the bad category (70%). Keywords : Dengue Hemorrhagic Fever, Community Knowledge, Community Action
HUBUNGAN ANTARA UKURAN TUBUH DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PENGUPAS KELAPA DI KELURAHAN GUNUNG WOKA KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG Guit, Eka Gloria; Joseph, Woodford B. S.; Mandagi, Chreisye K. F.
KESMAS Vol 9, No 7 (2020): VOLUME 9, NOMOR 7, DESEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluhan muskuloskeletal dirasakan mulai dari keluhan ringan sampai dengan keluhan berat yang dikarenakan bekerja secara berulang dalam waktu yang lama. Sikap kerja tidak alamiah seperti;pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk dan kepala terangkat dapat menyebabkan keluhan sistem muskuloskeletal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara ukuran tubuh dan sikap kerja dengan keluhan MSDs. Dilakukan dengan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pelaksanaan Penelitian di Kelurahan Gunung Woka Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung, dari bulan September sampai Desember 2019. Sampel penelitian berjumlah 68 responden. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan pengukuran menggunakan Metode The Rapid Entire Body Assessment, timbangan berat badan dan microtoise. dengan mengunakan uji korelasi spearman. Hasil uji statistik antara ukuran tubuh dengan keluhan muskuloskeletal menunjukkan tidak terdapat hubungan dengan nilai p = 0,525 dan nilai r =0,097, dan ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal dengan nilai r = 0,388 dan  p = 0,008 yang memiliki hubungan keeratan searah dan lemah. Kata kunci: Keluhan Muskuloskeletal, Ukuran Tubuh, Sikap Kerja ABSTRACT Musculoskeletal complaints are felt ranging from minor complaints to serious complaints due to repeated work for a long time. Unnatural work attitudes such as; hand movements raised, back bent too much and head raised can cause complaints of the musculoskeletal system. This study aims to determine whether there is a relationship between body size and work attitude with MSDs complaints. Conducted by analytic survey research with a cross sectional approach. Research implementation in Gunung Woka Village, Lembeh Utara District, Bitung City, from September to December 2019. The research sample was 68 respondents. Collecting data through interviews using a Nordic Body Map questionnaire and measurement using The Rapid Entire Body Assessment Method, weight scales and microtoise. by using the Spearman correlation test. The results of statistical tests between body size and musculoskeletal complaints showed that there was no relationship with p = 0.525 and r = 0.097, and there was a relationship between work attitude and musculoskeletal complaints with a value of r = 0.388 and p = 0.008 which had a unidirectional and weak relationship. Keywords: Musculoskeletal Complaints, Body Size, Work Attitude