Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pertumbuhan Karang Lunak Sarcophyton sp. yang Dibudidayakan di Teluk Awur, Jepara Diah Permata Wijayanti; Ayu Charismawaty; Elis Indrayanti; Agus Trianto
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.011 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i1.15744

Abstract

Upaya budidaya karang lunak di Indonesia masih kurang berkembang, terutama karang lunak yang bernilai jual tinggi. Sarcophyton adalah salah satu karang lunak yang sering dimanfaatkan sebagai pengisi akuarium. Namun seringkali produk yang dipasarkan berasal dari alam. Penemuan berbagai manfaat Sarcophyton sebagai kandidat bahan obat, turut menurunkan keberadaan keberadaan Sarcophyton di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup fragmen karang lunak Sarcophyton sp. di perairan Teluk Awur, Jepara. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Penelitian menggunakan fragmen dengan luas awal ≈10-12 cm2 dan >12-15 cm2. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup karang lunak Sarcophyton sp. berkisar antara 63,64–77,78%. Pertumbuhan tertinggi ditemukan pada fragmen dengan luas awal ≈10-12 cm2 yakni sebesar 74,68±19,84 cm2 dengan laju pertumbuhan total 0.47 cm2/hari. Pertumbuhan terendah terlihat pada fragmen dengan luas awal >12-15 cm2 yakni sebesar 60,41±22,96 cm2 dengan laju pertumbuhan total 0.38 cm2/hari. Ukuran luas awal fragmen ≈10-12 cm2 memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan fragmen karang lunak dengan ukuran  luas awal >12-15 cm2. Efforts to soft coral cultivation in Indonesia are still underdeveloped, especially soft corals with high selling value. Sarcophyton is one of the soft coral that is often used as an aquarium ornament. But often the marketed products come from nature. The discovery of various benefits of Sarcophyton as a candidate ingredient of drugs, helped reduce the existence of Sarcophyton in nature. This study aims to determine the growth and survival of soft coral fragments Sarcophyton sp. in the waters of Awur Bay, Jepara. The experiment was performed using a complete randomized design. The study used fragments with an initial area ≈10-12 cm2 and >12-15 cm2. The results showed the soft coral survival rate of Sarcophyton sp. ranged from 63.64 to 77.78%. The highest growth was found in fragments with an initial area of ≈10-12 cm2i.e of 74.68 ± 19.84 cm2 with a total growth rate of 0.47 cm2 / day. The lowest growth was seen in fragments with an initial area of > 12-15 cm2, which was 60.41 ± 22.96 cm2 with a total growth rate of 0.38 cm2 / day. The size of the initial fragment ≈10-12 cm2 has a larger growth compared to soft coral fragments with an initial baseline size > 12-15 cm2.
PENGARUH ALGA KORALIN Lithophyllum sp TERHADAP METAMORFOSIS DAN PENEMPELAN PLANULA Acropora spp Afrinal Pilly; Ambariyanto Ambariyanto; Diah Permata Wijayanti
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.952 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6946

Abstract

Metamorfosis dan penempelan adalah langkah penting dalam siklus hidup dari banyak invertebrata laut. Metamorfosis dan penempelan menyertai perubahan tahap-tahap morfologi dan cara hidup larva planula. Larva planula memulai kehidupan bentik menjadi bentuk dewasa dengan mendeteksi lingkungan untuk memilih tempat yang tepat untuk hidup menetap dan memulai proses metamorphosis dan penempelan. Lithophyllum sp merupakan Alga koralin yang diketahui sebagai pemicu metamorfosis alami. Beberapa senyawa yang berasal dari alga koralin diduga mampu menginduksi proses metamorfosis dan penempelan planula dengan menyerupai isyarat lingkungan di alam Hasil menunjukkan mampu menginduksi metamorfosis dan penempelan planula yang berasal dari slick (kumpulan gamet di permukaan laut setelah peristiwa spawning karang multi spesifik). Slick dikoleksi dari Pulau Sambangan, Kepulauan Karimunjawa saat spawning masal terjadi pada bulan Maret. Seluruh dosis yang dicobakan mampu menginduksi proses metamorfosis dan penempelan planula larva setelah planula diinkubasi dalam media yang telah diberi ekstrak Lithophyllum sp. Hasil ini memberi peluang dilakukannya pembenihan larva planulae secara masal untuk keperluan restorasi terumbu karang dan budidaya karang.   Kata Kunci : Metamorfosis, penempelan, Lithophyllum sp, planulae
Bakteri Simbion Karang Porites dari Perairan Gunungkidul, Yogyakarta dan Aktivitas Antibakteri terhadap Bakteri Patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Rivan Novianto Madilana; Diah Permata Wijayanti; Agus Sabdono
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.287 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19044

Abstract

Porites merupakan genus karang yang memiliki persebaran luas di Indonesia, termasuk perairan Gunungkidul, Yogyakarta. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri simbion karang Porites memiliki potensi antibakteri dalam menanggulangi bakteri patogen. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui jenis bakteri simbion karang Porites dari Perairan Gunungkidul Yogyakarta yang memiliki aktivitas antibakteri patogen S. aureus dan E. coli. Bakteri simbion diisolasi dari fragmen jaringan karang dengan pengenceran bertingkat, kemudian uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode overlay dan difusi paperdisk. Delapan dari 64 isolat aktif menghambat kedua bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dua diantaranya merupakan isolat unggul yang menunjukkan aktivitas antibakteri paling baik. Kedua isolat selanjutnya diidentifikasi karakteristik molekular DNA dengan sekuen gen 16S rRNA. Hasil identifikasi 16S rRNA menunjukkan isolat GKP1.4.3 memiliki kesamaan 99% dengan Bacillus pumilus strain NBRC 12092, dan isolat GKP3.2.2 memiliki kesamaan 99% dengan Vibrio natriegens strain NBRC 15636.Porites is a coral which has distributed widely in Indonesia, including Gunungkidul Waters, Yogyakarta. Research has shown that Porites coral symbiont bacteria have antibacterial potency against pathogenic bacteria.This study aims to determine the type of Porites coral symbiont bacteria collected from the waters of Gunungkidul Yogyakarta which has antibacterial activity of S. aureus and E. coli. Bacteria symbionts were isolated from coral tissue fragments by serial dillution method, while antibacterial activity was performed by using overlay and paperdisk diffusion method. Eight of the 64 active isolates inhibited both pathogenic bacteria S. aureus and E. coli. Two of 8 isolates showed stronger antibacterial activity. The two isolates subsequently identified the molecular characteristics of DNA with the 16S rRNA gene sequence. The identification of 16S rRNA showed that GKP1.4.3 isolate had 99% similarity with Bacillus pumilus strain NBRC 12092, and GKP3.2.2 isolate had 99% similarity with Vibrio natriegens strain NBRC 15636.
TRANSPLANTASI KARANG Acropora aspera DENGAN METODE TALI DI PERAIRAN TELUK AWUR, JEPARA Burhan Habibi Yunus; Diah Permata Wijayanti; Agus Sabdono
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.556 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6947

Abstract

Terumbu karang merupakan ekosistem perairan yang khas terdapat di daerah tropis yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman biota yang tinggi. Ekosistem terumbu karang memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan ekologi pantai dan pesisir, terutama sebagai sumber nutrien bagi habitat yang berada di sekitar ekosistem ini. Transplantasi karang memanfaatkan kemampuan regenerasi karang secara aseksual. Materi yang diamati dalam penelitian ini adalah fragmen karang Acropora aspera yang diambil dari perairan Pulau Panjang, Jepara. Penentuan spesies karang yang hendak digunakan, diawali dengan survey lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen lapangan. Metode tanam yang digunakan adalah metode tempel tali dan metode tali gantung. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan metode tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan karang, dimana perlakuan metode tanam gantung memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan metode tanam tempel. Hasil analisis data statistik untuk perlakuan metode menunjukkan adanya perbedan pertumbuhan yang nyata (P ≤ 0,05) antara metode tempel dan metode gantung. Perlakuan variasi ukuran fragmen 3 cm berbeda nyata dengan perlakuan ukuran fragmen 5 cm dan 7 cm. Sedangkan perlakuan ukuran fragmen 5 cm dan 7 cm tidak berbeda nyata. Tingkat keberhasilan kelangsungan hidup karang secara keseluruhan mencapai 83,33 %. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terlihat pada metode A (tempel) dengan ukuran awal fragmen 5 cm dan 7 cm menunjukkan nilai yaitu sebesar 100%. Transplantasi dengan metode tali yang paling efiien adalah menggunakan metode tanam gantung dengan ukuran 5 cm. Kata kunci : Transplantasi, Metode Tali, Acropora aspera, Teluk Awur Jepara  
Rekruitmen Juvenil Karang Terumbu Pasca Tertabrak Kapal Di Perairan Ujung Gelam, Taman Nasional Karimunjawa Bima Fatah Alam; Diah Permata Wijayanti; Munasik Munasik
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v11i1.38199

Abstract

Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) memiliki ekosistem terumbu yang cukup baik. Peningkatan jumlah kunjungan ke kawasan TNKJ menyebabkan kawasan terumbu mendapat ancaman serius, salah satunya dari kemungkinan tertabrak kapal (vessel grounding). Salah satu kasus terjadi pada tanggal 7 September 2018 ketika kapal Tug Boat PM 202 kandas di perairan Tanjung Gelam di Zona Tradisional Perikanan (ZTrP) yang menyebabkan terjadinya kerusakan di 11 bagian (Patch). Hingga kini upaya monitoring kondisi terumbu karang pada area kerusakan setelah kejadian kandas kapal belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan rekruitmen alami, komposisi jenis juvenil dan densitas rekruit karang pada area kapal kandas. Pendataan juvenil karang pada 11 patch kerusakan dilakukan dengan menggunakan transek kuadran.  Pendataan karang pada lokasi yang tidak terdampak kerusakan juga dilakukan menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT) untuk mengetahui kondisi terumbu di sekitar kapal kandas. Pengamatan hanya menemukan 4 patch, yaitu patch 4, 5, 6 dan 7, sehingga pendataan hanya dilakukan pada ke-4 patch tersebut. Total rekruit yang ditemukan pada keempat patch berjumlah 40 koloni dengan nilai densitas rekruit  sebesar 1,88 koloni/m2. Keseluruhan rekruit di seluruh lokasi pengamatan termasuk dalam 10 genera yaitu Acropora, Astreopora, Coeloseris, Favia, Fungia, Goniastrea, Montipora, Pavona, Pocillopora dan Porites. Juvenil karang terbanyak adalah Porites dengan persentase kemunculan sebesar 23% dan kemunculan terendah adalah Pocillopora dan Pavona masing-masing sebesar 2,5 %. Hasil analisis menggunakan CPCe versi 4.1 (Coral Point Count with Excel extension) diperoleh nilai tutupan karang keras hidup yang tidak terkena dampak tertabraknya kapal termasuk dalam kategori baik dengan kerapatan 66.87 %. Genus kemunculan karang terbanyak adalah Porites dan terendah Galaxea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas juvenil yang ditemukan di lokasi kandas kapal terkategori rendah. Monitoring lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui akibat lebih jauh terumbu yang tertabrak kapal dan keberhasilan rekrutmen alami. Karimunjawa National Park (TNKJ) has a fairly good reef ecosystem. The increase in the number of visits to the TNKJ area has caused serious threats, one of which is the possibility of being hit by vessel grounding. One of the cases occurred on September 7, 2018 when the Tug Boat PM 202 crashed in the waters of Tanjung Gelam in the Traditional Fishing Zone (ZTrP) which caused damage in 11 sections (Patch). Until now, efforts to monitor the condition of coral reefs in the area of damage after the shipwreck have never been carried out. This study aims to find out the success of natural recruitment, composition of juvenil type and density of coral recruit in the area of the ship wreck. Data collection of coral juvenil on 11 patches of damagearea  is done using quadrant transfect.  Coral cover at un- impacted locations is also carried out to determine the condition of the reef around  the shipwreck. Data collection is done using Underwater Photo Transect (UPT) method. Observations can only find 4 patches, namely patches 4, 5, 6 and 7, therefore observation was done only on the 4 patches.  The total recruitment found 40 colonies with a recruit density value of 1.88 colonies/m2. All recruitments in all observation sites are included in 10 genera namely Acropora, Astreopora, Coeloseris, Favia, Fungia, Goniastrea, Montipora, Pavona, Pocillopora and Porites. The largest coral juvenil is genus Porites with a percentage of appearance of 23% and the lowest appearance is the Pocillopora and Pavona of 2.5%. The results of the analysis using CPCe version 4.1 (Coral Point Count with Excel extension) obtained the value of living hard coral cover fall into the category of good with a density of 66.87%. There were 13 genera observed with Porites showed the highest appearance and the lowest is Galaxea.The results showed that the juvenile density found at the shipwreck site was categorized as low. Further monitoring needs to be carried out to find out more about the impact on reefs being hit by ships and the success of natural recruitment.
ANALYSIS OF BIOMASS AND STORED CARBON STOCK IN MANGROVE FOREST AREA, TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI BALI Luh Putu Puspita Dewanti; Subagiyo Subagiyo; Diah Permata Wijayanti
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 3 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.3.%p

Abstract

Mangrove forests are transitional ecosystems between land and sea that occur mainly along tropical and subtropical coastlines. Ecologically, mangroves function as carbon sinks and stores, with most of them being allocated below the soil surface. It is possible that the increase in atmospheric CO2 that contributes to global warming can be reduced through the process of sequestration of carbon into the soil. The more carbon stored in the soil as soil organic carbon, it can reduce the amount of carbon in the atmosphere so that it can reduce global warming and climate change. SOC (Soil Organic Carbon) is distributed into various layers of soil, and its stability is also very diverse. The objectives of this research are:(1) Knowing the organic carbon storage below the soil surface in the mangrove forests of the Taman Hutan Raya Ngurah Rai and (2) Knowing the vertical variation of organic carbon stored in the soil in the mangrove forests of Taman Hutan Raya Ngurah Rai. The estimation of biomass using the method without harvesting by measuring diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Carbon deposits are estimated from 46% of biomass. The method used in this research is loss on ignition (LOI). The average distribution of soil organic carbon storage at a layer of 0 cm - 15 cm, 15 cm - 30 cm, 30 cm -50 cm, 50 cm -100 cm and  > 100 cm respectively is 84.18 ton C / ha, 90 , 43 ton C / ha, 93.39 ton C / ha, 115.70 ton C / ha and 80.75 ton C / ha.
Laju Ekploitasi Lobster Batu Panulirus penicillatus, Olivier, 1791 (Malacostraca : Palinuridae) di Perairan Laut Yogyakarta Irwani Irwani; Widy Febriansyah; Agus Sabdono; Diah Permata Wijayanti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.472 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.6255

Abstract

Indonesia is an area that has various types of beaches with different topography and is a region producing one of the lobsters that have a very high economic value. Yogyakarta had three coastal districts that have lobster produce that is Kulonprogo Regency, Bantul Regency and Gunung Kidul Regency. This research aims to know exploitation rate, the growth model of Von Bertalanffy, mortality, length-weight relationship and distribution of carapace length and to know mortality in spiny lobster (Panulirus Pacillatus) in Yogyakarta Special Region. Data were collected at three beaches namely Depok, Congot and Baron coastal waters. Data was analyse used FISAT II software. The distribution of carapace lengths of stone lobster caught during the research ranged from 40,2-102 mm and the results indicated that the dominant lobster was caught with the highest number of catches below the midterm size of 76,3 mm. Total mortality (Z) 4,251, natural mortality (M) 0,708, taking mortality (F) 3,543, and exploitation rate (E) 0,833 so that the mortality due to taking value of spiny lobster is much higher than natural mortality. Indonesia adalah daerah yang mempunyai berbagai jenis pantai dengan topografi yang berbeda–beda serta merupakan  daerah penghasil salah satu lobster yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Yogyakarta memiliki tiga Kabupaten wilayah pantai yang memiliki hasil lobster yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatannya, mortalitas, model pertumbuhan von bertalanffy lobster batu (Panulirus penicillatus) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data diperoleh di tiga pesisir yauitu, Pesisr Depok, Congot dan Baron. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan FISAT II. Distribusi ukuran panjang karapas lobster batu yang tertangkap selama penelitian berkisar antara 40,2–102, mm dan hasil  menunjukkan bahwa lobster dominan tertangkap yang jumlah hasil tangkapnya paling banyak dibawah ukuran nilai tengah 76,3 mm. Panjang total lobster memiliki ukuran terpendek 22,1 cm dan terpanjang 83,4 cm. Hasil yang didapatkan laju mortalitas total (Z) 4,251, nilai mortalitas alami (M) 0,708 , mortalitas penangkapan (F) 3,543 dan laju eksploitasinya (E) 0,833 sehingga diketahui nilai mortalitas penangkapan dari lobster batu jauh lebih tinggi dibandingkan mortalitas akibat alami.
Ascidians Outbreak: A Threat For Coral Reefs in Panjang Island, Jepara Dwi Haryanti; Diah Permata Wijayanti; Bambang Yulianto; Mada Triandala Sibero; Lutfillah Arief Ghinaa Shabrina
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 3 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i3.13140

Abstract

Eutrophication and sedimentation have become a major threat to coral reefs in nearby areas with anthropogenic activities. These threats are often accompanied by shifting ecosystems from coral-rich to fast-growing algae-dominated water, and high prevalence of coral disease. In Panjang Island, Jepara, we observed the outbreak of photosynthetic ascidians along with a high sedimentation at the eastern part of the island. The ascidians were seen overgrowing most substrates including corals, macroalgae, dead-coral-algae, and rubbles in April to May 2019. In July and August 2019, observation and data collection using quadrant transect were conducted to monitor the outbreak. The result showed that ascidians were still present in the area, despite becoming pale and smaller. This report shows that the outbreak of these photosynthetic ascidians was not persistent, however, the effect on coral reef health should not be overlooked.
Improving The Antioxidant Activity of Sodium Alginate from Sargassum sp. by Thermal Heating and Chemical Methods Mila Safitri Rizfa; Ervia Yudiati; Diah Permata Wijayanti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 3 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i3.8946

Abstract

The relationship between molecular structure and bioactivity was evaluated for sodium alginates obtained under different degradation treatment (raw alginates, heat-treated, and chemical-treated) from Sargassum sp. This study was conducted to identify the antioxidant activities of the degraded sodium alginate from Sargassum sp. compared to raw extract. Raw alginate as the control treatment was dried overnight at 60 °C, while heat-treated was heated raw alginate at 140oC in a laboratory oven (4.5 hours). Two chemical-treated were applied. Raw alginate added hydrogen peroxide and raw alginat with hydrogen peroxide plus ascorbic acid. This treatments were replicated three times. All the parameters were evaluated spectrophotometrically. The spectroscopy results from the degradation methods showed a new absorbance spectra pattern. The FT-IR spectrum revealed that treatment affects the structure of the alginates. Heat treated and chemical treated sodium alginates showed non significantly different on DPPH radical scavenging activity. Meanwhile, the combination of alginate and hydrogen peroxide treatment was at the lowest scavenging ability. Therefore, alginate oligosaccharides (AOS) produced by heating or adding chemical reagents could be considered as a stronger antioxidant than raw alginate, which may be applied in the industry and biomedical
Morfometri, Pemijahan, dan Indeks Kematangan Gonad Teripang Komersial di Perairan Pulau Nyamuk, Karimunjawa Mustagfirin Mustagfirin; Diah Permata Wijayanti; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 3 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i3.11696

Abstract

Sea cucumbers are marine organisms that live in coral reef ecosystem habitats and their associations. Sea cucumbers have been used by communities as food, cosmetics and traditional medicine in various countries. The benefits and high economic value of sea cucumbers make fisheries activities occured massively and continuously. Sea cucumbers were large commodity from Indonesian waters. However, until now it has not received proportional attention. The lack of information on morphometry, spawning in various regions has made the commodity of sea cucumbers decreased. This research was conducted to determine the character of commercial sea cucumber commodities in Pulau Nyamuk, to the occurrence of spawning based on the moon phase. This research was conducted in September - November 2020. This research method uses an analysis approach of gonadal maturity index in determining the spawning of sea cucumbers. The results showed that commercial sea cucumbers in Pulau Nyamuk were Pisang (Holothuria sp.) and Gamat (Stichopus sp.) Sea cucumber. This sea cucumber weighs 300-690 grams wet. Sea Cucumbers, Pisang and Gamat tend to have high IKG values in the new moon phase with IKG index values >10%.  Teripang merupakan organisme laut yang hidup pada habitat ekosistem terumbu karang dan asosiasinya. Teripang telah dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar pantai sebagai bahan makanan, kosmetik serta obat tradisional di berbagai negara. Manfaat serta nilai ekonomi teripang yang tinggi membuat aktivitas pemburuan terjadi secara masif dan terus menerus. Teripang juga merupakan komoditas besar yang berasal dari Perairan Indonesia. Namun hingga saat ini belum memperoleh perhatian yang proporsional. Minimnya informasi mengenai morfometri, pemijahan di berbagai daerah membuat komoditas teripang turun secara drastis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter komoditas teripang komersial di Pulau Nyamuk, hingga terjadinya pemijahan berdasarkan fase bulan. Penelitian ini bulan September - November 2020 di Perairan Pulau Nyamuk Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan analisis indeks kematangan gonad dalam menentukan pemijahan teripang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teripang komersial di Pulau Nyamuk adalah jenis teripang Pisang (Holothuria sp.) dan Gamat (Stichopus sp.). Teripang ini mempunyai berat 300-690 gram basah. Teripang Pisang dan Gamat cenderung mempunyai nilai IKG yang tinggi pada bulan baru dengan nilai indeks IKG >10%.